Langsung ke konten utama

Buat Video dengan AI Kini Semakin Realistis

Teknologi kecerdasan buatan (AI) terus berkembang dengan pesat dan menghasilkan berbagai inovasi yang menakjubkan. Salah satu bidang yang mengalami kemajuan luar biasa adalah pembuatan video dengan AI.

Baru-baru ini, internet dihebohkan dengan berita bagaimana AI telah mampu menghasilkan video yang realistis dan berkualitas tinggi dari sekadar teks input menggunakan Sora. Apa itu Sora?

Sora adalah model AI terbaru yang diumumkan oleh Sam Altman dan OpenAI. Model ini dapat menghasilkan video berdurasi hingga satu menit dari hanya teks input. Cara kerjanya mirip dengan DALL.E, model AI yang dapat menghasilkan gambar dari teks input. 



Namun, Sora memahami bagaimana semua hal seperti pantulan, tekstur, material, dan fisika saling berinteraksi sepanjang waktu untuk membuat video yang masuk akal. Lalu, bagaimana kualitas video yang dibuat oleh Sora?

Saat ini, video yang dibuat oleh Sora sudah bisa sangat mengesankan dan menakutkan pada saat yang sama. Video buatan Sora sudah jauh melampaui video yang dibuat oleh AI sebelumnya, yang masih terlihat kaku dan tidak alami.

Video Sora memiliki pencahayaan yang akurat, material yang realistis, gerakan yang halus, bahkan pantulan yang detail. Video ini juga dapat menyesuaikan gaya dan suasana sesuai dengan teks input, seperti sinematik, kartun, atau slow motion.

Tentu saja, video Sora masih memiliki kekurangan dan kelemahan. Jika kita melihatnya dengan seksama, kita akan menemukan beberapa ketidaksesuaian dan keanehan, seperti orang yang berjalan dengan cepat, anjing yang muncul dari mana-mana, atau tangan yang tidak wajar.

Namun, kita harus ingat bahwa teknologi ini baru saja diluncurkan dan masih dalam tahap pengembangan. Kita juga harus ingat bahwa tidak semua orang yang melihat video Sora menyadari bahwa itu adalah hasil dari AI. Lalu, apa ddampak dan implikasi dari video buatan Sora?

Sora adalah model AI yang sangat berpotensi untuk membawa dampak dan implikasi yang besar bagi dunia video. Di satu sisi, Sora dapat menjadi alat yang berguna dan bermanfaat untuk berbagai keperluan, seperti pembuatan iklan, presentasi, hiburan, atau pendidikan. Sora juga dapat menghemat biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk membuat video berkualitas tinggi dengan kamera dan peralatan lainnya.

Di sisi lain, Sora juga dapat menimbulkan masalah dan ancaman yang serius, seperti penyebaran informasi palsu, manipulasi, atau penipuan. Sora dapat digunakan untuk membuat video yang menampilkan orang, tempat, atau peristiwa yang tidak benar-benar ada atau terjadi.

Sora juga dapat digunakan untuk membuat video yang meniru atau menyerang orang lain tanpa izin atau tanggung jawab. Hal ini dapat merusak kepercayaan dan kredibilitas sumber informasi di internet.

Pertanyaan berikutnya adalah, bagaimana cara menggunakan Sora dengan bijak dan bertanggungjawab?

Baca juga:


Seperti sudah disebutkan, Sora adalah model AI yang sangat canggih dan kuat, tetapi juga berbahaya dan rentan. Oleh karena itu, kita harus menggunakan Sora dengan bijak dan bertanggung jawab. Kita harus menghormati hak cipta, privasi, dan etika dari orang atau subjek yang terlibat dalam video Sora.

Kita juga harus menyertakan tanda air (watermark) atau keterangan yang menunjukkan bahwa video tersebut adalah hasil dari AI. Kita juga harus selalu memeriksa dan memverifikasi kebenaran dan sumber dari video yang kita lihat atau bagikan di internet.

