Langsung ke konten utama

Review Asus VivoBook 15 A516JA

Akibat pandemi Covid-19, saat ini mobilitas pengguna sudah semakin jauh berkurang. Banyak yang saat ini harus tinggal di rumah untuk menjalankan pekerjaan ataupun sekolah.

Untuk itu, laptop ringkas tidak lagi mendesak. Malah kita butuh laptop yang lebih lebar untuk bekerja lebih produktif.


Nah, untuk pengguna yang sekarang lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah, Asus punya solusinya. Khususnya untuk segmen laptop entry level apa itu? Asus VivoBook 15 A516. 

Laptop 15 inci yang satu ini merupakan versi lebih besar dari VivoBook 14 A416 yang ukurannya 14 inci. Tapi, bukan hanya layarnya yang lebih besar. Asus tentunya memberikan kelebihan lain pada laptop ini. Apa saja?


Sebelum bicara soal laptopnya, berikut ini daftar harga Asus VivoBook 15 A516 yang resmi beredar di Indonesia:

Rp5.299.000 (Celeron N4020/HD/Intel UHD Graphics/4GB/256GB SSD)
Rp5.399.000 (Celeron N4020/FHD/Intel UHD Graphics/4GB/256GB SSD)
Rp7.599.000 (Core i3/HD/Intel UHD Graphics/4GB/256GB SSD + 1TB HDD)
Rp7.899.000 (Core i3/FHD/Intel UHD Graphics/4GB/256GB SSD + 1TB HDD)
Rp7.799.000 (Core i3/FHD/GeForce MX330/4GB/256GB SSD)
Rp8.199.000 (Core i3/FHD/GeForce MX330/4GB/512GB SSD)
Rp10.999.000 (Core i5/FHD/GeForce MX330/4+4GB/256GB SSD + 1TB HDD)
Rp11.099.000 (Core i5/FHD/GeForce MX330/8GB/256GB SSD + 1TB HDD)

Desain
Pertama-tama, tentunya dari sisi keyboard-nya yang luas. Lupakan laptop 14, 13 apalagi 11 inci yang sempit untuk kerja. Laptop 15 inci menurut kami sangat pas.

Dari sisi desain, dibanding laptop 15 inci sekelasnya, apalagi laptop jadul, bodi laptop 15 inci ini jauh lebih ringkas. Bahkan ukurannya bisa disamakan dengan berbagai laptop 14 inci yang dirilis beberapa tahun terakhir.

Tak hanya ringkas, bobot laptop ini juga tergolong ringan untuk sebuah laptop mainstream 15 inci. Cuma 1,7kg.

Nah, karena layarnya ringkas dan bobotnya ringan seperti halnya laptop 14 inci, ia jadi mudah dibawa bepergian saat pandemi usai nanti.

Ngomong-ngomong soal layar, VivoBook 15 A516 punya resolusi full HD 1080p. Ini merupakan standar minimal untuk menikmati layanan video streaming seperti YouTube dan Netflix dengan nyaman.

Fitur
Dari sisi fitur, laptop ini dilengkapi konektivitas yang sangat lengkap, baik secara kabel maupun nirkabel. Berbagai macam port tersedia di sini. Bahkan USB Type-C pun ada.

Untuk wireless, ada chip WiFi 5. Dan bagi para pecinta musik yang gemar menggunakan heaphone nirkabel, ia juga dilengkapi Bluetooth.


Baca juga:


Anda yang tak butuh mendengarkan music lewat Bluetooth bisa memanfaatkan speaker SonicMaster pada laptop ini. Dan menurut kami, suaranya memang tidak terlalu kencang dan biasa saja. Tapi cukup lah, untuk hiburan sehari-hari.

Puas menikmati hiburan, waktunya untuk bekerja. VivoBook 15 A516 merupakan laptop yang serba guna. Selain luas, keyboard-nya juga punya LED backlit.

Dengan 3 tingkat kecerahan, Anda bisa bekerja meskipun di ruangan gelap gulita. Dan buat yang butuh entri data, ada juga numpad yang sangat berguna.

Masih untuk bekerja, Asus juga dengan murah hati telah menyediakan laptop ini software Microsoft Office Home and Student full version. Dengan adanya Office original, pengguna tak lagi perlu mencari office bajakan atau serial number non resmi di e-commerce.

