Langsung ke konten utama

Iklan Berat Pembuat Lemot Perangkat Akan Diblokir Chrome. Begini Caranya

Para pemilik website biasanya mengandalkan iklan sebagai sumber pemasukan untuk menjamin kelangsungan hidup website mereka. Namun sayangnya, beberapa iklan yang disuguhkan ke dalam website terkadang terasa berat dan membuat perangkat pengguna menjadi lelet. 

Untuk mengatasi masalah tersebut, baru-baru ini browser Google Chrome memblokir beberapa iklan yang dinilai memberatkan perangkat penggunanya. Terutama bagi mereka yang menggunakan Google Chrome versi 84 atau yang lebih baru lainnya. 



Seperti apa contohnya?


Salah satu pengguna yang merasakan fitur ini salah satunya adalah Pilhoper. Ia biasanya melihat iklan besar yang terpampang pada situs The New York Times.



Namun kini, ia melaporkan bahwa kotak tersebut tidak menampilkan iklan yang semestinya namun justri diganti dengan sebuah tulisan yang berbunyi “This ad used too many resources for your device, so Chrome removed it.”

Ini artinya, browser Google Chrome telah menghapus iklan tersebut karena dinilai telah memberatkan perangkat dan menggunakan terlalu banyak sumber daya perangkat yang dipakai pengguna untuk mengakses website yang bersangkutan.

Rencana penghapusan iklan berat ini sebenarnya telah dicetuskan Google Chrome sejak Mei 2020 lalu. Ketika itu, Google menyebutkan bahwa mereka akan menggelar fitur untuk itu, yang dinamakan Heavy Ad Intervention. 

Fitur ini sebenarnya cukup berguna terutama untuk para pengguna Chrome yang ingin menghemat bandwith perangkat. Namun bagi para pemilik web, hal ini tentu akan cukup berpengaruh pada pendapatan, terlebih jika situs web memiliki iklan yang merupakan katagori iklan berat atau heavy ad. 



Baca juga:


Katagori iklan berat yang disebutkan oleh Google Chrome tersebut yakni iklan yang menggunakan sumber daya sistem sehingga membuat perangkat baik itu ponsel, laptop atau  komputer menjadi lambat dan tidak responsif. 

Iklan jenis ini tentu saja membuat pengguna menjadi terhambat kegiatannya. Selain melambatkan perangkat, iklan ini juga dapat membuat baterai dan data seluler menjadi lebih cepat habis.

Untuk mengetahui ciri-ciri heavy ad atau iklan berat ini, Google menjabarkan apa saja yang dapat dikatagorikan sebagai iklan berat

  1. Iklan menggunakan thread utama selama lebih dari 60 detik secara keseluruhan
  2. Iklan menggunakan thread utama selama lebih dari 15 detik dalam periode 30 detik di manapun
  3. Iklan menggunakan bandwidth jaringan lebih dari 4 megabyte

Iklan yang termasuk katagori tersebut nantinya tidak akan ditampilkan oleh Google Chrome dan lapak iklan tersebut hanya akan menampilkan catatan seperti yang di atas tadi. 

Meski demikian, Google menyebutkan, iklan berat seperti di atas sebenarnya jumlahnya cukup sedikit. Hanya sekitar 0,3% saja dari keseluruhan iklan yang tersedia di Internet.

Bagi para developer website yang ingin melihat contoh Heavy Ad Intervention dapat melihatnya di situs heavy-ads.glitch.me. Developer juga dapat menggunakan situs pengujian ini untuk memuat URL lainnya untuk menguji konten yang dipilih agar terbebas dari iklan berat.

Cara Mengaktifkan Fitur Heavy Ad Intervention:

  • Pengguna mengaktifkan fitur dengan mengunjungi chrome://flags/#enable-heavy-ad-intervention di kolom URL
  • Non-aktifkann chrome://flags/#heavy-ad-privacy-mitigations
  • Akan muncul “Heavy ad Privacy mitigation” kemudian nanti ada 3 pilihan yakni Default, Enable dan Disable
  • Pilih opsi Enable


Google menyebutkan bahwa mereka ingin para pengguna lebih nyaman ketika berselancar. Selain itu, Google menilai iklan berat menguras bandwidth dan prosesor pengguna. Inilah yang menjadi alasan sehingga muncul fitur ini.

Bagaimana guys. Tukar browsing pakai Chrome saja? Atau tetap menggunakan ad blocker sekalian?

Postingan Populer

Hp Oppo Murah Ini Cuma 1 Jutaan

Oppo belum lama ini menggelar smartphone terbarunya ke pasaran Indonesia. Spesifikasinya mengagumkan, apalagi fitur kameranya. Ya, Oppo Reno 10x Zoom menawarkan kemampuan fotografi yang mumpuni, sekaligus performa perangkat yang hebat. Meski demikian, ada harga ada rupa. Smartphone tersebut dipasarkan dengan harga yang tidak murah, yakni Rp12,999 juta untuk versi dengan RAM 8GB dan storage 256GB. Mahal? Tentu saja tidak, jika melihat spesifikasi yang disediakan di dalamnya. Sayangnya, tidak semua pengguna mampu membeli smartphone Oppo dengan harga yang tergolong fantastis tersebut. Cukup banyak di antara kita yang ingin membeli hp Oppo murah yang harganya kalau bisa di bawah Rp1 juta. Kalau tidak ada pun, kalau bisa harganya masih Rp1 jutaan. Alias di bawah Rp2 juta. Nah, kalau sudah begitu, apa pilihan yang bisa kita dapatkan? Berikut ini pilihannya: Harga HP Oppo Murah di 2019: Untuk smartphone alias hp Oppo murah di harga 1 jutaan, dipastikan Anda sudah mendapatkan pe...

