Langsung ke konten utama

Review Sandisk Connect Wireless Stick 32GB

Anda punya laptop, hape Android atau iOS dan punya data yang sering dipindah sana-sini? Jaman now sih, semua bisa disimpan di awan. Kapanpun dibutuhkan, tinggal diambil ke perangkat yang kita gunakan. Tapi, nggak setiap saat internet kita cepat bukan?

Ada flashdisk. Memang. Semua bisa tinggal colok sana sini untuk pindah-pindahan data. Tapi, bagaimana kalau flashdisk tersebut ingin disambungkan ke banyak perangkat sekaligus. Nggak bisa bukan? Harus di satu perangkat saja USB flashdisk tersebut dipasangkan.


Kalau begitu, flashdisk-nya saja yang ditaruh di tengah-tengah dan semua perangkat, mulai dari hape Android, iOS, sampai semua laptop yang Anda miliki mengakses ke sana. Memang bisa? Tentu saja. Kalau pakai Sandisk Connect Wireless Stick. Seperti apa teknologinya? Yuk kita bahas.


Desain dan Fitur
Sandisk Connect Wireless Stick merupakan flash drive plastik berbahan plastik dengan pola wajik geometris berukuran 7,8 x 2,0 x 1,2cm dengan berat 21,7 gram dan berat 22,6 gram. Di bagian tengahnya terdapat sebuah lampu LED indikator yang berfungsi untuk memberi tahu Anda apa yang sedang ia lakukan saat ini.

Ya, lampu indikator tersebut akan menampilkan warna yang berbeda secara berkelap-kelip, apakah USB drive sedang aktif, sedang mentransfer data secara wireless, mengisi daya, sedang low batt atau sedang mengupdate firmware. Di sisi kanan terdapat tombol power untuk mengaktifkan fitur transmisi nirkabel.

Baca juga:

Kelebihan utama dari USB flash disk yang satu ini adalah kemampuan nirkabelnya, yang memungkinkan pengguna mengakses, melakukan streaming dan mentransfer file melalui konektivitas 802.11n Wi-Fi hingga tiga perangkat sekaligus. Tentunya, perangkat ini juga bisa menjadi USB flashdisk biasa.

Untuk menghubungkan USB flashdisk ini dengan smartphone Android ataupun iOS, pengguna bisa melakukannya via aplikasi SanDisk Connect Drive yang bisa di-download gratis dari Google PlayStore ataupun Apple App Store. Adapun untuk mengakses mengambil atau menyimpan data ke USB flashdisk tersebut secara wireless, pengguna laptop tinggal mengakses lewat browser dan WiFi ke flashdisk-nya.


Aplikasinya sendiri sangat mudah digunakan. Ia juga bisa menampilkan berapa banyak penyimpanan yang tersisa di drive, serta perangkat seluler apa yang terhubung dengan visual yang menarik. Antarmukanya juga teratur rapi, membuat navigasi file dan folder menjadi mudah.


Pengguna juga bisa mengatur drive untuk dapat mencadangkan foto-foto dari kamera ponsel secara mudah dari opsi menu dalam aplikasi, sehingga secara otomatis menyimpan foto baru setiap kali perangkat terhubung.

Secara konektivitas wireless, ia bisa mencapai jarak hingga sekitar 40 meter. Meski demikian, jangkauannya bisa menjadi lebih pendek jika sinyal harus melewati dinding atau langit-langit. Meski demikian, drive tetap terhubung ke perangkat selular meskipun ia tidak berada di ruangan yang sama, dan pengguna masih dapat memindahkan file dan streaming musik ataupun video.


Performa
Menurut pihak Sandisk, USB flashdisk ini punya baterai yang mampu bertahan hingga 4 jam 30 menit saat digunakan untuk streaming video secara non stop. Dan agar terisi penuh, ia perlu di-charge selama sekitar 2 jam. Tenang saja, ia dapat sekaligus diisi ulang saat ia ditancapkan ke laptop atau port USB di komputer desktop Anda.


Dari sisi masa aktif, daya tahan baterai flashdisk ini tentu akan sangat bervariatif tergantung bagaimana pengguna mengaksesnya. Dari percobaan, kalau hanya digunakan sesekali untuk mengakses file yang ada di sana, melihat-lihat foto atau mengirimkan data untuk disimpan di USB flash disk dan sisanya dia hanya standby tidak melakukan apa-apa, baterainya bisa bertahan sekitar satu hari.

Asalkan sesekali Anda memasang USB flashdisk ini di port komputer, masalah masa aktif baterai bukanlah isu yang signifikan. Yang paling menarik untuk diketahui adalah dari sisi kecepatan transfernya.

