Langsung ke konten utama

ZenFone Max Pro M1 vs Redmi 5 Plus. Mending Siapa?

Pertarungan segmen smartphone di bawah 3 juta semakin panas. Apalagi setelah Asus memutuskan untuk menjual ZenFone Max Pro M1, smartphone performa tinggi di segmen mainstream mereka, di harga Rp2,199 juta atau Rp2,299 juta. Prosesor tersebut sudah diperkuat oleh chipset terbaru Qualcomm yakni Snapdragon 636 yang punya performa setara dengan beberapa tipe CPU high end.

Padahal, di segmen harga Rp2,2 jutaan tersebut, Xiaomi punya jawaranya sendiri, yang belum lama dihadirkan di pasaran Indonesia. Yakni pertengahan Februari lalu. Yang menarik, Redmi 5 Plus, smartphone yang ditempatkan oleh produsen asal Tiongkok di segmen tersebut, menggunakan prosesor Qualcomm Snapdragon 625 yang sangat terkenal kehebatan kombinasi performa dan efisiensi energinya.


Nah, kalau sudah ada dua smartphone di harga yang sama dan punya jeroan yang berbeda seperti ini, mana yang akan kita pilih? Mending siapa antara ZenFone Max Pro M1 atau Redmi 5 Plus? Berikut ini sedikit ulasannya:



Selain perbedaan utama yakni dari sisi CPU yakni penggunaan Qualcomm Snapdragon 636 pada ZenFone Max Pro M1 dan Snapdragon 625 pada Redmi 5 Plus, kedua smartphone yang harganya di 2,2 jutaan tersebut punya spesifikasi yang nyaris identik.

Sebut saja, layar 5,99 inci resolusi FullHD+ dengan rasio 18:9, layar LCD IPS, RAM 3GB dan penyimpanan internal 32GB, dimensi yang serupa dan bobot yang sama berat, yakni 180gram. Sedikit perbedaan, ZenFone Max Pro M1 dipasangi baterai 5.000mAh di dalamnya. Sementara Redmi 5 Plus ditanami baterai 4.000mAh.

Lebih lengkap, berikut ini perbandingan spesifikasi kedua smartphone yang bersangkutan, dikutip dari GSM Arena:



Performa
Untuk mengetahui sejauh mana performanya, kita membandingkan secara head-to-head kedua smartphone yang bersangkutan. Tak hanya dengan pengukuran aplikasi benchmark, kami juga bandingkan dengan beberapa aspek lain.

Beberapa yang kami ukur adalah kecepatan proses booting, daya tahan baterai, proses loading beberapa game terkemuka seperti Arena of Valor, PUBG Mobile, kecepatan loading aplikasi media sosial seperti Facebook dan Instagram, aplikasi Google Mail, sampai loading website saat dibuka dengan Google Chrome.

Selengkapnya, dapat Anda simak pada video berikut:



Pada perbandingn awal, yakni kecepatan proses booting dari kondisi shut down, ZenFone Max Pro dapat digunakan sekitar 21 detik setelah tombol on ditekan. Adapun proses booting Redmi 5 Plus sekitar 30 detik baru kemudian smartphone bisa dipakai. Di sini, Max Pro M1 yang sistem operasinya Android Oreo polos, sedikit lebih cepat dibanding Redmi 5 Plus yang masih pakai Nougat dengan MiUI 9.5.

Dari kondisi baterai 100 persen (ZenFone Max Pro M1 dengan 5.000mAh dan Redmi 5 Plus dengan baterai 4.000mAh), kami melakukan percobaan memutar video offline. Video yang diputar punya resolusi Full HD dengan kondisi layar kami set di brightness maksimal, volume maksimal dan WiFi dalam kondisi aktif.

Hasilnya, ZenFone Max Pro M1 bisa memutar film tersebut selama 12 jam 6 menit. Sementara Redmi 5 Plus kehabisan baterai setelah 10 jam 15 menit. Di sini, kembali terlihat ZenFone Max Pro M1 lebih unggul. Di atas kertas, ini agak kurang wajar mengingat ia menggunakan prosesor berteknologi lebih baru dan punya baterai lebih besar.

Baca juga:

Namun demikian dari uji kami, aplikasi Babe yang terpasang pada Max Pro M1 yang selalu mengirimkan pop-up update setiap beberapa waktu jika terhubung ke Internet, cukup mengusik. Selain membuat kenikmatan menonton video menjadi terganggu, ia juga memaksa wifi terus aktif sehingga menguras energi.

