Langsung ke konten utama

Twitter Ganti Logo, Elon Musk Ubah Visi Perusahaan

Warganet Twitter dihebohkan dengan perubahan logo Twitter dari burung ikonik berwarna biru menjadi logo X. Langkah yang diambil Elon Musk ini mendapat tuaian dari para pengguna Twitter. Langkah ini dinilai sangat aneh dan semaunya.

Perlu diketahui logo ikonik burung biru milik Twitter ini sudah ada semenjak aplikasi dirilis pada 17 tahun silam. Twitter pun identik dengan logo ini dan sudah sangat melekat dengan platform tersebut. Elon Musk ternyata mengesampingkan ini dan mengubah logo Twitter, setelah sebelumnya is menambahkan beberapa kebijakan yang kontroversial misalnya Twitter Blue dan pembatasan Tweet bagi para pengguna Twitter.

Perubahan logo ini dinilai langkah yang lebih besar dari sebelumnya dan ternyata berhubungan dengan visi Elon Musk untuk Twitter versinya, di mana pengguna dapat berkomunikasi, berbelanja, menikmati hiburan, dan banyak lagi. 

Sebelumnya Elon Musk mengatakan kepada para karyawannya bahwa Twitter akan ia ubah menjadi platform sejenis WeChat milik China. Menurutnya, aplikasi sejenis sangat bermanfaat untuk membantu kehidupan sehari-hari.

Visi untuk mengubah citra dari Twitter ini mungkin berhubungan dengan ide Musk yakni X.com asli yang dibuat pada tahun 1999 lalu. Musk dilaporkan membeli kembali domain X.com dari PayPal pada tahun 2017 lalu. Hal ini ditegaskan oleh Musk dengan Tweetnya pada Minggu lalu yang mengatakan bahwa X.com sekarang akan dialihkan ke Twitter.

Pada Minggu 23 Juli 2023, logo X diluncurkan oleh perusahaan dan pada hari Senin, logo burung tersebut telah diganti dengan tanda X di situs web Twitter. Musk bahkan memberi tahu pengikut bahwa tweet seharusnya disebut "x".

Baca juga:


Pada hari Minggu, CEO Linda Yaccarino tampaknya mengkonfirmasi visi Musk untuk perusahaan tersebut. “X adalah keadaan masa depan dari interaktivitas tanpa batas — berpusat pada audio, video, perpesanan, pembayaran/perbankan — menciptakan pasar global untuk ide, barang, layanan, dan peluang,” kata Yaccarino dalam tweet.

Beberapa fitur dalam aplikasi juga akan segera diluncurkan diantaranya pengguna dapat memposting video berdurasi panjang, penambahan komunikasi komprehensif dan kemampuan untuk menjalankan seluruh dunia keuangan pengguna.

Elon Musk pun tak segan mengambil langkah dini untuk mengubah Twitter sesuai dengan keinginannya. Dalam beberapa minggu terakhir, Twitter diam-diam telah memulai upayanya untuk membangun bisnis pembayaran yang disebut Pembayaran Twitter.

Visi Elon Musk terlihat mewah, namun rintangan yang mendera perusahaan Twitter pun megah. Mulai dari hengkangnya pengiklan yang merupakan sumber dana utama Twitter, kebijakan kontroversial yang membuat resah penggunanya, munculnya Threads dari Meta dan pendapatan Twitter yang memiliki arus kas negatif sebanyak 50%.

Membuat aplikasi serba ada seperti WeChat, tidaklah mudah dan belum tentu berhasil. Contohnya saja raksasa media sosial Facebook pada 2019 berusaha membuat mata uang digital dan sistem pembayarannya sendiri yang menurut perusahaan akan mempermudah pembelian barang secara online secara resmi gagal tahun lalu setelah pengawasan peraturan yang ketat. 

Pun aplikasi lain seperti TikTok dan Instagram yang dilaporkan telah mengurangi ambisi mereka untuk memasukkan e-commerce ke dalam platform mereka setelah fitur belanja mereka gagal mendapatkan daya tarik yang signifikan dari penggunanya.

Intinya, para pengamat sosial media mengungkapkan bahwa membuang merek Twitter dan isinya adalah langkah yang sangat berisiko. Bahkan menurut Joshua White yang merupakan asisten profesor keuangan di Vanderbilt University langkah Elon Musk disebut mirip dengan membeli Coke dan mengganti botol dan nama tanpa mengubah formulanya, rentan gagal.

Selaku netizen, Sobat Tekno mari kita lihat apakah langkah Elon Musk ini benar atau malah sebaliknya.

Postingan Populer

Review Asus Vivobook 14 A1407QA. Laptop Copilot+ PC Paling Murah!

Perkembangan kecerdasan buatan dalam komputasi semakin pesat. Dan tren yang berkembang saat ini dalam industri laptop adalah hadirnya Copilot+ PC besutan Microsoft, yang terus membenahi Windows 11 dengan fitur-fitur AI terbarunya. Sebagai gambaran, teknologi ini memungkinkan laptop untuk menjalankan berbagai tugas berbasis AI secara lokal, tanpa harus selalu bergantung pada cloud alias terhubung ke Internet. Nah, salah satu syarat utama agar laptop mampu mengadopsi tren ini dengan baik adalah kehadiran Neural Processing Unit (NPU) yang kuat, dengan kemampuan setidaknya 45 TOPS untuk menangani berbagai skenario pemrosesan AI. Seperti diketahui, laptop masa depan diharapkan tidak hanya mengandalkan CPU dan GPU untuk menangani komputasi berat, tetapi juga memanfaatkan NPU untuk meningkatkan efisiensi daya dan performa dalam tugas berbasis kecerdasan buatan. Di pasaran, Asus baru-baru ini menghadirkan seri Vivobook 14 A1407QA yang hadir dengan prosesor Qualcomm Snapdragon X. Prosesor terse...

