Rumor mengenai kolaborasi besar antara Apple dan Intel kembali menguat. Laporan terbaru menyebut Apple sedang mengevaluasi proses manufaktur Intel 18A-P untuk chip seri M, dengan target pengiriman awal pada 2027.
Namun kini, proyeksi baru muncul ke permukaan. Chip buatan Intel tersebut bisa saja digunakan pada iPhone 21 versi non-Pro yang diperkirakan akan rilis pada tahun 2028.
Informasi ini pertama kali diperkuat oleh analis Ming-Chi Kuo yang menyatakan bahwa Apple telah menandatangani NDA dengan Intel dan bahkan menerima Process Design Kit (PDK) untuk pengujian. Jika benar, ini menjadi langkah besar mengingat Apple selama bertahun-tahun sangat bergantung pada TSMC sebagai manufaktur tunggal untuk seluruh chip mobile dan desktop mereka.

Intel 18A-P menjadi titik fokus karena ini adalah node pertama yang mendukung Foveros Direct 3D hybrid bonding, memungkinkan penggabungan chiplet secara vertikal menggunakan TSV. Dengan pendekatan arsitektur modern Apple yang mengutamakan efisiensi daya dan fleksibilitas desain, pilihan ini terlihat masuk akal. Chip modular dengan berbagai domain daya memberi Apple ruang optimal untuk mengatur performa serta konsumsi energi.
Namun laporan lanjutan dari GF Securities menambah spekulasi baru. Bukan hanya chip M-series, tetapi iPhone non-Pro 2028 juga bisa berpindah ke Intel. Jika iPhone 20 yang rilis 2027 dirancang sebagai edisi ulang tahun ke-20, maka iPhone 21 pada 2028 bisa menjadi momentum besar untuk memperkenalkan perubahan manufaktur.
Meski begitu, ini masih sekadar prediksi. GF Securities menegaskan visibilitas penuh baru akan terlihat menjelang akhir 2025. Sementara itu, progres yield Intel 18A berada di kisaran 60 sampai 65% pada November dan diproyeksikan mencapai 70% akhir 2025. Ini tentunya merupakan tonggak penting agar Intel dapat meyakinkan Apple untuk memakai prosesor buatan mereka.
Jika semua ini benar, maka industri semikonduktor bisa menyaksikan perubahan besar: Apple tidak lagi bergantung penuh pada TSMC, sementara Intel bisa mengamankan klien paling bergengsi di industri mobile.
Kondisinya tentu akan berbeda dengan di awal dekade 2010-an di mana prosesor Intel Atom dipasang di smartphone buatan Asus, Lenovo dan lain-lain. Ketika itu, prosesor laptop dipasangkan di smartphone berukuran tipis. Kinerjanya kencang, tapi panas.

