Langsung ke konten utama

Bahaya Mengancam di Balik FaceApp

Belakangan ini di berbagai jejaring sosial media sedang marak pengguna yang melakukan "oplas challenge". Dalam tantangan ini, pengguna mengubah wajah mereka menjadi lebih rupawan, seolah-olah baru saja melakukan operasi plastik dan mengunggahnya di media sosial.

Tak hanya masyarakat biasa, deretan artis hingga tokoh publik pun tak ketinggalan untuk mengikuti tantangan ini, seperti Melaney Ricardo, Melly Goeslaw, Ashanty, dan masih banyak lagi. Mereka ramai-ramai memanfaatkan aplikasi yang beranama FaceApp.


Cara menggunakan FaceApp untuk "oplas challenge" ini sangat mudah. Pertama, unduh aplikasi FaceApp melalui Google Play Store untuk pengguna Android atau Apple App Store di iOS untuk pengguna iPhone.



Selanjutnya, buka aplikasi FaceApp. Di sana, Anda akan menemukan tampilan yang sederhana. Tampilan tersebut hanya memperlihatkan layar untuk mengambil gambar selfie yang juga bisa dialihkan ke kamera belakang.

Setelah menentukan foto yang akan digunakan, pengguna dapat memilih opsi "Fun" untuk mulai memanipulasi foto. Kemudian, pengguna juga bisa memilih sejumlah filter yang ada. Filter yang tersedia pun cukup beragam, mulai dari Hollywood 2, Silk, Kiss, Glance, Female HD, dan Star.

Setelah itu pengguna bisa mengunggah foto tersebut di Instagram. Untuk diketahui, FaceApp merupakan aplikasi editor foto yang mengandalkan teknologi kecerdasaan buatan (artificial intellengence/AI) yang mampu mengubah wajah penggunanya sesuai dengan keinginan. Adapun kabar sebelumnya pada 2019 lalu, dunia maya juga sempat diramaikan oleh tantangan #AgeChallenge yang juga menggunakan FaceApp untuk memanipulasi foto.


Baca Juga:

FaceApp sendiri merupakan aplikasi fotografi dengan ukuran cukup kecil yang hanya seukuran 18MB saja. Namun kapasitas aplikasi belum termasuk file efek, jadi Anda harus mengunduh file efek tersebut sebelum menggunakannya.

Meski gratis pada saat pemasangan, namun ada fitur lain yang hanya dapat diakses secara premium atau berbayar. Fitur premium yang ditawarkan adalah riasan malam atau siang yang sempurna, serta filter jejak ukuran penuh.


Menurut data pengguna aplikasi ini tercatat sudah lebih dari 100 juta orang dan 2,5 juta orang yang telah memberi ulasan. Aplikasi FaceApp mendapat rating 4,6. Artinya, para penggunanya sangat menyukai aplikasi ini.

Dengan menggunakan aplikasi FaceApp, Anda bisa menjadi lebih tua atau lebih muda. Selain itu juga bisa menambahkan atribut lain seperti kacamata, make-up, janggut dan cambang. Keseruan lain dalam FaceApp pengguna bisa mengubah model rambut, dan memburamkan latar belakang foto hingga mengubah menjadi versi beda gender.


Sayangnya, menurut informasi, di balik kesuksesan aplikasi editor foto ini ada fakta yang membuat para penggunanya menjadi tidak tenang. FaceApp dianggap mampu mengambil informasi pribadi dari smartphone.

Salah satu hal yang menjadi permasalahan para pakar adalah mengenai ketidakjujuran pihak FaceApp. Hal ini menyangkut foto pengguna yang ternyata diunggah ke penyimpanan awan atau Cloud Server sebelum di proses editing.


Artinya pihak FaceApp menyimpan file-file foto penggunanya di server mereka, tanpa tahu akan dijadikan seperti apa foto kita nantinya. Pihak FaceApp juga mampu mengakses lokasi, file, bahkan history browsing penggunanya, sehingga rentan sekali akun-akun seperti bank dan lainnya pihak FaceApp mengetahuinya.

Itulah fakta menurut data dari Faceapp mulai dari lahirnya aplikasi ini, pencipta, teknologi serta berbagai masalah yang ada di dalamnya. Sejatinya, aplikasi FaceApp atau apapun itu, kita harus melihat terms atau perjanjian dari pihak pengembang.

Postingan Populer

Review ASUS Gaming K16 (K3605). Laptop Gaming Murah, Laptop untuk Sekolah dan Kuliah

Banyak laptop murah yang memang mampu menjalankan game ringan, namun mudah kewalahan saat berhadapan dengan judul-judul AAA atau kebutuhan multitasking berat. Padahal, tren laptop gaming saat ini tidak hanya terbatas pada hiburan.  Mahasiswa jurusan desain, arsitektur, hingga komunikasi visual juga membutuhkan laptop dengan GPU diskrit untuk menunjang software grafis dan editing. Akhirnya, laptop gaming murah pun berkembang menjadi solusi serbaguna, bukan sekadar perangkat untuk bermain, tetapi juga untuk belajar dan bekerja. Asus, sebagai pemain besar di industri laptop, menangkap peluang tersebut melalui seri Asus Gaming K16 K3605. Dengan kombinasi prosesor Intel Core H-series, GPU NVIDIA GeForce RTX 3050, layar 144Hz, dan RAM 16GB, laptop ini menjanjikan performa yang seimbang untuk gaming sekaligus produktivitas.  Tak hanya itu, harga yang masih terjangkau untuk segmennya, bahkan tergolong laptop gaming murah, membuat Asus Gaming K16 menjadi opsi menarik bagi pengguna muda...

