Langsung ke konten utama

Review Asus VivoBook Pro F560, Laptop Mainstream Serba Bisa

Anda sedang berburu laptop untuk kebutuhan sehari-hari? Ingin punya laptop yang performanya memadai untuk 2-3 tahun ke depan? Coba lirik Asus VivoBook Pro F560. Produk yang satu ini, meski tidak digembar-gemborkan seperti saudara kembarnya si VivoBook Pro F570, punya kemampuan yang bahkan tak kalah hebat.

Seperti kita ketahui, beberapa waktu lalu Asus mengumumkan ketersediaan seri VivoBook Pro F570 di pasaran Indonesia. Notebook tersebut, berbasis prosesor AMD Ryzen series, menawarkan performa dan harga yang cukup menggiurkan. Sebagai sebuah notebook mainstream, VivoBook Pro F570 punya fitur yang lengkap dan desain yang tidak terlalu gonjreng, namun tetap elegan.


Nah, Anda tidak tahu kan, sebenarnya Asus juga menghadirkan saudara seperguruan yang bisa jadi sebenarnya merupakan lawan bebuyutan dari si VivoBook Pro F570? Ya, kebalikan dari VivoBook Pro F570, VivoBook Pro F560 diotaki oleh prosesor Intel Core series. Sisanya, spesifikasinya sangat identik. Meski desain sedikit berbeda, namun keduanya memiliki corak dan material sejenis.

Seperti apa VivoBook Pro F560 dan sejauh mana perbedaannya dibandingkan dengan saudaranya yang lebih ternama, VivoBook Pro F70? Mari kita bahas.


ASUS menghadirkan VivoBook Pro F560UD sebagai laptop serba bisa. Ia memiliki bodi yang cukup ramping dengan layar yang dilengkapi bezel tipis sehingga tetap mudah dibawa bepergian. Sedangkan dari sisi spesifikasi, laptop ini ditenagai oleh prosesor kencang Intel Core i5-8250U serta GPU Nvidia GeForce GTX 1050 yang membuatnya mampu memainkan berbagai game terkini.

Desain
VivoBook Pro F560UD dilengkapi dengan layar berukuran 15,6 inci dengan bezel tipis, meskipun sudah mengadopsi teknologi nano edge, namun bezel-nya belum setipis bezel milik seri ZenBook. Meski begitu, layar laptop ini dapat tampil lebih lega dengan screen-to-body ratio mencapai 77,1%.

VivoBook Pro F560UD juga hadir dengan bodi ramping dengan ketebalan 24mm dan memiliki bobot di bawah 2Kg, membuatnya mudah untuk dibawa bepergian ke manapun. Dibandingkan dengan saudaranya VivoBook Pro F570, model versi Intel ini lebih ringkas, lebih tipis dan juga lebih ringan.

Untuk konektivitas, notebook yang satu ini sama seperti notebook mainstream pada umumnya yang menyediakan port USB, HDMI dan microSD card reader. Di sisi kanan, tersedia dua buah port USB 2.0, Kensington Lock, serta ventilasi untuk udara masuk. Ya benar, udara sejuk dari luar masuk dari sebelah kanan, dan akan dibuang via sisi kiri.


Di sisi kiri tersedia port daya, exhaust untuk pembuangan pnas dari dalam notebook, slot microSD, port HDMI berukuran penuh, port USB 3.0, serta jack audio combo.


Demi memberikan kenyamanan lebih saat penggunanya bekerja tanpa menggunakan mouse, Asus menyediakan sebuah touchpad yang berukuran lebar. Meski tidak selebar touchpad milik laptop besutan Apple misalnya, namun touchpad ini sangat responsif dan multifungsi.

Ia mendukung multi-gesture sampai 4 jari sehingga pengguna bisa melakukan berbagai aktifitas pada touchpad tersebut dengan beberapa kombinasi. Dua jari, tiga jari, empat jari, swipe ke atas-bawah, kiri-kanan menggunakan jumlah jari yang berbeda, dapat memberikan efek kontrol yang berbeda pula.


