Langsung ke konten utama

Ethereum Merge, Miners Pindah ke Mana? Mining Ethereum Classic

The Merge, upgrade besar-besaran terhadap jaringan Ethereum yang membuat transaksi di blockchain tersebut menjadi lebih ramah lingkungan, tidak membuat para miner kehilangan mata pencarian.

Seperti diketahui, merge yang mengubah Ethereum dari Proof of Work (mining) ke Proof of Stake (Staking) akhirnya diselesaikan pada Kamis, 15 September lalu setelah mengalami penundaan bertahun-tahun. Lalu, apakah perubahan tersebut membuat para miner hilang akal?


Ternyata belum. Banyaknya modal yang telah diinvestasikan dalam perangkat keras komputasi, membuat mereka tidak bisa begitu saja menjual mining rig mereka. Dan untungnya, masih ada Ethereum Classic. 



Ethereum Classic, hard fork dari jaringan Ethereum, mendapati tingkat hash rate-nya melonjak ke rekor tertinggi pada Kamis pagi lalu tak lama setelah The Merge selesai.


Seperti diketahui, hash rate adalah kekuatan komputasi yang digunakan untuk menyetujui transaksi di blockchain, sebuah mekanisme yang disebut proof-of-work. Mengikuti The Merge, Ethereum beralih ke metode konsensus yang disebut proof-of-stake.

Ya, berbeda dengan mining yang menggunakan komputer bertenaga untuk mendapatkan koin, staking dilakukan dengan menggunakan cryptocurrency yang sudah mereka punya untuk melakukan validasi transaksi dan akhirnya mendapatkan koin tambahan.

Ethereum Classic, yang diperdagangkan sebagai ETC, tumbuh dari perpecahan ideologis dalam komunitas Ethereum. Pada tahun 2016, Ethereum Foundation melakukan hard fork untuk membalikkan peretasan signifikan yang melibatkan dana investor hingga 150 juta dolar AS.

Versi hard fork dari Ethereum, yang menjadi Ethereum Classic, tetap dipertahankan sesuai dengan usulan komunitas Ethereum.

Selain menjaga keseimbangan, Ethereum Classic juga terus mempraktikkan metode Proof of Work (PoW), untuk menarik para penambang yang sudah sangat berlebihan di jaringan Ethereum (ETH). Tetapi blockchain klasik tersebut tidak sepopuler Ethereum. 


Baca juga:


Sebagai gambaran, ETC saat ini merupakan cryptocurrency terbesar ke-17, dengan kapitalisasi pasar hanya sekitar $5,3 miliar. Padahal ETH sendiri punya kapitalisasi pasar berkisar sekitar $195 miliar.

Meskipun demikian, penambang yang berpindah ke ETC mungkin akan merusak beberapa manfaat yang ditawarkan oleh The Merge, khususnya terkait upaya untuk membuat Ethereum menjadi lebih ramah lingkungan. Dan berlanjutnya mining Ethereum Classic membuat konsumsi energi tetap jalan terus.


Sebagai gambaran, menurut penelitian University of Cambridge, Inggris, Amerika Serikat merupakan sumber hash rate terbesar di dunia saat ini, dan China berada di urutan kedua. Sebelum diberantas oleh Pemerintah, China merupakan sumber dari 90% hashrage global pada September 2020 lalu.

Bagaimana guys? Apakah Anda juga melakukan mining? Atau lebih memilih staking?

Postingan Populer

Cara Cek Chipset Smartphone Android Secara Akurat

Smartphone merupakan perangkat yang memiliki banyak komponen penting, seperti prosessor, memori internal dan eksternal, graphic processing unig (GPU) dan lainnya. Salah satu bagian terpentingnya adalah prosessor. Komponen prosessor sendiri terdiri dari chipset yang memiliki beberapa buah core dengan clock speed yang mungkin berbeda-beda, dan juga GPU. Cara cek chipset smartphone Android dapat dilakukan dengan beberapa metode. Kegiatan mengecek chipset sendiri perlu dilakukan dalam rangka mengetahui spesifikasi perangkat keras yang terdapat di dalam smartphone. Apakah sesuai dengan standar atau resmi. Selain itu, dengan melakukan pengecekan, kita dapat mencegah penipuan yang mungkin terjadi. Berikut ini cara cek chipset smartphone Android yang mungkin bisa Anda lakukan pula pada smartphone Android Anda: Cara Cek Melalui Menu Pengaturan Ini merupakan cara pertama yang bisa kamu lakukan. Langkah-langkahnya adalah: Buka menu pengaturan di smartphone Android Anda Pilih S...

