Langsung ke konten utama

Asus Hadirkan ZenBook S, Notebook Tipis dengan ErgoLift

Asus tak henti-hentinya membombardir pasaran notebook premium di Indonesia dengan produk-produk unggulannya. Baru  saja di akhir Juli lalu mereka menghadirkan ZenBook UX331UAL, notebook ultra tipis mereka dengan sertifikasi standar militer, kini mereka menghadirkan versi terbarunya. Masih tetap dengan standar militer.

Bedanya, notebook yang kali ini dihadirkan, yakni ZenBook S UX391UA, punya desain yang lebih cantik. Tidak lurus-lurus saja seperti UX331UAL. Kecantikan desain ZenBook S adalah karena ia sudah menggunakan hinge spesial yang disebut dengan ErgoLift design.


Ya, Asus ZenBook S UX391UA memiliki desain inovatif ErgoLift terbaru yang dirancang khusus agar pengguna ultrabook ini bisa mengetik dengan nyaman. ErgoLift memiliki mekanisme khusus yang memungkinkan keyboard membentuk sudut 5,5 derajat – sudut paling optimal untuk mengetik.


Tidak hanya itu, desain ErgoLift juga memungkinkan layar ZenBook S UX391UA bisa terbuka dengan sudut hingga 145 derajat, lebih luas dari sebagian besar ultrabook yang ada di pasar Indonesia. Ketika laptop ditutup, penyangga pada desain ErgoLift akan tersembunyi secara otomatis, sehingga bentuk ultrabook ini tetap ramping dan mudah dibawa ke manapun.

Selain itu, ErgoLift memungkinkan audio Harman Kardon yang tersemat di ultrabook ini berperforma lebih prima. Pasalnya, audio yang disemburkan ke arah bawah akan dipantulkan oleh permukaan meja atau tempat notebook ini diletakkan sehingga akan membuat suara menjadi terdengar lebih mantap.


Layar Asus  ZenBook S UX391UA menggunakan bezel NanoEdge yang memiliki ketebalan hanya 5,9mm dan memiliki 85% screen-to-body ratio. Pengalaman visual pengguna juga semakin optimal  berkat dukungan  100% sRGB color gamut dan resolusi Full HD (1920x1080) dengan viewing angle hingga 178 derajat. 

Baca juga:

Asus ZenBook S UX391UA memiliki ketebalan hanya 12,9mm serta serta bobot sekitar 1Kg. Dimensinya juga kurang lebih sama dengan ukuran kertas A4, sehingga membuatnya layak dijuluki sebagai salah satu ultrabook paling ringkas di dunia. Pada aspek performa, ultrabook ini mengusung komponen hardware kelas atas namun memiliki konsumsi daya yang rendah.


Ultrabook ini memuat prosesor Intel Core i7-8550U berkecepatan 1,8 GHz dengan yang dapat dipacu hingga 4,0GHz. Prosesor Intel Core generasi ke-8 ini mengusung arsitektur 14nm yang hemat daya sehingga membuat baterai ZenBook S UX391UA bisa bertahan dengan penggunaan hingga 13,5 jam. Ia ditopang RAM LPDDR3 dengan kapasitas hingga 16GB. Sementara penyimpanannya menggunakan PCIe SSD dengan kapasitas 512GB agar pengalaman penggunaannya lebih optimal.

Di Indonesia, notebook yang hadir dalam pilihan warna Deep Dive Blue (warna Rose Gold menyusul) dipasarkan di harga Rp26,299. Tertarik?

Postingan Populer

Review Asus Vivobook 14 A1407QA. Laptop Copilot+ PC Paling Murah!

Perkembangan kecerdasan buatan dalam komputasi semakin pesat. Dan tren yang berkembang saat ini dalam industri laptop adalah hadirnya Copilot+ PC besutan Microsoft, yang terus membenahi Windows 11 dengan fitur-fitur AI terbarunya. Sebagai gambaran, teknologi ini memungkinkan laptop untuk menjalankan berbagai tugas berbasis AI secara lokal, tanpa harus selalu bergantung pada cloud alias terhubung ke Internet. Nah, salah satu syarat utama agar laptop mampu mengadopsi tren ini dengan baik adalah kehadiran Neural Processing Unit (NPU) yang kuat, dengan kemampuan setidaknya 45 TOPS untuk menangani berbagai skenario pemrosesan AI. Seperti diketahui, laptop masa depan diharapkan tidak hanya mengandalkan CPU dan GPU untuk menangani komputasi berat, tetapi juga memanfaatkan NPU untuk meningkatkan efisiensi daya dan performa dalam tugas berbasis kecerdasan buatan. Di pasaran, Asus baru-baru ini menghadirkan seri Vivobook 14 A1407QA yang hadir dengan prosesor Qualcomm Snapdragon X. Prosesor terse...

