Langsung ke konten utama

Acer Nitro XV242Y_P: Desainnya Stylish, Fiturnya Mantap Abis!

Monitor merupakan bagian penting bagi pengguna PC. Tanpa monitor yang mumpuni, pengguna tidak bisa merasakan tampilan yang memuaskan mata. Kali ini kami akan mereview sebuah monitor dari Acer yang dinamakan Acer Nitro XV242Y_P.

Monitor ini menyasar pengguna dari kalangan gamer, atau mereka yang suka bermain game di PC. Karenanya monitor ini sudah dirancang sedemikian rupa agar bisa mengakomodir kebutuhan gamers dengan baik.


Penasaran apa saja kebolehan yang dimiliki oleh Acer Nitro XV242Y_P, langsung saja cari tahu lewat artikel di bawah ini.


Desain Super Stylish
Menggenggam titel sebagai laptop gaming, monitor ini dibentuk dengan desainnya yang stylish, terutama di bagian mukanya. Acer mengadopsi desain Full Ergo Zero Frame yang membuat monitor ini seperti tidak memiliki bezel sama sekali. Desain ini yang menurut kami membuat monitor terlihat stylish.


Terdapat sejumlah port di bagian belakang yang bisa Anda gunakan. Mulai dari DisplayPorts 1.2, HDMI 2.0 dan Audio Out. Monitor Acer Nitro XV24Y_P juga memiliki desain quick-release memungkinkan gamer memisahkan monitor dari dudukannya sehingga dapat dipasang di dinding (VESA).

Monitor ini memiliki kedudukan yang dirancang secara ergonomis dengan kemampuan tilt, swivel 360°, dan ketinggian yang dapat disesuaikan sehingga para gamer dapat mengatur posisi yang menurutnya paling ideal.

Sebagai pelengkap dari segi desainnya, Anda bisa menemukan stereo speaker 2X2W yang bisa langsung Anda gunakan ketika monitor terhubung ke PC atau laptop. Tidak perlu lagi menambahkan speaker eksternal.


Fitur Unggulan
Acer Nitro XV242Y_P dibekali dengan sebuah layar berpanel IPS dengan ukuran 23,8 inci dan beresolusi Full HD. Sebagaimana monitor gaming pada umumnya, di perangkat ini sudah disertakan refresh rate 165Hz dan response time 0,5ms.

Fitur-fitur ini memungkinkan tampilan gambar yang ditampilkan di layar memiliki transisi lebih smooth. Efek tearing dan ghosting juga dihilangkan sehingga tidak akan mengganggu ketika Anda bermain game.

Guna menampilkan gambar yang tidak hanya cerah tetapi juga lebih realistis, Acer menyematkan fitur HDR 400. Fitur ini juga berguna untuk menghasilkan gambar dengan detail yang tinggi. Dimaksimalkan lagi dengan rasio kontras 100.000.000:1 sehingga detail makin nampak jelas.


Baca juga:


Menghilangkan efek gambar patah-patah yang pastinya terlihat menjengkelkan, monitor ini dibenamkan fitur G-Sync dan AMD FreeSync. Kedua fitur ini berfungsi untuk menghasilkan frame rate tetap cepat sehingga transisi selalu terlihat halus, tetapi juga tidak mengurangi detail-detail dari gambar.

Selama kami menggunakan monitor ini, mata seolah benar-benar dimanjakan. Fitur-fitur yang dimiliki monitor ini dapat menghasilkan gambar yang berkualitas, terutama saat bermain game yang membutuhkan respon cepat.


Kesimpulan
Monitor ini sangat layak menurut kami untuk dijadikan pilihan bagi Anda yang gemar bermain game di PC. Fitur yang dimilikinya jelas sangat bisa menghadirkan gameplay yang nikmat di mata. 

Apabila Anda tertarik memilikinya, cukup siapkan dana sekitar Rp 3 jutaan saja yang dapat dipesan langsung pada link resmi Acer Indonesia.

Acer juga telah memberikan kesempatan berupa garansi yang lumayan panjang, yakni aman dan bebas khawatir dengan hadirnya Garansi 3 tahun termasuk Panel + 1 Tahun Accidental Damage Protection.

Postingan Populer

Review Asus TUF Gaming FA15 FA507UV. Laptop Gaming Kencang Harga 23 Jutaan

Anda mencari laptop gaming yang punya price performance bagus? Kalau jawabannya iya, berarti Anda tidak cocok untuk membeli laptop gaming kelas entry atau laptop gaming kelas ultimate flagship. Yang Anda butuhkan adalah laptop gaming seperti Asus TUF Gaming FA15 FA507UV . Mengapa? Ya, Asus memiliki lini produk yang sangat luas, termasuk di produk laptop gaming mereka. Untuk memenuhi kebutuhan pengguna seperti di atas, lini TUF Gaming series mereka sediakan. Beda halnya seperti lini Asus ROG yang merupakan model ultimate flagship mereka, ataupun Asus Gaming, lini produk gaming mereka yang ditujukan untuk entry hingga casual gamers. Salah satu produk Asus TUF Gaming yang tersedia di pasaran dan sangat menarik dari aspek price performance adalah seri TUF Gaming FA15 FA507UV. Laptop ini sebagai solusi bagi gamer, sekaligus content creator yang membutuhkan performa tinggi tanpa harus merogoh kocek sedalam lini ROG.  Dengan prosesor AMD Ryzen 9 8945H, GPU Nvidia GeForce RTX 4060, serta f...

