Langsung ke konten utama

Perbedaan Performa Smartphone RAM 3GB, 4GB dan 6GB

Saat ini smartphone semakin memiliki ukuran RAM yang sangat besar. Ukurannya bisa jadi malah lebih besar dari ukuran RAM notebook yang kita gunakan. Kalau dulu RAM smartphone hanya 1GB atau 2GB saja, saat ini RAM smartphone sudah jauh lebih besar.

Smartphone-smartphone terjangkau saat ini sudah hadir dengan kapasitas RAM dengan 3GB. Bahkan smartphone dengan RAM 4GB pun sudah banyak yang mulai masuk ke segmen smartphone terjangkau. Beberapa contoh di antaranya adalah Xiaomi Redmi 5 series, Asus Zenfone Max Pro M1 series, ataupun Infinix Hot S3X. Smartphone-smartphone dengan RAM 4GB tersebut bisa ditebus di harga Rp2 jutaan saja.

Lalu, apakah otomatis kita beli saja smartphone dengan RAM terbesar? Kalau budget tidak masalah, tentu silakan saja. Tetapi buat kita-kita yang punya anggaran terbatas, tentunya kita perlu berhemat dan mempertimbangkan masak-masak sebelum menjatuhkan pilihan ke smartphone yang kita beli. Pasalnya, smartphone tersebut akan kita gunakan minimal setahun dua tahun ke depan sebelum kita harus menggantinya dengan yang baru.


Pertanyaan berikutnya? Seberapa signifikan kah selisih perbedaan smartphone dengan RAM 3GB, 4GB dan 6GB dari sisi performa?

Berikut ini perbandingan performa smartphone yang sama persis yang hanya berbeda pada kapasitas RAM-nya yakni 3GB, 4GB dan 6GB. Spesifikasi lainnya identik, hanya ada penambahan kapasitas internal storage pada smartphone versi 4GB dan 6GB dan peningkatan resolusi kamera pada smartphone versi 6GB-nya. Tetapi itu semua tentu tidak berpengaruh pada kecepatan smartphone.

Baca juga:

Performa Benchmark
Dari deskripsi di atas, tentu Anda bisa menebak smartphone apa yang kita jadikan alat perbandingan. Ya, tak lain tak bukan adalah Asus Zenfone Max Pro M1 versi 3GB, 4GB dan 6GB. Per Agustus lalu, semuanya sudah tersedia lengkap di pasaran Indonesia. Tak perlu panjang lebar, berikut ini performa ketiga saudara kandung beda kapasitas RAM tersebut:



Tidak ada perbedaan signifikan pada aplikasi benchmark sintetik Antutu yang menilai performa smartphone secara keseluruhan. Hanya sekitar 4,2 persen selisih antara RAM 3GB dengan 6GB. Adapun smartphone dengan RAM 4GB hanya sekitar 2,4 persen lebih cepat dari RAM 3GB.



Jika kita ukur performa prosesornya, ya tentu tidak ada perbedaan karena semua memakai prosesor yang sama dan OS yang sama pula. Kalaupun ada selisih perbedaan performa, masih bisa diabaikan.



Dari sisi performa grafis pun demikian. Selisih performa smartphone dengan RAM 3GB dibanding smartphone dengan RAM 4GB atau 6GB juga tidak signifikan. Hanya 1,5 persen saja RAM 6GB lebih pesat dibanding RAM 3GB dari sisi urusan grafis.



Menggunakan aplikasi pengujian multitasking, terlihat perbedaan RAM 3GB dan 6GB paling hanya berkisar di kisaran 4 persen. Ini pun tentunya sangat tidak signifikan.



Hal yang menarik yang perlu diperhatikan adalah dari sisi kapasitas RAM yang tersisa pada smartphone jika kita menggunakan RAM 3GB, 4GB atau 6GB. Dari gambar di atas, bisa diketahui bahwa secara rata-rata RAM yang terpakai oleh sistem operasi mencapai 1,4GB. Hanya tersisa sekitar 1,5GB RAM untuk digunakan oleh aplikasi tambahan. Dengan demikian, jika Anda membuka aplikasi baru, aplikasi lama yang sebelumnya masih belum ditutup dan berjalan di background, akan dimatikan.

