Langsung ke konten utama

Review ASUS X505ZA, Laptop AMD Ryzen Kekinian

Pangsa pasar Intel di industri notebook tak terbantahkan. Menurut data PassMark Software, hingga Q1 2018, pangsa pasar prosesor Intel mencapai 79,3% sementara AMD hanya 20,7%. Lebih dahysat lagi, platform game online terkemuka yakni Steam, pada Juli 2018 melansir, sebanyak 84,79% gamers di platformnya memakai prosesor Intel. Hanya 15,17% saja yang bermain di komputer berbasis AMD.

Tapi tentunya AMD tidak tinggal diam. Produsen prosesor yang dikenal mampu menghadirkan chip grafis yang mumpuni tersebut menghadirkan prosesor komputer yang mumpuni yakni AMD Ryzen. Dan kini, AMD Ryzen versi mobile sudah mulai marak digunakan oleh sejumlah produsen notebook multinasional.


Salah satu produsen yang menghadirkan notebook dengan platform AMD Ryzen Mobile adalah Asus dengan produk X505ZA terbarunya. Jika sebelumnya Asus sudah menghadirkan notebook sangat bertenaga karena berbasis prosesor AMD Ryzen desktop dalam wujud ROG GL702ZC, kali ini prosesor yang dihadirkan adalah prosesor Ryzen mobile yang punya performa tinggi, namun hemat energi.



Ya. Asus X505ZA menggunakan kombinasis prosesor AMD Ryzen R5 atau R3 yang sudah dilengkapi dengan GPU berbasis Radeon Vega. Baik RX Vega 8 yang digunakan oleh AMD Ryzen 5 2500U ataupun RX Vega 3 seperti yang digunakan oleh prosesor AMD Ryzen 3 2200U. Kebetulan, produk yang akan kita bahas kali ini diperkuat oleh AMD Ryzen R5 2500U dan dilengkapi dengan Radeon Vega 8. Dari sisi desain, notebook ini tampak kekinian dengan dimensi yang tipis dan kompak.

Desain
Dari sisi desain, ASUS X505ZA tampak tidak jauh berbeda dengan seri notbook mainstream ASUS pada umumnya. Ia memang memiliki desain yang lebih tipis dibanding beberapa notebook mainstream dari brand lain, tetapi dari sisi material, bentuk dan layout, notebook ini relatif tidak banyak berbeda. Tetapi semua tentunya tergantung selera penggunanya.



Di sisi kanan laptop, X505ZA memiliki slot SD card, port audio combo, dua port USB 2.0 Type A dan kensington lock. Tidak ada ODD di sini karena X505ZA dirancang agar dapat dibuat setipis mungkin. Satu hal yang cukup menarik namun perlu disayangkan, ASUS tidak menempatkan numeric keyboard seperti yang biasanya hadir pada rangkaian notebook berukuran 15 inci.

Namun ini mungkin sebuah keputusan yang sengaja diambil karena notebook ini lebih ditujukan untuk pengguna multimedia ataupun gamers casual yang tampaknya lebih memilih tuts keyboard yang lebih luas, dengan jarak antar tuts yang lebih lebar dan tidak terlalu membutuhkan numeric pad.

 

Di sisi kanan, di sebelah port power, tersedia port RJ-45 LAN, HDMI, USB 3.0 Type A dan sebuah port USB 3.0 Type C. Relatif standar, layaknya seperti konektivitas sebuah notebook mainstream pada umumnya.



Bagian lid cover dari ASUS X505ZA terbuat dari material plastik yang diberikan motif seperti wajik kecil. Tetapi jika Anda sentuh, Anda akan merasakan bahwa notebook ini juga punya concentric circle layaknya milik notebook ASUS dari seri ZenBook. Dengan demikian, notebook ini tampak lebih mewah dibanding notebook mainstream pada umumnya.



Pembuangan panas notebook ini juga tersedia di bagian bawah mengarah ke belakang. Dengan demikian, pengguna tidak akan terganggu oleh udara panas yang menyembur dari dalam body notebook.



Pengguna X505ZA akan dimanjakan oleh hadirnya touchpad yang punya ukuran besar. Dengan dimensi yang lebih lebar, kontrol pada sistem operasi bisa dilakukan dengan lebih nyaman untuk melakukan berbagai macam fungsi. Apalagi touchpad ini juga mendukung operasional hingga 4 jari untuk melakukan gerakan-gerakan tertentu.

