Langsung ke konten utama

Perbandingan Intel Core 10th Gen vs 11th Gen

Intel akhirnya memperkenalkan prosesor generasi terbarunya yakni Intel Core generasi ke-11 yang disebut dengan TigerLake. Meski tidak terlalu signifikan dibandingkan dengan prosesor mutakhir dari AMD yang sudah menggunakan metode fabrikasi 7 nanometer, namun prosesor 10 nanometer baru Intel tersebut menjanjikan lompatan performa yang lumayan.

Ya, prosesor yang dibuat dengan teknologi yang disebut dengan SuperFin 10 nanometer tersebut menghadirkan kecepatan clock yang lebih tinggi dan menghadirkan kenaikan performa hingga 20 persen.



Yang menarik, Intel juga akhirnya menghadirkan upgrade signifikan pada chip grafisnya. GPU terintegrasi Intel HD, yang biasanya jadi bulan-bulanan, memang mendapatkan upgrade di seri 10th Gen lalu dengan Iris graphics. Tetapi tampak performanya belum terlalu memuaskan. 


Semua berubah ketika TigerLake menyerang. Performa Iris Xe Graphics kini boleh diadu dengan grafis terdedikasi sekelas Nvidia GeForce MX350 sekalipun. Lumayan bukan?

Kali ini kita akan membandingkan performa antara prosesor mobile Intel Core generasi ke-10 Ice Lake dengan prosesor Intel Core generasi ke-11 Tiger Lake, baik dari sisi performa CPU dan juga performa grafisnya.

Prosesor Intel Core 10th Gen yang akan kita bandingkan adalah Core i7 versi 1065G7. Adapun versi 11th Gen-nya adalah Core i7 versi 1165G7. Kebetulan, kedua prosesor dipasang pada laptop dari brand yang sama, sehingga tweaking atau tuning yang dilakukan oleh produsennya kurang lebih sama.

Sebelum membahas performanya, berikut ini perbandingan spesifikasi kedua prosesor dari aspek CPU.

Apa Itu SuperFin Technology?
Dari sisi spesifikasi prosesor teknologi keduanya berselisih satu tahun saat diluncurkan ke pasaran. Versi generasi ke-11 pun memang masih diproduksi dengan proses manufaktur 10 nanometer, namun kini dibuat dengan SuperFin technology.



Apa itu SuperFin technology? SuperFin sendiri merupakan kependekan dari SuperMIM + Redefined FinFET. Lebih jelasnya, prosesor yang dibuat dengan proses manufaktur 10 nanometer SuperFin dibuat dengan proses manufaktur 10 nanometer dengan menggunakan desain FinFET baru yang mampu meningkatkan performa Fin dan juga menggunakan desain kapasitor SuperMIM (Metal-Insulator-Metal) baru.

Dengan teknologi manufaktur yang baru ini, terjadi peningkatan luar biasa pada struktur kristal, yang pada akhirnya berhasil meningkatkan tekanan untuk menurunkan tahanan sehingga memungkinkan lebih banyak arus dialirkan melalui jalur yang tersedia.

Arsitektur yang ditingkatkan dan juga proses manufakturing yang lebih baik mendorong mobilitas yang lebih tinggi dan memungkinkan data digerakkan lebih cepat dan juga meningkatkan performa transistor.

Transistor dengan teknologi SuperFin menawarkan clock speed yang bisa lebih tinggi di voltage yang sama dengan versi sebelumnya. Ia juga bisa beroperasi di kecepatan frekuensi yang sama dengan versi teknologi sebelumnya, namun menggunakan voltase yang lebih rendah.

Transistor berbasis SuperFin juga menawarkan dynamic range yang lebih luas, mulai dari Vmin sampai Vmax (voltase minimum / voltase maksimum). Bahkan Vmax-nya bisa jauh lebih tinggi lagi dibandingkan dengan transistor yang dibuat dengan proses manufakturing 10 nanometer biasa.