Beda halnya dengan RAM 4GB apalagi 6GB. Rata-rata, sistem operasi hanya memakan RAM sebesar 1,9GB. Untuk varian 4GB, masih ada sekitar 2GB yang bisa digunakan untuk aplikasi bawaan ataupun pihak ketiga, dan sekitar 4,1GB tersisa untuk smartphone dengan RAM 6GB.

Buat Anda yang gemar ber-multitasking, ini merupakan manfaat signifikan. Banyaknya sisa RAM yang tersedia membuat pengguna bisa terus membuka aplikasi baru dan membiarkan yang lama berjalan di background. Tentunya sampai jumlah tertentu sampai RAM 6GB tersebut optimal dipakai.

Setelah aplikasi baru terbuka dan dijalankan, aplikasi yang sebelumnya kita pakai pun masih ada di background. Berhubung RAM nya besar, maka aplikasi tersebut tidak dimatikan dan kapanpun Anda akan kembali ke aplikasi tersebut, loading time-nya pun menjadi lebih cepat.


Kesimpulan
Dari hasil pembuktian di atas, memilih smartphone dengan RAM 6GB saat ini memang masih terasa berlebihan. Jika Anda perhatikan, smartphone dengan RAM 4GB pun sudah cukup mumpuni untuk menjalankan aplikasi terkini. Tetapi tentunya di masa depan, akan terus bermunculan aplikasi-aplikasi baru yang semakin membutuhkan resource memory yang besar. Kalau sudah begini, kita memang wajib membeli smartphone dengan RAM 6GB.

Postingan Populer

10 PC All in One Terbaik. Solusi Praktis untuk Rumah dan Kantor Modern

Dalam beberapa tahun terakhir, pasar perangkat komputer telah mengalami pergeseran signifikan. Penggunaan PC All in One (AIO) semakin populer, terutama di kalangan pengguna rumahan, pekerja remote yang work from home, pelajar di lab sekolah, hingga kantor kecil ataupun UMKM. Faktor utamanya adalah, ruang kerja makin terbatas, dan banyak orang mencari solusi komputer yang ringkas, mudah dipasang, dan tetap bertenaga. Dengan integrasi layar, CPU, penyimpanan, dan periferal dalam satu perangkat, tanpa banyak kabel, PC All in One menjanjikan tampilan meja yang bersih, setup cepat, dan mobilitas lebih mudah bila ruang berpindah. Desain ramping dan fungsional kian diminati seiring gaya hidup minimalis dan kebutuhan fleksibilitas ruang. Selain itu, kinerja perangkat AIO yang kini menggunakan CPU dan GPU modern sudah cukup untuk menunjang pekerjaan sehari-hari, belajar, bahkan kreativitas ringan. Tren ini menunjukkan bahwa Komputer All in One bukan lagi sekadar alternatif. Tetapi bisa jadi pil...

Review Asus Vivobook S14 M3407HA, Laptop AI Bertenaga dari AMD

Segmen laptop AI performa tinggi kini menjadi medan persaingan paling panas di industri komputasi portabel. Setelah era Qualcomm Snapdragon X Elite dan X Plus lalu Intel Core Ultra mencuri perhatian dengan integrasi NPU (Neural Processing Unit) di dalam prosesornya, AMD tidak tinggal diam.  Kehadiran prosesor Ryzen 7 260 dengan XDNA NPU hingga 16 TOPS menandai langkah strategis AMD dalam menghadirkan laptop cerdas yang tak hanya cepat, tapi juga hemat daya dan efisien dalam menjalankan beban kerja berbasis AI. Semuanya mentransformasi tugas-tugas yang biasanya dilakukan CPU, kini menjadi dikerjakan oleh NPU. Khususnya tugas berbasis AI. Laptop AI Asus Vivobook S14 M3407HA menjadi contoh nyata transformasi tersebut: menghadirkan kinerja tinggi, kemampuan AI lokal, dan efisiensi baterai yang sebelumnya sulit dicapai. Dengan fokus pada portabilitas dan ketahanan daya, Asus mencoba menghadirkan laptop yang bukan hanya untuk kerja kantoran, tapi juga untuk kreasi konten, komunikasi, dan...

