Langsung ke konten utama

Baterai Laptop Asus Paling Tahan Lama

Kali ini kita akan membahas dua laptop yang paling kekinian dari seri mainstream Asus yakni lini VivoBook Ultra, yakni VivoBook Ultra A412 dan K403. Sebagai informasi, kedua laptop tersebut diluncurkan secara bersamaan beberapa waktu lalu dan punya beberapa kesamaan juga di beberapa aspek.

Sebut saja, kedua laptop hadir dengan platform Intel (meski seri VivoBook Ultra A412 ada pula versi AMD-nya). Dua-duanya menggunakan layar resolusi full HD, berukuran 14 inci dan dua-duanya juga punya desain NanoEdge display. Artinya, meskipun layarnya ukuran 14 inci, tetapi dimensi kedua laptop ini mirip-mirip dengan laptop pada umumnya yang layarnya 13 inci.


Tak hanya itu, kedua laptop juga hadir dengan storage berbasis SSD yang menawarkan performa tinggi. Meski demikian, tentu ada perbedaan di antara keduanya. mereka ditujukan untuk segmen pengguna yang berbeda. Apa saja? Bisa dilihat dalam tabel spesifikasi di bawah:

Nah, berikut ini spesifikasi teknis kedua laptop yang bersangkutan:


Dari spesifikasi dua laptop yang mirip tersebut, aspek yang paling menarik untuk dibahas dari keduanya tentu adalah baterainya. Ya. Yang namanya laptop mainstream sehari-hari untuk bekerja, masa aktif baterai tentu merupakan faktor yang sangat esensial. Untuk itu, kami akan langsung membandingkan mana yang paling kuat di antara VivoBook Ultra A412FA dan VivoBook Ultra K403FA.

Baca juga:

Kedua laptop kami tempatkan bersebelahan dengan kondisi yang sama persis. Pada kedua laptop, dari kondisi baterai 100%, kita akan coba memutar video YouTube secara non stop di satu jendela browser. Di saat yang sama, sekaligus kita membuka browser lain dan dengan konektivitas wifi. Di browser tersebut, kami melakukan simulasi browsing internet.

Kedua aktivitas yang kita lakukan menggambarkan aktivitas multitasking. Agar lebih jelas progress penggunaan baterainya, di dua jendela browser yang berbeda dan kami pasang bersebelahan.


Pada kedua laptop, tingkat kecerahan layar diset di opsi maksimal, backlit keyboard dinyalakan di setting paling terang dan baterai diset di kondisi performance. Laptop kita set untuk tidak mati secara otomatis sampai baterai mencapai titik 7 persen. Nah, siapa yang lebih mampu bertahan? Lebih lengkapnya, simak di video berikut:


Kesimpulan
Ternyata, setelah 3 jam 48 menit, VivoBook Ultra A412FA kehabisan energi, sementara di saat yang sama, VivoBook Ultra K403 masih punya 50 persen. VivoBook K403 baru kehabisan baterai setelah memutar video YouTube non stop sekaligus browsing internet setelah 7 jam 27 menit.

Padahal, secara default backlit keyboard milik VivoBook Ultra A412 akan secara otomatis mati kalau ia tidak digunakan sama sekali. Berbeda dengan backlit keyboard milik VivoBook Ultra K403 yang menyala seterusnya sampai kita matikan atau laptop kehabisan baterai.


Nah, kesimpulannya, Anda bisa memilih VivoBook A412 kalau butuh laptop mainstream yang performanya lebih baik dan bisa diupgrade baik RAM ataupun storage-nya. VivoBook Ultra A412 juga ada opsi dengan Nvidia grafis kalau membutuhkan. Ia juga sudah menggunakan desain engsel ErgoLift agar lebih nyaman digunakan saat mengetik. Sementara Asus VivoBook K403 tidak punya semua itu.

Tetapi ada satu hal yang dimiliki oleh VivoBook Ultra K403. Baterainya gede. Jadi, pilih mana? Kami pribadi, lebih memilih Asus VivoBook Ultra K403.

Postingan Populer

Laptop Gaming Murah dengan GeForce RTX 5000 Series, Beredar!

Asus kembali menghadirkan inovasi terbarunya di lini laptop gaming melalui Asus Gaming V16. Seperti diketahui, Asus gaming merupakan lini laptop gaming murah yang memadukan performa AI modern, grafis bertenaga, efisiensi daya tinggi, serta ketahanan fisik berstandar militer.  Produk ini menyasar tak hanya bagi para gamer dan profesional yang membutuhkan kinerja optimal dalam paket yang portabel dan andal, tapi juga pengguna umum yang membutuhkan laptop kencang, namun dalam wujud yang standar, tidak menyolok seperti laptop gaming mahal. Ditenagai oleh prosesor Intel® Core™ 5 atau 7 generasi terbaru, Asus Gaming V16 menawarkan performa komputasi tinggi untuk berbagai kebutuhan, mulai dari gaming AAA, multitasking berat, hingga pemrosesan berbasis AI. Chip grafis NVIDIA® GeForce RTX™ 5060 menjadi jantung pengolahan visual, menghadirkan teknologi ray tracing dan DLSS 3.5 yang memberikan pengalaman gaming lebih realistis, dengan frame rate yang stabil dan visual yang imersif. Layar WUXG...