Performa
Bicara soal hardware, VivoBook 15 A516 yang kami coba ini diperkuat Intel Core i3 generasi ke-10 dan RAM 4GB. Konfigurasinya standar untuk perangkat kerja saat ini. Untungnya, Asus sudah memberikan storage dinamis pada laptop. Berikut spesifikasi ASUS VivoBook 15 A516JA yang kami uji kali ini:

Ya, selain SSD PCIe yang cukup kencang untuk loading OS dan aplikasi, masih ada harddisk sebesar 1TB yang sangat luas untuk menyimpan data-data pekerjaan.

Artinya, untuk jangka panjang, laptop ini masih bisa digunakan dengan aman. Paling RAM-nya saja yang agak mepet, hanya sebesar 4GB. Tapi jangan khawatir, ada slot ekstra jika Anda ingin melakukan upgrade RAM supaya laptop ini jadi makin wuss wuss.

Kami menjalankan beberapa benchmark untuk mengetahui performa laptop ini. Berikut hasilnya:








Dari skor yang didapat, menurut kami laptop ini cukup memadai jika digunakan untuk bekerja. Apalagi saat diuji dengan PCMark Modern Office, baterainya sanggup bertahan 8 jam lebih. Tentunya bisa lebih kalau Anda bekerja tidak terlalu intens.

Lalu, bagaimana jika digunakan untuk bermain?

Kami coba memainkan game populer di Steam seperti CS:GO dan juga PES 2021.

Meski lumayan lambat saat loading pertamakali, ternyata, CS:GO bisa dimainkan dengan cukup playable, dengan resolusi Full HD namun setting rata kiri. 50-60 fps, lumayan lah ya.

Untuk PES 2021, kami batal memainkannya. Loadingnya sangat lambat dan saat dimainkan, yaa gitu deh.


Kesimpulan
Kesimpulannya, VivoBook 15 A516 merupakan laptop yang pas. Ukuran layarnya lebar, lebih enak dari layar 14 inci ke bawah. Tapi, bodinya nggak terlalu bongsor seperti laptop 15 inci jadul.

Performanya, okelah. Apalagi upgradability options-nya cukup luas.

Artinya, untuk digunakan 3-4 tahun ke depan, laptop ini bisa jadi pilihan. Asal jangan dipakai untuk bermain game berat ya.

Postingan Populer

Review Asus Vivobook 14 A1405VA. Laptop Kerja Rp9 Jutaan

Dunia kerja yang semakin dinamis menuntut perangkat yang tidak hanya portabel, tetapi juga andal, aman, dan mampu mengakomodasi berbagai kebutuhan multitasking. Tren laptop kerja kini tak lagi sekadar berfokus pada bodi yang tipis dan ringan, tetapi juga memperhatikan aspek performa. Mulai dari prosesor kencang, kapasitas RAM besar dan upgradable, semua kini menjadi faktor esensial. Tak lupa juga dengan kehadiran fitur-fitur penunjang produktivitas seperti layar rasio 16:10, port konektivitas lengkap, dan sistem keamanan biometrik. Selain itu, laptop kerja modern dituntut memiliki daya tahan fisik yang tangguh. Standar militer seperti MIL-STD 810H kini menjadi nilai tambah penting, terutama bagi para profesional muda yang sering berpindah tempat kerja atau bekerja dalam kondisi lingkungan yang tidak selalu ideal. Terakhir, dukungan sistem operasi terkini dan paket software produktivitas seperti Microsoft Office Home & Student juga kini menjadi bagian dari “value” yang dicari oleh p...

Layar OLED untuk Gaming Akan Makin Hebat

LG Display kembali menunjukkan dominasinya sebagai pionir teknologi layar global. Perusahaan asal Korea Selatan ini mengumumkan keberhasilan produksi massal panel monitor OLED tercanggih di dunia dengan mengandalkan teknologi milik sendiri. Ya, lewat teknologi yang disebut sebagai Primary RGB Tandem, LG Display mengemas kombinasi luar biasa. Kecerahan hingga 1.500 nits, refresh rate 280Hz, dan respons waktu secepat 0,03ms. Tiga elemen utama dalam kualitas gambar monitor gaming OLED. Teknologi Primary RGB Tandem merupakan terobosan generasi keempat OLED dari LG. Alih-alih menggunakan satu lapisan RGB, teknologi ini menumpuk empat lapisan warna primer merah, hijau, dan biru secara independen. Hasilnya adalah kecerahan puncak tertinggi untuk OLED ukuran 27 inci, mencapai 1.500 nits (APL 1,5%), sambil mempertahankan akurasi warna hingga 99,5%. Capaian ini sangat ideal, tidak hanya untuk gamer, tapi juga untuk profesional kreatif di bidang produksi film dan color grading. Tidak berhenti di ...

