Langsung ke konten utama

Perbedaan Utama Antara Rule-Based AI dan Machine Learning AI

Sejumlah perusahaan lintas industri sedang mengeksplorasi dan mengimplementasikan proyek kecerdasan buatan atau Artificial Intelegence (AI).

Subjeknya dari data yang ukurannya besar hingga robotika, yang kemudian merambah ke proses bisnis otomatis, meningkatkan pengalaman pelanggan, dan berinovasi untuk mengembangkan produk.


Menurut situs McKinsey, “AI menjanjikan manfaat besar bagi bisnis dan ekonomi melalui kontribusinya terhadap produktivitas dan pertumbuhan.” Namun di balik semua itu pasti saja selalu muncul tantangan.


Komputer dan mesin tidak datang ke dunia ini dengan pengetahuan yang melekat. Seperti manusia, mereka ini perlu diajari bahwa lampu merah berarti berhenti dan hijau berarti pergi.


Jadi, bagaimana mesin-mesin ini benar-benar mendapatkan kecerdasan yang mereka butuhkan untuk melakukan tugas-tugas seperti mengendarai mobil atau mendiagnosis penyakit?

Ada banyak cara untuk mendapatkan AI, dan yang paling penting dalam pengembangannya adalah data. Tanpa data berkualitas, kecerdasan buatan adalah khayalan belaka. Ada dua cara data dapat dimanipulasi baik melalui Rule-Based atau Machine Learning dan beberapa latihan guna membantu Anda memilih di antara kedua metode tersebut.

Sistem Rule-Base 
Jauh sebelum AI dan Machine Learning (ML) menjadi istilah umum di bidang teknologi, pengembang mengkodekan pengetahuan manusia ke dalam sistem komputer sebagai aturan yang disimpan dalam basis pengetahuan.

Aturan-aturan ini mendefinisikan semua aspek tugas, biasanya dalam bentuk pernyataan "Jika". Contohnya: "jika A, lalu lakukan B, kalau tidak X, lalu lakukan Y".

Sementara jumlah aturan yang harus ditulis tergantung pada jumlah tindakan yang Anda inginkan untuk ditangani system. Misalnya, 20 tindakan menulis dan mengkode secara manual setidaknya 20 aturan.

Sistem berbasis aturan pada umumnya memiliki performa yang lebih rendah, lebih efektif namun berisiko karena aturan ini tidak akan berubah atau memperbarui sendiri kalu tidak diolah lagi oleh ownernya. Namun, aturan dapat membatasi kemampuan AI dengan kecerdasan yang kaku dan hanya dapat melakukan apa yang telah dikerjakan owner.

Hasil tetap: misalnya, hanya ada dua status yang dapat digunakan tombol "Tambahkan ke Troli", baik ditekan atau tidak. 

Risiko kesalahan cukup tinggi: Berisiko positif palsu, karena akan tebaca seperti 100% akurat atau 100% Tidak akurat, sesuai yang sudah diterapkan.

Sistem Machine Learning
Sementara ini sistem berbasis aturan dapat dianggap memiliki kecerdasan "tetap dan kaku", sebaliknya pada sistem Machine Learning ini AI yang dihasilkan akan bersifat adaptif dan memiliki upaya untuk mensimulasikan kecerdasan manusia.

Masih terdapat lapisan aturan yang mendasarinya. Mesin akan memiliki kemampuan untuk mempelajari aturan baru dan membuang aturan yang tidak berfungsi lagi.


Dalam praktiknya, ada beberapa cara mesin dapat belajar, tetapi pelatihan yang diawasi ketika mesin diberi data untuk dilatih, umumnya merupakan langkah pertama dalam program Machine Learning. Hasil akhirnya, mesin akan dapat menafsirkan, mengelompokkan, dan melakukan tugas-tugas lain dengan data yang tidak berlabel atau informasi yang tidak diketahui oleh ownernya.