Review Asus Vivobook S 15 OLED S5507. Titik Optimal Prosesor Qualcomm

Industri laptop sedang mengalami transformasi besar dengan semakin populernya prosesor berbasis ARM dalam perangkat berbasis Windows. Padahal, selama bertahun-tahun, arsitektur x86 yang dikembangkan oleh Intel dan AMD telah mendominasi pasar. Tetapi kini ARM hadir dengan keunggulan efisiensi daya yang lebih baik, kinerja yang semakin kompetitif, serta dukungan teknologi AI yang lebih canggih. Dengan konsumsi daya yang lebih rendah, laptop berbasis ARM menjanjikan daya tahan baterai yang lebih lama tanpa mengorbankan performa. Semua kelebihan di atas menjadikan platform baru tersebut sebagai pilihan menarik bagi pengguna yang menginginkan perangkat portabel dengan produktivitas tinggi. Apalagi, kedatangan prosesor seperti Qualcomm Snapdragon X Plus dan Snapdragon X Elite menjadi titik balik bagi laptop Windows yang mengadopsi arsitektur ARM.  Berkat optimalisasi perangkat lunak dan dukungan dari Microsoft, aplikasi Windows kini semakin kompatibel dengan ARM, memungkinkan pengalaman ...

Asus Luncurkan Expert P Series untuk Dukung Kebutuhan Bisnis Modern

Asus Indonesia resmi meluncurkan lini produk komersial terbaru, Expert P Series, yang terdiri dari laptop ExpertBook P3405CVA, desktop ExpertCenter P500MV, dan All-in-One ExpertCenter P440VA. Ketiganya dirancang untuk menjawab kebutuhan transformasi digital di dunia bisnis, dengan daya tahan tinggi, performa stabil, fitur AI terintegrasi, serta keamanan kelas enterprise. “Expert P Series bukan sekadar perangkat kerja, tapi partner produktivitas yang ringan, tangguh, dan aman untuk berbagai skenario kerja hybrid,” ujar Yulianto Hasan, Director Commercial Products Asus Indonesia. Setiap perangkat sudah dilengkapi AI on-device, termasuk platform ExpertMeet untuk kolaborasi yang lebih efisien tanpa perlu aplikasi tambahan. Tren kerja hybrid dan adopsi teknologi AI menjadi latar belakang kehadiran lini ini. Menurut laporan Gallup, 60% karyawan memilih model hybrid, sementara survei McKinsey 2024 mencatat 78% organisasi telah menggunakan AI dalam operasional mereka. Asus menghadirkan solusi ...

Hell Is Us, Game Paling Berat, Bahkan RTX 4090 Pun Tak Cukup

Para pemilik GPU kelas atas seperti Nvidia RTX 50 dan 40 Series yang mencoba menjalankan demo Hell Is Us tercengang. Alih-alih menikmati adegan sinematik pembuka, banyak pemain justru mengalami crash sebelum cutscene selesai, meninggalkan pertanyaan besar: untuk apa semua kekuatan grafis ini? Dalam pembaruan terbaru di Steam, pengembang Rogue Factor menyarankan solusi sementara yang cukup ironis: turunkan semua pengaturan grafis dan nonaktifkan semua fitur upscaling seperti DLSS, XeSS, dan FSR. Ya, bahkan teknologi unggulan seperti DLSS 3.5 pun diminta dimatikan agar game bisa berjalan. “Harap turunkan semua pengaturan grafis dan nonaktifkan fitur upscaling seperti DLSS, XeSS, FSR, dll. dari menu utama sebelum memulai game,” tulis Rogue Factor dalam catatannya. Tom’s Hardware mengonfirmasi bahwa ini satu-satunya cara agar game bisa melewati bagian intro tanpa crash. Setelah berhasil mencapai karakter utama bernama RĂ©mi, pemain kemudian dipersilakan menaikkan kembali pengaturan grafis. ...

China Siapkan Prosesor x86 Sendiri. Semua Berkat AMD

China kembali mengguncang industri chip silikon. Kali ini lewat penggabungan dua pemain penting dalam industri chip dan server: Hygon dan Sugon. Merger ini menjadi langkah besar dalam ambisi Beijing untuk menciptakan ekosistem superkomputasi yang sepenuhnya mandiri, dari desain CPU hingga produksi server. Bagi yang belum familiar, Hygon adalah nama yang muncul setelah AMD pada 2016 memutuskan untuk melisensikan desain CPU Zen dan teknologi x86-64 ke perusahaan bernama Tianjin Haiguang Advanced Technology Investment Co. Tujuannya jelas: memenuhi kebutuhan chip server di Tiongkok dengan solusi non-Intel yang tetap “legal” lewat lisensi. Hasil dari kolaborasi itu adalah prosesor Hygon Dhyana, yang meskipun tidak populer secara global, cukup mendapat tempat di kalangan raksasa teknologi Tiongkok seperti Tencent, berkat dorongan besar dari pemerintah Tiongkok terhadap penggunaan perangkat keras lokal. Di sisi lain, Sugon adalah produsen server dan superkomputer yang kerap menggunakan chip H...