Spesifikasi
ASUS X505ZA merupakan notebook uang diperkuat oleh prosesor AMD Ryzen 5 2500U, sebuah mobile APU (Accelerated Processing Unit) yang didesain secara khusus oleh AMD dan ditujukan untuk digunakan pada notebook tipis dan ringan.

Baca juga:

Diumumkan pertamakali pada Oktober 2017 lalu, prosesor dengan teknologi Raven Ridge ini marak digunakan oleh notebook-notebook dari berbagai merek yang diluncurkan pada kisaran Juli-Agustus 2018, termasuk ASUS X505ZA yang kita bahas kali ini.

Dari sisi spesifikasi, prosesor tersebut sudah menggunakan empat buah core Zen dan mendukung 8 thread yang akan bekerja pada kecepatan 2GHz sampai 3,6GHz serta dilengkapi dengan L3 cache sebesar 4MB. Secara total, terdapat 4.500 juta transistor di dalam APU yang dibuat dalam proses manufaktur 14 nanometer tersebut.

Di dalam APU tersebut sudah tersedia grafis terintegrasi berbasis Radeon RX Vega 8. Chip grafis ini punya 8 buah Compute Unit dengan 512 buah shader yang bekerja pada kecepatan hingga 1.100MHz. Dari sisi konsumsi energi, prosesor tersebut secara total mengonsumsi daya antara 12 sampai 25 watt, dengan standarnya di 15 watt.

Berikut ini spesifikasi teknis dari ASUS X505ZA:


Dilengkapi dengan RAM DDR4 sebesar 8GB (masih dalam modus single channel), notebook ini dapat mendukung hingga 16GB dan beroperasi dalam modus dual channel. Selain menawarkan kapasitas RAM yang berlipat, penggunaan modus dual channel memory juga bisa memicu performa sistem menjadi lebih tinggi, khususnya dalam aplikasi pengolahan 3D graphics ataupun game.

Sebuah harddisk SATA berkapasitas raksasa,  yakni 1TB tersedia di dalamnya. Adapun untuk tampilan, layar berukuran 15,6 inci resolusi HD 1.366 x 768 yang disediakan menggunakan panel anti-glare sehingga notebook ini tetap dapat dipakai dengan nyaman meskipun pengguna berada di luar ruangan dan banyak cahaya di sekelilingnya.

Untuk konektivitas ke jaringan nirkabel dan Internet, ia sudah mendukung WiFi 802.11ac (2x2) sehingga menawarkan kecepatan transfer yang lebih tinggi. Tersedia fitur SonicMaster Technology, serta hadir dengan baterai 3 cell Lithium-on berkapasitas 42WHrs. Mari kita sedikit mengupas fitur-fitur yang disediakan pada notebook yang satu ini.

Fitur
Dari spesifikasi, Asus memasang baterai Lithium-ion 3 cell kapasitas 42WHrs di dalam X505ZA. Tapi ternyata tidak itu saja. Untuk memperpanjang kekuatan baterai dalam jangka panjang, Asus masih punya software khusus yakni Battery Health Charging terinstalasi di dalam Windows 10 Home yang disediakan.

Ada tiga pilihan yakni Full Capacity Mode, Balance Mode dan Maximum lifespan mode. Opsi pertama akan mengisi baterai hingga 100% sehingga cocok buat Anda yang akan bepergian membawa notebook ini dan bekerja ataupun melakukan aktivitas lain dengannya.

Jika Anda memilih opsi Balance mode, baterai akan diisi hingga 80 persen saja. Kapasitas 80 persen akan cukup untuk memenuhi kebutuhan sederhana, tetapi di saat yang sama, pengisian hingga 80% tersebut juga dapat memperpanjang umur baterai secara jangka panjang.



Maximum lifespan mode hanya akan membuat baterai diisi hingga 60 persen saja. Meski demikian, tingkat keawetan baterai akan menjadi lebih terjaga secara jangka panjang meski notebook sudah digunakan selama beberapa tahun. Modus ini juga disarankan jika pengguna sering bekerja di tempat yang ada colokan listrik.