Aturan sederhana tidak berlaku, artinya tidak menggunakan aturan kaku dan baku seperti Ruled-base perubahannya lebih cepat: Akan diperbarui ketika situasi, skenario, dan data berubah lebih cepat dan dapat terus menulis aturan baru.

Baca juga :

Nah begitulah perbedaan dari Rule-based dan Machine Learning. Manfaat yang diantisipasi untuk AI tinggi, sehingga keputusan yang diambil perusahaan pada awal pelaksanaannya bisa sangat penting untuk kesuksesan.


Menyelaraskan pilihan teknologi Anda dengan tujuan bisnis dapat mendasari apa yang akan dilakukan kedepannya. Masalah apa yang Anda coba selesaikan, atau tantangan yang Anda coba temui. Keputusan untuk menerapkan sistem Ruled-base atau Machine Learning akan memiliki dampak jangka panjang pada bagaimana program AI perusahaan berkembang dan berskala. 

Bagi banyak pengembang AI, tantangannya adalah ketika memulai pengembangan Ai itu sendiri. Jika Anda termasuk dalam kategori pengembang AI, mulailah dengan menentukan apakah metodenya akan menggunakan Ruled-base atau Machine Learning. Gunakan yang paling baik untuk kebutuhan Anda.

Postingan Populer

Hp Oppo Murah Ini Cuma 1 Jutaan

Oppo belum lama ini menggelar smartphone terbarunya ke pasaran Indonesia. Spesifikasinya mengagumkan, apalagi fitur kameranya. Ya, Oppo Reno 10x Zoom menawarkan kemampuan fotografi yang mumpuni, sekaligus performa perangkat yang hebat. Meski demikian, ada harga ada rupa. Smartphone tersebut dipasarkan dengan harga yang tidak murah, yakni Rp12,999 juta untuk versi dengan RAM 8GB dan storage 256GB. Mahal? Tentu saja tidak, jika melihat spesifikasi yang disediakan di dalamnya. Sayangnya, tidak semua pengguna mampu membeli smartphone Oppo dengan harga yang tergolong fantastis tersebut. Cukup banyak di antara kita yang ingin membeli hp Oppo murah yang harganya kalau bisa di bawah Rp1 juta. Kalau tidak ada pun, kalau bisa harganya masih Rp1 jutaan. Alias di bawah Rp2 juta. Nah, kalau sudah begitu, apa pilihan yang bisa kita dapatkan? Berikut ini pilihannya: Harga HP Oppo Murah di 2019: Untuk smartphone alias hp Oppo murah di harga 1 jutaan, dipastikan Anda sudah mendapatkan pe...

Motherboard DDR4 dan DDR5 Sekaligus Dirilis Asrock

ASRock kembali menghadirkan pendekatan yang nyaris terlupakan di pasar motherboard modern lewat peluncuran H610M Combo. Motherboard micro-ATX berbasis chipset Intel H610 ini menawarkan dukungan ganda untuk memori DDR4 dan DDR5 dalam satu papan induk. Langkah ini merupakan sebuah strategi yang jelas menyasar segmen kantor, bisnis, dan sistem berbiaya rendah yang kini berada di bawah tekanan. Khususnya saat terjadi kenaikan harga komponen, terutama memori. Keputusan ASRock ini menarik karena dalam beberapa tahun terakhir industri secara tegas memisahkan dukungan DDR4 dan DDR5 demi efisiensi desain dan stabilitas. Namun, H610M Combo justru menghidupkan kembali konsep “transisi generasi” dengan menyediakan empat slot DDR5 dan dua slot DDR4.  Pengguna memang tidak bisa mencampur kedua jenis memori secara bersamaan, tetapi fleksibilitas ini memberi opsi penting. Kapasitas hingga 96GB DDR5 atau 64GB DDR4, tergantung kebutuhan dan kondisi pasar. Dari sisi fitur, ASRock H610M Combo tetap re...

