Starlink, layanan internet satelit milik SpaceX, mengalami gangguan besar yang membuat puluhan ribu pelanggan terputus dari jaringan. Menurut laporan Down Detector, lonjakan keluhan mencapai lebih dari 65.000 laporan, terutama dari pengguna di AS.
Starlink mengonfirmasi gangguan tersebut melalui X, menyebut pihaknya sedang “mengimplementasikan solusi” untuk memulihkan layanan. Elon Musk turut meminta maaf dan berjanji akan memperbaiki akar permasalahan agar kejadian serupa tak terulang.
Ironisnya, gangguan ini terjadi hanya beberapa jam setelah SpaceX dan T-Mobile mengumumkan layanan bersama mereka, T-Satellite, resmi keluar dari fase beta. Layanan yang memanfaatkan lebih dari 650 satelit Starlink ini dirancang untuk menghapus “zona mati” jaringan seluler di AS dan kini juga tersedia bagi pelanggan Verizon dan AT&T.
Gangguan eskalatif ini dimulai sekitar pukul 3:10 siang waktu setempat dengan sekitar 7.800 laporan, yang dalam 15 menit melonjak hingga 61.000 laporan. Media sosial langsung dipenuhi keluhan dari pengguna di berbagai negara. Bahkan, situs pemantau status Starlink yang dikelola komunitas ikut tumbang akibat lonjakan trafik.
Starlink kini mengklaim memiliki lebih dari 6 juta pelanggan di seluruh dunia, termasuk bisnis, maskapai penerbangan, dan instansi pemerintah. Jaringan mereka, yang terdiri dari sekitar 8.000 satelit, menawarkan kecepatan unduhan rata-rata 180 Mbps dengan latensi di bawah 55 milidetik. Namun, skala besar ini juga jadi titik lemah: satu kegagalan sistem atau pembaruan perangkat lunak yang bermasalah bisa memengaruhi jutaan pengguna sekaligus.
Ini bukan kali pertama Starlink terganggu. Gangguan sebelumnya sering disebabkan oleh pembaruan perangkat lunak yang gagal, glitch pada pergantian satelit, hingga kemacetan di area dengan permintaan tinggi. Namun, skala gangguan kali ini mengundang perhatian besar, terutama ketika Starlink semakin masuk ke ranah kerja sama dengan operator besar dan kontrak pemerintah, di mana reliabilitas adalah segalanya.
Analis menilai, insiden ini bisa jadi celah bagi pesaing seperti Amazon Project Kuiper dan OneWeb yang mengedepankan keandalan dan redundansi. Dengan semakin ketatnya persaingan di industri satelit, gangguan sebesar ini bukan sekadar masalah teknis, tapi juga masalah kepercayaan pasar.