Microsoft baru saja secara tidak langsung mengakui bahwa jumlah perangkat aktif Windows menyusut drastis. Dari 1,4 miliar perangkat pada 2022 menjadi “lebih dari satu miliar” saat ini. Itu berarti sekitar 400 juta perangkat Windows telah hilang dari ekosistem dalam tiga tahun terakhir.
Pernyataan ini muncul dalam sebuah blog panjang Microsoft terkait dukungan Windows 10 yang akan berakhir pada 14 Oktober 2025. Meski kalimat “lebih dari satu miliar” terdengar impresif, pengamat teknologi Ed Bott menilai angka tersebut merupakan penurunan signifikan, bukan sekadar pembulatan.
Fenomena ini disebut sebagai dampak dari pasca-boom pandemi, ketika penjualan PC melonjak akibat kebutuhan kerja dan sekolah dari rumah. Kini, banyak rumah tangga hanya mengandalkan satu perangkat bersama, atau bahkan beralih ke tablet, Chromebook, atau smartphone. Laptop lama yang rusak pun sering kali tidak diganti lagi.
Kondisi ini menjadi pukulan berat bagi produsen PC seperti HP, Lenovo, Dell dan Asus, yang kini bergantung pada pesanan korporasi untuk mempertahankan volume produksi. Pasar konsumer PC nyaris menghilang, kecuali dari kalangan gamer dan profesional yang masih tetap butuh komputer terbaru dengan performa tinggi.
Sementara itu, Apple juga merasakan dampaknya. Penjualan Mac sempat mencapai puncaknya pada 2022, namun turun 27% dalam dua tahun terakhir. Ini juga membuktikan bahwa tren “post-PC” belum sepenuhnya terjadi, namun mulai mengarah ke sana.
Microsoft sendiri kini lebih mengandalkan pendapatan dari Azure dan lisensi enterprise dibandingkan dari Windows. Bahkan pendapatan divisi Xbox hampir menyamai unit Windows.
Dengan berakhirnya dukungan Windows 10 pada 2025, Microsoft berharap akan terjadi siklus pembaruan PC baru. Namun jika tren saat ini berlanjut, angka “satu miliar perangkat aktif” mungkin akan menjadi statistik yang diam-diam dihapus dari halaman resmi mereka.