Langsung ke konten utama

Cari Uang dari YouTube Shorts? Bisa!

YouTube merupakan platform media sosial yang jauh lebih tua dibandingkan kompetitornya yang fokus pada penyediaan konten video berbasis pengguna. Namun demikian, dengan konsep dan ide yang segar, TikTok ternyata bisa meraih banyak sekali pengguna.

Sebagai informasi, saat ini TikTok merupakan salah satu aplikasi mobile yang paling banyak di-download di seluruh dunia. Dan berkat kepopulerannya, tidak ada pemerintah di negara manapun yang mencegah pertumbuhan pengguna TikTok.


Meski demikian, kompetisi untuk mengejar popularitas tersebut kini mencapai titik baru. YouTube, sang pemain terbesar di platform media sosial video, tidak mengizinkan siapapun mengambil alih tahta kepemimpinannya.



Untuk mengalahkan TikTok, perusahaan milik Google tersebut akan memainkan kartu as andalannya.


Ya, menurut informasi terbaru, YouTube akan meng-enable opsi monetisasi pada video YouTube Shorts. Ini memungkinkan jutaan kreator yang membuat video shorts mendapatkan uang dari konten yang mereka buat.

Mulai tahun 2023 mendatang, Shorts akan bergabung dalam YouTube Partner Program. Artinya, saat sudah masuk kualifikasi, kreator bisa mendapatkan penghasilan dari iklan yang ditayangkan di Shorts.

Jika tidak mendapatkan penghasilan dari iklan pun, para content creator akan tetap bisa mendapatkan penghasilan dari tips, biaya berlangganan dan penjualan merchandise. Dengan kata lain, akan ada banyak pilihan monetisasi sehingga content creator bisa mencari uang di sana.

Asal tahu saja, Shorts sendiri baru diluncurkan sekitar 18 bulan yang lalu. Dan YouTube sendiri baru membicarakan wacana terkait project monetisasi jangka panjang sekitar setahun yang lalu.

Meski demikian, langkah ini tentu tidak mengejnutkan karena YouTube Shorts tumbuh sangat pesat.

Sejauh ini, YouTube Shorts menghasilkan 30 miliar views per hari dan ada sekitar 1,5 miliar orang menonton Shorts setiap bulannya.

Memang, boleh dibilang Shorts merupakan TikTok versi kw. Tapi sebenarnya ada perbedaan signifikan antara TikTok dan Shorts. Kalau TikTok dibuat mengedepankan kultur, YouTube mengutamakan penghasilan.


Baca juga:


Sebelumnya, YouTube telah menghadirkan beberapa opsi monitesasi untuk Shorts. Creators bisa meraih penghasilan dari creator funds, belanja dan tips dari pemirsa. Ini merupakan opsi yang sama seperti yang ditawarkan oleh TikTok dan Instagram.

Meski demikian, YouTube punya komunitas pengguna yang sangat besar. Selain itu, mereka juga punya banyak pengalaman dalam monetisasi video melalui iklan. Umumnya, YouTube mengambil 45% pendapatan yang dikumpulkan dari video yang dibuat oleh kreator, sementara 55% dari pendapatan iklan diberikan ke sang kreator.


Inilah alasan mengapa YouTube merupakan tempat yang ideal bagi para kreator untuk mendapatkan penghasilan. Tapi untuk Shorts, YouTube akan melakukan sebaliknya. Artinya, YouTube akan mengambil 55% dan 45% lainnya akan diberikan ke pembuat konten.

Alasannya, menurut YouTube, sebagian dari pendapatan tersebut akan diberikan pada pembuat musik yang digunakan. Artinya, para konten kreator video tidak perlu khawatir untuk menggunakan musik-musik yang ada di sana akan melanggar hak cipta.

Menarik sekali bukan guys? Yuk bikin konten untuk YouTube Shorts!

Postingan Populer

Review Asus Zenbook 14 OLED UX3405CA. Laptop Tipis Premium dengan Prosesor Kencang

Di tengah meningkatnya adopsi layar OLED pada laptop consumer portable performa tinggi, Asus kembali mengukuhkan posisinya lewat Zenbook 14 OLED UX3405CA. Laptop tipis ini merupakan sebuah laptop 14 inci yang tidak hanya memprioritaskan estetika dan portabilitas, tetapi juga menghadirkan inovasi yang relevan untuk kebutuhan produktivitas modern dan penggunaan hybrid. Asus Zenbook 14 OLED UX3405CA hadir sebagai penyempurnaan dari generasi sebelumnya, dengan membawa layar OLED yang semakin matang, performa chip Intel Core Ultra yang lebih cepat dan efisien, serta peningkatan kualitas desain yang membuatnya lebih ergonomis. Ia juga sudah menggunakan RAM 32GB serta storage SSD 1TB. Aman untuk menghindari lonjakan kenaikan harga di 2026 mendatang. Ya, laptop Asus yang satu ini dirancang untuk pengguna profesional, mahasiswa, kreator kasual, dan pekerja hybrid yang membutuhkan perangkat portabel dengan kualitas layar terbaik dan performa stabil sepanjang hari. Pada review kali ini, kita aka...