Dari sisi keyboard, Asus menyediakan keyboard chiclet yang relatif empuk dan nyaman ditekan. Sayangnya, tidak seperti VivoBook F570, VivoBook F560 ini tidak memiliki backlit di bagian keyboard-nya. Anda yang kerap bekerja dalam gelap atau ruangan temaram mungkin akan sedikit terganggu dengan masalah ini.


Di sudut kanan atas keyboard, terdapat logo SonicMaster. Artinya, Asus menjamin, keluaran audio yang dihasilkan notebook ini sudah sangat baik dibandingkan dengan notebook pada umumnya.


Dan sama seperti varian VivoBook F570, tampilan depan Asus VivoBook F560 juga tampak elegan. Logo ASUS di sana dibuat dengan warna hijau dan aksen lis di sekeliling bingkai monitor juga dibuat dengan warna lightening blue. Sedikit berbeda adalah pola corak garis-garis pada bagian sisi depan notebook.

Fitur
ASUS VivoBook Pro F560U merupakan perangkat yang bisa dijadikan sebagai pusat hiburan. Hadir menggunakan layar berukuran 15,6 inci, laptop ini didukung bezel tipis berukuran hanya 7,9mm layarnya tampak lebih lega. Semua itu berkat resolusi Full HD yang diusung serta penggunaan teknologi ASUS Tru2Life Video serta ASUS Splendid.

ASUS Tru2Life Video merupakan fitur khusus yang dapat meningkatkan kualitas tampilan visual pada layar VivoBook Pro F560U. Fitur ini menggunakan algoritma software cerdas untuk mengoptimalkan ketajaman dan kontras setiap frame video, sehingga video tampak lebih jernih, detail, dan realistis. Selain itu fitur ini dapat meningkatkan kontras warna hingga 150 persen lebih tinggi sehingga setiap objek yang ditampilkan memiliki detail visual yang memukau.

Sementara itu, ASUS Splendid merupakan fitur yang dapat memastikan warna yang ditampilkan di layar lebih konsisten dan akurat. ASUS Splendid juga memiliki fitur pengoreksi warna dengan empat pilihan mode tampilan yang telah tersedia. Jika dirasa masih kurang pas, ada pula mode Manual untuk menyesuaikan pengaturan tampilan dengan  kebutuhan ataupun preferensi penggunanya.

Baca juga:

Sebagai pusat hiburan, ASUS VivoBook Pro F560U dilengkapi dengan sistem audio yang mumpuni dengan dukungan fitur SonicMaster. Fitur ini dikembangkan khusus oleh ASUS Golden Ear team yang menjadikan laptop ini mampu menghadirkan kualitas suara sangat baik dengan rentang frekuensi lebih luas, vokal lebih jelas, serta bass lebih dalam. SonicMaster sendiri merupakan kombinasi antara hardware dan software superior yang didesain untuk memberikan kontrol penuh pada penggunanya untuk berbagai kebutuhan mulai dari menonton film, mendengarkan musik, hingga bermain game.

ASUS VivoBook Pro F560U juga sudah dilengkapi dengan sistem operasi Windows 10 orisinil. Sistem operasi terbaru dari Microsoft ini hadir dengan dukungan berbagai fitur multimedia. Windows 10 juga telah dilengkapi dengan sistem keamanan terkini yang terus di-update sehingga memberikan keamanan menyeluruh terhadap data yang tersimpan di dalam laptop ini.
Spesifikasi
Salah satu keunggulan ASUS VivoBook Pro F560UD adalah fleksibilitasnya. Meski sudah dilengkapi dengan prosesor dan chip grafis yang mumpuni, laptop ini masih dapat di-upgrade dari sisi penyimpanan internal dan memorinya.