Untuk itu, kami melakukan dua metode untuk percobaan transmisi data. Sandisk Connect Wireless Stick sebagai USB flashdisk biasa, dan satu pengujian lagi dilakukan sebagai sebuah perangkat penyimpanan eksternal nirkabel.

Untuk pengujian sebagai USB flashdisk, kami menggunakan aplikasi benchmark CrystalDiskMark yang mensimulasikan transfer data sebesar 1GB dan 8GB. Adapun untuk transfer data secara wireless, kami mengirimkan sebuah file terkompresi berukuran sekitar 55MB untuk diukur berapa kecepatan transfer tertinggi yang berhasil didapat. Berikut ini hasil pengujian yang kami dapatkan.

Bisa dilihat, saat melakukan transfer data, baik data sebesar 8GB atau hanya 1GB, Sandisk Connect Wireles Stick 32GB yang kami coba kali ini punya kecepatan baca hingga 12MB/s dan kecepatan tulis hingga 11Mbps. Tidak terlalu cepat memang, mengingat teknologi yang digunakan oleh flashdisk masih USB 2.0.


Saat digunakan sebagai perangkat eksternal wireless, kami berhasil mengirimkan file sebesar 55MB dengan kecepatan transfer hingga 14Mbps. Namun demikian, saat kami coba untuk melakukan pengiriman file sebesar 3GB, beberapa kali percobaan, wireless USB ini sangat lambat dan seperti not responding. Tampaknya bug dan perlu ada update firmware.

Meski demikian, walaupun kecepatan transfernya tidak terlalu cepat, namun saat digunakan untuk streaming video resolusi FullHD 1920x1080, transmisi tidak terganggu dan film masih dapat diputar dengan sangat mulus. Dari sisi antarmuka yang disediakan, baik lewat aplikasi ataupun browser PC, tampilannya sangat memudahkan. Proses transfer data dari dan ke USB flashdisk secara nirkabel dapat dilakukan dengan sangat sederhana.


Kesimpulan
Sandisk Connect Wireless Stick 32GB ini merupakan sebuah media penyimpanan inovatif yang akan sangat membantu pengguna yang ingin punya “cloud storage” mini di rumah. Perangkat kecil ini lebih dari sekadar USB flashdisk dan sanggup berfungsi bagaikan seperti Network Attached Storage (NAS) yang biasanya cukup rumit untuk disetting dan digunakan.

Anda yang ingin punya USB flashdisk dan sekaligus punya fitur berbagipakai storage nirkabel dengan mudah, bisa melirik Sandisk Connect Wireless Stick ini. Untuk versi 32GB, di beberapa e-Commerce terkemuka, harganya hanya Rp Rp329.000 sampai Rp599.000. Silakan pilih di toko langganan atau e-Commerce favorit Anda.


Postingan Populer

Savefrom, Online Video Downloader Terbaik?

Savefrom, Online Video Downloader Terbaik - Bagi Anda yang suka nonton video dari media sosial, mungkin Anda kadang lebih memilih untuk menontonnya secara offline. Hal ini bukan tanpa alasan, karena memang menonton video secara online akan lebih menguras kuota. Apalagi jika budget Anda sedang menipis, atau kuota sudah mau habis, pastinya solusi terbaik adalah dengan men-download dulu videonya. Dengan men-download videonya, Anda bisa melihat ulang videonya kapan pun tanpa harus mengkhawatirkan kehabisan kuota. Nah, salah satu layanan online video downloader yang bisa Anda pilih adalah Savefrom. Kira-kira, apa saja keunggulan dan kekurangan layanan yang satu ini? Yuk, simak informasinya di bawah:   Review dan Cara Download dari Savefrom: Savefrom merupakan sebuah layanan online gratis yang bisa digunakan untuk mengunduh video maupun musik secara gratis. Savefrom disebut juga sebagai pengunduh video tertua sekaligus terpopuler yang bisa digunakan dengan mudah dan bebas. Beberap...