6 Laptop Gaming Tipis Terbaik Tahun Ini! Apa Saja?

Memilih laptop gaming tipis yang tepat bisa menjadi tantangan, terutama dengan banyaknya pilihan yang tersedia di pasaran. Setiap merek menawarkan keunggulan dan spesifikasi yang berbeda, yang dapat mempengaruhi pengalaman gaming Anda. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan beberapa faktor utama seperti performa, kualitas layar, portabilitas, dan harga sebelum membuat keputusan. Pertama, performa adalah aspek yang sangat penting dalam memilih laptop gaming. Prosesor dan GPU yang kuat akan memastikan game berjalan lancar tanpa lag. Selain itu, kapasitas RAM dan penyimpanan yang besar akan membantu dalam multitasking dan menyimpan banyak game.  Laptop dengan spesifikasi tinggi seperti Asus ROG Zephyrus G14 atau Lenovo Legion 7i mungkin menjadi pilihan yang tepat jika Anda mencari performa maksimal. Kedua, kualitas layar dan portabilitas juga harus diperhatikan. Layar dengan resolusi tinggi dan refresh rate yang cepat akan memberikan pengalaman visual yang lebih baik. Selain ...

Savefrom, Online Video Downloader Terbaik?

Savefrom, Online Video Downloader Terbaik - Bagi Anda yang suka nonton video dari media sosial, mungkin Anda kadang lebih memilih untuk menontonnya secara offline. Hal ini bukan tanpa alasan, karena memang menonton video secara online akan lebih menguras kuota. Apalagi jika budget Anda sedang menipis, atau kuota sudah mau habis, pastinya solusi terbaik adalah dengan men-download dulu videonya. Dengan men-download videonya, Anda bisa melihat ulang videonya kapan pun tanpa harus mengkhawatirkan kehabisan kuota. Nah, salah satu layanan online video downloader yang bisa Anda pilih adalah Savefrom. Kira-kira, apa saja keunggulan dan kekurangan layanan yang satu ini? Yuk, simak informasinya di bawah:   Review dan Cara Download dari Savefrom: Savefrom merupakan sebuah layanan online gratis yang bisa digunakan untuk mengunduh video maupun musik secara gratis. Savefrom disebut juga sebagai pengunduh video tertua sekaligus terpopuler yang bisa digunakan dengan mudah dan bebas. Beberap...

Cara Ganti dan Mengubah Warna Keyboard Laptop Acer Nitro 5

Acer Nitro 5 merupakan salah satu laptop gaming yang sangat populer di Indonesia. Buktinya, model laptop gaming yang satu ini terus diperbarui oleh pihak Acer agar terus dapat meraih perhatian para gamers. Ya, terbaru, laptop gaming Acer Nitro 5 bahkan sudah tersedia dalam versi dengan prosesor anyar baik dari Intel ataupun AMD yakni Core i 12th Gen dan juga Ryzen 6000 series. Sama seperti laptop gaming lain pada umumnya, Acer Nitro 5 ini juga punya fitur RGB lighting di bagian keyboard-nya. Yang menarik, keyboard tersebut mendukung 4-zone RGB lighting. Yang jadi pertanyaan bagi para pengguna awam seperti kita adalah, bagaimana cara ganti mengganti atau ubah mengubah warna keyboard laptop Acer Nitro 5 supaya tidak membosankan? Cara mengganti warna keyboard tersebut sebenarnya sangat mudah. Begini langkah-langkahnya: Cara Ubah Warna Keyboard Acer Nitro 5 Acer Nitrosense di laptop. Caranya bisa lewat shortcut aplikasi yang bersangkutan di Windows, atau dengan menekan tombol shortcu...

Review Asus Zenbook S 14 OLED (UX5406). Laptop Tipis Laptop AI

Segera setelah Intel merilis prosesor terbaru mereka yakni Intel® Core™ Ultra Series 2, Asus segera menghadirkan laptop tipis andalan terbaru mereka yakni Asus Zenbook S 14 OLED (UX5406) ke pasaran Indonesia. Dipasarkan di harga Rp26.999.000, laptop AI ini hadir dengan NPU bertenaga hingga 47 TOPs dan juga software AI khusus dari Asus. Seperti laptop AI dari Asus Zenbook sebelumnya, pada laptop tipis ini juga tersedia tombol Copilot yang memungkinkan akses cepat ke fitur-fitur AI di Windows 11, mempercepat berbagai tugas yang akan dilakukan oleh penggunanya. Selain itu, desain system-on-chip (SoC) membantu motherboard menjadi 27% lebih kecil, mendukung efisiensi pendinginan dan performa stabil. Dilengkapi RAM hingga 32GB dan SSD PCIe 4.0, laptop ini cocok untuk menjalankan aplikasi modern dan meningkatkan potensi AI. Berikut ini ulasan kami untuk laptop tipis Asus Zenbook S 14 OLED (UX5406). Desain Asus Zenbook S 14 OLED UX5406 memiliki desain yang sangat elegan dan modern. Dengan meng...