Langsung ke konten utama

Kena Banned Android, Produsen Smartphone Rusia Ganti Ke HarmonyOS

Produsen smartphone terbesar Rusia BQ telah mengalami pukulan telak akibat panasnya perang ekonomi saat ini antara Rusia dengan negara-negara barat. Perang dagang tersebut muncul sebagai akibat dari undang-undang baru AS yang melarang ekspor teknologi apa pun yang berasal dari AS ke Rusia, akibat menyerang Ukraina.

Vladimir Buzanov, General Manager BQ mengatakan, perusahaannya telah menerima pemberitahuan dari Google yang menyatakan bahwa mereka tidak akan lagi mengesahkan smartphone BQ untuk berjalan di sistem operasi Android.


Larangan ini tidak akan mempengaruhi model BQ yang sudah ada. Akan tetapi perangkat baru yang sedang diproduksi, akan dirilis tanpa dukungan layanan Google. Namun, jika sanksi semakin meningkat, model yang ada pun dapat terputus dari pembelian dalam aplikasi dan langganan di Google Playstore. Akibat larangan ini Rusia bisa dilarang mengimpor perangkat Android juga.

Meski demikian, Buzanov juga mengisyaratkan bahwa mereka telah menguji sistem operasi Huawei dan mereka akan merilis perangkat BQ dengan HarmonyOS pada paruh kedua tahun 2022.


Sebagai gambaran, HarmonyOS hadir sebagai pengganti Android OS karena penalti dari AS kepada Huawei beberapa tahun lalu sehingga pada akhirnya di sekitar Agustus 2019, raksasa teknologi China Huawei merilis HarmonyOS. 

Sistem operasi tersebut terdistribusi dan dikembangkan untuk berjalan di banyak perangkat. Daftar hitam Huawei oleh mantan presiden AS Donald Trump mempercepat kelahiran HarmonyOS dan pengembangannya.

Dampaknya sendiri cukup signifikan. Hadirnya perangkat besutan Huawei tersebut mampu mengurangi ketergantungan pada teknologi AS seperti Google & Apple. Huawei sendiri telah mengujinya pada smartphone andalan mereka yakni Mate 40 dan Mate X2 yang dapat dilipat, smartwatch Watch Series 3 dan tablet MatePad Pro.

Kemudian pada tahun 2020, Huawei pun merilis HarmonyOS V2.0 dengan tiga distribusi utama: soft bus terdistribusi, manajemen data terdistribusi, dan keamanan terdistribusi. Ini memungkinkan pengguna untuk secara bebas menggabungkan perangkat keras dan mengintegrasikan beberapa terminal.

Untuk memfasilitasi koneksi multi-perangkat, HarmonyOS hadir dengan pusat kendali terpadu, yang mengadopsi desain tipe kartu, dengan antarmuka yang mulus. Pada Desember tahun lalu, Huawei mengungkapkan bahwa sudah ada lebih dari 220 juta perangkat Huawei yang menjalankan HarmonyOS.


Baca juga:


Tanggapan Huawei
Mendengar laporan tersebut, Huawei menanggapi: “Pada akhir tahun 2021, 220 juta perangkat Huawei telah dilengkapi dengan HarmonyOS. Kami sangat berterima kasih atas perhatian dan harapan semua orang untuk HarmonyOS, tetapi saat ini tidak ada rencana untuk meluncurkan ponsel yang dilengkapi HarmonyOS ke luar negeri.”

Didirikan pada tahun 2003, bisnis BQ terutama adalah memproduksi perangkat seluler, dan produknya umumnya berbiaya rendah. Perusahaan tersebut telah menjual hampir 1 juta perangkat pada tahun pertama, dan penjualannya dilaporkan meningkat setidaknya 500.000 unit setiap tahun sejak itu.

Menurut data lembaga riset Counter Point Analytics, pada 2018, BQ menyumbang 7 persen dari pasar smartphone Rusia.


Sayangnya karena penalty, Google mengeluarkan pemberitahuan kepada pengembang smartphone BQ awal bulan ini, mereka akan menjeda sistem penagihan Google Play untuk pengguna di Rusia dalam beberapa hari mendatang. 

Artinya pengguna tidak akan dapat membeli aplikasi dan game, melakukan pembayaran berlangganan, atau melakukan pembelian barang digital dalam aplikasi menggunakan Google Play di Rusia. Wah, semoga konflik lekas selesai ya guys!

Postingan Populer

Laptop Gaming Murah dengan GeForce RTX 5000 Series, Beredar!

Asus kembali menghadirkan inovasi terbarunya di lini laptop gaming melalui Asus Gaming V16. Seperti diketahui, Asus gaming merupakan lini laptop gaming murah yang memadukan performa AI modern, grafis bertenaga, efisiensi daya tinggi, serta ketahanan fisik berstandar militer.  Produk ini menyasar tak hanya bagi para gamer dan profesional yang membutuhkan kinerja optimal dalam paket yang portabel dan andal, tapi juga pengguna umum yang membutuhkan laptop kencang, namun dalam wujud yang standar, tidak menyolok seperti laptop gaming mahal. Ditenagai oleh prosesor Intel® Core™ 5 atau 7 generasi terbaru, Asus Gaming V16 menawarkan performa komputasi tinggi untuk berbagai kebutuhan, mulai dari gaming AAA, multitasking berat, hingga pemrosesan berbasis AI. Chip grafis NVIDIA® GeForce RTX™ 5060 menjadi jantung pengolahan visual, menghadirkan teknologi ray tracing dan DLSS 3.5 yang memberikan pengalaman gaming lebih realistis, dengan frame rate yang stabil dan visual yang imersif. Layar WUXG...