Intel mengklaim, Tiger Lake menawarkan frekuensi maksimum yang lebih tinggi, khususnya pada platform di mana masalah thermal dapat ditasi dengan mudah. Misal pada PC desktop built up ataupun custom. Tak hanya itu, di lingkungan di mana TDP menjadi masalah, seperti di laptop atau di mini PC, ia tetap bisa bekerja lebih cepat dan lebih efisien.

Kembali ke prosesornya, kedua generasi prosesor tersebut masih menggunakan jumlah core yang sama (empat buah core) yang masing-masing bisa bekerja secara dual thread sehingga total ada 8 buah thread yang bisa dijalankan sekaligus.

Dari sisi kecepatan kinerja, dengan proses manufaktur yang lebih baru, performa dasar dari prosesor generasi ke-11 bisa ditingkatkan menjadi 1,4GHz dan performa turbonya bisa mencapai 4,7GHz. Selain itu, proses manufaktur yang lebih baik juga membuat cache pada prosesor bisa dibuat lebih besar yakni menjadi 12MB.

Lalu, bagaimana dengan spesifikasi grafis terbaru pada prosesor tersebut?

Intel Iris Xe Graphics pada Core generasi ke-11 menawarkan fitur dan performa yang lebih baik. Kecepatan frekuensinya bisa ditingkatkan dari 1,1GHz menjadi 1,3GHz sementara resolusi yang didukung bisa mencapai 8K 60Hz. Dari sisi layar, kalau Intel Iris Plus Graphics hanya mendukung output hingga ke 3 layar, Intel Iris Xe Graphics onboard bisa mendukung tampilan hingga 4 layar.

Performa CPU
Untuk mengukur peningkatan performa CPU, kita akan melakukan percobaan dengan beberapa aplikasi benchmark atau pengukuran yang umum digunakan. Pada aspek CPU, kita akan menggunakan CineBench R20, GeekBench, RealBench, PCMark dan CPU-z.

Berikut ini hasilnya untuk masing-masing benchmark. Gambar pertama merupakan screenshot performa milik Intel Core 10th Gen, sedangkan di bawahnya adalah screenshot Intel Core 11th Gen.


Pada aplikasi Cinebench R20, kita melihat adanya peningkatan performa sekitar 15,1 persen pada performa keseluruhan prosesor, dan sekitar 11,9 persen pada kinerja single core.


Pada aplikasi Geekbench, yang juga mengukur performa prosesor saat bekerja secara single core dan multi core, terdapat peningkatan performa yang cukup lumayan. Single core meningkat sekitar 18,5 persen dan multi-core meningkat lebih dari 10 persen.


Menggunakan aplikasi Realbench, yang mengukur performa prosesor saat melakukan tugas image editing, video encoding H.264, pengolahan grafis OpenCL serta melakukan multi tasking berat, kinerjanya juga tampak ada peningkatan.

Peningkatannya sebesar 4,6 detik atau sekitar 16,4 persen untuk image editing. Jika digunakan untuk melakukan video encoding, terjadi peningkatan kecepatan sekitar 23 detik atau sekitar 25,4 persen. Ini tentunya cukup signifikan. Secara total, Realbench melaporkan terjadi pengingkatan sekitar 17,1 persen dari prosesor Intel Core 10th Gen ke 11th Gen.


PCMark sendiri melakukan pengukuran performa bagaimana kalau komputer yang menggunakan prosesor bersangkutan, dipakai untuk menjalankan aplikasi esensial, produktivitas dan pembuatan konten digital.

Hasilnya bisa Anda lihat, di aspek esensial, seperti kecepatan loading aplikasi, video conferencing ataupun browsing web, performanya naik sekitar 10,2 persen. Untuk pembuatan konten digital, seperti menjalankan software editing foto, rendering dan video editing, terjadi peningkatan sekitar 15,9 persen. Terjadi penurunan kinerja pada aplikasi-aplikasi produktivitas. Namun berhubung prosesor ini baru dirilis, ada kemungkinan update BIOS ataupun driver berikutnya yang dirilis akan meningkatkan performanya.


