Langsung ke konten utama

Axioo Pongo 725. Laptop Gaming Murah Rp9 Jutaan

Axioo baru-baru ini Kembali memperkenalkan laptop gaming anyar mereka, yakni Pongo 725. Segera setelah diumumkan, laptop gaming murah yang satu ini langsung mencuri perhatian.

Asal tahu saja, dalam periode promosi yang berlangsung, laptop gaming local tersebut dijual dengan harga yang sangat terjangkau. Yakni hanya sekitar Rp9 juta saja. Kenapa bisa begitu?

Axioo mengklaim, Pongo 725, karya inovatif dari pabrikan laptop Indonesia ini, didesain khusus sebagai perangkat ideal bagi para gamer esports dan kreator konten. Didukung oleh prosesor Intel Core i7 generasi ke-12 dan GPU Nvidia RTX 2050 4GB DDR6, laptop ini menjadi pilihan tepat untuk memenuhi kebutuhan performa tinggi.

Timmy Theopelus, VP Business Development & Strategic Partnership PT Tera Data Indonusa Tbk (AXIO) menyebutkan, Pongo 725 merupakan buah inovasi.

“Kami menargetkan produk ini untuk mereka yang ingin menjalani karir di dunia eSport atau menjadi kreator konten,” sebut Timmy. "Produk ini hadir untuk memberikan pengalaman gaming yang luar biasa," tambahnya.

Sebagai gambaran, keunggulan Axioo Pongo 725 tak hanya terletak pada prosesor dan GPU-nya saja. Kartu grafis yang diperkuat oleh optimasi AI memberikan kekuatan hingga 5x lebih baik dibandingkan dengan kartu grafis terintegrasi.

Dengan dukungan DLSS 3.5, RTX 2050 menjanjikan performa seimbang yang membawa pengalaman gaming ke tingkat selanjutnya.

Tak hanya itu, teknologi Ray Tracing & Ray Reconstruction pada kartu grafisnya menciptakan grafis yang lebih realistis dan efek cahaya yang memukau. Kecepatan rendering hingga 6x lebih cepat dari seri sebelumnya membuat Pongo 725 tidak hanya cocok untuk para gamer, tetapi juga menjadi pilihan ideal sebagai laptop entry-level bagi para konten kreator.

Desain futuristik, bodi kokoh, dan bobot ringan menjadikan laptop ini nyaman digunakan dalam jangka panjang dan sangat portabel. Sistem pendingin canggih (Advance Cooling System) dipasangkan untuk menjaga suhu optimal selama penggunaan.

Baca juga:


Timmy menegaskan, pihaknya ingin memberikan pengalaman gaming yang luar biasa kepada masyarakat tanpa harus menguras dompet mereka.

“Dengan visi memberikan produk teknologi terbaik dengan harga terjangkau, laptop powerful ini dijual dengan harga normal Rp10 juta-an. Namun, khusus untuk bulan Desember, kami memberikan promo sale dengan harga Rp9 juta-an saja," sebut Timmy.

Tak hanya itu, setiap pembelian Pongo 725 sudah termasuk OS Windows 11 Pro dan garansi resmi selama 3 tahun dari Axioo. Perusahaan ini juga menjamin layanan purna jual dengan service center yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan begitu, Axioo memberikan jaminan penuh bagi konsumen untuk mendapatkan pengalaman penggunaan laptop yang maksimal.

Menarik bukan guys? Dengan Rp9 jutaan, Anda sudah bisa membawa pulang laptop gaming dengan prosesor Intel Core i7 12th Gen dan Nvidia RTX 2050!

Postingan Populer

Review Asus ROG Zephyrus G14 GA403UU. Laptop Gaming Tipis Futuristis

Dalam dunia laptop gaming yang semakin kompetitif, Asus kembali mengukuhkan posisinya di industri laptop gaming tipis lewat seri ROG Zephyrus G14. Di pasaran, salah satu model laptop gaming tipis yang jadi andalan Asus adalah seri ROG Zephyrus G14 GA403UU. Laptop gaming tipis yang hadir pada kisaran tahun 2024 ini membawa kombinasi menarik antara performa tinggi, teknologi terkini, dan desain yang super portabel. Dengan layar OLED 3K yang memanjakan mata, GPU RTX 4050 yang efisien, serta dukungan AI dari prosesor Ryzen 7 8845HS, laptop ini ditujukan untuk gamer dan kreator yang menuntut performa dalam dimensi ringkas. Yang menjadi daya tarik utama dari G14 adalah bagaimana Asus berhasil meramu laptop 14 inci ini menjadi sebuah mesin bertenaga tanpa mengorbankan kenyamanan dan keindahan desain. Bobot hanya 1,5 kg, menjadikannya salah satu laptop gaming teringan di kelasnya. Di sisi lain, perangkat ini juga membawa berbagai fitur profesional seperti layar Pantone Validated dan Dolby Atmo...