Review Asus Vivobook S14 M3407HA, Laptop AI Bertenaga dari AMD

Segmen laptop AI performa tinggi kini menjadi medan persaingan paling panas di industri komputasi portabel. Setelah era Qualcomm Snapdragon X Elite dan X Plus lalu Intel Core Ultra mencuri perhatian dengan integrasi NPU (Neural Processing Unit) di dalam prosesornya, AMD tidak tinggal diam.  Kehadiran prosesor Ryzen 7 260 dengan XDNA NPU hingga 16 TOPS menandai langkah strategis AMD dalam menghadirkan laptop cerdas yang tak hanya cepat, tapi juga hemat daya dan efisien dalam menjalankan beban kerja berbasis AI. Semuanya mentransformasi tugas-tugas yang biasanya dilakukan CPU, kini menjadi dikerjakan oleh NPU. Khususnya tugas berbasis AI. Laptop AI Asus Vivobook S14 M3407HA menjadi contoh nyata transformasi tersebut: menghadirkan kinerja tinggi, kemampuan AI lokal, dan efisiensi baterai yang sebelumnya sulit dicapai. Dengan fokus pada portabilitas dan ketahanan daya, Asus mencoba menghadirkan laptop yang bukan hanya untuk kerja kantoran, tapi juga untuk kreasi konten, komunikasi, dan...

Cara Lengkap Menonaktifkan Copilot di Windows 11 dan Microsoft Edge

Copilot kini menjadi bagian dari Windows 11 dan Microsoft Edge, hadir sebagai asisten AI yang muncul di taskbar maupun sidebar browser. Meski bermanfaat bagi sebagian pengguna, banyak yang ingin mematikannya karena alasan privasi, performa, atau sekadar ingin tampilan desktop yang lebih rapi.  Artikel ini akan membahas tiga cara mudah untuk menonaktifkan Copilot. Baik lewat taskbar, Registry Editor, dan juga langsung mematikan Copilot di browser Edge. 1. Menonaktifkan Copilot dari Taskbar (Cara Paling Mudah) Jika Anda hanya ingin menghilangkan ikon Copilot dari taskbar tanpa mengubah konfigurasi sistem secara mendalam, langkah ini paling praktis. Klik kanan pada area kosong di taskbar. Pilih Taskbar settings (Pengaturan Bilah Tugas). Gulir ke bawah hingga menemukan opsi Copilot (Preview). Geser sakelar ke posisi Off (Mati). Setelah langkah ini, ikon Copilot langsung hilang dari taskbar dan tidak akan mengganggu tampilan desktop Anda lagi. Cara ini aman dan dapat dibalik kapan pun. ...

Bos Apple Segera Pensiun. Ini Daftar Kandidat Penggantinya!

Tim Cook baru saja memasuki usia 65 tahun pada 1 November lalu. Bersama dengan ulang tahun tersebut, kembali muncul spekulasi mengenai siapa yang akan menggantikannya sebagai CEO di perusahaan yang sangat terkenal tersebut.  Meski Cook belum memberikan sinyal pensiun, laporan Mark Gurman dari Bloomberg menyebutkan bahwa Apple sudah menyiapkan strategi transisi kepemimpinan secara diam-diam. Semuanya tentu bertujuan untuk memastikan pergantian berlangsung mulus ketika waktunya tiba. Cook menggantikan Steve Jobs pada 2011, masa yang penuh ketidakpastian bagi Apple. Namun di bawah kepemimpinannya, Apple memasuki era paling menguntungkan dalam sejarah perusahaan. Menurut Stocktwits, saham Apple telah melonjak sekitar 1.800% sejak Cook mengambil alih.  Bila Jobs membangun fondasi inovasi, seperti iPhone, maka Cook memperluas ekosistem Apple dengan layanan dan perangkat baru. Apple Pay, integrasi Beats, AirPods, Apple Watch serta ekspansi ke industri hiburan melalui Apple TV+ dengan...

Review Asus Vivobook S14 S3407VA, Laptop untuk Kerja Berdesain Modern

Segmen laptop 10 jutaan sampai 12 jutaan yang merupakan segmen premium mainstream telah berkembang menjadi zona paling kompetitif dalam industri PC saat ini. Pengguna profesional dan mahasiswa semakin mencari perangkat yang menawarkan build quality mendekati ultrabook high-end, namun tanpa perlu merogoh kocek hingga Rp15–25 juta.  Faktor desain, konsumsi daya efisien, serta peningkatan performa generasi terbaru membuat kelas ini semakin digemari sebagai “sweet spot” laptop kerja modern. Asus sendiri bukan pemain baru di segmen ini. Lini Asus Vivobook S sudah lama diposisikan sebagai solusi premium terjangkau, memadukan estetika elegan dengan performa yang cukup agresif. Tahun ini, Asus memperbarui identitas lini tersebut melalui Asus Vivobook S14 S3407VA . Model yang dipasarkan di kisaran harga Rp11 jutaan tersebut membawa prosesor Intel Core generasi terbaru (Core 5-210H), peningkatan kapasitas penyimpanan, dan fitur-fitur produktivitas yang lebih matang. Dengan dua opsi warna, Ma...