Langsung ke konten utama

Gagal Bungkam Huawei, Qualcomm Malah Merugi Lalu PHK Karyawan

Segala kelebihan (dan kekurangan) Qualcomm Snapdragon yang digunakan pada sebagian besar smartphone yang beredar di pasaran tampaknya tidak sanggup untuk menutupi kerugian perusahaan.

Ya, informasi terbaru, produsen chip ponsel terbesar di dunia tersebut melakukan pemotongan lebih dari 1.000 pekerjaan di Amerika Serikat (AS) akibat ketidakpastian ekonomi dan permintaan.

Langkah pemutusan hubungan kerja ini menyusul penyesuaian baru-baru ini di kantornya di Shanghai, menunjukkan bahwa upaya AS untuk menekan industri teknologi Tiongkok telah berbalik dan merugikan perusahaan semikonduktor AS, demikian menurut para ahli.



Perusahaan chip AS tersebut memangkas setidaknya 1.258 pekerjaan di dua kantor mereka di California, mengacu pada pengajuan ke Departemen Pengembangan Ketenagakerjaan California. Mengutip dari laporan CNBC, jumlah tersebut merupakan sekitar 2,5 persen dari total tenaga kerja perusahaan.

Dalam laporan pendapatan tigabulanannya, Qualcomm menyatakan bahwa mereka harus mengantisipasi dengan pengurangan tenaga kerja dan biaya restrukturisasi terkait. Semuanya muncul akibat ketidakpastian yang terus berlanjut dalam lingkungan makroekonomi dan permintaan pasar.

Perampingan jumlah karyawan terbaru ini menunjukkan tekanan signifikan yang dihadapi Qualcomm, terutama setelah melihat terobosan yang dilakukan oleh Huawei.

Hal ini memberikan bukti jelas bahwa upaya pemerintah AS untuk memblokir perusahaan teknologi Tiongkok untuk menggunakan teknologi perusahaan asal AS telah gagal. Justru perusahaan semikonduktor AS, dalam hal ini Qualcomm, malah menderita kerugian besar.

Baca juga:


Pasalnya, Tiongkok memiliki peran penting bagi Qualcomm, karena sebagian besar pendapatan berasal dari penjualan chip ke perusahaan Tiongkok, termasuk Huawei. Namun, akibat aksi pemerintah AS, Huawei justru berinovasi menghadirkan teknologinya sendiri dan menghapuskan ketergantungannya pada Qualcomm.

Informasi yang beredar menunjukkan bahwa seri Mate 60 Huawei menggunakan chip Kirin 9000S yang dikembangkan sendiri oleh Huawei. Smartphone flagship tersebut tidak lagi menggunakan chip Qualcomm, dan ini mencerminkan terobosan signifikan Huawei dalam mengatasi blokade pemerintah AS.

Menurut para pengamat, mulai tahun 2024 mendatang, Huawei akan berhenti membeli chip Qualcomm, dan model-model baru akan sepenuhnya mengadopsi chip Kirin buatan mereka. Dan jika berhasil dan pemerintah AS tetap mempersulit pasokan chip untuk produsen asal Tiongkok, bukan tidak mungkin Xiaomi, Oppo, Vivo dan lain-lain akan beralih ke chip buatan dalam negeri mereka sendiri.

Postingan Populer

Review Asus ROG Zephyrus G14 GA403UU. Laptop Gaming Tipis Futuristis

Dalam dunia laptop gaming yang semakin kompetitif, Asus kembali mengukuhkan posisinya di industri laptop gaming tipis lewat seri ROG Zephyrus G14. Di pasaran, salah satu model laptop gaming tipis yang jadi andalan Asus adalah seri ROG Zephyrus G14 GA403UU. Laptop gaming tipis yang hadir pada kisaran tahun 2024 ini membawa kombinasi menarik antara performa tinggi, teknologi terkini, dan desain yang super portabel. Dengan layar OLED 3K yang memanjakan mata, GPU RTX 4050 yang efisien, serta dukungan AI dari prosesor Ryzen 7 8845HS, laptop ini ditujukan untuk gamer dan kreator yang menuntut performa dalam dimensi ringkas. Yang menjadi daya tarik utama dari G14 adalah bagaimana Asus berhasil meramu laptop 14 inci ini menjadi sebuah mesin bertenaga tanpa mengorbankan kenyamanan dan keindahan desain. Bobot hanya 1,5 kg, menjadikannya salah satu laptop gaming teringan di kelasnya. Di sisi lain, perangkat ini juga membawa berbagai fitur profesional seperti layar Pantone Validated dan Dolby Atmo...

