Langsung ke konten utama

Logitech Pro X Lightspeed, Headset Wireless Terbaik untuk Gaming

Logitech menghadirkan salah satu headset gaming terbarunya ke pasaran. Meski belum hadir resmi di Indonesia, namun sejumlah ulasan atau review Logitech Pro X Lightspeed sudah muncul di berbagai media di dunia.

Sebagai informasi, Pro X Lightspeed merupakan headset gaming versi nirkabel dari Pro X 2019 yang merupakan headset versi kabel yang sudah lebih dulu hadir. Headset ini memiliki desain yang identik dengan versi kabelnya, dengan material alumunium dan baja.


Menariknya, headset ini tidak hanya berbeda dari segi nirkabelnya saja, tetapi masih ada beberapa perbedaan utama lainnya. Headset ini juga agak berbeda dengan headset nirkabel lain yang biasanya menggunakan port Micro USB. Ia sudah menggunakan port USB Type-C untuk pengisian daya.


Informasi menarik lainnya, tentu saja adalah fitur nirkabelnya. Logitech mengklaim, suara audio dan vokal disampaikan melalui receiver nirkabel 2,4GHz USB Type-A tersebut dapat tetap terhubung hingga 13 meter jauhnya.


Ini sangat menarik. Artinya, pengguna tetap dapat terhubung di saat ada beberapa alasan tertentu yang membuat mereka harus meninggalkan PC atau konsol game kesayangannya sejenak.



Selain itu Logitech Pro X Lightspeed juga dilengkapi dengan satu set bantalan telinga model baru yang berbahan busa berlapis velour sama seperti yang dimiliki Seri berkabelnya. Sebagai gambaran, material velour merupakan kain atau tekstil mewah yang mirip beludru. Biasanya terbuat dari katun, tetapi juga bisa dibuat dari bahan sintetis seperti poliester.


Nah, bantalan ini dapat digunakan sebagai pengganti apabila bantalan yang telah terpasang sebelumnya dirasa kurang nyaman. 
Ketika dipakai, headset ini memiliki cengkraman yang lebih kuat dari versi kabelnya. Hal ini mungkin akan kurang nyaman bagi pengguna yang memiliki kebiasaan menggunakan headset model satu sisi. Akan tetapi, buat gamers, tentunya headset yang rapat tentu akan sangat bermanfaat, khususnya untuk menghilangkan suara bising yang mengganggu konsentrasi dari sekeliling.

Pada bagian kiri Logitech Pro X Lightspeed terdapat tombol mute untuk mikrofon, knob volume, tombol power, port pengisian USB-C dan indikator LED.

Tombol mute khusus untuk mikrofon dan knob volume untuk versi ini agak berbeda dengan vesi berkabelnya. Pada headset versi kabel, tombol dan knob tersebut terletak pada kabel. Sedangkan untuk versi ini, posisinya terletak dekat boom mikrofon.

Baca juga:

Dengan adanya perubahan besar dan beberapa perbaikan dari versi kabelnya yang seharga $129,99 tentu akan membuat harga Logitech Pro X Lightspeed sedikit naik. Namun ternyata, headset nirkabel yang satu ini dipasarkan di harga $199,99.



Bagi sebagian pengguna, harga tersebut mungkin terasa sangat mahal. Tetapi perlu diingat. Logitech Pro X Lightspeed ini memiliki sejumlah fitur, teknologi dan material premium, serta pengisi daya USB Type-C yang bisa mengisi lebih cepat baterainya jika sudah habis.

Selain itu, brand positioning dari Logitech, yang dipastikan akan membawa kebanggaan tersendiri bagi pengguna yang memakainya jika dibandingkan dengan headset lain, tentu menawarkan nilai lebih.


Di sisi lain, Anda memang dapat menemukan headset nirkabel murah dengan tingkat kinerja dan daya tahan baterai yang sama. Tetapi jika Anda melakukan itu, Anda tidak akan mendapatkan perangkat lunak Logitech yang mengesankan dan headset dengan pengisian daya USB Type-C.

Ayo, pilih mana?

Postingan Populer

Laptop Gaming Murah dengan GeForce RTX 5000 Series, Beredar!

Asus kembali menghadirkan inovasi terbarunya di lini laptop gaming melalui Asus Gaming V16. Seperti diketahui, Asus gaming merupakan lini laptop gaming murah yang memadukan performa AI modern, grafis bertenaga, efisiensi daya tinggi, serta ketahanan fisik berstandar militer.  Produk ini menyasar tak hanya bagi para gamer dan profesional yang membutuhkan kinerja optimal dalam paket yang portabel dan andal, tapi juga pengguna umum yang membutuhkan laptop kencang, namun dalam wujud yang standar, tidak menyolok seperti laptop gaming mahal. Ditenagai oleh prosesor Intel® Core™ 5 atau 7 generasi terbaru, Asus Gaming V16 menawarkan performa komputasi tinggi untuk berbagai kebutuhan, mulai dari gaming AAA, multitasking berat, hingga pemrosesan berbasis AI. Chip grafis NVIDIA® GeForce RTX™ 5060 menjadi jantung pengolahan visual, menghadirkan teknologi ray tracing dan DLSS 3.5 yang memberikan pengalaman gaming lebih realistis, dengan frame rate yang stabil dan visual yang imersif. Layar WUXG...

