Langsung ke konten utama

Cara Siapkan Instalasi Windows 11 di Komputer

Sistem operasi Windows 11 milik Microsoft akan segera dirilis dan dijadwalkan akan meluncur ke seluruh dunia pada awal tahun 2022. Sebagai imbasnya, banyak pengguna yang penasaran dengan tampilan baru OS ini.

Sayangnya, saat ini hanya pengguna yang terdaftar dalam program insider yang sudah bisa mencoba OS terbaru dari Microsoft tersebut.


Sebagai gambaran, dukungan untuk Windows 10 sendiri akan segera berakhir 4 tahun mendatang, tepatnya pada tahun 2025. Dan pada saatnya nanti, Microsoft akan hanya mengerjakan OS terbaru mereka, yaitu Windows 11.

Yang jadi pertanyaan adalah, apakah komputer Anda nantinya dapat menjalankan Windows 11 atau tidak? Dan jika Anda berencana untuk melakukan pemutakhiran, inilah caranya untuk memeriksa apakah komputer yang Anda gunakan sudah siap untuk di-uprgrade ke Windows 11.


Sebelumnya, untuk mengetahui kesehatan sebuah PC sebelum di-upgrade ke Windows 11, pengguna dapat menggunakan aplikasi pihak ketiga. Aplikasi ini akan memeriksa apakah komputer tersebut memenuhi persyaratan perangkat keras minimum. 

Salah satu aplikasinya yang bisa digunakan adalah WhyNotWin11 yang dapat diunduh dari GitHub. Berikit cara siapkan instalasi Windows 11 di komputer:

  • Unduh tools WhyNotWin11 dari GitHub
  • Jalankan aplikasi
  • Jika semua kotak dicentang hijau, itu berarti perangkatmu siap untuk di instal Windows 11

Menurut Microsoft, persyaratan minimum untuk sebuah komputer agar dapat menjalankan Windows 11 adalah:

  • Prosesor berkecepatan 1 Gigahertz (GHz) atau lebih cepat dengan 2 atau lebih core pada prosesor atau System on a Chip (SoC) 64-bit yang kompatibel
  • Memori atau RAM minimum 4GB
  • Penyimpanan utama sebesar 64GB atau perangkat penyimpanan yang lebih besar
  • Firmware sistem UEFI, mampu melakukan Secure Boot
  • Memiliki fitur TPM: Trusted Platform Module (TPM) versi 2.0
  • Kartu grafis yang kompatibel dengan DirectX 12 / WDDM 2.x
  • Layar dengan ukuran di atas 9″ dengan resolusi minimum HD 720p
  • Akun Microsoft dan konektivitas internet diperlukan untuk pengaturan Windows 11 Home
Tampilan aplikasi WhyNotWin11 dari GitHub

Jika perangkat Anda Anda sudah memenuhi standar yang ditetapkan Microsoft, Windows 11 akan segera bisa di-upgrade dari Windows 10 secara gratis.




Baca juga:


Antusiasme pengguna terhadap Windows 11 juga dilihat sebagai sebuah kesempatan dalam kesempitan oleh para pelaku kejahatan. Ya, di Internet mulai muncul malware yang mengancam pengguna yang memakai software Windows 11 versi non resmi.

Meskipun saat ini kita ditengah Euforia OS Windows 11 yang akan segera hadir di pasaran, kepekaan kita terhdap malware juga jangan sampai lengah. Pasalnya, banyak di antara pengguna yang penasaran akhirnya mendapat malware, adware dan tools berbahaya karena mengintalasikan Windows 11 palsu.

Dikutip dari Bleepin Computer, Kaspersky, sebuah perusahaan spesialis keamanan terkemuka menyebutkan, pengguna yang menginstalasikan Windows 11 palsu kebanyakan mengunduh OS tersebut dari sumber yang tidak resmi dan riskan akan keamanannya.

Menurut Kaspersky, situs web pihak ketiga berpotensi menjadi tempat penjahat siber membagikan software resmi atau winsdows 11 yang berisikan malware atau program berbahaya. OS Windows 11 palsu itu sendiri berukuran hanya 1,75GB saja.


OS palsu yang terpasang kemudian akan mengunduh malware dan adware secara tersembunyi. Software tersebut kemudian akan menampilkan perjanjian lisensi yang jika disetujui akan menampilkan '86307_windows 11 build 21996.1 x64 + activator' yang berisikan program software berbahaya.

Jadi, bagi kalian yang penasaran dengan OS Windows 11 diharapkan bersabar dulu yaa. Jangan sampai kalian men-download aplikasi pihak ketiga yang ternyata palsu. Stay Safe!

Postingan Populer

Review Asus ROG Zephyrus G14 GA403UU. Laptop Gaming Tipis Futuristis

Dalam dunia laptop gaming yang semakin kompetitif, Asus kembali mengukuhkan posisinya di industri laptop gaming tipis lewat seri ROG Zephyrus G14. Di pasaran, salah satu model laptop gaming tipis yang jadi andalan Asus adalah seri ROG Zephyrus G14 GA403UU. Laptop gaming tipis yang hadir pada kisaran tahun 2024 ini membawa kombinasi menarik antara performa tinggi, teknologi terkini, dan desain yang super portabel. Dengan layar OLED 3K yang memanjakan mata, GPU RTX 4050 yang efisien, serta dukungan AI dari prosesor Ryzen 7 8845HS, laptop ini ditujukan untuk gamer dan kreator yang menuntut performa dalam dimensi ringkas. Yang menjadi daya tarik utama dari G14 adalah bagaimana Asus berhasil meramu laptop 14 inci ini menjadi sebuah mesin bertenaga tanpa mengorbankan kenyamanan dan keindahan desain. Bobot hanya 1,5 kg, menjadikannya salah satu laptop gaming teringan di kelasnya. Di sisi lain, perangkat ini juga membawa berbagai fitur profesional seperti layar Pantone Validated dan Dolby Atmo...