Selain itu, tidak adanya ZenUI yang juga punya fitur penghemat energi membuat Asus memasrahkan setting efisiensi energi ke Android Oreo yang masih relatif baru dan belum banyak dioptimalkan.

Membuka aplikasi media sosial seperti Facebook dan Instagram, ZenFone Max Pro M1 sedikit lebih cepat. Membuka aplikasi Gmail juga lebih cepat, namun nyaris tidak terasa bedanya. Membuka Google Chrome, juga nyaris tidak terasa selisih kecepatannya. Perbedaan cukup signifikan baru dapat kita perhatikan saat kedua smartphone menjalankan aplikasi game seperti AoV dan PUBG Mobile. Selisihnya bisa mencapai 10 detik.

Kamera
Dari sisi kamera, kami mencoba membandingkan performa kedua kamera untuk memotret outdoor dan indoor, serta objek dalam kondisi low light. Hasilnya, secara keseluruhan hasil foto Redmi 5 Plus tampak lebih terang, namun lebih pucat. (Hasil foto dapat disimak pada video di atas)

Saturasi warna juga tampak lebih enak dilihat pada Max Pro M1. Namun tentunya ini relatif, tergantung selera masing-masing.

Untuk fitur kekinian, yakni bokeh photography, kamera ganda pada Max Pro M1 menunjukkan manfaatnya. Efek depth of field dan blur di background objek semakin terasa. Saat memotret objek dalam kondisi gelap. Keduanya nyaris sama. Redmi 5 Plus tampak lebih terang, seperti halnya saat memotret di luar ruangan yang pencahayaan berlimpah. Namun ada beberapa detail yang tidak didapat oleh Redmi 5 Plus dan bisa diambil oleh Max Pro M1.


Kesimpulan
Secara keseluruhan, untuk urusan performa smartphone untuk berbagai aplikasi, Asus ZenFone Max Pro M1 jelas lebih baik dibandingkan dengan Xiaomi Redmi 5 Plus. Dari sisi benchmark, tentunya spesifikasi mumpuni yang ditawarkan oleh Snapdragon 636 milik Max Pro M1 tak mampu disaingi oleh Snapdragon 625 milik Redmi 5 Plus.

Dengan harga yang sama persis, yakni Rp2,2 juta, tentunya Max Pro M1 merupakan pilihan yang sudah pasti. Namun sayangnya, di masa penjualan model flash sale yang kerap menjadi akar permasalahan dan memicu kekecewaan para penggemar, para spekulan masih banyak yang mengambil untung dengan menjual kembali Max Pro M1 di harga Rp2,4 sampai Rp2,5 juta atau mungkin lebih.

Semoga dalam waktu dekat persediaan segera berlimpah dan pengguna bisa dengan mudah membeli Asus Zenfone Max Pro M1 tersebut kapan saja dan di mana saja, seperti varian Zenfone yang sudah-sudah.

Postingan Populer

Savefrom, Online Video Downloader Terbaik?

Savefrom, Online Video Downloader Terbaik - Bagi Anda yang suka nonton video dari media sosial, mungkin Anda kadang lebih memilih untuk menontonnya secara offline. Hal ini bukan tanpa alasan, karena memang menonton video secara online akan lebih menguras kuota. Apalagi jika budget Anda sedang menipis, atau kuota sudah mau habis, pastinya solusi terbaik adalah dengan men-download dulu videonya. Dengan men-download videonya, Anda bisa melihat ulang videonya kapan pun tanpa harus mengkhawatirkan kehabisan kuota. Nah, salah satu layanan online video downloader yang bisa Anda pilih adalah Savefrom. Kira-kira, apa saja keunggulan dan kekurangan layanan yang satu ini? Yuk, simak informasinya di bawah:   Review dan Cara Download dari Savefrom: Savefrom merupakan sebuah layanan online gratis yang bisa digunakan untuk mengunduh video maupun musik secara gratis. Savefrom disebut juga sebagai pengunduh video tertua sekaligus terpopuler yang bisa digunakan dengan mudah dan bebas. Beberap...