VivoBook Pro F560UD mengandalkan penyimpanan berupa HDD berkapasitas 1TB yang ditujukan agar penggunanya bisa menyimpan berbagai file multimedia dan game secara leluasa. Meski demikian, penggunanya masih bisa melakukan upgrade melalui slot M.2 SATA yang tersedia di laptop ini. Slot tersebut dapat menyokong M.2 SATA SSD yang lebih kencang.

Sedangkan dari sisi memori, VivoBook Pro F560UD menggunakan RAM DDR4 yang memiliki performa lebih baik dari DDR3. Penggunanya juga bisa melakukan upgrade dan menambah kapasitas RAM hingga 16GB. Berikut ini spesifikasi Asus VivoBook F560UD:


Untuk pemasok performa, ASUS VivoBook Pro F560U ditenagai oleh prosesor Intel Core i5-8250U yang hadir dengan konfigurasi 4 core dan 8 thread. Prosesor ini sangat cocok untuk digunakan di beragam aktivitas mulai dari yang ringan seperti browsing hingga aktivitas yang memerlukan performa tinggi seperti bermain game. Didukung dengan kecepatan pemrosesan hingga 3,4GHz dan konsumsi daya rendah, prosesor ini membuat VivoBook Pro F560U semakin istimewa.

Menyokong kemampuan grafisnya, ASUS menyematkan chip grafis Nvidia GeForce GTX 1050 ke dalam VivoBook Pro F560U. Ditemani memori GDDR5 sebesar 4GB, chip grafis ini membuat VivoBook Pro F560U dapat digunakan untuk bermain berbagai macam game termasuk game AAA. Penggunaan chip grafis GTX 1050 juga akan sangat membantu pengguna ketika membuka aplikasi yang sangat memerlukan performa grafis seperti aplikasi photo dan video editing.


VivoBook Pro F560U memiliki penyimpanan kedua berupa HDD sebesar 1TB. Dengan kapasitas tersebut, pengguna VivoBook Pro F560U dapat menyimpan sekitar 200.000 lagu atau 500 jam film Full HD di penyimpanan kedua yang disediakan. Pengguna juga bisa menambahkan SSD dengan kapasitas hingga 256GB ke dalam laptop ini karena VivoBook Pro F560U memiliki slot M.2 SATA. Selain itu, potensi upgrade juga bisa dilakukan dari sisi RAM yang dapat ditambah hingga berkapasitas 16GB.

Untuk login ke sistem operasi, laptop ini juga sudah mendukung Windows Hello yang memungkinkan pengguna tidak perlu repot-repot mengetikkan password. Cukup dengan menghadapkan wajah pengguna ke kamera web yang ada di depan, maka ia sudah bisa langsung mulai bekerja.

Performa
Dari spesifikasi yang tercantum di atas, tampak VivoBook Pro F560UD ini cukup menjanjikan. Setidaknya untuk menopang produktivitas serta dijadikan perangkat multiedia, ia sudah mencukupi. Namun tentunya, kita tetap perlu mengukur sejauh mana performa notebook ini dalam menjalankan aplikasi benchmark. Berikut ini hasil yang kami dapat:







Dari sisi performa, dibandingkan saudaranya VivoBook Pro F570 yang menggunakan prosesor AMD Ryzen 5 2500U 2GHz, performa Intel Core i5-8250U yang bekerja pada kecepatan antara 1,6 sampai 3,4GHz pada notebook ini jauh lebih mumpuni. Apalagi saat software mampu mengerahkan kemampuan seluruh core dan thread prosesor.

Namun uniknya, dari sisi performa sistem secara keseluruhan, termasuk saat menjalankan aplikasi grafis serta multimedia, performa chip AMD Ryzen 5 pada VivoBook Pro F570 lebih piawai. Pada aplikasi PCMark, 3DMark ataupun benchmark grafis Unigine Heaven dengan preset Extreme, hasilnya menunjukkan bahwa kombinasi Ryzen 5 2500U + GeForce GTX 1050 lebih baik daripada Core i5 8250U + GeForce GTX 1050.