Sedikit iseng, kami melakukan pengukuran performa dengan CPU-Z Bench. Performa Intel Core i7-1165G7 meningkat cukup lumayan dibanding i7-1065G7. Anda bisa melihat gambaran perbandingan performanya dengan prosesor performa tinggi seri lainnya, baik dari Intel ataupun AMD.



Performa GPU
Berikutnya, mari kita bandingkan performa onboard graphics pada kedua chip prosesor tersebut.

Pengukuran kami lakukan dengan aplikasi benchmark 3DMark Time Spy. Untuk game, kami menjalankan Final Fantasy XV setting full screen dengan Lite Quality di Full HD. Pada game Street Fighter V, kami menjalankan di setting Medium resolusi Full HD serta Resident Evil 6 juga di resolusi Full HD setting medium. Terakhir, Shadow of the Tomb Raider kami mainkan di resolusi HD setting Lowest, karena game ini relatif berat. Bagaimana hasilnya?


Pada performa grafis, sebenarnya Intel Iris Graphics pada Intel Core i7-1065G7 menawarkan performa yang cukup baik, bahkan setara atau melebihi Nvidia GeForce MX350.

Pada review Asus VivoBook S13 S333 yang pernah kami lakukan beberapa waktu lalu, yang menggunakan prosesor yang sama yakni Intel Core i7-1065G7, namun dengan Nvidia GeForce MX350, performa grafisnya sekitar 13 persen lebih rendah dibandingkan dengan Core i7-1065G7 yang kami benchmark kali ini, yang hanya ditemani oleh Intel Iris.

Dan ternyata, pada Intel Core i7-1165G7, performa Intel Iris Xe Graphics lebih mumpuni lagi.


Benchmark pada game Final Fantasy XV yang cukup berat menunjukkan peningkatan yang cukup lumayan, padahal setting grafisnya sudah ditingkatkan menjadi Standard Quality di resolusi full screen Full HD 1920x1080.

Bagaimana kalau di setting yang sama? Peningkatannya pasti lebih kentara. Contohnya pada benchmark game berikutnya yang kami coba.


Pada game Street Fighter V, setting yang sama yakni Full HD dengan quality Medium, peningkatan performa grafis kedua prosesor beda teknologi ini mencapai 45 persen lebih. Bahkan di setting ini, VGA onboard Intel kali ini sudah mulai nyaris sampai di standar playable 60fps.


Game berikutnya yang kami coba adalah Resident Evil 6 dengan setting Full HD Medium. Peningkatan performa Iris Graphics ke Iris Xe Graphics pada Core 11th Gen mencapai 38 persen lebih dan game pun bisa dimainkan dengan baik di level standar.

Bagaimana performanya pada game berat seperti Shadow of the Tomb Raider?


Ternyata, meskipun menawarkan lompatan perfoma yang lumayan, Intel Iris Xe Graphics belum cukup memadai untuk memainkan game ini. Bahkan di resolusi HD standar dengan setting Lowest. Mencapai 30fps pun belum bisa.

Penasaran, bagaimana kalau onboard graphics tersebut kita gunakan untuk bermain game sejuta umat yakni Pro Evolution Soccer?

Kami coba menjalankan game PES 2019, dan hasilnya seperti di bawah ini:

Game tersebut dapat dimainkan dengan tingkat kenyamanan yang cukup lumayan. Tetapi bermain game PES 2019 pada VGA onboard Intel kali ini, masih belum lancar karena masih sering terjadi frame drop, bahkan hingga ke 17fps saja.

Lalu, bagaimana dari sisi temperatur? Saat bermain game PES 2019 yang memaksa GPU bekerja antara 69 sampai 81 persen, suhu prosesor bergerak di kisaran 62 sampai 96 derajat Celsius.