Blue Screen of Death (BSOD) Akan Hilang dari Windows!

Setelah hampir empat dekade menjadi simbol frustrasi pengguna Windows, layar biru legendaris alias Blue Screen of Death (BSOD) akhirnya akan dipensiunkan. Ya, Microsoft mengonfirmasi bahwa penghapusan BSOD akan mulai akhir musim panas 2025. Tapi jangan gembira dulu. BSOD akan tetap muncul. Meski begitu, Windows 11 akan menghadirkan versi baru dari layar error ini. Dengan latar belakang hitam dan tampilan yang lebih sederhana, dan nanti akan dijuluki Black Screen of Death. Perubahan ini bukan sekadar kosmetik. Microsoft menghapus ikon wajah sedih dan kode QR yang biasanya tampil di BSOD, menggantinya dengan satu kode stop yang menjelaskan penyebab crash, seperti driver bermasalah atau komponen spesifik. Desain ramping ini pertama kali diuji di Windows Insider dan meniru tampilan layar progres sistem saat pembaruan berlangsung. Tujuannya jelas: membuat pesan error lebih mudah dipahami, tidak hanya oleh profesional IT, tapi juga oleh pengguna biasa. Menurut David Weston, Wakil Presiden Ke...

Peneliti Temukan Cara Aman Ambil Emas dari Elektronik Bekas

Sebuah terobosan penting dalam dunia pertambangan dan daur ulang limbah elektronik datang dari Australia. Tim peneliti dari Flinders University berhasil mengembangkan metode baru untuk mengekstraksi emas yang jauh lebih aman dan ramah lingkungan dibanding metode konvensional yang selama ini mengandalkan bahan kimia beracun seperti merkuri dan sianida. Emas adalah logam mulia bernilai tinggi yang digunakan luas di berbagai sektor, dari perhiasan dan investasi hingga elektronik, kedokteran, dan industri kedirgantaraan. Namun, metode ekstraksi tradisionalnya sering kali membawa dampak besar terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.  Merkuri, misalnya, masih banyak digunakan oleh penambang skala kecil di berbagai belahan dunia, meskipun sudah diketahui menyebabkan keracunan akut dan kerusakan ekosistem. Masalah ini semakin mendesak dengan melonjaknya limbah elektronik global. Pada tahun 2022, dunia menghasilkan sekitar 62 juta ton e-waste, sebagian besar mengandung logam berharga sep...

Intel Nova Lake Siap Tantang AMD 3D V-Cache

Intel tampaknya tidak tinggal diam melihat dominasi AMD dalam pasar CPU gaming enthusiast. Laporan terbaru menyebutkan bahwa Intel tengah menyiapkan prosesor Nova Lake dengan teknologi cache baru bernama bLLC (big Last Line Cache). Teknologi ini disebut-sebut sebagai jawaban terhadap 3D V-Cache dari AMD, teknologi yang menjadikan chip Ryzen X3D pilihan utama gamer sejak 2022. Kebocoran informasi dari leaker @Haze2K1 mengungkap bahwa setidaknya dua model Nova Lake akan mengusung bLLC. Arsitektur tersebut mengombinasikan 8 P-core dan 4 LP-E-core, dengan varian tambahan yang menghadirkan masing-masing 20 atau 12 E-core.  Kedua model diperkirakan mempertahankan TDP 125 watt, membuatnya tetap relevan untuk desktop enthusiast yang mengincar performa tinggi tanpa konsumsi daya ekstrem. Menariknya, teknologi bLLC ini bukan hal baru sepenuhnya bagi Intel. Ia sudah diimplementasikan lebih dulu dalam prosesor server Clearwater Forest, di mana cache lokal disematkan ke dalam base tile yang ber...