Langsung ke konten utama

Infinix Hot 6X, Qualcomm Snapdragon dijual di Harga Rp1 Jutaan

Pasar smartphone affordable alias entry level tak ada sepinya. Meskipun dikuasai oleh Xiaomi, namun sejumlah produsen tak ingin kehilangan potensi untuk meraih market share. Selain Samsung yang mulai turun “ke bumi” dengan seri Galaxy M20, ada juga produsen lain yang memang gencar bersaing di pasar tersebut yang tak ingin kehilangan momentum.

Adalah Infinix, salah satu produsen smartphone asal Hong Kong yang masih terus aktif memasarkan produknya di Indonesia. Produsen yang satu ini memang fokus menggarap smartphone terjangkau, dan mereka baru saja menghadirkan model terbaru andalannya yakni Infinix Hot 6X di Indonesia.


Seperti halnya smartphone Android masa kini, Infinix Hot 6X juga hadir dengan desain kekinian dan tentunya harga yang boleh dibilang murah. Apalagi mengingat bahwa ia menggunakan layar lebar berukuran 6,2 inci yang beresolusi HD+ (1.500 x 720 piksel). Layarnya sendiri sudah berteknologi IPS, dengan aspek rasio 19:9 yang membuat bagian depan smartphone ini bagaikan full view.


Poni yang dimiliki oleh Infinix Hot 6X ini mirip dengan yang dimiliki oleh iPhone maupun Huawei Mate 20 Pro. Pada poni tersebut, Infinix menempatkan sebuah sensor, lubang suara, dan kamera depan beresolusi 8 MP yang dapat mengakomodasi foto selfie atau video call dengan cukup baik.

Baca juga:

Di bagian belakangnya, terdapat sensor fingerprint yang memudahkan penggunanya untuk membuka kunci hanya menggunakan sidik jari saja. Namun apabila penggunanya tidak ingin menggunakan sensor tersebut, maka mereka juga dapat menggunakan fitur Face Unlock yang sudah tersedia pada Infinix Hot 6X.

Infinix menyatakan, fitur Face Unlock dari smartphone ini mampu mendeteksi wajah hingga 1.024 titik sehingga memungkinkan penggunanya dapat membuka kunci smartphone dengan cepat dan akurat.

Kamera utama dari Infinix Hot S6 sendiri merupakan dual camera setup. Keduanya memiliki kombinasi 13MP + 2MP serta LED Flash yang dapat menghasilkan foto bokeh dengan rapi. Selain itu, fitur kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) pada aplikasi kameranya pun dapat membantu penggunanya dalam menghasilkan foto yang menarik.

Dari sektor hardware, Infinix Hot 6X ini telah dibekali dengan chipset Qualcomm Snapdragon 425 Octa-core, RAM dengan pilihan 2GB atau 3GB, dan storage internal dengan pilihan 16GB atau 32GB. Cukup standar untuk sebuah smartphone entry level.

Namun apabila kapasitas penyimpanan internalnya dirasa kurang maka pengguna smartphone ini dapat langsung menambahkan microSD. Jangan khawatir soal baterai. Smartphone ini dilengkapi oleh baterai 4.000mAh yang diklaim mampu bertahan hingga 2 hari dalam pemakaian normal.


Infinix Hot 6X sendiri dijual secara ekslusif mulai tanggal 12 Februari 2019 melalui Shopee untuk varian RAM 3GB/32GB di harga Rp1.899.000 dan Akulaku untuk varian RAM 2GB/16GB dengan harga Rp1.499.000.

Postingan Populer

Laptop Gaming Murah dengan GeForce RTX 5000 Series, Beredar!

Asus kembali menghadirkan inovasi terbarunya di lini laptop gaming melalui Asus Gaming V16. Seperti diketahui, Asus gaming merupakan lini laptop gaming murah yang memadukan performa AI modern, grafis bertenaga, efisiensi daya tinggi, serta ketahanan fisik berstandar militer.  Produk ini menyasar tak hanya bagi para gamer dan profesional yang membutuhkan kinerja optimal dalam paket yang portabel dan andal, tapi juga pengguna umum yang membutuhkan laptop kencang, namun dalam wujud yang standar, tidak menyolok seperti laptop gaming mahal. Ditenagai oleh prosesor Intel® Core™ 5 atau 7 generasi terbaru, Asus Gaming V16 menawarkan performa komputasi tinggi untuk berbagai kebutuhan, mulai dari gaming AAA, multitasking berat, hingga pemrosesan berbasis AI. Chip grafis NVIDIA® GeForce RTX™ 5060 menjadi jantung pengolahan visual, menghadirkan teknologi ray tracing dan DLSS 3.5 yang memberikan pengalaman gaming lebih realistis, dengan frame rate yang stabil dan visual yang imersif. Layar WUXG...