Hp Oppo Murah Ini Cuma 1 Jutaan

Oppo belum lama ini menggelar smartphone terbarunya ke pasaran Indonesia. Spesifikasinya mengagumkan, apalagi fitur kameranya. Ya, Oppo Reno 10x Zoom menawarkan kemampuan fotografi yang mumpuni, sekaligus performa perangkat yang hebat. Meski demikian, ada harga ada rupa. Smartphone tersebut dipasarkan dengan harga yang tidak murah, yakni Rp12,999 juta untuk versi dengan RAM 8GB dan storage 256GB. Mahal? Tentu saja tidak, jika melihat spesifikasi yang disediakan di dalamnya. Sayangnya, tidak semua pengguna mampu membeli smartphone Oppo dengan harga yang tergolong fantastis tersebut. Cukup banyak di antara kita yang ingin membeli hp Oppo murah yang harganya kalau bisa di bawah Rp1 juta. Kalau tidak ada pun, kalau bisa harganya masih Rp1 jutaan. Alias di bawah Rp2 juta. Nah, kalau sudah begitu, apa pilihan yang bisa kita dapatkan? Berikut ini pilihannya: Harga HP Oppo Murah di 2019: Untuk smartphone alias hp Oppo murah di harga 1 jutaan, dipastikan Anda sudah mendapatkan pe...

Download Windows 10 ISO versi Lite Alias Ringan

Anda kesal karena laptop atau PC desktop Anda lemot padahal punya spek yang tidak jelek? Jangan dulu membuang laptop atau upgrade komponen PC desktop tersebut. Siapa tau yang membuatnya berat adalah sistem operasi Windows 10-nya yang kegemukan. Selain format dan install ulang, ada cara lain yang lebih efektif dalam membuat komputer kita bekerja seperti layaknya baru beli. Caranya adalah download Windows 10 ISO versi ringan. Lho, apa bedanya? Kalau kita memilih untuk download Windows 10 ISO versi ringan dan instalasikan di PC kita, maka fitur-fitur, fungsi atau aplikasi yang jarang digunakan, sudah ditiadakan. Selain lebih hemat ruang di harddisk, dibuangnya fitur-fitur yang tidak berguna tersebut akan membuat PC atau laptop spek rendah pun bisa menjalankan Windows 10 dengan lancar. Download Windows 10 Terbaru October 2020 Update Lalu, apa saja yang ada di Windows 10 versi Lite alias versi Ringan tersebut? Nah ini dia: Windows 10 SuperLite Compact (Gaming Edition) x64 – ...

Waspada! Copilot Gunakan Screenshot untuk Latih AI Tanpa Izin

Microsoft kembali menuai sorotan setelah fitur Gaming Copilot AI kepergok mengumpulkan data dari screenshots pengguna secara default, tanpa pemberitahuan yang jelas. Fitur yang terintegrasi dengan Xbox Game Bar ini menggunakan teknologi OCR untuk membaca teks pada tangkapan layar, lalu mengirimkannya ke server Microsoft untuk melatih model AI mereka. Masalah besarnya? Mayoritas gamer tidak pernah diberi tahu bahwa data dalam screenshot mereka, mulai dari chat pribadi, informasi akun, hingga menu game yang belum rilis, ikut terkirim ke cloud tanpa izin eksplisit. Kasus ini terungkap oleh seorang pengguna ResetEra bernama “RedbullCola”, yang tengah menguji game baru di bawah aturan NDA (non-disclosure agreement). Ia menemukan aktivitas internet mencurigakan dan melacak bahwa Gaming Copilot sedang mengunggah data teks dari screenshot game yang seharusnya dirahasiakan. Ini bukan sekadar pelanggaran etika, namun berpotensi bocornya info game yang belum diumumkan, yang bagi industri game bis...

Tahun 2026, Refresh Rate Layar Laptop Hanya 1Hz Saja!

Intel, yang tengah berjuang memperbaiki posisinya di pasar PC, tampaknya menemukan “penyelamat” baru lewat kolaborasinya dengan raksasa layar asal Tiongkok, BOE. Kedua perusahaan mengumumkan pengembangan teknologi layar berbasis AI yang mampu menghemat daya baterai secara signifikan tanpa mengorbankan kualitas gambar. BOE yang memproduksi sekitar 30% panel LCD dunia, lebih dulu memperkenalkan teknologi display 1Hz pada tahun lalu. Teknologi ini memungkinkan layar menurunkan refresh rate hingga 1Hz saat menampilkan gambar statis, alih-alih mempertahankan 60Hz terus-menerus. Hasilnya, konsumsi daya bisa berkurang hingga 65% tanpa mengubah tampilan menjadi patah-patah. Intel akan menggabungkan teknologi 1Hz tersebut dengan dua inovasi hemat daya lainnya: Multi-Frequency Display dan SmartPower HDR. Sistem Multi-Frequency Display menggunakan kecerdasan buatan untuk mengenali aktivitas pengguna, seperti mengetik, menonton video, atau bermain game, dan menyesuaikan refresh rate secara real ti...