Dari sisi audio, Asus menyebutkan bahwa X505ZA punya stereo speaker 18W dengan Asus SonicMaster Technology. Dan ternyata, dari sisi software, Asus juga masih menyediakan optimalisasi dari sisi software dengan menyediakan aplikasi AudioWizard. 5 modus audio bisa dipilih tergantung situasi dan kondisi. Tetapi jika ingin optimalisasi lebih lanjut, bisa pilih opsi Advanced.



Di modus Advanced, pengguna bisa memilih setting lebih lanjut mulai dari Bass, Treble, Widener, sampai Loudness. Bisa juga mengatur berbagai opsi equilizer. Audio yang dihasilkan pun menjadi sangat bervariatif.



Masih kurang? Jangan khawatir. Asus masih punya fitur Smart Audio yang dapat digunakan untuk memodifikasi tingkat suara yang dihasilkan oleh speaker kiri dan kanan, serta microphone.



Tak hanya itu, customisasi lebih lanjut lewat software ini bisa memilih output suara sesuai dengan genre musik yang kita putar. Jazz, classic, rock, dan lain-lain. Bahkan setting audio yang cocok saat kita melakukan komunikasi VoIP juga bisa diatur.



Dari sisi konfigurasi, bisa kita lihat bahwa Asus X505ZA hadir dengan sistem operasi Windows 10 Home Single Language 64-bit.



Lebih lanjut, kita bisa lihat bahwa Ryzen 5 2500U yang diperkuat Radeon VGA Mobile Gfx ini memiliki empat buah core dengan 8 thread dan storage dari Seagate berkapasitas 1TB.



Dengan CPU-Z, kita bisa mellihat fitur-fitur yang sudah didukung oleh Ryzen 5 Mobile 2500U. Mulai dari TDP-nya yang 15 watt, instruksi yang didukung mulai dari MMX, SSE, AMD-V, AES, AVX dan lain-lain, hingga besaran cache masing-masing level. Yang menarik, dengan CPU-Z kita juga bisa melakukan pengukuran. Performa single thread CPU ini dan juga multi thread-nya serupa dengan milik prosesor desktop Intel Core i5-7600K quad core yang berjalan pada kecepatan 3,8GHz.

Artinya, dengan performa yang kurang lebih sama, prosesor ini lebih hemat energi karena seperti diketahui, prosesor Intel Core i5-7600K berjalan dengan konsumsi listrik yang sangat jauh lebih tinggi yakni 91 watt.



Dari sisi memori, diketahui bahwa Asus X505ZA menggunakan RAM DDR4 sebesar 8GB yang bekerja pada kecepatan 1200MHz (DDR 2400) dengan modus single channel.



Dari sisi GPU, Radeon Vega 8 Mobile Graphics yang tersedia dilengkapi dengan memori video DDR4 64-bit sebesar 1GB yang GPU dan Memory clock-nya berjalan hingga kecepatan 1.100MHz dan 1.200MHz. Namun saat idle, kecepatannya akan diturunkan hingga 400MHz saja.



Performa
Untuk mengetahui sampai sejauh mana performa ASUS X505ZA, kami melakukan pengujian menggunakan PCMark untuk mengukur kemampuan sistem secara keseluruhan, Cinebench dan Geekbench untuk menguji kemampuan prosesor secara single core ataupun multi-core, serta 3DMark dan Unigine Heaven untuk mengetahui performa grafis dan game Vega 8. Berikut ini hasilnya:







Dari pengujian yang kami lakukan di atas, dari sisi performa sistem secara keseluruhan, prosesor AMD Ryzen 5 2500U yang digunakan masih belum dapat bersaing dengan performa notebook dengan prosesor Intel Core i5 generasi ke-6. Namun demikian, jika ditilik dari performa CPU-nya saja, Ryzen 5 2500U ini menawarkan performa yang lebih baik. Apalagi grafis yang digunakan.

Jika saja ASUS menggunakan sistem dual channel, kami yakin performanya akan jauh lebih baik dibandingkan dengan performa yang saat ini ditawarkan.

Untuk performa grafis, Ryzen R5-2500U dengan Vega 8 mampu mengalahkan performa Intel Core i5-8250U yang tidak ditemani grafis terdedikasi, alias hanya menggunakan Intel HD Graphics 620.