Diblokir AS, Huawei Buat Sendiri Chip AI Saingi Nvidia

Huawei tengah mempersiapkan pengujian chip kecerdasan buatannya yang terbaru, Ascend 910D, dengan harapan dapat bersaing dengan produk kelas atas dari Nvidia. Langkah ini muncul di tengah meningkatnya pembatasan AS yang berdampak pada industri semikonduktor China. Menurut laporan dari Wall Street Journal, Huawei telah mendekati perusahaan teknologi China untuk menguji kelayakan teknis chip Ascend 910D. Meskipun pengembangan masih dalam tahap awal, upaya di atas menunjukkan keseriusan Huawei dalam menghadapi gangguan yang diberikan AS terhadap akses teknologi semikonduktor. Ascend 910D diharapkan mampu mengungguli Nvidia H100, yang telah menjadi standar industri untuk pelatihan AI sejak tahun 2022 lalu. Generasi sebelumnya dari lini Ascend mencakup model 910B dan 910C.  Teknologi terbaru yang digunakan memungkinkan pengemasan beberapa die silikon untuk meningkatkan performa, meskipun efisiensinya masih lebih rendah dibandingkan H100.  Sebagai gambaran, meski masuk dalam daftar ...

Jumlah Pengguna Copilot Makin Tertinggal Jauh Dibanding Pengguna ChatGPT

Kabar kurang menyenangkan kembali dihadapi oleh Microsoft. Raksasa produsen software tersebut menghadapi tantangan besar dalam upayanya mendorong adopsi AI melalui Copilot, asisten berbasis kecerdasan buatan yang diintegrasikan langsung ke Windows.  Meskipun perusahaan telah menginvestasikan miliaran dolar AS, memasukkan Copilot ke dalam sistem operasi, dan bahkan menambahkan tombol khusus pada keyboard laptop, jumlah pengguna Copilot aktif mingguannya stagnan di angka 20 juta saja. Ironisnya, angka ini jauh tertinggal dibandingkan dengan ChatGPT, yang berhasil menarik lebih dari 400 juta pengguna per minggunya. Menurut laporan dari Newcomer, pertumbuhan pengguna Copilot hampir tidak menunjukkan kenaikan. Bahkan dalam sebuah pertemuan eksekutif, Chief Financial Officer Microsoft, Amy Hood, menampilkan grafik yang mengonfirmasi minimnya minat publik.  Dengan lebih dari 1,5 miliar pengguna Windows di seluruh dunia, hanya sekitar satu persen yang benar-benar memanfaatkan fitur in...

Nvidia RTX 5060 Meluncur 19 Mei, Harga $299

Nvidia dikabarkan akan meluncurkan GeForce RTX 5060 (non-Ti) pada 19 Mei mendatang. Informasi ini berasal dari mitra AIC Nvidia yang telah menerima detail embargo terkait perilisan kartu grafis terbaru ini. Menariknya, review resmi diperkirakan akan tayang di hari yang sama dengan peluncuran, sehingga calon pembeli harus mengandalkan benchmark resmi dari Nvidia sebelum memutuskan membeli. RTX 5060 menjadi kartu grafis kedua dalam lini RTX 5060 Series setelah peluncuran RTX 5060 Ti bulan ini, yang hadir dalam varian 8GB dan 16GB. RTX 5060 reguler masih menggunakan GPU GB206 yang sama, namun dengan konfigurasi lebih ringan: hanya 3840 CUDA cores dan memori 8GB GDDR7 28Gbps dengan antarmuka memori 128-bit. Menurut laporan Videocardz.com, Nvidia tetap mengandalkan teknologi DLSS sebagai salah satu nilai jual utama RTX 5060. Sebagai penerus langsung GeForce RTX 4060, kartu ini membawa peningkatan performa yang cukup signifikan, tetap mempertahankan harga terjangkau di $299 MSRP. Kebijakan e...

Laptop Murah Lenovo Mulai Beredar dengan Linux

Kabar gembira bagi penggemar laptop Lenovo. Produsen laptop terkemuka asal China tersebut diam-diam menawarkan beberapa model laptop yang terinstalasikan Linux. Produk tersebut sudah mulai dipasarkan di AS dan Kanada. Menurut sejumlah pengamat, langkah tersebut diambil demi menghindari biaya tambahan untuk Windows yang bisa mencapai sekitar $140 atau sekitar Rp2,3 juta, tergantung pada modelnya.  Seorang pengguna Reddit baru-baru ini mendapati ada beberapa seri ThinkPad X1 Carbon dijual lebih murah dengan Fedora atau Ubuntu dibandingkan dengan versi yang sama tetapi dipasangi dengan Microsoft Windows. Di situs web Lenovo AS dan Kanada, beberapa model dapat dibeli dengan Linux, tetapi tidak semua produk menawarkan pilihan tersebut. Dukungan Linux masih terbatas pada berbagai lini seperti ThinkPad, Yoga, Legion, dan LOQ, sehingga pembeli harus mencari secara spesifik model yang kompatibel.  Produsen lain seperti Dell juga menyediakan laptop yang bersertifikat Ubuntu, namun tidak...