Langsung ke konten utama

Perbandingan Intel Iris Xe Graphics dengan Iris Xe Max

Laptop VGA onboard? Kesannya low end dan low performance ya? Tapi jangan salah. Konsep itu kini sudah tidak tepat. Ya, laptop dengan VGA onboard pun kini punya performa yang bukan kaleng-kaleng.

Sebagai informasi, sejak Intel menghadirkan prosesor Core generasi ke-11 mereka, performa VGA onboard yang dimilikinya semakin meningkat pesat. Khususnya untuk seri Core i5 dan Core i7 yang diperkuat oleh Intel Xe Graphics.


Di sisi lain, jangan anggap sepele juga. Menurut data Lembaga riset terkemuka GfK, per kuartal pertama 2021 lalu, pangsa pasar VGA di Indonesia dikuasai Intel onboard secara signifikan yakni 54 persen lebih. Barulah setelah itu dikuasai oleh AMD onboard serta juga AMD Radeon discrete dengan 25 persen.

Nvidia sendiri hanya punya pasar sebesar 16 persen sekian. Jadi, terlihat kan betapa signifikan peranan VGA onboard dalam kehidupan komputasi masa kini?


Intel Iris Xe Max Graphics
Nah, kali ini kita akan bahas performa VGA “onboard” lebih baru lagi dari Intel yakni Intel Iris Xe Max. VGA yang ini sebenarnya bukan onboard dari Intel, meskipun bentuknya belum berupa VGA card dan masih berupa chip yang ditanam di motherboard. Seperti apa?

Sebelum kita membahas performanya, ada baiknya kita melihat lebih lanjut apa itu Intel Iris Xe Max dan bedanya dengan Intel Iris Xe Graphics.

Intel Iris Xe Max merupakan discrete GPU pertama Intel pada PC modern. Ia tidak tergabung dengan chip CPU-nya dan berdiri sendiri, memiliki 768 GPU core dan menggunakan memori jenis LPDDR4X yang lebih hemat energi, bukan GDDR yang lebih powerful tapi menggunakan lebih banyak daya.

Untuk besaran VRAM-nya kapasitasnya fixed, sebesar 4GB dan tentunya tidak shared atau mengambil sebagian kapasitas memori utama komputer. Adapun untuk bandwidth memorinya juga hanya sebesar 128-bit, tidak 256-bit seperti GPU discrete kelas performance lainnya.

Meskipun lebih dari sekadar VGA onboard biasa, Intel sendiri memasarkan Xe Max sebagai GPU yang ditujukan untuk Artificial Intelligence dan machine learning accelator. Bukan untuk gaming.

GPU ini punya teknologi yang disebut sebagai Deep Link yang memungkinkan integrated GPU dan dedicated GPU bekerjasama untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu. Sayangnya, sejauh ini belum banyak software yang mampu memaksimalkan fungsi baru yang ditawarkan Intel tersebut.

Meski bukan VGA gaming, tetapi tentunya sangat menarik untuk diketahui sampai sejauh mana performanya kalau ia digunakan untuk menjalankan aplikasi benchmark 3D dan juga gaming. Selain itu, akan sangat menarik juga untuk diketahui selisih performanya dengan Intel Iris Xe (non) Max graphics yang ada di prosesor Intel Core generasi ke-11.

Perbandingan Performa
Untuk mengukur sampai sejauh mana VGA dedicated Intel Iris Xe Max dan perbandingannya dengan Intel Iris Xe, kami melakukan pengujian pada laptop Asus VivoBook Flip 14 TP470. Dengan prosesor Intel Core i5-1135G7, laptop tersebut punya VGA integrated Iris Xe graphics dan juga Iris Xe Max.

Dengan fitur ASUS Intelligent Performance Technology (AIPT), ia bisa diset untuk bekerja dengan Intel Iris Xe graphics (kalau menggunakan Whisper Mode) ataupun Intel Iris Xe Max (jika memakai Performance Mode) sesuai kebutuhan penggunanya.


