Laporan dari sumber rantai pasok Tiongkok mengungkap bahwa sejumlah produsen kini tengah menguji prototipe smartphone dengan baterai 10.000 mAh. Angka ini merupakan kapasitas yang jauh melampaui standar pasar saat ini di kisaran 4.500 sampai 5.500 mAh.
Unit-unit smartphone tersebut masih berada pada tahap rekayasa internal, difokuskan untuk mempelajari dampak bobot, manajemen panas, hingga perubahan struktur perangkat yang diperlukan agar baterai sebesar itu tetap layak dipakai sehari-hari.
Tak hanya itu, eksperimen yang dilakukan juga mencakup pengujian kimia baterai model stacking terbaru, sistem pendinginan yang lebih besar, dan layout internal yang dirombak. Belum ada merek yang mengonfirmasi proyek tersebut, tetapi jendela rilis yang dibidik disebut berada pada rentang akhir 2025 hingga 2026.

Daya tarik baterai super-besar ini cukup jelas. Smartphone modern terus meningkat kebutuhan energinya, didorong oleh layar OLED 120-144 Hz, tingkat kecerahan yang makin ekstrem, dan fitur komunikasi satelit yang mengonsumsi daya lebih tinggi dibanding jaringan seluler biasa.
Di sisi lain, SoC generasi baru yang semakin fokus pada pemrosesan AI on-device memerlukan suplai energi stabil untuk mempertahankan performa. Kombinasi faktor tersebut membuat vendor mau tak mau mencari cara untuk memperluas kapasitas baterai secara signifikan.
Namun, tantangan teknisnya tidak kecil. Bobot menjadi isu pertama yang harus diatasi karena baterai 10.000 mAh berpotensi membuat smartphone jauh lebih berat. Karena itu, prototipe disebut mengandalkan sel berdesain lebih padat serta konfigurasi stacking yang mengurangi volume.
Komponen internal, mulai dari PCB, modul antena, hingga sistem kamera, disebut direposisi agar ruang untuk baterai dapat dimaksimalkan tanpa mengorbankan struktur perangkat.
Manajemen termal juga menjadi fokus utama. Baterai besar menyimpan panas lebih lama, sementara SoC berkemampuan AI menghasilkan output termal yang lebih konsisten, terutama dalam gaming berat atau inferensi neural-network berkepanjangan. Untuk itu, beberapa prototipe menggunakan vapor chamber ukuran besar atau komposisi grafit berlapis untuk menjaga stabilitas performa.
Jika proses pengembangan berjalan mulus, sampel rekayasa mungkin siap akhir 2025 dan perangkat komersial bisa muncul pada 2026. Meski begitu, timeline ini sangat bergantung pada peningkatan densitas baterai dan hasil produksi sel.
Terlepas dari ketidakpastian, upaya menuju baterai 10.000 mAh ini selaras dengan tren industri yang mengarah pada perangkat berdaya tahan panjang. Sebuah langkah yang berpotensi mengubah standar daya smartphone dalam beberapa tahun ke depan.