Hp Oppo Murah Ini Cuma 1 Jutaan

Oppo belum lama ini menggelar smartphone terbarunya ke pasaran Indonesia. Spesifikasinya mengagumkan, apalagi fitur kameranya. Ya, Oppo Reno 10x Zoom menawarkan kemampuan fotografi yang mumpuni, sekaligus performa perangkat yang hebat. Meski demikian, ada harga ada rupa. Smartphone tersebut dipasarkan dengan harga yang tidak murah, yakni Rp12,999 juta untuk versi dengan RAM 8GB dan storage 256GB. Mahal? Tentu saja tidak, jika melihat spesifikasi yang disediakan di dalamnya. Sayangnya, tidak semua pengguna mampu membeli smartphone Oppo dengan harga yang tergolong fantastis tersebut. Cukup banyak di antara kita yang ingin membeli hp Oppo murah yang harganya kalau bisa di bawah Rp1 juta. Kalau tidak ada pun, kalau bisa harganya masih Rp1 jutaan. Alias di bawah Rp2 juta. Nah, kalau sudah begitu, apa pilihan yang bisa kita dapatkan? Berikut ini pilihannya: Harga HP Oppo Murah di 2019: Untuk smartphone alias hp Oppo murah di harga 1 jutaan, dipastikan Anda sudah mendapatkan pe...

Harga RAM Naik Tajam, Laptop 8GB Akan Jadi Standar Baru

Kenaikan harga RAM kembali menjadi sorotan setelah laporan terbaru TrendForce mengungkap terjadinya kelangkaan DRAM yang kian parah di sepanjang rantai pasok global. Situasi ini tidak hanya mendorong harga komponen memori ke level yang lebih tinggi, tetapi juga memaksa produsen laptop melakukan penyesuaian spesifikasi demi menjaga ketersediaan produk dan margin keuntungan. Menurut TrendForce, kondisi pasokan DRAM kini telah mencapai level yang oleh para produsen disebut “mengkhawatirkan”. Dampaknya terasa langsung pada strategi konfigurasi produk.  Banyak vendor laptop mulai mengunci spesifikasi RAM lebih rendah sebagai standar, sembari menaikkan harga untuk varian dengan kapasitas memori lebih besar. Langkah ini dinilai sebagai kompromi untuk menjaga kelangsungan produksi di tengah pasokan yang semakin ketat. Segmen notebook kelas menengah, yang selama ini menjadi tulang punggung pasar PC, mulai bergeser ke konfigurasi 8GB RAM sebagai default. Perubahan ini bukan didorong oleh keb...

MacBook Murah Berpotensi Dirilis. Tapi Pakai Prosesor iPhone 13?

Di tengah kekhawatiran melonjaknya harga laptop, rumor mengenai kehadiran MacBook murah kembali menguat dan berpotensi mengubah posisi MacBook Air sebagai laptop paling terjangkau dari Apple. Namun, di balik wacana harga yang lebih ramah, muncul pertanyaan krusial. Prosesor apa yang akan digunakan Apple untuk menekan biaya tanpa merusak pengalaman pengguna macOS? Awalnya, rumor menyebutkan bahwa MacBook murah ini akan ditenagai chip A18 Pro, prosesor yang juga digunakan pada lini iPhone 16 Pro. Meski masih berbasis chip kelas smartphone, A18 Pro dinilai cukup masuk akal berkat performa dan efisiensinya yang relatif modern.  Namun, spekulasi tersebut berubah arah setelah bocoran internal kernel debug kit mengindikasikan bahwa Apple sempat menguji perangkat ini menggunakan A15 Bionic. Jika benar, keputusan tersebut akan menimbulkan kontroversi. Pasalnya, A15 Bionic adalah chip yang diperkenalkan bersama iPhone 13 pada 2021. Secara performa, ia sudah tertinggal jauh dibanding standa...

Asus Klaim Marketshare Monitor OLED Terbesar di 2025

Asus secara resmi mengumumkan pencapaiannya sebagai pemimpin pasar monitor OLED global pada tahun 2025. Berdasarkan data dari lembaga riset independen TrendForce, Asus kini menguasai sekitar 21,9 persen pangsa pasar monitor OLED dunia, melampaui para kompetitor dan menegaskan posisinya di segmen yang tengah bertumbuh pesat ini. Pencapaian tersebut mencerminkan strategi Asus yang tidak hanya berfokus pada spesifikasi teknis, tetapi juga pada pengalaman pengguna secara menyeluruh. Prestasi serupa juga diraih Asus yang menjadi pionir dengan menghadirkan lini laptop Asus OLED mulai dari segmen flagship sampai entry level. Sebagai gambaran, di sepanjang 2025, Asus memperluas portofolio monitor OLED dengan mengadopsi teknologi QD-OLED dan WOLED untuk berbagai segmen, mulai dari gaming, profesional, hingga kreator konten. Pendekatan ini memungkinkan Asus menghadirkan solusi yang lebih relevan bagi kebutuhan pengguna yang beragam. Berbagai inovasi turut menjadi faktor pembeda, termasuk OLED Ca...