Langsung ke konten utama

Spesifikasi Realme X50 Pro 5G Bertenaga dengan Snapdragon 865

Meski belum beredar secara resmi di pasaran Indonesia, smartphone high end terbaru dari Realme yakni Realme X50 Pro 5G sudah mulai diperlihatkan pada publik. Terlihat, spesifikasi Realme X50 Pro 5G sangat mumpuni dengan prosesor bertenaga, Qualcomm Snapdragon 865.

Pihak Realme Indonesia memang belum menyatakan resmi kapan produk ini akan hadir dan berapa harga Realme X50 Pro 5G. Akan tetapi, tetap saja sangat menarik untuk membahas apa yang mereka sediakan pada smartphone papan atas mereka.


Ya, dari sisi spesifikasi, Realme X50 Pro 5G mengusung layar berbentang 6,44 inci Super AMOLED dengan refresh rate 90Hz dan dilindungi oleh lapisan Corning Gorilla Glass 5. Ponsel ini juga memiliki dua kamera depan dengan sensor 32MP dan 8MP.

Sementara pada bagian belakang, Realme menyediakan empat kamera dengan sensor 64MP, 12MP, 8MP, dan 2MP untuk depth sensor dengan aperture f/1.8. Kombinasi hardware empat kamera utama tersebut dilengkapi dengan teknologi Tetracell 4-in-1 pixel untuk menggabungkan empat piksel yang berdekatan menjadi satu piksel ultra besar 1,6 μm. 

Yang menarik juga, seperti pendahulunya, mode andalan Nightscape 3.0 yang mendukung mode tripod juga sudah dibenamkan pada Realme X50 Pro 5G.


Baca juga:


Dari lensa 8MP yang tersedia, foto super wide-angle/super macro akan dihasilkan dengan baik. Ia memiliki ukuran piksel ultra besar yakni 1,4μm, lensa anti-distorsi ultra-wide-angle 115 derajat yang dapat menangkap obyek lebih luas, dan lensa super makro 3 cm yang memberikan gambar bagus di ultra close-range.

Dari sisi desain, Realme X50 Pro 5G terlihat simple namun elegan, terlebih bodi belakang ponsel ini juga tidak terlalu licin atau nampak seprti matte sehingga aman jika digenggam.


Di sisi kanan bodi ponsel, hanya terdapat tombol power, sementara di samping kiri tertanam tombol pengaturan volume up dan down. Untuk bagian bawah bodi ponsel, terdapat port USB Type-C, grill speaker, dan slot kartu dual nano SIM.

Untuk sektor dapur pacu, seperti sudah disebut di atas, ponsel ini ditenagai chipset Snapdragon 865 yang dipadukan dengan RAM 8GB atau 12GB dan penyimpanan internal hingga 128GB atau 256GB. Dari sisi software, Realme X50 Pro sudah menjalankan sistem operasi (OS) Android 10 yang dilapisi antarmuka Realme UI.

Demi memasok energi untuk beraktivitas, smartphone ini menggunakan baterai berkapasitas 4.300mAh yang mendukung fast charging 30 watt dan bisa terisi penuh dalam waktu satu jam. Menariknya, fast charge adapter juga sudah termasuk di dalam kemasan.


Per April 2020, di pasar Eropa, harga Realme X50 Pro 5G dijual di 599 Euro atau sekitar Rp9 jutaan untuk versi yang bawah, yakni dengan RAM 8GB dan storage 128GB. Versi menengahnya yang memiliki RAM 8GB dan storage 256GB dijual di harga 660 Euro atau sekitar Rp10 jutaan. Adapun harga Realme X50 Pro 5G spesifikasi tertingginya yang hadir dengan RAM 12GB dan storage 256GB adalah 749 Euro atau sekitar Rp11,3 juta.

Menarik ditunggu kehadiran Realme X50 Pro 5G dan berapa harganya di pasaran Indonesia.

Postingan Populer

10 PC All in One Terbaik. Solusi Praktis untuk Rumah dan Kantor Modern

Dalam beberapa tahun terakhir, pasar perangkat komputer telah mengalami pergeseran signifikan. Penggunaan PC All in One (AIO) semakin populer, terutama di kalangan pengguna rumahan, pekerja remote yang work from home, pelajar di lab sekolah, hingga kantor kecil ataupun UMKM. Faktor utamanya adalah, ruang kerja makin terbatas, dan banyak orang mencari solusi komputer yang ringkas, mudah dipasang, dan tetap bertenaga. Dengan integrasi layar, CPU, penyimpanan, dan periferal dalam satu perangkat, tanpa banyak kabel, PC All in One menjanjikan tampilan meja yang bersih, setup cepat, dan mobilitas lebih mudah bila ruang berpindah. Desain ramping dan fungsional kian diminati seiring gaya hidup minimalis dan kebutuhan fleksibilitas ruang. Selain itu, kinerja perangkat AIO yang kini menggunakan CPU dan GPU modern sudah cukup untuk menunjang pekerjaan sehari-hari, belajar, bahkan kreativitas ringan. Tren ini menunjukkan bahwa Komputer All in One bukan lagi sekadar alternatif. Tetapi bisa jadi pil...