Terkait soal daya tahan baterai, jika laptop bekerja secara penuh dan mengeluarkan performa terbaiknya non stop, kapasitas energi yang disediakan hanya sanggup untuk memasok daya hingga nyaris dua jam, alias sekitar 1 jam 59 menit. Tetapi jika digunakan untuk browsing ringan, atau pekerjaan tidak terlalu berat dan tidak secara terus-menerus, benchmark menunjukkan bahwa notebook ini bisa menyala hingga 10 jam.


Kesimpulan
Sebagai sebuah laptop mainstream untuk penggunaan sehari-hari, VivoBook Pro F560U menawarkan performa dan kemampuan yang oke. Kombinasi Intel Core i5 generasi ke-8 yang punya kinerja tinggi dan diperkuat oleh grafis Nvidia GeForce GTX1050 yang sanggup untuk memainkan game 3D terkini, tentunya dengan setting tertentu, sudah lebih dari cukup.

Adanya grafis terintegrasi berarti bisa membuat laptop ini bisa bertahan dalam jangka waktu lebih panjang saat digunakan secara mobile, tanpa terhubung ke stop kontak. Apalagi baterainya juga cukup besar yakni 36Wh dan prosesor Intel Core generasi ke-8 pun lebih hemat energi. Harganya yang di bawah Rp10 juta membuat notebook ini layak untuk dijadikan pilihan utama untuk sebuah notebook kelas performa dengan harga terjangkau. Kalau budget Anda 10 juta pas, bisa pasangkan SSD di sana agar performanya semakin sempurna.



Postingan Populer

Review Asus Vivobook 14 A1407QA. Laptop Copilot+ PC Paling Murah!

Perkembangan kecerdasan buatan dalam komputasi semakin pesat. Dan tren yang berkembang saat ini dalam industri laptop adalah hadirnya Copilot+ PC besutan Microsoft, yang terus membenahi Windows 11 dengan fitur-fitur AI terbarunya. Sebagai gambaran, teknologi ini memungkinkan laptop untuk menjalankan berbagai tugas berbasis AI secara lokal, tanpa harus selalu bergantung pada cloud alias terhubung ke Internet. Nah, salah satu syarat utama agar laptop mampu mengadopsi tren ini dengan baik adalah kehadiran Neural Processing Unit (NPU) yang kuat, dengan kemampuan setidaknya 45 TOPS untuk menangani berbagai skenario pemrosesan AI. Seperti diketahui, laptop masa depan diharapkan tidak hanya mengandalkan CPU dan GPU untuk menangani komputasi berat, tetapi juga memanfaatkan NPU untuk meningkatkan efisiensi daya dan performa dalam tugas berbasis kecerdasan buatan. Di pasaran, Asus baru-baru ini menghadirkan seri Vivobook 14 A1407QA yang hadir dengan prosesor Qualcomm Snapdragon X. Prosesor terse...

Nvidia RTX 5060 Meluncur 19 Mei, Harga $299

Nvidia dikabarkan akan meluncurkan GeForce RTX 5060 (non-Ti) pada 19 Mei mendatang. Informasi ini berasal dari mitra AIC Nvidia yang telah menerima detail embargo terkait perilisan kartu grafis terbaru ini. Menariknya, review resmi diperkirakan akan tayang di hari yang sama dengan peluncuran, sehingga calon pembeli harus mengandalkan benchmark resmi dari Nvidia sebelum memutuskan membeli. RTX 5060 menjadi kartu grafis kedua dalam lini RTX 5060 Series setelah peluncuran RTX 5060 Ti bulan ini, yang hadir dalam varian 8GB dan 16GB. RTX 5060 reguler masih menggunakan GPU GB206 yang sama, namun dengan konfigurasi lebih ringan: hanya 3840 CUDA cores dan memori 8GB GDDR7 28Gbps dengan antarmuka memori 128-bit. Menurut laporan Videocardz.com, Nvidia tetap mengandalkan teknologi DLSS sebagai salah satu nilai jual utama RTX 5060. Sebagai penerus langsung GeForce RTX 4060, kartu ini membawa peningkatan performa yang cukup signifikan, tetap mempertahankan harga terjangkau di $299 MSRP. Kebijakan e...