Review Asus Vivobook S 15 OLED S5507. Titik Optimal Prosesor Qualcomm

Industri laptop sedang mengalami transformasi besar dengan semakin populernya prosesor berbasis ARM dalam perangkat berbasis Windows. Padahal, selama bertahun-tahun, arsitektur x86 yang dikembangkan oleh Intel dan AMD telah mendominasi pasar. Tetapi kini ARM hadir dengan keunggulan efisiensi daya yang lebih baik, kinerja yang semakin kompetitif, serta dukungan teknologi AI yang lebih canggih. Dengan konsumsi daya yang lebih rendah, laptop berbasis ARM menjanjikan daya tahan baterai yang lebih lama tanpa mengorbankan performa. Semua kelebihan di atas menjadikan platform baru tersebut sebagai pilihan menarik bagi pengguna yang menginginkan perangkat portabel dengan produktivitas tinggi. Apalagi, kedatangan prosesor seperti Qualcomm Snapdragon X Plus dan Snapdragon X Elite menjadi titik balik bagi laptop Windows yang mengadopsi arsitektur ARM.  Berkat optimalisasi perangkat lunak dan dukungan dari Microsoft, aplikasi Windows kini semakin kompatibel dengan ARM, memungkinkan pengalaman ...

China Siapkan Prosesor x86 Sendiri. Semua Berkat AMD

China kembali mengguncang industri chip silikon. Kali ini lewat penggabungan dua pemain penting dalam industri chip dan server: Hygon dan Sugon. Merger ini menjadi langkah besar dalam ambisi Beijing untuk menciptakan ekosistem superkomputasi yang sepenuhnya mandiri, dari desain CPU hingga produksi server. Bagi yang belum familiar, Hygon adalah nama yang muncul setelah AMD pada 2016 memutuskan untuk melisensikan desain CPU Zen dan teknologi x86-64 ke perusahaan bernama Tianjin Haiguang Advanced Technology Investment Co. Tujuannya jelas: memenuhi kebutuhan chip server di Tiongkok dengan solusi non-Intel yang tetap “legal” lewat lisensi. Hasil dari kolaborasi itu adalah prosesor Hygon Dhyana, yang meskipun tidak populer secara global, cukup mendapat tempat di kalangan raksasa teknologi Tiongkok seperti Tencent, berkat dorongan besar dari pemerintah Tiongkok terhadap penggunaan perangkat keras lokal. Di sisi lain, Sugon adalah produsen server dan superkomputer yang kerap menggunakan chip H...

Asus Luncurkan Expert P Series untuk Dukung Kebutuhan Bisnis Modern

Asus Indonesia resmi meluncurkan lini produk komersial terbaru, Expert P Series, yang terdiri dari laptop ExpertBook P3405CVA, desktop ExpertCenter P500MV, dan All-in-One ExpertCenter P440VA. Ketiganya dirancang untuk menjawab kebutuhan transformasi digital di dunia bisnis, dengan daya tahan tinggi, performa stabil, fitur AI terintegrasi, serta keamanan kelas enterprise. “Expert P Series bukan sekadar perangkat kerja, tapi partner produktivitas yang ringan, tangguh, dan aman untuk berbagai skenario kerja hybrid,” ujar Yulianto Hasan, Director Commercial Products Asus Indonesia. Setiap perangkat sudah dilengkapi AI on-device, termasuk platform ExpertMeet untuk kolaborasi yang lebih efisien tanpa perlu aplikasi tambahan. Tren kerja hybrid dan adopsi teknologi AI menjadi latar belakang kehadiran lini ini. Menurut laporan Gallup, 60% karyawan memilih model hybrid, sementara survei McKinsey 2024 mencatat 78% organisasi telah menggunakan AI dalam operasional mereka. Asus menghadirkan solusi ...

Hell Is Us, Game Paling Berat, Bahkan RTX 4090 Pun Tak Cukup

Para pemilik GPU kelas atas seperti Nvidia RTX 50 dan 40 Series yang mencoba menjalankan demo Hell Is Us tercengang. Alih-alih menikmati adegan sinematik pembuka, banyak pemain justru mengalami crash sebelum cutscene selesai, meninggalkan pertanyaan besar: untuk apa semua kekuatan grafis ini? Dalam pembaruan terbaru di Steam, pengembang Rogue Factor menyarankan solusi sementara yang cukup ironis: turunkan semua pengaturan grafis dan nonaktifkan semua fitur upscaling seperti DLSS, XeSS, dan FSR. Ya, bahkan teknologi unggulan seperti DLSS 3.5 pun diminta dimatikan agar game bisa berjalan. “Harap turunkan semua pengaturan grafis dan nonaktifkan fitur upscaling seperti DLSS, XeSS, FSR, dll. dari menu utama sebelum memulai game,” tulis Rogue Factor dalam catatannya. Tom’s Hardware mengonfirmasi bahwa ini satu-satunya cara agar game bisa melewati bagian intro tanpa crash. Setelah berhasil mencapai karakter utama bernama RĂ©mi, pemain kemudian dipersilakan menaikkan kembali pengaturan grafis. ...