Baca juga:


Berikut ini perbandingan kedua grafis tersebut saat mereka dalam kondisi Idle:
 



Dari spesifikasi, Intel Iris Xe Max merupakan chip GPU 10 nanometer yang memiliki 5 miliar transistor. Ia memilki 768 unified shader, mendukung DirextX 12 serta dengan memori video 8GB. Kecepatan core GPU-nya ada di 1650MHz dan memorinya di 2133MHz. Dalam kondisi idle, ia beraeda di suhu 40-43 derajat.

Sebagai gambaran, Intel Iris Xe Graphics (tanpa embel-embel Max), merupakan grafis terintegrasi dengan hanya 96 unified shader, bekerja di kecepatan 400MHz dan boost di 1300MHz. Berhubung shared, memory videonya berjalan di kecepatan yang sama dengan memori utama laptop. Dalam kondisi idle, panas VGA tersebut ada di kisaran 40 derajat Celsius.

Berikut perbandingan performanya menggunakan aplikasi benchmark dan 3D games:





Pada pengujian 3DMark Time Spy, selisih performanya sangat signifikan, mencapai 90 persen lebih. Adapun pada 3DMark Fire Strike, selisih performanya pun sangat banyak, yakni di atas 80 persen. Ini menandakan bahwa VGA Intel Xe Max menawarkan peningkatan yang lebih dari sekadar VGA onboard biasa.

Berikutnya, kita coba bandingkan performanya saat menjalankan aplikasi game 3D populer. Seperti apa?


 

 
Final Fantasy XV merupakan game yang cukup membebani GPU. Terbukti, saat kami menjalankan aplikasi dengan Intel Xe Max setting Lite Quality di resolusi FullHD, skornya hanya mencapai 3540 poin dan dinilai standar-standar saja. Tapi ini lebih lumayan dibandingkan jika hanya menggunakan Intel Xe Graphics yang dengan setting sama hanya meraih skor 2106 atau Low.

Bagaimana kalau kita coba dengan Shadow of the Tomb Raider? 


Pada game ini, di resolusi FullHD dan setting graphics diset ke Lowest, Intel Xe Max berhasil mencatatkan rata-rata 27 frame per detik. Adapun Xe Graphics hanya mendapatkan 24 frame per detik saja.

Lanjut, kita coba menjalankan aplikasi game arcade yang sangat populer yakni Street Fighter V.



Game ini meskipun menyenangkan, tidak terlalu berat. Terbukti, dengan setting resolusi FullHD dan Picture Quality: High, Intel Xe Max bisa memainkannya dengan tingkat frame-rate 59,10fps. Lumayan smooth. Adapun Intel Iris Graphics, hanya dapat menjalankannya di rata-rata 37,9 fps. Terasa lag.

Berikutnya, kita akan menjalankan benchmark pada game Star Control Origins yang sedikit lebih berat. Sanggupkah?





Pada game bertemakan luar angkasa ini, Intel Iris Xe Max dapat menjalankannya hingga 39,5 frame per detik, pada setting default di resolusi FullHD. Memang belum sampai level smooth yang minimal 60fps. Jika menjalankannya dengan Intel Iris Xe, performanya hanya mencapai 21,2 fps saja.

Terakhir, bagaimana kalau kita menjalankan game zombie Resident Evil 6?



Dengan resolusi Full HD, game bisa dimainkan dengan cukup baik dan mendapatkan rank A. Adapun jika menggunakan Xe Graphics saja, performanya standar-standar saja untuk bermain game yang sebenarnya sudah cukup jadul ini. Skornya hanya sekitar 3200 poin atau dinilai B.

Lalu, seperti apakah temperature GPU saat bekerja secara full load? Untuk melakukan pengukuran, kami menjalankan 3DMark Stress Test sebanyak 20 kali putaran. Hasilnya seperti ini:



Saat bekerja dengan kecepatan penuh, temperature Intel Xe hanya menyentuh kisaran 61 derajat dan CPU-nya pun juga berada di kisaran 61 derajat. Rata-rata, sang VGA hanya mengonsumsi daya 6,6 watt saja.