Xbox Ally, Cara Microsoft Atasi Nintendo Switch 2 dan Steam Deck

Microsoft resmi terjun ke ranah handheld gaming dengan meluncurkan Xbox Ally, perangkat portabel pertama mereka yang siap menantang dominasi Nintendo Switch 2 dan Valve Steam Deck. Bersama Asus ROG, Microsoft menghadirkan dua varian: ROG Xbox Ally dan Ally X yang lebih bertenaga, keduanya dijadwalkan rilis menjelang musim liburan akhir 2025. Langkah Microsoft ini datang saat momentum Switch 2 sedang tinggi, dengan penjualan mencapai 3 juta unit. Namun, kehadiran Xbox Ally berpotensi memotong laju tersebut. Secara desain, perangkat ini disebut sedikit lebih berat dibanding Steam Deck, tetapi menawarkan ergonomi yang lebih baik dibanding Switch 2 maupun Steam Deck, menurut laporan Engadget. Berbeda dari Switch yang berbasis ekosistem tertutup, Xbox Ally sepenuhnya menjalankan Windows, membuka akses ke berbagai platform game PC seperti Battle.net, Epic Games Store, dan Steam. Tentunya, Xbox Game Pass dan fitur Xbox Play Anywhere terintegrasi penuh, memungkinkan sinkronisasi progres game l...

Microsoft dan Blizzard Siapkan Konten Baru di Gamescom 2025

Gamescom 2025 makin meriah dengan konfirmasi kehadiran dua raksasa industri game: Xbox dan Activision Blizzard. Kedua nama besar ini akan tampil dalam acara tahunan yang digelar di Cologne, Jerman, pada 20–24 Agustus 2025. Gamescom sendiri dikenal sebagai salah satu pameran game terbesar di dunia, dihadiri ratusan ribu pengunjung dari berbagai negara. Bagi yang belum terlalu akrab dengan dunia game, kehadiran Xbox dan Blizzard bukanlah hal sepele. Xbox adalah divisi gaming milik Microsoft yang dikenal dengan konsol populernya serta sederet game blockbuster. Sementara Blizzard adalah studio legendaris di balik game ikonik seperti World of Warcraft, Diablo, dan Overwatch. Khusus untuk tahun ini, Blizzard akan membawa kabar penting untuk para penggemar World of Warcraft (WoW), game online multipemain yang telah bertahan selama lebih dari dua dekade dan tetap memiliki basis pemain setia.  Di Gamescom, Blizzard akan memamerkan ekspansi terbaru berjudul Midnight, yang merupakan bagian da...

Apple Desak Pengguna Ganti ke MacBook Baru

Apple semakin agresif dalam menyingkirkan sisa-sisa Mac berbasis Intel. Dalam pembaruan macOS 26 yang diberi kode Tahoe, hanya empat model Intel Mac yang masih akan didukung. Sisanya, secara praktis, resmi masuk daftar usang. Daftar dukungan macOS 26 hanya mencakup sebagian kecil perangkat Intel keluaran 2019 dan 2020. MacBook Air berbasis Intel dan Mac mini sudah sepenuhnya dicoret. Para pengguna yang masih menggunakan MacBook Pro 15 inci, MacBook Pro 13 inci dengan dua port Thunderbolt, atau iMac 2019 (baik versi 4K maupun 5K) juga akan segera kehilangan dukungan penuh sistem operasi. Meski Apple belum secara resmi mengumumkan akhir era Intel, langkah ini memberi sinyal kuat: transisi menuju Apple Silicon hampir selesai. Praktis, Apple menginginkan lini Intel "menghilang secara perlahan" dari ekosistem mereka. Strategi pemangkasan dukungan Intel ini bukan hal baru. Dibandingkan masa transisi dari PowerPC dulu, Apple kini jauh lebih cepat dalam mencoret Intel Mac dari daftar...

ChatGPT Turunkan Kemampuan Berpikir Manusia?

Sebuah studi baru dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) mengungkap temuan mengkhawatirkan tentang dampak penggunaan ChatGPT terhadap kemampuan berpikir kritis manusia. Meskipun belum ditinjau oleh sejawat (peer-reviewed), studi ini menyoroti potensi konsekuensi jangka panjang dari penggunaan teknologi kecerdasan buatan dalam aktivitas belajar, terutama di kalangan generasi muda. Penelitian ini melibatkan 54 partisipan berusia antara 18 hingga 39 tahun, yang dibagi menjadi tiga kelompok. Masing-masing diminta menulis esai bergaya ujian SAT. Kelompok pertama boleh menggunakan ChatGPT, kelompok kedua mengandalkan Google Search, dan kelompok ketiga tidak menggunakan bantuan digital apa pun. Aktivitas otak mereka dipantau menggunakan alat EEG untuk melihat tingkat keterlibatan kognitif selama proses menulis. Hasilnya, kelompok yang menggunakan ChatGPT menunjukkan aktivitas otak paling rendah. Esai yang mereka hasilkan dinilai monoton, minim orisinalitas, dan menunjukkan penurunan...