Windows 11 Akan Lebih Cepat dan Efisien. Khususnya untuk Gaming

Kabar gembira mulai berseliweran di Internet. Informasi terbaru, Microsoft bersiap melakukan perubahan besar pada Windows 11. Fokus utamanya adalah meningkatkan pengalaman gaming lintas perangkat.  Dalam pengumuman terbarunya melalui Windows Experience Blog, perusahaan asal Redmond itu menegaskan bahwa pembaruan Windows 11 tahun depan akan diarahkan agar sistem operasi menjadi lebih cepat, lebih efisien secara daya. Tak hanya itu, Windows 11 versi baru disebut-sebut akan menghadirkan pengalaman visual yang semakin imersif. Terutama bagi gamer. Fokus utama Microsoft terletak pada optimalisasi komponen inti Windows 11. Pengelolaan workload di latar belakang akan dibuat lebih agresif untuk membebaskan sumber daya bagi aplikasi dan game di foreground. Selain itu, efisiensi penjadwalan CPU, manajemen daya, penyempurnaan graphics stack, hingga pembaruan driver menjadi bagian dari strategi menyeluruh untuk menekan overhead sistem. Tujuan akhirnya cukup ambisius: menghadirkan pengalaman “c...

Review Asus Zenbook 14 OLED UX3405CA. Laptop Tipis Premium dengan Prosesor Kencang

Di tengah meningkatnya adopsi layar OLED pada laptop consumer portable performa tinggi, Asus kembali mengukuhkan posisinya lewat Zenbook 14 OLED UX3405CA. Laptop tipis ini merupakan sebuah laptop 14 inci yang tidak hanya memprioritaskan estetika dan portabilitas, tetapi juga menghadirkan inovasi yang relevan untuk kebutuhan produktivitas modern dan penggunaan hybrid. Asus Zenbook 14 OLED UX3405CA hadir sebagai penyempurnaan dari generasi sebelumnya, dengan membawa layar OLED yang semakin matang, performa chip Intel Core Ultra yang lebih cepat dan efisien, serta peningkatan kualitas desain yang membuatnya lebih ergonomis. Ia juga sudah menggunakan RAM 32GB serta storage SSD 1TB. Aman untuk menghindari lonjakan kenaikan harga di 2026 mendatang. Ya, laptop Asus yang satu ini dirancang untuk pengguna profesional, mahasiswa, kreator kasual, dan pekerja hybrid yang membutuhkan perangkat portabel dengan kualitas layar terbaik dan performa stabil sepanjang hari. Pada review kali ini, kita aka...

Asus Zenbook DUO Akan Semakin Kencang dan Hemat Daya

Asus kembali memanaskan pasar laptop premium dengan merilis teaser resmi untuk generasi terbaru Zenbook DUO yang dijadwalkan meluncur di ajang CES 2026. Melalui akun media sosial globalnya, laptop Asus dua layar tersebut menegaskan dua pesan utama: “Next Level Durability” dan “Next Level Power That Lasts”. Fokus teaser yang dirilis itu cukup jelas. Asus ingin menyoroti dua aspek krusial yang selama ini menjadi tantangan laptop dual-screen, yakni ketahanan mekanikal dan daya tahan baterai.  Cuplikan CGI yang dirilis memperlihatkan sistem engsel yang tampak lebih kokoh, diikuti visual sel baterai yang menyala dan digambarkan tersimpan di kedua sisi bodi perangkat. Ini mengindikasikan pendekatan desain baterai ganda, sebuah konsep yang pernah diterapkan Lenovo pada ThinkPad T580 untuk mengejar klaim daya tahan hingga 27 jam, meski tanpa konfigurasi layar ganda. Jika benar Asus Zenbook DUO generasi baru mengadopsi baterai di kedua sisi perangkat, langkah ini bisa menjadi jawaban atas k...