Sony Xperia: Bertahan demi Gengsi, Bukan Demi Pasar

Sony tampaknya masih enggan mengakui bahwa divisi ponsel pintarnya, Xperia, sudah lama kehilangan relevansi. Dalam laporan keuangan terbaru, CFO Sony, Lin Tao, bersikeras menyebut Xperia sebagai “bisnis yang sangat penting” bagi masa depan perusahaan.  Masalahnya, sulit menemukan data penjualan atau pangsa pasar yang mendukung klaim sang CFO tersebut. Realitasnya, Xperia juga sudah lama menjadi bayang-bayang dari kejayaan masa lalu. Seperti diketahui, Sony sudah lama menarik diri dari pasar AS, melemah di pasar Jepang, bahkan menghentikan produksi tahun ini. Rumor soal mundurnya Sony dari Eropa semakin memperkuat kesan bahwa Xperia kini hanya hidup di lingkaran penggemar fanatik yang semakin sedikit, serta dengan peluncuran produk yang jarang dan distribusi terbatas. Ucapan Lin Tao tentang “menghargai teknologi komunikasi” yang telah dikembangkan lama memang masuk akal. Teknologi kamera dan komponen Xperia sering kali dipakai di lini produk lain Sony, seperti kamera mirrorless atau...

Oxmiq Labs Siap Guncang Dominasi GPU Nvidia

Raja Koduri, mantan arsitek GPU di AMD dan Intel, kembali ke panggung lewat startup barunya, Oxmiq Labs, dengan ambisi mengguncang dominasi Nvidia di pasar AI. Misinya? Merombak total ekosistem GPU yang ada saat ini. Caranya adalah lewat pendekatan "Software First" yang menjanjikan kompatibilitas aplikasi CUDA berbasis Python di berbagai hardware. Yang menarik, semua rencananya akan dapat dilakukan tanpa modifikasi kode. Oxmiq membawa arsitektur baru bernama OXCORE, yang memadukan unit scalar, vector, dan tensor, serta desain chiplet OXQUILT yang memungkinkan produsen merakit komponen komputasi layaknya Lego. Strategi ini diklaim bisa memangkas biaya R&D dan mempercepat pengembangan dari perangkat kecil hingga data center. Mitra besar seperti Tenstorrent dan MediaTek sudah masuk ke daftar pendukung awal. Namun, di balik jargon futuristis seperti “Atoms to Agents”, ada tantangan besar: membangun ekosistem dan perangkat lunak yang cukup matang untuk menandingi CUDA yang sud...

Nvidia Siapkan RTX 50 SUPER untuk Libur Akhir Tahun

Rumor panas dari TweakTown menyebutkan bahwa Nvidia tengah menyiapkan kartu grafis RTX 50 SUPER untuk rilis akhir 2025. Targetnya jelas: menggaet momentum belanja liburan dan memancing gelombang upgrade PC menjelang tahun baru.  Langkah ini terasa seperti strategi klasik Nvidia. Masuk dengan produk “baru” di momen konsumen sedang lapar teknologi. Namun, mari kita jujur: label “SUPER” jarang berarti lompatan besar. Berdasarkan bocoran, RTX 5080 SUPER akan membawa 24GB VRAM, sedangkan RTX 5070 Ti SUPER menawarkan 18GB VRAM. Angka yang impresif di brosur, tapi tetap saja, ini lebih ke pamer kapasitas memori daripada revolusi arsitektur. Tidak ada kabar soal peningkatan signifikan pada performa inti Blackwell, sehingga besar kemungkinan ini hanya penyegaran kosmetik dengan sedikit bumbu marketing. Nvidia sendiri sedang berada di posisi aneh. Peluncuran awal RTX 50 series tidak sepenuhnya sukses, dengan stok melimpah di kelas atas yang sulit terserap pasar. SUPER refresh ini bisa jadi c...

GPT-5 Resmi Meluncur. Fitur, Kelebihan, dan Hype di Balik AI Terbaru OpenAI

OpenAI akhirnya merilis GPT-5, penerus GPT-4 yang sudah ditunggu peluncurannya selama lebih dari dua tahun terakhir. Dalam pengumumannya, CEO Sam Altman menyebutnya sebagai “peningkatan besar” menuju visi AGI (Artificial General Intelligence).  Perusahaan senilai US$300 miliar ini mengklaim GPT-5 unggul di sains, matematika, dan coding, meski pengguna gratis akan cepat merasakan batasan kuota. Sorotan utamanya ada pada fitur “vibe coding”, konsep software-on-demand yang memungkinkan pengguna melempar prompt dan langsung mendapatkan kode jadi. Secara teknis, GPT-5 memang mencetak poin penting: mengalahkan model Anthropic di SWE-bench Verified, standar industri untuk mengukur kemampuan coding AI. Beberapa pemain besar mulai tergoda, seperti CEO Anysphere, Michael Truell, yang menyebut GPT-5 “remarkably intelligent”. Jika adopsi ini meluas, pendapatan tahunan OpenAI yang kini di angka US$12 miliar bisa melonjak ke US$20 miliar pada 2025.  Namun demikian, lembaga riset Gartner men...