Asus ExpertBook PM3 PM3406CKA. Laptop Bisnis untuk Jangka Panjang

Segmen laptop bisnis selama bertahun-tahun terjebak pada satu pola: performa tinggi di tahun pertama, dan tuntutan upgrade mahal pada tahun ketiga atau keempat. Di era PC AI saat ini, masalah tersebut semakin terasa. Alasannya, workload berbasis kecerdasan buatan saat ini membutuhkan ruang penyimpanan lebih besar, RAM lebih lega, dan perangkat yang bisa mengikuti dinamika operasional perusahaan. Sayangnya, sebagian besar laptop bisnis modern masih terjebak pada desain kaku, RAM solder, satu slot SSD, dan skalabilitas minim. Di tengah kondisi tersebut, Asus ExpertBook PM3 PM3406CKA hadir dengan pendekatan yang berbeda. Bukan sekadar laptop bisnis berlabel “AI-ready”, tetapi sebuah platform kerja yang menawarkan sesuatu yang jarang ada di kelasnya. Dua slot SSD dan dua slot SO-DIMM.  Ini bukan gimmick marketing. Fasilitas tersebut adalah dasar dari konsep yang Asus sebut sebagai true future-proofing, atau cara memastikan laptop tetap relevan hingga 5 sampai 7 tahun ke depan. Artinya...

Tak Hanya Dari Permukaan, Benua Juga Memisahkan Diri Dari Dalam

Penelitian terbaru dari University of Southampton mengungkap bahwa fragmen benua secara perlahan terkelupas dari dasar lempengnya, lalu terseret masuk ke dalam mantel laut. Seperti diketahui, mantel laut merupakan lapisan panas dan padat yang bergerak sangat lambat di bawah dasar samudra.  Material benua yang terbawa ini dapat memicu aktivitas vulkanik selama puluhan juta tahun. Temuan ini menjawab teka-teki lama, mengapa beberapa pulau vulkanik yang jauh dari batas lempeng tektonik justru memiliki jejak kimia khas benua, padahal lokasinya berada di tengah samudra luas. Studi internasional yang dipublikasikan di Nature Geoscience ini melibatkan peneliti dari Inggris, Jerman, Kanada, dan Wales. Sebagai gambaran, pulau-pulau kecil seperti Christmas Island diketahui mengandung unsur “kaya” yang biasanya berasal dari kerak benua. Selama bertahun-tahun, ilmuwan menduga bahwa unsur ini berasal dari sedimen samudra yang terseret ke mantel atau dari plume atau kolom batuan panas yang naik ...

Ayaneo Next II Akan Hadir dengan Layar 3:2 dan 165Hz

Ayaneo akhirnya membongkar salah satu misteri terbesar dari Next II, yakni aspek layarnya. Setelah mengumumkan perangkat ini tanpa detail lengkap, perusahaan kini mengonfirmasi bahwa handheld flagship tersebut akan mengusung panel OLED 9 inci dengan resolusi tak lazim, yakni 2400 × 1504. Ini berarti, Ayaneo merupakan yang pertama menghadirkan rasio layar 3:2 yang hampir tidak pernah dipakai pada perangkat gaming portabel. Di pasar handheld PC modern, mayoritas perangkat seperti GPD Win 5 serta Onexfly Apex ataupun Lenovo Legion Go 2 masih bertahan di resolusi 1920 × 1200 dengan rasio 16:10. Bahkan handheld Gaming PC lainnya seperti Asus ROG Xbox Ally series menggunakan rasio 16:9. Karena itu, rasio dan resolusi Next II terasa eksperimental.  Layarnya lebih tinggi dan sedikit kurang lebar dibanding kompetitornya, sesuatu yang bisa menghasilkan tampilan game yang lebih imersif, namun juga berpotensi menimbulkan masalah kompatibilitas UI pada beberapa judul-judul game lama. Tidak hany...