AMD Catat Rekor, 41 Persen Pangsa Pasar Server. Intel Kian Terdesak

Laporan terbaru dari Mercury Research untuk kuartal kedua 2025 menandai titik balik penting dalam persaingan chip server global. AMD berhasil merebut 41 persen pangsa pendapatan server, rekor tertinggi sepanjang sejarahnya, sekaligus memperdalam luka Intel yang terus kehilangan pijakan di segmen paling menguntungkan ini.  Lonjakan 7,2 poin dibanding tahun lalu dan kenaikan 1,5 poin dari kuartal sebelumnya menunjukkan tren yang konsisten: AMD semakin dominan, sementara Intel masih bergulat dengan keterlambatan manufaktur dan kehilangan kepercayaan pasar. Capaian AMD tidak terbatas pada server. Secara keseluruhan, pangsa pendapatan perusahaan mencapai 33 persen, naik 8,8 poin dibanding tahun sebelumnya. Di segmen klien, AMD juga mencatat pertumbuhan dengan pangsa 27,8 persen, didorong permintaan yang kuat dari sektor cloud maupun enterprise. Bahkan di pasar desktop, performa Ryzen tampak mengesankan. Pangsa pendapatan desktop AMD melonjak 20,5 poin dari tahun lalu dan hampir 5 poin d...

Teknologi Semikonduktor China Terhambat. Peluncuran Deepseek R2 Ditunda

Kasus DeepSeek dan Huawei Ascend menunjukkan bahwa ambisi Tiongkok untuk mandiri dalam teknologi semikonduktor AI masih menghadapi jalan terjal. Startup AI yang sempat naik daun dengan model R1 pada Januari lalu itu dipaksa menunda peluncuran penerusnya, R2, setelah gagal melatih model menggunakan chip Ascend buatan Huawei.  Upaya yang didorong langsung oleh regulator Beijing itu akhirnya berujung kompromi: training tetap memakai GPU Nvidia, sementara inference dijalankan di atas Ascend. Kegagalan ini bukan sekadar soal teknis, melainkan cermin dari kesenjangan mendasar antara ekosistem chip Tiongkok dan Nvidia. Training model AI berskala besar menuntut perangkat keras dengan kecepatan, reliabilitas, serta ekosistem perangkat lunak yang matang. Ascend terbukti masih rentan terhadap bug, kecepatan interkoneksi yang tidak stabil, dan software stack yang belum selevel CUDA milik Nvidia. Bahkan dengan dukungan langsung dari tim engineer Huawei di lokasi, DeepSeek tak berhasil menyelesa...

Monitor Gaming OLED Terbaik Samsung, Odyssey OLED G6 dan G7

Pasar monitor gaming kembali diguncang oleh Samsung dengan pengumuman trio terbaru dalam lini Odyssey. Sorotan utama jatuh pada Odyssey OLED G6 berukuran 27 inci, yang digadang sebagai monitor OLED gaming pertama di dunia dengan refresh rate 500Hz.  Angka ini terdengar berlebihan bagi sebagian orang, namun jelas menyasar segmen gamer kompetitif ekstrem yang menganggap refresh rate 240Hz atau 360Hz sudah tidak lagi cukup. Spesifikasi G6 memang tidak main-main. Monitor ini hadir dengan resolusi QHD, respons 0,03ms, kecerahan hingga 1.000 nits, serta sertifikasi VESA DisplayHDR True Black 500. Teknologi QD-OLED memastikan warna lebih kaya, sementara dukungan Nvidia G-SYNC dan AMD FreeSync Premium Pro membuat pengalaman gaming bebas tearing.  Samsung bahkan menambahkan lapisan “Glare Free” agar tetap nyaman digunakan di berbagai kondisi pencahayaan, serta teknologi OLED Safeguard+ untuk mengurangi risiko burn-in yang selama ini menjadi momok layar OLED. Dengan validasi Pantone, wa...

GitHub Milik Siapa? Kini Dikuasai Penuh Microsoft

GitHub, rumah terbesar bagi para pengembang perangkat lunak, tengah memasuki babak baru yang cukup signifikan. Thomas Dohmke, CEO yang selama ini dianggap sebagai jembatan antara komunitas open source dan Microsoft, resmi mundur untuk mengejar ambisinya untuo berwirausaha.  Kepergiannya menandai berakhirnya masa transisi GitHub sebagai entitas yang relatif mandiri di bawah Microsoft. Kini, platform berbagi kode tersebut sepenuhnya dipetakan ke dalam struktur raksasa perangkat lunak asal Redmond. Pengumuman restrukturisasi datang dari Jay Parikh, kepala Microsoft CoreAI, yang mengungkapkan GitHub akan dibagi ke dalam beberapa jalur pelaporan langsung ke eksekutif Microsoft. Julia Liuson, pemimpin divisi developer Microsoft, akan mengendalikan pendapatan, engineering, dan dukungan GitHub. Sementara itu, Mario Rodriguez, Chief Product Officer GitHub, akan melapor langsung kepada Asha Sharma, wakil presiden Microsoft AI Platform. Dengan skema ini, jelas arah GitHub semakin terkunci ke...