Hindarkan Tarif AS, Apple Kabur dari China ke India

Apple bergerak cepat untuk mengalihkan seluruh perakitan iPhone tujuan Amerika Serikat ke India pada tahun 2026, seiring ketegangan tarif antara AS dan Tiongkok yang semakin memanas. Langkah ini bertujuan menggandakan produksi iPhone di India yang saat ini masih relatif kecil dibandingkan produksi global, sekaligus mengurangi ketergantungan pada jalur perakitan Tiongkok yang telah menopang bisnis Apple hampir dua dekade. Menurut laporan Financial Times, AS menyumbang 28 persen dari 232,1 juta unit iPhone yang dikirimkan Apple secara global pada 2024. Namun, tarif "resiprokal" Donald Trump—yang dalam beberapa kasus mencapai lebih dari 100 persen—telah menghapus sekitar $700 miliar dari nilai pasar Apple.  Untuk menghindari beban pajak impor ini, Apple mempercepat pengalihan produksi ke India. Foxconn dan Tata Electronics kini tengah meningkatkan kapasitas produksi mereka di India. Meski demikian, sebagian besar komponen inti iPhone masih diproduksi di Tiongkok, sehingga keterg...

Tarif Impor Trump Pukul Industri Teknologi Kecil dan Menengah

Perang dagang yang dilancarkan oleh pemerintahan Trump menciptakan ketidakpastian besar bagi para produsen teknologi, terutama bisnis kecil dan menengah. Ketidakstabilan tarif impor yang bisa melonjak sewaktu-waktu membuat banyak perusahaan memilih menghentikan pengiriman produk ke Amerika Serikat. Keyboardio, pembuat keyboard ergonomis berbahan kayu asal California, menjadi contoh terbaru. Karena komponen penting seperti PCB berasal dari Tiongkok, tarif tinggi membuat harga produksi melonjak hingga tidak lagi menguntungkan untuk pasar AS. Akibatnya, mulai 2 Mei, Keyboardio menghentikan semua pengiriman ke AS. Fenomena serupa juga menimpa Anbernic, produsen konsol retro handheld populer, yang menghentikan semua pesanan dari Tiongkok ke AS. Sementara itu, perusahaan besar seperti Razer dan Logitech juga merasakan dampaknya. Harga produk Logitech dilaporkan naik hingga 25 persen, dan Razer sempat menarik laptop gaming dari situs resminya. Tak hanya produsen, perusahaan logistik besar sep...

Nvidia RTX 5060 Meluncur 19 Mei, Harga $299

Nvidia dikabarkan akan meluncurkan GeForce RTX 5060 (non-Ti) pada 19 Mei mendatang. Informasi ini berasal dari mitra AIC Nvidia yang telah menerima detail embargo terkait perilisan kartu grafis terbaru ini. Menariknya, review resmi diperkirakan akan tayang di hari yang sama dengan peluncuran, sehingga calon pembeli harus mengandalkan benchmark resmi dari Nvidia sebelum memutuskan membeli. RTX 5060 menjadi kartu grafis kedua dalam lini RTX 5060 Series setelah peluncuran RTX 5060 Ti bulan ini, yang hadir dalam varian 8GB dan 16GB. RTX 5060 reguler masih menggunakan GPU GB206 yang sama, namun dengan konfigurasi lebih ringan: hanya 3840 CUDA cores dan memori 8GB GDDR7 28Gbps dengan antarmuka memori 128-bit. Menurut laporan Videocardz.com, Nvidia tetap mengandalkan teknologi DLSS sebagai salah satu nilai jual utama RTX 5060. Sebagai penerus langsung GeForce RTX 4060, kartu ini membawa peningkatan performa yang cukup signifikan, tetap mempertahankan harga terjangkau di $299 MSRP. Kebijakan e...

Asus Vivobook S14 (S3407QA) Segera Beredar. NPU 45 TOPS, Garansi 3 Tahun

Asus kembali memperkuat posisinya di pasar laptop AI dengan menghadirkan Vivobook S14 (S3407QA), perangkat portabel yang menggabungkan performa AI canggih, desain premium, dan daya tahan luar biasa.  Ditenagai prosesor Snapdragon® X Series dengan NPU hingga 45 TOPS, laptop ini dirancang khusus untuk para profesional mobile, pelajar, maupun content creator yang membutuhkan perangkat AI mumpuni dalam balutan bodi tipis dan ringan. Salah satu daya tarik utama Vivobook S14 (S3407QA) adalah kemampuannya menangani fitur berbasis AI secara real-time. Dengan dukungan Co-Creator, Studio Effect, serta fitur yang akan datang seperti Recall, laptop ini memastikan pengalaman komputasi yang lebih intuitif dan efisien.  Asus juga menyematkan fitur eksklusif seperti Asus StoryCube, kamera AI, dan AI noise-cancellation untuk menunjang produktivitas dan kenyamanan pengguna. Secara fisik, laptop ini tampil sangat portabel dengan bobot hanya 1,35 kg dan ketebalan 15,9 mm, menjadikannya ideal untu...