Sebagai perbandingan, saat prosesor digunakan untuk melakukan rendering 3D dengan aplikasi Cinebench R20 yang memaksa semua core prosesor berjalan di kecepatan sekitar 4GHz, suhu prosesor tercatat juga berada di kisaran angka yang sama.

Baca juga:


Kesimpulan

Kalau boleh merangkum semua hasil pengujian yang kami dapatkan untuk prosesor Intel Core 11th Gen dengan Intel Iris Xe Graphics yang kami coba ke dalam satu kalimat, kalimat yang kami ucapkan adalah sebagai berikut: “Akhirnya, prosesor Intel punya VGA onboard yang lumayan buat main game.”



Lho, kok cuma VGA saja?

Tenang, untuk CPU-nya pun kami rasa Intel Core generasi ke-11 pun menjanjikan. Tak sabar rasanya menantikan kehadiran prosesor-prosesor ini di pasaran. Apalagi kalau versi H-nya sudah tersedia dan dipadankan dengan GPU gaming grade. Pasti menarik.

Yang pasti, tampaknya produsen laptop harus segera menjual habis barang-barangnya di pasaran dalam waktu secepatnya. Kalau Intel Core 11th Gen versi kencang sudah mendarat, tampaknya Intel Core 10th Gen akan kehilangan peminat.

 

Postingan Populer

Review Asus Vivobook 14 A1407QA. Laptop Copilot+ PC Paling Murah!

Perkembangan kecerdasan buatan dalam komputasi semakin pesat. Dan tren yang berkembang saat ini dalam industri laptop adalah hadirnya Copilot+ PC besutan Microsoft, yang terus membenahi Windows 11 dengan fitur-fitur AI terbarunya. Sebagai gambaran, teknologi ini memungkinkan laptop untuk menjalankan berbagai tugas berbasis AI secara lokal, tanpa harus selalu bergantung pada cloud alias terhubung ke Internet. Nah, salah satu syarat utama agar laptop mampu mengadopsi tren ini dengan baik adalah kehadiran Neural Processing Unit (NPU) yang kuat, dengan kemampuan setidaknya 45 TOPS untuk menangani berbagai skenario pemrosesan AI. Seperti diketahui, laptop masa depan diharapkan tidak hanya mengandalkan CPU dan GPU untuk menangani komputasi berat, tetapi juga memanfaatkan NPU untuk meningkatkan efisiensi daya dan performa dalam tugas berbasis kecerdasan buatan. Di pasaran, Asus baru-baru ini menghadirkan seri Vivobook 14 A1407QA yang hadir dengan prosesor Qualcomm Snapdragon X. Prosesor terse...

Laptop OLED Paling Ringan di Dunia, Kini Hadir di Indonesia!

Asus resmi meluncurkan Zenbook A14 OLED (UX3407RA) — laptop Copilot+ PC OLED paling ringan di dunia dengan bobot di bawah 1 kg! Desainnya super tipis, ringan, dan ultra-strong berkat material eksklusif Ceraluminum™, yang 30% lebih ringan dan 3x lebih kuat dari aluminum biasa. Laptop ini tampil elegan dengan warna Zabriskie Beige dan ketangguhan bersertifikasi militer. Ditenagai Snapdragon® X Elite dengan NPU 45 TOPs, Zenbook A14 OLED siap mendukung berbagai fitur AI seperti Windows Studio Effect, Live Caption with Translation, dan banyak lagi. RAM 32GB dan SSD 512GB memastikan semua proses berjalan super cepat dan mulus. Baterai tahan seharian? Yes, please! Dengan kapasitas 70Wh, laptop ini siap menemani meeting, traveling, dan deadline tanpa perlu colokan. Performa tetap stabil di 30W, bahkan tanpa adaptor! Dilengkapi sistem pendingin ganda dan mode 0dB Whisper, kamu bisa kerja dengan tenang dan bebas suara bising. Fitur konektivitas seperti Windows Phone Link dan Snapdragon Seamless™...

