Intel kembali mengubah prioritas bisnisnya, dan kali ini, konsumen PC jadi korbannya dan harus rela menunggu lebih lama. Dalam pernyataan terbaru, CEO Lip-Bu Tan dan CFO David Zinsner menegaskan bahwa perusahaan akan mengalihkan fokus besar ke chip server berbasis AI, sementara prosesor Intel untuk segmen konsumen akan dikurangi kapasitas produksinya.
Menurut Intel, permintaan AI di pusat data melonjak jauh lebih cepat dibandingkan PC baru. Alhasil, lini DCAI (server) akan “naik kuat” sementara CCG (client/consumer) justru “turun moderat”. Dengan kata lain, server AI dulu, laptop belakangan.
Di atas kertas, langkah ini terlihat logis. Dunia sedang demam AI, dan server berbasis GPU serta prosesor Intel AI menjadi primadona baru. Namun bagi pengguna PC, arah strategi ini menyisakan banyak tanda tanya.
Sebagai gambaran, segala perhatian kini tertuju pada Panther Lake, generasi prosesor Intel berbasis proses 18A yang digadang-gadang sebagai bukti bahwa Intel masih mampu bersaing di puncak performa. Sayangnya, rilisnya pun tak segalak yang diimpikan.
Hanya satu SKU Panther Lake yang akan meluncur tahun ini, dan CFO Intel tanpa basa-basi menyebut harganya akan “cukup mahal”. Sementara itu, OEM akan tetap diarahkan memakai Lunar Lake untuk setidaknya paruh pertama tahun depan.P esan tersiratnya, “Inovasi ada, tapi belum untuk Anda.”
Masalah utamanya adalah, yield 18A belum optimal. Proses tersebut memang cukup untuk memenuhi suplai, tetapi belum dapat memberikan margin yang sehat bagi perusahaan. Artinya, waktu terbaik bagi 18A mungkin baru datang di 2026–2027. Tampanya, Intel lebih berharap pada masa depan, namun mengorbankan hari Ini.
Intel menyebut 18A sebagai node jangka panjang yang akan menjadi fondasi setidaknya tiga generasi produk server dan client. Bahkan node berikutnya, 14A, disebut sudah “lebih baik daripada keadaan 18A di tahap yang sama.” Ada optimisme di sana, meski keberhasilan sebenarnya masih menunggu verifikasi pasar.
Namun dari perspektif konsumen, keputusan ini berpotensi memperpanjang stagnasi di segmen PC. Mereka yang menunggu lompatan besar dari prosesor Intel tampaknya harus bersabar, atau melihat lebih jauh ke pesaing yang lebih agresif memajukan roadmap konsumen.
Kesimpulannya, Intel sedang berjudi besar. Memprioritaskan AI untuk mengamankan masa depan, meski risikonya membuat pengguna PC merasa dikesampingkan. Jika strategi ini berhasil, mereka bisa kembali menguasai industri semikonduktor. Tapi bila tidak, prosesor Intel mungkin akan kembali menjadi penonton dalam panggung yang dulu mereka pimpin.