Review Asus Vivobook S 15 OLED S5507. Titik Optimal Prosesor Qualcomm

Industri laptop sedang mengalami transformasi besar dengan semakin populernya prosesor berbasis ARM dalam perangkat berbasis Windows. Padahal, selama bertahun-tahun, arsitektur x86 yang dikembangkan oleh Intel dan AMD telah mendominasi pasar. Tetapi kini ARM hadir dengan keunggulan efisiensi daya yang lebih baik, kinerja yang semakin kompetitif, serta dukungan teknologi AI yang lebih canggih. Dengan konsumsi daya yang lebih rendah, laptop berbasis ARM menjanjikan daya tahan baterai yang lebih lama tanpa mengorbankan performa. Semua kelebihan di atas menjadikan platform baru tersebut sebagai pilihan menarik bagi pengguna yang menginginkan perangkat portabel dengan produktivitas tinggi. Apalagi, kedatangan prosesor seperti Qualcomm Snapdragon X Plus dan Snapdragon X Elite menjadi titik balik bagi laptop Windows yang mengadopsi arsitektur ARM.  Berkat optimalisasi perangkat lunak dan dukungan dari Microsoft, aplikasi Windows kini semakin kompatibel dengan ARM, memungkinkan pengalaman ...

Asus Luncurkan Expert P Series untuk Dukung Kebutuhan Bisnis Modern

Asus Indonesia resmi meluncurkan lini produk komersial terbaru, Expert P Series, yang terdiri dari laptop ExpertBook P3405CVA, desktop ExpertCenter P500MV, dan All-in-One ExpertCenter P440VA. Ketiganya dirancang untuk menjawab kebutuhan transformasi digital di dunia bisnis, dengan daya tahan tinggi, performa stabil, fitur AI terintegrasi, serta keamanan kelas enterprise. “Expert P Series bukan sekadar perangkat kerja, tapi partner produktivitas yang ringan, tangguh, dan aman untuk berbagai skenario kerja hybrid,” ujar Yulianto Hasan, Director Commercial Products Asus Indonesia. Setiap perangkat sudah dilengkapi AI on-device, termasuk platform ExpertMeet untuk kolaborasi yang lebih efisien tanpa perlu aplikasi tambahan. Tren kerja hybrid dan adopsi teknologi AI menjadi latar belakang kehadiran lini ini. Menurut laporan Gallup, 60% karyawan memilih model hybrid, sementara survei McKinsey 2024 mencatat 78% organisasi telah menggunakan AI dalam operasional mereka. Asus menghadirkan solusi ...

China Siapkan Prosesor x86 Sendiri. Semua Berkat AMD

China kembali mengguncang industri chip silikon. Kali ini lewat penggabungan dua pemain penting dalam industri chip dan server: Hygon dan Sugon. Merger ini menjadi langkah besar dalam ambisi Beijing untuk menciptakan ekosistem superkomputasi yang sepenuhnya mandiri, dari desain CPU hingga produksi server. Bagi yang belum familiar, Hygon adalah nama yang muncul setelah AMD pada 2016 memutuskan untuk melisensikan desain CPU Zen dan teknologi x86-64 ke perusahaan bernama Tianjin Haiguang Advanced Technology Investment Co. Tujuannya jelas: memenuhi kebutuhan chip server di Tiongkok dengan solusi non-Intel yang tetap “legal” lewat lisensi. Hasil dari kolaborasi itu adalah prosesor Hygon Dhyana, yang meskipun tidak populer secara global, cukup mendapat tempat di kalangan raksasa teknologi Tiongkok seperti Tencent, berkat dorongan besar dari pemerintah Tiongkok terhadap penggunaan perangkat keras lokal. Di sisi lain, Sugon adalah produsen server dan superkomputer yang kerap menggunakan chip H...

Hell Is Us, Game Paling Berat, Bahkan RTX 4090 Pun Tak Cukup

Para pemilik GPU kelas atas seperti Nvidia RTX 50 dan 40 Series yang mencoba menjalankan demo Hell Is Us tercengang. Alih-alih menikmati adegan sinematik pembuka, banyak pemain justru mengalami crash sebelum cutscene selesai, meninggalkan pertanyaan besar: untuk apa semua kekuatan grafis ini? Dalam pembaruan terbaru di Steam, pengembang Rogue Factor menyarankan solusi sementara yang cukup ironis: turunkan semua pengaturan grafis dan nonaktifkan semua fitur upscaling seperti DLSS, XeSS, dan FSR. Ya, bahkan teknologi unggulan seperti DLSS 3.5 pun diminta dimatikan agar game bisa berjalan. “Harap turunkan semua pengaturan grafis dan nonaktifkan fitur upscaling seperti DLSS, XeSS, FSR, dll. dari menu utama sebelum memulai game,” tulis Rogue Factor dalam catatannya. Tom’s Hardware mengonfirmasi bahwa ini satu-satunya cara agar game bisa melewati bagian intro tanpa crash. Setelah berhasil mencapai karakter utama bernama RĂ©mi, pemain kemudian dipersilakan menaikkan kembali pengaturan grafis. ...