Review Asus Vivobook S14 M3407HA, Laptop AI Bertenaga dari AMD

Segmen laptop AI performa tinggi kini menjadi medan persaingan paling panas di industri komputasi portabel. Setelah era Qualcomm Snapdragon X Elite dan X Plus lalu Intel Core Ultra mencuri perhatian dengan integrasi NPU (Neural Processing Unit) di dalam prosesornya, AMD tidak tinggal diam.  Kehadiran prosesor Ryzen 7 260 dengan XDNA NPU hingga 16 TOPS menandai langkah strategis AMD dalam menghadirkan laptop cerdas yang tak hanya cepat, tapi juga hemat daya dan efisien dalam menjalankan beban kerja berbasis AI. Semuanya mentransformasi tugas-tugas yang biasanya dilakukan CPU, kini menjadi dikerjakan oleh NPU. Khususnya tugas berbasis AI. Laptop AI Asus Vivobook S14 M3407HA menjadi contoh nyata transformasi tersebut: menghadirkan kinerja tinggi, kemampuan AI lokal, dan efisiensi baterai yang sebelumnya sulit dicapai. Dengan fokus pada portabilitas dan ketahanan daya, Asus mencoba menghadirkan laptop yang bukan hanya untuk kerja kantoran, tapi juga untuk kreasi konten, komunikasi, dan...

Asus ExpertBook PM3 PM3406CKA. Laptop Bisnis untuk Jangka Panjang

Segmen laptop bisnis selama bertahun-tahun terjebak pada satu pola: performa tinggi di tahun pertama, dan tuntutan upgrade mahal pada tahun ketiga atau keempat. Di era PC AI saat ini, masalah tersebut semakin terasa. Alasannya, workload berbasis kecerdasan buatan saat ini membutuhkan ruang penyimpanan lebih besar, RAM lebih lega, dan perangkat yang bisa mengikuti dinamika operasional perusahaan. Sayangnya, sebagian besar laptop bisnis modern masih terjebak pada desain kaku, RAM solder, satu slot SSD, dan skalabilitas minim. Di tengah kondisi tersebut, Asus ExpertBook PM3 PM3406CKA hadir dengan pendekatan yang berbeda. Bukan sekadar laptop bisnis berlabel “AI-ready”, tetapi sebuah platform kerja yang menawarkan sesuatu yang jarang ada di kelasnya. Dua slot SSD dan dua slot SO-DIMM.  Ini bukan gimmick marketing. Fasilitas tersebut adalah dasar dari konsep yang Asus sebut sebagai true future-proofing, atau cara memastikan laptop tetap relevan hingga 5 sampai 7 tahun ke depan. Artinya...

Tak Hanya Dari Permukaan, Benua Juga Memisahkan Diri Dari Dalam

Penelitian terbaru dari University of Southampton mengungkap bahwa fragmen benua secara perlahan terkelupas dari dasar lempengnya, lalu terseret masuk ke dalam mantel laut. Seperti diketahui, mantel laut merupakan lapisan panas dan padat yang bergerak sangat lambat di bawah dasar samudra.  Material benua yang terbawa ini dapat memicu aktivitas vulkanik selama puluhan juta tahun. Temuan ini menjawab teka-teki lama, mengapa beberapa pulau vulkanik yang jauh dari batas lempeng tektonik justru memiliki jejak kimia khas benua, padahal lokasinya berada di tengah samudra luas. Studi internasional yang dipublikasikan di Nature Geoscience ini melibatkan peneliti dari Inggris, Jerman, Kanada, dan Wales. Sebagai gambaran, pulau-pulau kecil seperti Christmas Island diketahui mengandung unsur “kaya” yang biasanya berasal dari kerak benua. Selama bertahun-tahun, ilmuwan menduga bahwa unsur ini berasal dari sedimen samudra yang terseret ke mantel atau dari plume atau kolom batuan panas yang naik ...

Ayaneo Next II Akan Hadir dengan Layar 3:2 dan 165Hz

Ayaneo akhirnya membongkar salah satu misteri terbesar dari Next II, yakni aspek layarnya. Setelah mengumumkan perangkat ini tanpa detail lengkap, perusahaan kini mengonfirmasi bahwa handheld flagship tersebut akan mengusung panel OLED 9 inci dengan resolusi tak lazim, yakni 2400 × 1504. Ini berarti, Ayaneo merupakan yang pertama menghadirkan rasio layar 3:2 yang hampir tidak pernah dipakai pada perangkat gaming portabel. Di pasar handheld PC modern, mayoritas perangkat seperti GPD Win 5 serta Onexfly Apex ataupun Lenovo Legion Go 2 masih bertahan di resolusi 1920 × 1200 dengan rasio 16:10. Bahkan handheld Gaming PC lainnya seperti Asus ROG Xbox Ally series menggunakan rasio 16:9. Karena itu, rasio dan resolusi Next II terasa eksperimental.  Layarnya lebih tinggi dan sedikit kurang lebar dibanding kompetitornya, sesuatu yang bisa menghasilkan tampilan game yang lebih imersif, namun juga berpotensi menimbulkan masalah kompatibilitas UI pada beberapa judul-judul game lama. Tidak hany...