Sebagai perbandingan, Intel Xe Max berjalan pada temperature hingga 78 derajat Celsius saat full load dengan konsumsi daya mencapai 10,4 watt. Imbasnya, prosesor juga suhunya terdampak dan naik menjadi sekitar 76 derajat Celsius.


Kesimpulan
Sebagai sebuah graphic card terdedikasi, Intel Xe Max graphics ini menawarkan potensi yang menjanjikan. Memang performanya tidak sekencang GPU lain besutan AMD ataupun Nvidia misalnya. Tapi dengan konsumsi daya yang relatif rendah, hanya 10 watt saja, ia menawarkan performa yang lumayan untuk gaming.

Sebagai gambaran, berikut ini klaim Intel untuk selisih performa chip GPU Xe Max mereka dibandingkan dengan chip grafis dari Nvidia. Jika sama-sama dipadankan dengan prosesor dengan daya 15 watt, Intel Iris Xe Max bahkan menawarkan performa yang lebih baik dibandingkan dengan Nvidia GeForce GTX1050 Max-Q.


Meskipun Intel menegaskan kartu grafis ini bukanlah kartu grafis gaming, dan lebih ke arah Artificial Intelligence dan machine learning accelator, tapi sudah okelah. Semoga ke depan akan banyak software yang bisa memanfaatkan fitur AI dan machine learning milik Intel tersebut dan membawa lebih banyak manfaat untuk kita sehari-hari.

Postingan Populer

Review Asus Zenbook 14 OLED UX3405CA. Laptop Tipis Premium dengan Prosesor Kencang

Di tengah meningkatnya adopsi layar OLED pada laptop consumer portable performa tinggi, Asus kembali mengukuhkan posisinya lewat Zenbook 14 OLED UX3405CA. Laptop tipis ini merupakan sebuah laptop 14 inci yang tidak hanya memprioritaskan estetika dan portabilitas, tetapi juga menghadirkan inovasi yang relevan untuk kebutuhan produktivitas modern dan penggunaan hybrid. Asus Zenbook 14 OLED UX3405CA hadir sebagai penyempurnaan dari generasi sebelumnya, dengan membawa layar OLED yang semakin matang, performa chip Intel Core Ultra yang lebih cepat dan efisien, serta peningkatan kualitas desain yang membuatnya lebih ergonomis. Ia juga sudah menggunakan RAM 32GB serta storage SSD 1TB. Aman untuk menghindari lonjakan kenaikan harga di 2026 mendatang. Ya, laptop Asus yang satu ini dirancang untuk pengguna profesional, mahasiswa, kreator kasual, dan pekerja hybrid yang membutuhkan perangkat portabel dengan kualitas layar terbaik dan performa stabil sepanjang hari. Pada review kali ini, kita aka...

Microsoft Copilot Hadir di Smart TV LG. Era AI TV Dimulai?

Pembaruan terbaru webOS justru memicu kontroversi di kalangan pengguna smart TV LG. Alih-alih meningkatkan pengalaman menonton, update ini memaksa kehadiran Microsoft Copilot di layar utama, membuat banyak pemilik TV kebingungan karena aplikasi tersebut muncul tanpa persetujuan dan tidak bisa dihapus. Keluhan mulai ramai diperbincangkan setelah sejumlah pengguna melaporkan munculnya tile Copilot secara otomatis di home screen usai menginstal update webOS terbaru. Protes memuncak di Reddit, dengan salah satu unggahan di subreddit r/mildlyinfuriating meraih lebih dari 35.000 upvote dan ratusan komentar dari pengguna lain yang mengalami hal serupa di berbagai model smart TV LG. Masalah utamanya bukan semata fungsi Copilot, melainkan cara LG menghadirkannya. Berbeda dengan aplikasi streaming seperti Netflix atau YouTube, Copilot tidak menyediakan opsi uninstall. Tile tersebut terkunci sebagai aplikasi sistem, sehingga hanya bisa disembunyikan, bukan dihapus sepenuhnya. Hal ini memunculkan ...