Hindarkan Tarif AS, Apple Kabur dari China ke India

Apple bergerak cepat untuk mengalihkan seluruh perakitan iPhone tujuan Amerika Serikat ke India pada tahun 2026, seiring ketegangan tarif antara AS dan Tiongkok yang semakin memanas. Langkah ini bertujuan menggandakan produksi iPhone di India yang saat ini masih relatif kecil dibandingkan produksi global, sekaligus mengurangi ketergantungan pada jalur perakitan Tiongkok yang telah menopang bisnis Apple hampir dua dekade. Menurut laporan Financial Times, AS menyumbang 28 persen dari 232,1 juta unit iPhone yang dikirimkan Apple secara global pada 2024. Namun, tarif "resiprokal" Donald Trump—yang dalam beberapa kasus mencapai lebih dari 100 persen—telah menghapus sekitar $700 miliar dari nilai pasar Apple.  Untuk menghindari beban pajak impor ini, Apple mempercepat pengalihan produksi ke India. Foxconn dan Tata Electronics kini tengah meningkatkan kapasitas produksi mereka di India. Meski demikian, sebagian besar komponen inti iPhone masih diproduksi di Tiongkok, sehingga keterg...

Tarif Impor Trump Pukul Industri Teknologi Kecil dan Menengah

Perang dagang yang dilancarkan oleh pemerintahan Trump menciptakan ketidakpastian besar bagi para produsen teknologi, terutama bisnis kecil dan menengah. Ketidakstabilan tarif impor yang bisa melonjak sewaktu-waktu membuat banyak perusahaan memilih menghentikan pengiriman produk ke Amerika Serikat. Keyboardio, pembuat keyboard ergonomis berbahan kayu asal California, menjadi contoh terbaru. Karena komponen penting seperti PCB berasal dari Tiongkok, tarif tinggi membuat harga produksi melonjak hingga tidak lagi menguntungkan untuk pasar AS. Akibatnya, mulai 2 Mei, Keyboardio menghentikan semua pengiriman ke AS. Fenomena serupa juga menimpa Anbernic, produsen konsol retro handheld populer, yang menghentikan semua pesanan dari Tiongkok ke AS. Sementara itu, perusahaan besar seperti Razer dan Logitech juga merasakan dampaknya. Harga produk Logitech dilaporkan naik hingga 25 persen, dan Razer sempat menarik laptop gaming dari situs resminya. Tak hanya produsen, perusahaan logistik besar sep...

Jumlah Pengguna Copilot Makin Tertinggal Jauh Dibanding Pengguna ChatGPT

Kabar kurang menyenangkan kembali dihadapi oleh Microsoft. Raksasa produsen software tersebut menghadapi tantangan besar dalam upayanya mendorong adopsi AI melalui Copilot, asisten berbasis kecerdasan buatan yang diintegrasikan langsung ke Windows.  Meskipun perusahaan telah menginvestasikan miliaran dolar AS, memasukkan Copilot ke dalam sistem operasi, dan bahkan menambahkan tombol khusus pada keyboard laptop, jumlah pengguna Copilot aktif mingguannya stagnan di angka 20 juta saja. Ironisnya, angka ini jauh tertinggal dibandingkan dengan ChatGPT, yang berhasil menarik lebih dari 400 juta pengguna per minggunya. Menurut laporan dari Newcomer, pertumbuhan pengguna Copilot hampir tidak menunjukkan kenaikan. Bahkan dalam sebuah pertemuan eksekutif, Chief Financial Officer Microsoft, Amy Hood, menampilkan grafik yang mengonfirmasi minimnya minat publik.  Dengan lebih dari 1,5 miliar pengguna Windows di seluruh dunia, hanya sekitar satu persen yang benar-benar memanfaatkan fitur in...