Harga Chip MediaTek Dimensity Tak Lagi Murah?

Rumor terbaru seputar MediaTek mengindikasikan bahwa strategi flagship perusahaan untuk 2026 berpotensi tidak lagi sesederhana dengan menghadirkan hanya satu chipset kelas atas. Dimensity 9600, yang diproyeksikan menjadi andalan MediaTek tahun depan, disebut-sebut menghadapi tekanan biaya serius akibat melonjaknya harga wafer 2nm dari TSMC.  Kondisi ini membuka kemungkinan lahirnya dua varian Dimensity 9600, alih-alih satu model tunggal seperti generasi sebelumnya. Isu ini mencuat seiring spekulasi bahwa MediaTek tengah mempertimbangkan pendekatan mirip Qualcomm, yang telah memisahkan lini flagship-nya menjadi versi standar dan varian “Elite” atau “Pro”.  Bocoran dari sumber Weibo, Repeater 002, menyebut MediaTek belum sepenuhnya yakin apakah akan merilis versi Dimensity 9600 yang “dipangkas”, dengan GPU lebih lambat dan dukungan memori yang dibatasi pada LPDDR5X, bukan LPDDR6. Jika benar, langkah ini mencerminkan kompromi antara ambisi performa dan realitas biaya produksi. Te...

Motherboard DDR4 dan DDR5 Sekaligus Dirilis Asrock

ASRock kembali menghadirkan pendekatan yang nyaris terlupakan di pasar motherboard modern lewat peluncuran H610M Combo. Motherboard micro-ATX berbasis chipset Intel H610 ini menawarkan dukungan ganda untuk memori DDR4 dan DDR5 dalam satu papan induk. Langkah ini merupakan sebuah strategi yang jelas menyasar segmen kantor, bisnis, dan sistem berbiaya rendah yang kini berada di bawah tekanan. Khususnya saat terjadi kenaikan harga komponen, terutama memori. Keputusan ASRock ini menarik karena dalam beberapa tahun terakhir industri secara tegas memisahkan dukungan DDR4 dan DDR5 demi efisiensi desain dan stabilitas. Namun, H610M Combo justru menghidupkan kembali konsep “transisi generasi” dengan menyediakan empat slot DDR5 dan dua slot DDR4.  Pengguna memang tidak bisa mencampur kedua jenis memori secara bersamaan, tetapi fleksibilitas ini memberi opsi penting. Kapasitas hingga 96GB DDR5 atau 64GB DDR4, tergantung kebutuhan dan kondisi pasar. Dari sisi fitur, ASRock H610M Combo tetap re...

Kenapa Harga RAM Naik?

Keputusan Micron untuk menghentikan merek konsumen Crucial pada 2026 menjadi sinyal keras tentang perubahan fundamental di industri memori global. Setelah hampir tiga dekade melayani pasar DIY dan pengguna PC rumahan, Micron menilai bisnis RAM konsumen tidak lagi sepadan secara ekonomi di tengah lonjakan permintaan dari pusat data berbasis AI.  Bagi perakit PC, keputusan ini terasa menyulitkan. Kebutuhan memori meningkat, tetapi pasokan justru semakin menjauh dari konsumen. Masalah utamanya bukan lemahnya permintaan, melainkan siapa yang kini menguasai kapasitas produksi. Perusahaan hyperscaler dan operator pusat data AI menyerap hampir seluruh output wafer memori, dengan kesediaan membayar jauh lebih tinggi dibanding pasar konsumen. Micron secara terbuka mengakui bahwa pertumbuhan AI di data center mendorong permintaan memori dan storage ke level yang belum pernah terjadi sebelumnya, sehingga perusahaan memilih memprioritaskan pelanggan strategis yang menawarkan margin lebih besar...

iPhone Dikabarkan Akan Pakai Prosesor Buatan Intel. Panas?

Rumor mengenai kolaborasi besar antara Apple dan Intel kembali menguat. Laporan terbaru menyebut Apple sedang mengevaluasi proses manufaktur Intel 18A-P untuk chip seri M, dengan target pengiriman awal pada 2027.  Namun kini, proyeksi baru muncul ke permukaan. Chip buatan Intel tersebut bisa saja digunakan pada iPhone 21 versi non-Pro yang diperkirakan akan rilis pada tahun 2028. Informasi ini pertama kali diperkuat oleh analis Ming-Chi Kuo yang menyatakan bahwa Apple telah menandatangani NDA dengan Intel dan bahkan menerima Process Design Kit (PDK) untuk pengujian. Jika benar, ini menjadi langkah besar mengingat Apple selama bertahun-tahun sangat bergantung pada TSMC sebagai manufaktur tunggal untuk seluruh chip mobile dan desktop mereka. Intel 18A-P menjadi titik fokus karena ini adalah node pertama yang mendukung Foveros Direct 3D hybrid bonding, memungkinkan penggabungan chiplet secara vertikal menggunakan TSV. Dengan pendekatan arsitektur modern Apple yang mengutamakan efisien...