Review ASUS Gaming K16 (K3605). Laptop Gaming Murah, Laptop untuk Sekolah dan Kuliah

Banyak laptop murah yang memang mampu menjalankan game ringan, namun mudah kewalahan saat berhadapan dengan judul-judul AAA atau kebutuhan multitasking berat. Padahal, tren laptop gaming saat ini tidak hanya terbatas pada hiburan.  Mahasiswa jurusan desain, arsitektur, hingga komunikasi visual juga membutuhkan laptop dengan GPU diskrit untuk menunjang software grafis dan editing. Akhirnya, laptop gaming murah pun berkembang menjadi solusi serbaguna, bukan sekadar perangkat untuk bermain, tetapi juga untuk belajar dan bekerja. Asus, sebagai pemain besar di industri laptop, menangkap peluang tersebut melalui seri Asus Gaming K16 K3605. Dengan kombinasi prosesor Intel Core H-series, GPU NVIDIA GeForce RTX 3050, layar 144Hz, dan RAM 16GB, laptop ini menjanjikan performa yang seimbang untuk gaming sekaligus produktivitas.  Tak hanya itu, harga yang masih terjangkau untuk segmennya, bahkan tergolong laptop gaming murah, membuat Asus Gaming K16 menjadi opsi menarik bagi pengguna muda...

ARM Hadirkan "DLSS" untuk Android. Game Mobile Akan Lebih Realistis

ARM resmi memperkenalkan teknologi Neural Super Sampling (NSS) di ajang SIGGRAPH 2025, solusi upscaling berbasis AI yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas grafis gaming di perangkat Android. Teknologi ini diklaim mampu menghadirkan visual setara PC gaming tanpa mengorbankan performa atau daya tahan baterai. NSS bekerja dengan prinsip mirip Nvidia DLSS: game dirender pada resolusi rendah lalu di-upscale menggunakan neural network.  Pada demo awal, gambar 540p dapat ditingkatkan ke 1080p hanya dalam waktu 4 milidetik per frame, cukup cepat untuk menjaga frame rate tetap stabil. ARM menyebut pendekatan ini lebih efisien dibanding metode upscaling tradisional yang sering menghasilkan artefak visual seperti ghosting atau blur. Teknologi ini akan dijalankan pada akselerator neural bawaan Mali GPU generasi terbaru, yang telah dioptimalkan khusus untuk perangkat mobile. Selain untuk gaming, on-chip neural engine juga bisa digunakan untuk ray tracing denoising serta fitur kamera berbasi...

Siap Kuliah Lagi? Ini Laptop Generasi AI yang Kencang dan Stabil untuk Mahasiswa

Tahun ajaran baru sudah di depan mata. Mahasiswa di berbagai penjuru negeri bersiap kembali ke kampus, bersua teman-teman seperjuangan, hingga beradaptasi dengan jadwal kuliah yang baru. Tapi back to campus bukan sekadar tentang bertemu dosen favorit atau suasana kelas yang dirindukan.  Di era saat ini, terutama bagi kamu yang tergolong dalam Generasi AI, persiapan menuju semester baru juga berarti memilih perangkat yang bisa mendukung segala aktivitas akademik dan kreatif secara maksimal. Bukan Sekadar Laptop, Tapi Partner Belajar Mahasiswa Generasi AI Tantangan mahasiswa saat ini jauh berbeda dari dulu. Kini, tugas-tugas perkuliahan tak lagi hanya menulis dan presentasi, tapi juga mencakup riset data, desain grafis, produksi video pendek, hingga eksplorasi tool berbasis AI seperti Copilot, ChatGPT, CapCut AI, atau Canva Magic Studio.  Agar semua berjalan lancar, kamu butuh laptop yang bukan hanya kencang, tapi juga cerdas, efisien, dan bisa diandalkan sepanjang hari. Laptop ...

Gara-gara Netflix Dkk, Pembajakan Kembali Naik

Dulu, kehadiran layanan streaming dianggap sebagai obat mujarab untuk memberantas pembajakan. Semua konten tersedia secara legal, dengan harga terjangkau, tanpa repot mencari situs gelap.  Namun, satu dekade setelah ledakan Netflix dan kawan-kawan, kenyataannya berbalik. Ekosistem streaming hari ini begitu terpecah, mahal, dan penuh batasan hingga justru mendorong orang kembali ke pembajakan, yang ironisnya, terasa lebih rasional dan “dewasa” bagi sebagian penonton. Data dari MUSO, perusahaan pemantau pembajakan berbasis di London, memperlihatkan tren ini dengan gamblang. Pada 2020, kunjungan ke situs pembajakan global berada di angka 130 miliar. Namun pada 2024, jumlah itu melonjak menjadi 216 miliar. Lebih dari 96 persen berasal dari streaming ilegal.  Di Swedia, seperempat responden, terutama kelompok usia 15-24 tahun, mengaku menonton konten bajakan. Angka-angka ini menegaskan: pembajakan tidak mati, hanya menunggu momen untuk bangkit kembali. Persoalan utamanya adalah fra...