Asus Dominasi Pasar Copilot+ PC di Indonesia dengan 60% Market Share

Industri laptop global kini memasuki era baru dengan hadirnya laptop AI, termasuk Copilot+ PC yang dirilis sejak 2025. Perangkat ini dirancang untuk menjawab kebutuhan komputasi modern yang semakin bergantung pada kecerdasan buatan.  Di Indonesia, tren tersebut berkembang pesat, dan Asus berhasil mencatatkan pencapaian signifikan dengan menguasai 60% pangsa pasar Copilot+ PC. Posisi ini menegaskan Asus sebagai pemimpin pasar yang mampu menghadirkan kombinasi teknologi mutakhir, ekosistem aplikasi AI, serta dukungan layanan purna jual yang komprehensif. Salah satu faktor utama keberhasilan Asus adalah kehadiran seri laptop AI dengan NPU 45+ TOPS, melampaui standar 40 TOPS yang ditetapkan Microsoft untuk Copilot+ PC. Performa ini didukung oleh prosesor terbaru dari Intel, AMD, dan Qualcomm yang bukan hanya unggul dalam komputasi AI, tetapi juga hemat daya.  Hasil pengujian internal menunjukkan daya tahan baterai lebih dari 20 jam, menjadikan laptop Asus salah satu yang paling ef...

Intel Core Ultra 5 235HX: Prosesor Laptop Menengah dengan Performa Kelas Atas

Intel mungkin dikritik karena Arrow Lake desktop yang melempem, tetapi lini mobile Arrow Lake-HX justru mengejutkan. Core Ultra 5 235HX, prosesor kelas menengah, muncul di PassMark dengan skor 4.708 single-thread dan 40.122 multi-thread, cukup untuk membuat hierarki CPU Intel sendiri berantakan. Meski tanpa Hyper-Threading dan hanya mengandalkan 14 core, chip ini mencatat lonjakan 38 persen multi-thread dibanding Core i5-14500HX. Dengan P-Cores hingga 5,1 GHz, E-Cores 4,5 GHz, TDP 55W dan turbo 160W, spesifikasinya tampak biasa saja. Namun hasilnya, ia justru mengungguli prosesor dengan core lebih banyak. Yang paling memalukan bagi Intel, Ultra 5 235HX mampu mengalahkan Core i7-14700HX (18 persen lebih cepat single-thread, 7 persen multi-thread) dan bahkan menyalip Core i9-14900HX di single-thread dengan keunggulan 11 persen. Di multi-thread, ia hanya tertinggal 11 persen dari sang flagship. Bagi AMD, hasil ini juga menyesakkan. Ultra 5 235HX melampaui Ryzen 7 9800X3D dan Ryzen 9 9955H...

Musim Kemarau Tetap Hujan di Indonesia. Apa Penyebabnya?

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi Indonesia mengalami kemarau basah tahun ini. Fenomena ini ditandai dengan curah hujan yang tetap tinggi meski berada pada periode musim kemarau. Apa Itu Kemarau Basah? Menurut BMKG, kemarau basah adalah kondisi curah hujan di atas normal pada musim kemarau. Biasanya, musim kering dipengaruhi monsun Australia yang membawa udara kering. Namun, tahun ini monsun tersebut melemah sehingga suhu muka laut di selatan Indonesia tetap hangat. Akibatnya, uap air lebih banyak dan awan hujan mudah terbentuk. Inilah penyebab utama munculnya kemarau basah di Indonesia. Selain itu, faktor lain yang memperkuat pembentukan hujan adalah gelombang Kelvin, konvergensi angin, dan labilitas atmosfer lokal. Kombinasi ini mempercepat pertumbuhan awan hujan di berbagai wilayah. Sejak awal Agustus, BMKG mencatat peningkatan hujan dengan intensitas ekstrem di berbagai provinsi, seperti Kepulauan Riau, Jambi, Banten, Jakarta, Kalimantan Barat, Su...

Qualcomm Siapkan Snapdragon 8 Elite Gen 5 Khusus untuk Samsung Galaxy S26

Qualcomm siap mengguncang pasar smartphone dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5, prosesor yang diklaim tercepat di dunia. Samsung Galaxy S26 akan mendapat versi spesial dengan kecepatan hingga 4,74 GHz, lebih tinggi dibanding varian standar 4,61 GHz yang akan digunakan Xiaomi, Honor, iQOO, OnePlus, dan Realme. Chip ini mengusung arsitektur 2+6 core layout dengan dua core performa hingga 4,61 GHz dan enam core efisiensi pada 3,63 GHz. Di sisi grafis, Adreno 840 GPU dengan clock 1,2 GHz menjanjikan performa tinggi untuk gaming maupun aplikasi berbasis AI. Bocoran benchmark menyebut Snapdragon 8 Elite Gen 5 menembus 4 juta poin di AnTuTu v11, jauh di atas rekor lama sekitar 2,66 juta. Menurut CEO Qualcomm, Cristiano Amon, keunggulan prosesor baru ini bukan hanya soal kecepatan. “Kepemimpinan kami dalam pemrosesan AI, komputasi berperforma tinggi dan hemat daya, serta konektivitas canggih, menempatkan Qualcomm sebagai platform pilihan industri saat AI berkembang di edge,” ujarnya dalam laporan ...