Langsung ke konten utama

Review Oppo A71

Oppo Indonesia akan menghadirkan varian terbarunya yakni F5 pada 13 November lalu. Namun, menyambut hadirnya smartphone unggulan Oppo yang ditujukan khusus selfie tersebut, vendor asal Tiongkok tersebut lebih dulu melakukan pemanasan di pasar dengan merilis varian smartphone terjangkaunya, yakni Oppo A71.


Oppo menyatakan, smartphone yang satu ini akan ditempatkan di pasar menengah atau mainstream, dan berada di posisi antara Oppo A37 dan A57. Lantas, apa saja yang akan kita dapatkan kalau menebus Oppo A71? Berikut ini perbandingan spesifikasinya dibandingkan dengan saudaranya yakni Oppo A57 dan ulasan performa Oppo A71:

Display
Dari sisi layar, Oppo A71 menggunakan layar berukuran 5,2 inci jenis IPS LCD capacitive dengan resolusi 720 x 1280 alias rasio 16:9. Dengan kepadatan 282 pixel per inch, semestinya tampilan di layar dapat dilihat dengan jelas dan cukup tajam. Hal serupa juga ditawarkan oleh Oppo A57.


Dimensi dan Bobot
Dari sisi fisik, Oppo A71 memiliki ukuran 148.1 x 73.8 x 7.6 milimeter dan bobot 137 gram. Dibandingkan dengan varian A57 yang dirilis Desember tahun lalu, Oppo A71 relatif lebih ringan, lebih tipis dan lebih ringkas.

UI dan Sistem Operasi
Oppo A71 sudah menggunakan user interface terbaru yakni Color OS 3.1. Dari sisi sistem operasi, ia juga sudah menggunakan sistem operasi Android 7.1 Nougat. Ini merupakan peningkatan dibandingkan dengan Android 6.0 Marhsmallow yang dilapisi oleh Color OS 3.0 yang ada pada Oppo A57.

Baca juga:
CPU, RAM dan Storage
Pada A71, Oppo memilih untuk menggunakan prosesor Mediatek MT6750 dan meninggalkan Qualcomm Snapdragon 435 yang ada pada seri A57. Prosesor ini merupakan prosesor octa-core berkecepatan 1,5GHz. Dibandingkan dengan milik A57, prosesor nya hanya bekerja pada kecepatan 1,4GHz meski sama-sama octa-core dan berbasis ARM Cortex A53.

Dari sisi GPU, Oppo A71 menggunakan Mali T860MP2, berbeda dengan A57 yang menggunakan Adreno 505. Dari sisi RAM, tidak ada perbedaan. Keduanya menggunakan RAM sebesar 3GB. Namun demikian, Oppo A71 mengalami pemangkasan kapasitas storage internal, yakni menjadi hanya 16GB saja.

Berikut ini hasil benchmark smartphone Oppo A71:



Kamera dan Konektivitas
Baik Oppo A71 ataupun pendahulunya A57, sama-sama menggunakan kamera 13MP f/2.2 dengan PDAF dan LED Flash di belakang. Adapun untuk kamera depan, A71 justru lebih minimalis, dengan hanya menggunakan kamera 5MP dengan f/2.4. Padahal A57 punya kamera depan yang cukup bagus, dengan resolusi 16MP, bukaan f/2.0 dan autofocus.


Dari sisi konektivitas, kedua smartphone mendukung WiFi 802.11 b/g/n, port micro USB 2.0 serta Bluetooth 4.0 untuk A71 dan Bluetooth 4.1 untuk A57. Ada fingerprint di bagian depan Oppo A57 dan tak ada fingerprint di A71. Namun demikian, dari sisi kapasitas baterai, Oppo A71 sedikit lebih besar yakni 3.000mAh dibandingkan dengan A57 yang hanya 2.900mAh. Berikut ini hasil foto kamera Oppo A71:

Outdoor (Auto)
Outdoor (HDR)
Indoor, bright (Auto)
Indoor, normal light (Auto)
Indoor, dark (Auto)
Berikut ini ulasan videonya:


Kesimpulan
Di atas kertas, Oppo A71 memang tepat kalau diposisikan di antara Oppo A37 dan A57. Spesifikasi Oppo A71 memang masih tertinggal cukup jauh dibanding A57. Namun dari sisi harga, Oppo A71 tentu juga lebih terkangkau dengan harga sekitar Rp2,3 jutaan dibanding A57 yang dijual di harga kisaran Rp2,7 jutaan. Anda pilih yang mana?

Postingan Populer

Laptop Gaming Murah dengan GeForce RTX 5000 Series, Beredar!

Asus kembali menghadirkan inovasi terbarunya di lini laptop gaming melalui Asus Gaming V16. Seperti diketahui, Asus gaming merupakan lini laptop gaming murah yang memadukan performa AI modern, grafis bertenaga, efisiensi daya tinggi, serta ketahanan fisik berstandar militer.  Produk ini menyasar tak hanya bagi para gamer dan profesional yang membutuhkan kinerja optimal dalam paket yang portabel dan andal, tapi juga pengguna umum yang membutuhkan laptop kencang, namun dalam wujud yang standar, tidak menyolok seperti laptop gaming mahal. Ditenagai oleh prosesor Intel® Core™ 5 atau 7 generasi terbaru, Asus Gaming V16 menawarkan performa komputasi tinggi untuk berbagai kebutuhan, mulai dari gaming AAA, multitasking berat, hingga pemrosesan berbasis AI. Chip grafis NVIDIA® GeForce RTX™ 5060 menjadi jantung pengolahan visual, menghadirkan teknologi ray tracing dan DLSS 3.5 yang memberikan pengalaman gaming lebih realistis, dengan frame rate yang stabil dan visual yang imersif. Layar WUXG...