Lalu, apakah prosesor ini panas? Nah, kita juga sudah buktikan. Saat ia dipaksa bekerja secara full load 100%, temperatur prosesor bisa menyentuh angka hingga 78 derajat Celsius. Namun demikian, rata-rata, prosesor ini bekerja di temperatur 66 derajat Celsius serta kisaran 40-42 derajat Celisus dalam kondisi idle, dan ini masih dalam taraf wajar. Lalu, bagaimana dengan temperatur GPU?



Dalam kondisi idle, suhu GPU berada di kisaran 40-41 derajat Celsius. Dan saat bekerja keras, seperti saat kami paksa untuk menjalankan aplikasi benchmark 3D yakni Unigine Heaven 4.0 dengan preset Extreme, temperaturnya naik hingga 63 derajat Celsius dengan temperatur CPU juga tercatat naik hingga 64,8 derajat. Masih dalam ambang wajar.

Terakhir, bagaimana dengan performa baterai? Menggunakan aplikasi Battery Mark, kami melakukan pengukuran kemampuan baterai Asus X505ZA. Battery Mark yang memaksa seluruh core prosesor bekerja secara full load mencatat, baterai yang terpasang pada notebook ini mampu memasok daya hingga 1 jam 46 menit 14 detik. Perlu dicatat, ini merupakan daya tahan minimal kalau laptop bekerja keras 100% non stop.



Dalam kondisi normal, masih menurut catatan Battery Mark, diperkirakan notebook sanggup bekerja hingga 10 jam. Tetapi sekali lagi, ini merupakan perkiraan benchmark. Berapa lama baterai tersebut mampu memasok daya jika Anda yang menggunakan? Semua sepenuhnya bergantung pada apa yang Anda kerjakan pada notebook yang satu ini.




Kesimpulan
Akhir kata, kami menyimpulkan bahwa Asus X505ZA ini merupakan notebook yang sangat menarik untuk digunakan. Performa cukup baik. Grafis mumpuni. Audio dahsyat. Dimensi dan bobotnya pun relatif kompak dan ringan untuk sebuah notebook 15 inci.

Satu saran kami, jika Anda memilih untuk memiliki notebook besutan terbaru Asus dan AMD ini, tambahkan RAM-nya menjadi 16GB atau dual channel memory. Performanya dijamin akan meningkat. Kalau mau lebih sempurna, pasangkan SSD dan instalasikan sistem operasi di sana. Tertarik? Anda bisa mendapatkan Asus X505ZA di URL berikut.



Postingan Populer

Savefrom, Online Video Downloader Terbaik?

Savefrom, Online Video Downloader Terbaik - Bagi Anda yang suka nonton video dari media sosial, mungkin Anda kadang lebih memilih untuk menontonnya secara offline. Hal ini bukan tanpa alasan, karena memang menonton video secara online akan lebih menguras kuota. Apalagi jika budget Anda sedang menipis, atau kuota sudah mau habis, pastinya solusi terbaik adalah dengan men-download dulu videonya. Dengan men-download videonya, Anda bisa melihat ulang videonya kapan pun tanpa harus mengkhawatirkan kehabisan kuota. Nah, salah satu layanan online video downloader yang bisa Anda pilih adalah Savefrom. Kira-kira, apa saja keunggulan dan kekurangan layanan yang satu ini? Yuk, simak informasinya di bawah:   Review dan Cara Download dari Savefrom: Savefrom merupakan sebuah layanan online gratis yang bisa digunakan untuk mengunduh video maupun musik secara gratis. Savefrom disebut juga sebagai pengunduh video tertua sekaligus terpopuler yang bisa digunakan dengan mudah dan bebas. Beberap...

Microsoft Akan Stop Produksi Surface dan Xbox di China

Microsoft dilaporkan tengah bersiap untuk menghentikan produksi laptop Surface dan konsol Xbox di China paling lambat pada tahun 2026. Menurut laporan Nikkei Asia, perusahaan asal Redmond itu berencana memindahkan proses produksi dan perakitan ke negara lain di Asia. Besar kemungkinan, negara pusat produksi Microsoft akan digeser ke Vietnam atau India. Seperti diketahui, dua negara tersebut menjadi pusat baru manufaktur teknologi global.  Langkah ini merupakan kelanjutan dari strategi diversifikasi rantai pasokan Microsoft yang sudah dimulai beberapa tahun terakhir. Terutama setelah sebagian produksi server mereka dipindahkan keluar dari China. Keputusan penghentian produksi di China juga punya alasan strategis yang kuat. Hubungan dagang antara Amerika Serikat dan China kembali memanas, dengan pembatasan ekspor teknologi dan kebijakan tarif impor tinggi yang terus jadi isu.  China baru-baru ini kembali menerapkan batasan ekspor rare earth, bahan penting dalam produksi chip dan...