Review Asus Vivobook S14 M3407KA. Laptop AI Investasi Jangka Panjang

Perkembangan industri laptop dalam dua tahun terakhir menunjukkan satu arah yang semakin jelas. Para produsen produsen terkemuka tidak lagi sekadar mengejar performa mentah, tetapi juga integrasi kecerdasan buatan, efisiensi daya, serta kualitas visual yang semakin mendekati kelas premium, meskipun laptop yang dirilis adalah laptop segmen mainstream. Tahun 2025 ini sendiri menjadi momentum penting ketika istilah AI PC mulai benar-benar memiliki makna praktis, bukan sekadar jargon pemasaran. Baik AMD, Intel, maupun Qualcomm, semuanya berlomba-lomba memperkenalkan prosesor dengan NPU terdedikasi yang sanggup menjalankan pemrosesan AI secara lokal. Di tengah kondisi tersebut, segmen laptop tipis 14 inci menjadi medan persaingan paling ketat. Ukuran ini dianggap ideal untuk mobilitas tanpa mengorbankan kenyamanan kerja, terutama bagi profesional muda, kreator konten, dan pengguna produktivitas harian. Konsumen kini mengharapkan laptop yang ringan, bertenaga, memiliki daya tahan baterai pan...

Hp Oppo Murah Ini Cuma 1 Jutaan

Oppo belum lama ini menggelar smartphone terbarunya ke pasaran Indonesia. Spesifikasinya mengagumkan, apalagi fitur kameranya. Ya, Oppo Reno 10x Zoom menawarkan kemampuan fotografi yang mumpuni, sekaligus performa perangkat yang hebat. Meski demikian, ada harga ada rupa. Smartphone tersebut dipasarkan dengan harga yang tidak murah, yakni Rp12,999 juta untuk versi dengan RAM 8GB dan storage 256GB. Mahal? Tentu saja tidak, jika melihat spesifikasi yang disediakan di dalamnya. Sayangnya, tidak semua pengguna mampu membeli smartphone Oppo dengan harga yang tergolong fantastis tersebut. Cukup banyak di antara kita yang ingin membeli hp Oppo murah yang harganya kalau bisa di bawah Rp1 juta. Kalau tidak ada pun, kalau bisa harganya masih Rp1 jutaan. Alias di bawah Rp2 juta. Nah, kalau sudah begitu, apa pilihan yang bisa kita dapatkan? Berikut ini pilihannya: Harga HP Oppo Murah di 2019: Untuk smartphone alias hp Oppo murah di harga 1 jutaan, dipastikan Anda sudah mendapatkan pe...

Penipuan di Instagram meningkat, Hati-hati 9 Cara Scam di Instagram Ini!

Pandemi Covid-19 membuat kita menjalani kehidupan yang baru. Kita dituntut untuk lebih menjauhi tempat-tempat keramaian, bahkan untuk sekedar bekerja atau belajar. Kebiasaan lain yang berubah adalah cara kita berbelanja.  Saat ini kita mulai lebih beralih ke belanja online untuk kebutuhan rumah tangga dan makanan. Tentu saja kita jadi lebih sering memantau dan memainkan ponsel kita termasuk sosial media. Kebiasaan baru ini ternyata memicu jumlah penipuan di platform media sosial, seperti Instagram meningkat lebih dari 50%. Angka ini menurut angka dari Action Fraud yang merupakan pusat pelaporan nasional kepolisian Inggris untuk penipuan dan kejahatan dunia maya.  Dengan lebih dari 1 miliar pengguna aktif bulanan, Instagram menawarkan audiens yang besar dan menawan. Sebuah laporan yang dikutip dari BBC merinci sebuah cerita tentang bagaimana seorang pria kehilangan £17.000 karena dirinya ditipu di platform Instagram.  Menurut Jonathan Reuben yang merupakan korban, dia d...