Bocoran Qualcomm Snapdragon X Terbaru Mulai Beredar

Qualcomm dikabarkan tengah menyiapkan prosesor Snapdragon X generasi kedua untuk laptop dengan sistem operasi Windows. Dan bocoran performa awalnya mulai beredar di Internet. Ya, seorang blogger asal Tiongkok bernama Focused Digital mengungkapkan bahwa chip terbaru ini diperkirakan akan berjalan mulai 4,40 GHz, dengan peningkatan performa keseluruhan sekitar 18 hingga 22 persen. Yang menarik, klaim tersebut juga didukung sumber dari Korea Selatan yang memiliki koneksi ke analis keuangan lokal, meski belum ada bukti resmi. Sebagai perbandingan, Snapdragon X Elite generasi pertama (SC8380XP) yang diluncurkan pertengahan 2024, berjalan dengan base clock 3,0 hingga 3,80 GHz dan boost clock antara 4,0 hingga 4,30 GHz. Chip generasi terbaru yang diduga akan menggunakan kode SC8480XP tampaknya akan mengalami kenaikan clock speed, meskipun belum jelas apakah ada perubahan signifikan di sisi arsitektur. Chip generasi pertama ini dibangun dengan fabrikasi TSMC 4nm N4P, sementara belum ada inform...

Saingi Nvidia, Google Rilis Chip AI Super Kencang

Google resmi memperkenalkan Ironwood, chip AI generasi ketujuh yang dirancang khusus untuk menangani beban kerja inference — sekaligus menjadi ancaman serius bagi dominasi Nvidia di sektor AI. Chip ini diumumkan dalam konferensi cloud minggu ini, dan langsung mendapat sorotan berkat performa serta skalabilitasnya. Amin Vahdat, VP Google, menegaskan pentingnya chip ini. “Chip ini dibuat untuk menjalankan aplikasi AI, bukan hanya untuk melatihnya. Kebutuhan inference kini meningkat jauh lebih cepat,” ujarnya. Berbeda dengan chip Nvidia yang dipasarkan luas, Tensor Processing Unit (TPU) Google selama ini hanya digunakan secara internal dan untuk layanan cloud. Jika sebelumnya chip AI Google memisahkan tugas antara training dan inference, Ironwood kini menyatukan keduanya, dilengkapi kapasitas memori lebih besar untuk menopang model AI skala jumbo seperti Gemini. Ironwood menawarkan performa dua kali lipat per watt dibanding pendahulunya, Trillium, yang diluncurkan Mei 2024. Setiap chip Ir...

6 Laptop Gaming Tipis Terbaik Tahun Ini! Apa Saja?

Memilih laptop gaming tipis yang tepat bisa menjadi tantangan, terutama dengan banyaknya pilihan yang tersedia di pasaran. Setiap merek menawarkan keunggulan dan spesifikasi yang berbeda, yang dapat mempengaruhi pengalaman gaming Anda. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan beberapa faktor utama seperti performa, kualitas layar, portabilitas, dan harga sebelum membuat keputusan. Pertama, performa adalah aspek yang sangat penting dalam memilih laptop gaming. Prosesor dan GPU yang kuat akan memastikan game berjalan lancar tanpa lag. Selain itu, kapasitas RAM dan penyimpanan yang besar akan membantu dalam multitasking dan menyimpan banyak game.  Laptop dengan spesifikasi tinggi seperti Asus ROG Zephyrus G14 atau Lenovo Legion 7i mungkin menjadi pilihan yang tepat jika Anda mencari performa maksimal. Kedua, kualitas layar dan portabilitas juga harus diperhatikan. Layar dengan resolusi tinggi dan refresh rate yang cepat akan memberikan pengalaman visual yang lebih baik. Selain ...