Review Asus Vivobook S 15 OLED S5507. Titik Optimal Prosesor Qualcomm

Industri laptop sedang mengalami transformasi besar dengan semakin populernya prosesor berbasis ARM dalam perangkat berbasis Windows. Padahal, selama bertahun-tahun, arsitektur x86 yang dikembangkan oleh Intel dan AMD telah mendominasi pasar. Tetapi kini ARM hadir dengan keunggulan efisiensi daya yang lebih baik, kinerja yang semakin kompetitif, serta dukungan teknologi AI yang lebih canggih. Dengan konsumsi daya yang lebih rendah, laptop berbasis ARM menjanjikan daya tahan baterai yang lebih lama tanpa mengorbankan performa. Semua kelebihan di atas menjadikan platform baru tersebut sebagai pilihan menarik bagi pengguna yang menginginkan perangkat portabel dengan produktivitas tinggi. Apalagi, kedatangan prosesor seperti Qualcomm Snapdragon X Plus dan Snapdragon X Elite menjadi titik balik bagi laptop Windows yang mengadopsi arsitektur ARM.  Berkat optimalisasi perangkat lunak dan dukungan dari Microsoft, aplikasi Windows kini semakin kompatibel dengan ARM, memungkinkan pengalaman ...

China Siapkan Prosesor x86 Sendiri. Semua Berkat AMD

China kembali mengguncang industri chip silikon. Kali ini lewat penggabungan dua pemain penting dalam industri chip dan server: Hygon dan Sugon. Merger ini menjadi langkah besar dalam ambisi Beijing untuk menciptakan ekosistem superkomputasi yang sepenuhnya mandiri, dari desain CPU hingga produksi server. Bagi yang belum familiar, Hygon adalah nama yang muncul setelah AMD pada 2016 memutuskan untuk melisensikan desain CPU Zen dan teknologi x86-64 ke perusahaan bernama Tianjin Haiguang Advanced Technology Investment Co. Tujuannya jelas: memenuhi kebutuhan chip server di Tiongkok dengan solusi non-Intel yang tetap “legal” lewat lisensi. Hasil dari kolaborasi itu adalah prosesor Hygon Dhyana, yang meskipun tidak populer secara global, cukup mendapat tempat di kalangan raksasa teknologi Tiongkok seperti Tencent, berkat dorongan besar dari pemerintah Tiongkok terhadap penggunaan perangkat keras lokal. Di sisi lain, Sugon adalah produsen server dan superkomputer yang kerap menggunakan chip H...

Hell Is Us, Game Paling Berat, Bahkan RTX 4090 Pun Tak Cukup

Para pemilik GPU kelas atas seperti Nvidia RTX 50 dan 40 Series yang mencoba menjalankan demo Hell Is Us tercengang. Alih-alih menikmati adegan sinematik pembuka, banyak pemain justru mengalami crash sebelum cutscene selesai, meninggalkan pertanyaan besar: untuk apa semua kekuatan grafis ini? Dalam pembaruan terbaru di Steam, pengembang Rogue Factor menyarankan solusi sementara yang cukup ironis: turunkan semua pengaturan grafis dan nonaktifkan semua fitur upscaling seperti DLSS, XeSS, dan FSR. Ya, bahkan teknologi unggulan seperti DLSS 3.5 pun diminta dimatikan agar game bisa berjalan. “Harap turunkan semua pengaturan grafis dan nonaktifkan fitur upscaling seperti DLSS, XeSS, FSR, dll. dari menu utama sebelum memulai game,” tulis Rogue Factor dalam catatannya. Tom’s Hardware mengonfirmasi bahwa ini satu-satunya cara agar game bisa melewati bagian intro tanpa crash. Setelah berhasil mencapai karakter utama bernama RĂ©mi, pemain kemudian dipersilakan menaikkan kembali pengaturan grafis. ...

Asus Luncurkan Expert P Series untuk Dukung Kebutuhan Bisnis Modern

Asus Indonesia resmi meluncurkan lini produk komersial terbaru, Expert P Series, yang terdiri dari laptop ExpertBook P3405CVA, desktop ExpertCenter P500MV, dan All-in-One ExpertCenter P440VA. Ketiganya dirancang untuk menjawab kebutuhan transformasi digital di dunia bisnis, dengan daya tahan tinggi, performa stabil, fitur AI terintegrasi, serta keamanan kelas enterprise. “Expert P Series bukan sekadar perangkat kerja, tapi partner produktivitas yang ringan, tangguh, dan aman untuk berbagai skenario kerja hybrid,” ujar Yulianto Hasan, Director Commercial Products Asus Indonesia. Setiap perangkat sudah dilengkapi AI on-device, termasuk platform ExpertMeet untuk kolaborasi yang lebih efisien tanpa perlu aplikasi tambahan. Tren kerja hybrid dan adopsi teknologi AI menjadi latar belakang kehadiran lini ini. Menurut laporan Gallup, 60% karyawan memilih model hybrid, sementara survei McKinsey 2024 mencatat 78% organisasi telah menggunakan AI dalam operasional mereka. Asus menghadirkan solusi ...