Harga Prosesor Intel Core Gen 12 Sampai 14 Naik hingga 30%

Intel resmi menaikkan harga untuk lini prosesor Core generasi ke-12, ke-13, dan ke-14 di seluruh dunia. Kabar yang sebelumnya hanya rumor kini terbukti, setelah penyesuaian harga mulai terlihat di berbagai retailer dan distributor di Asia serta Eropa. Kenaikan harganya bervariasi antara 6 hingga 30 persen, tergantung modelnya. Dan untuk beberapa chip populer, dampaknya cukup terasa di kantong konsumen. Gelombang pertama kenaikan terjadi di Korea Selatan dan Jepang, di mana prosesor mainstream seperti Core i5-12400F naik dari 159.000 won menjadi 177.000 won (sekitar USD 132). Sementara Core i3-13400F dan i3-14100F masing-masing naik sekitar 14% dan 15%.  Prosesor kelas atas lebih parah. Harga prosesor Intel Core i5-14600KF naik 13% dan i5-14400F sekitar 6%. Adapun Core i9-13900K melonjak hampir 30%, menembus harga 1 juta won di beberapa toko. Eropa tampaknya mengikuti pola serupa, meski lebih lambat. Retailer di Jerman dan Spanyol mulai menyesuaikan harga untuk model kelas menengah ...

Industri Game 2025 Pecahkan Rekor. 41 Juta Orang Main Bareng di Steam

Dengan rekor terbaru 41,6 juta pemain aktif secara bersamaan, Steam sekali lagi membuktikan bahwa dunia PC gaming masih jauh dari kata melambat. Angka ini bukan hanya sekadar pencapaian teknis, tapi juga cerminan bagaimana ekosistem digital, perangkat keras yang makin bertenaga, serta perubahan perilaku konsumen terus mendefinisikan ulang lanskap gaming modern. Data dari SteamDB menunjukkan bahwa platform distribusi digital milik Valve ini kini memiliki basis pengguna yang lebih dari dua kali lipat dibanding lima tahun lalu. Pada Januari 2024, Steam mencatat sekitar 33 juta pengguna serentak, sedangkan sebelum pandemi 2020, puncaknya baru menyentuh 19 juta.  Dalam kurun lima tahun, Steam menambah lebih dari 20 juta pemain aktif, menandakan pertumbuhan jangka panjang yang konsisten. Bukan sekadar efek pandemi. Keberhasilan ini bukan kebetulan. Steam berhasil menggabungkan inovasi teknologi, aksesibilitas, dan strategi pasar yang cerdas. Dukungan lintas platform untuk Windows, macOS,...

Battlefield 6 Pecahkan Rekor. Terlaris dalam Sejarah Franchise

Electronic Arts (EA) tampaknya kembali menemukan formula kemenangan lewat Battlefield 6. Game terbaru ini langsung mencetak rekor penjualan dan aktivitas pemain hanya dalam beberapa hari setelah rilis pada 10 Oktober 2025.  Dalam waktu tiga hari, Battlefield 6 sudah terjual lebih dari 7 juta kopi, menjadikannya entri tercepat dalam sejarah franchise Battlefield yang menembus angka tersebut. Selama akhir pekan peluncurannya, para pemain mencatat 172 juta pertandingan online dan lebih dari 15 juta jam tayangan streaming di berbagai platform. Angka ini menegaskan antusiasme luar biasa komunitas gamer global terhadap kebangkitan seri shooter legendaris tersebut. Sebenarnya, kesuksesan ini sudah bisa ditebak sejak masa beta test musim panas lalu, di mana Battlefield 6 sempat mencapai 326.000 pemain aktif di puncaknya, menjadikannya salah satu game paling ramai di Steam, tepatnya di posisi ke-39 sepanjang masa. Bahkan, pre-order di Steam menembus 1,7 juta unit hanya beberapa hari sebelum...