Review Asus Vivobook S 15 OLED S5507. Titik Optimal Prosesor Qualcomm

Industri laptop sedang mengalami transformasi besar dengan semakin populernya prosesor berbasis ARM dalam perangkat berbasis Windows. Padahal, selama bertahun-tahun, arsitektur x86 yang dikembangkan oleh Intel dan AMD telah mendominasi pasar. Tetapi kini ARM hadir dengan keunggulan efisiensi daya yang lebih baik, kinerja yang semakin kompetitif, serta dukungan teknologi AI yang lebih canggih. Dengan konsumsi daya yang lebih rendah, laptop berbasis ARM menjanjikan daya tahan baterai yang lebih lama tanpa mengorbankan performa. Semua kelebihan di atas menjadikan platform baru tersebut sebagai pilihan menarik bagi pengguna yang menginginkan perangkat portabel dengan produktivitas tinggi. Apalagi, kedatangan prosesor seperti Qualcomm Snapdragon X Plus dan Snapdragon X Elite menjadi titik balik bagi laptop Windows yang mengadopsi arsitektur ARM.  Berkat optimalisasi perangkat lunak dan dukungan dari Microsoft, aplikasi Windows kini semakin kompatibel dengan ARM, memungkinkan pengalaman ...

Asus Luncurkan Expert P Series untuk Dukung Kebutuhan Bisnis Modern

Asus Indonesia resmi meluncurkan lini produk komersial terbaru, Expert P Series, yang terdiri dari laptop ExpertBook P3405CVA, desktop ExpertCenter P500MV, dan All-in-One ExpertCenter P440VA. Ketiganya dirancang untuk menjawab kebutuhan transformasi digital di dunia bisnis, dengan daya tahan tinggi, performa stabil, fitur AI terintegrasi, serta keamanan kelas enterprise. “Expert P Series bukan sekadar perangkat kerja, tapi partner produktivitas yang ringan, tangguh, dan aman untuk berbagai skenario kerja hybrid,” ujar Yulianto Hasan, Director Commercial Products Asus Indonesia. Setiap perangkat sudah dilengkapi AI on-device, termasuk platform ExpertMeet untuk kolaborasi yang lebih efisien tanpa perlu aplikasi tambahan. Tren kerja hybrid dan adopsi teknologi AI menjadi latar belakang kehadiran lini ini. Menurut laporan Gallup, 60% karyawan memilih model hybrid, sementara survei McKinsey 2024 mencatat 78% organisasi telah menggunakan AI dalam operasional mereka. Asus menghadirkan solusi ...

China Siapkan Prosesor x86 Sendiri. Semua Berkat AMD

China kembali mengguncang industri chip silikon. Kali ini lewat penggabungan dua pemain penting dalam industri chip dan server: Hygon dan Sugon. Merger ini menjadi langkah besar dalam ambisi Beijing untuk menciptakan ekosistem superkomputasi yang sepenuhnya mandiri, dari desain CPU hingga produksi server. Bagi yang belum familiar, Hygon adalah nama yang muncul setelah AMD pada 2016 memutuskan untuk melisensikan desain CPU Zen dan teknologi x86-64 ke perusahaan bernama Tianjin Haiguang Advanced Technology Investment Co. Tujuannya jelas: memenuhi kebutuhan chip server di Tiongkok dengan solusi non-Intel yang tetap “legal” lewat lisensi. Hasil dari kolaborasi itu adalah prosesor Hygon Dhyana, yang meskipun tidak populer secara global, cukup mendapat tempat di kalangan raksasa teknologi Tiongkok seperti Tencent, berkat dorongan besar dari pemerintah Tiongkok terhadap penggunaan perangkat keras lokal. Di sisi lain, Sugon adalah produsen server dan superkomputer yang kerap menggunakan chip H...

Hell Is Us, Game Paling Berat, Bahkan RTX 4090 Pun Tak Cukup

Para pemilik GPU kelas atas seperti Nvidia RTX 50 dan 40 Series yang mencoba menjalankan demo Hell Is Us tercengang. Alih-alih menikmati adegan sinematik pembuka, banyak pemain justru mengalami crash sebelum cutscene selesai, meninggalkan pertanyaan besar: untuk apa semua kekuatan grafis ini? Dalam pembaruan terbaru di Steam, pengembang Rogue Factor menyarankan solusi sementara yang cukup ironis: turunkan semua pengaturan grafis dan nonaktifkan semua fitur upscaling seperti DLSS, XeSS, dan FSR. Ya, bahkan teknologi unggulan seperti DLSS 3.5 pun diminta dimatikan agar game bisa berjalan. “Harap turunkan semua pengaturan grafis dan nonaktifkan fitur upscaling seperti DLSS, XeSS, FSR, dll. dari menu utama sebelum memulai game,” tulis Rogue Factor dalam catatannya. Tom’s Hardware mengonfirmasi bahwa ini satu-satunya cara agar game bisa melewati bagian intro tanpa crash. Setelah berhasil mencapai karakter utama bernama RĂ©mi, pemain kemudian dipersilakan menaikkan kembali pengaturan grafis. ...