Sora adalah model AI yang telah mengubah dunia video selamanya. Kita harus menyambut kemajuan dan inovasi yang dibawa oleh Sora, tetapi juga harus waspada dan kritis terhadap risiko dan tantangan yang ditimbulkan oleh Sora. Kita harus menggunakan Sora sebagai alat untuk meningkatkan kreativitas dan produktivitas kita, bukan sebagai senjata untuk merusak dan menipu orang lain.

Bagaimana guys? Tertarik membuat video dengan Sora?

Postingan Populer

10 PC All in One Terbaik. Solusi Praktis untuk Rumah dan Kantor Modern

Dalam beberapa tahun terakhir, pasar perangkat komputer telah mengalami pergeseran signifikan. Penggunaan PC All in One (AIO) semakin populer, terutama di kalangan pengguna rumahan, pekerja remote yang work from home, pelajar di lab sekolah, hingga kantor kecil ataupun UMKM. Faktor utamanya adalah, ruang kerja makin terbatas, dan banyak orang mencari solusi komputer yang ringkas, mudah dipasang, dan tetap bertenaga. Dengan integrasi layar, CPU, penyimpanan, dan periferal dalam satu perangkat, tanpa banyak kabel, PC All in One menjanjikan tampilan meja yang bersih, setup cepat, dan mobilitas lebih mudah bila ruang berpindah. Desain ramping dan fungsional kian diminati seiring gaya hidup minimalis dan kebutuhan fleksibilitas ruang. Selain itu, kinerja perangkat AIO yang kini menggunakan CPU dan GPU modern sudah cukup untuk menunjang pekerjaan sehari-hari, belajar, bahkan kreativitas ringan. Tren ini menunjukkan bahwa Komputer All in One bukan lagi sekadar alternatif. Tetapi bisa jadi pil...

Rekomendasi Laptop 5 Jutaan yang Terasa Premium? Polytron Luxia i3 Jawabannya!

Mencari laptop yang terjangkau namun tetap memenuhi kebutuhan komputasi sehari-hari bisa menjadi tantangan tersendiri. Jika Anda membutuhkan perangkat untuk bekerja, belajar, atau sekadar penggunaan harian, laptop dengan harga sekitar 5 jutaan bisa menjadi pilihan tepat. Di kisaran harga ini, Anda masih dapat menemukan laptop dengan performa memadai, desain yang menarik, dan fitur modern. Rekomendasi Laptop 5 Jutaan yang Bisa Dipertimbangkan Di bawah ini merupakan rekomendasi laptop 5 jutaan yang layak Anda pertimbangkan, lengkap dengan spesifikasi dan keunggulannya: 1. Polytron Luxia i3 (PL 14M3I3A G82H) Polytron Luxia i3 merupakan laptop yang menawarkan kombinasi desain premium dan performa yang cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Laptop ini dibekali prosesor Intel® Core™ i3-1215U yang mampu menangani multitasking ringan hingga menengah secara lancar.  Layar 14 inci WUXGA dengan rasio 16:10 dan panel IPS menghadirkan sudut pandang luas serta warna yang akurat, meningkatkan produk...

Asus ExpertBook PM3 PM3406CKA. Laptop Bisnis untuk Jangka Panjang

Segmen laptop bisnis selama bertahun-tahun terjebak pada satu pola: performa tinggi di tahun pertama, dan tuntutan upgrade mahal pada tahun ketiga atau keempat. Di era PC AI saat ini, masalah tersebut semakin terasa. Alasannya, workload berbasis kecerdasan buatan saat ini membutuhkan ruang penyimpanan lebih besar, RAM lebih lega, dan perangkat yang bisa mengikuti dinamika operasional perusahaan. Sayangnya, sebagian besar laptop bisnis modern masih terjebak pada desain kaku, RAM solder, satu slot SSD, dan skalabilitas minim. Di tengah kondisi tersebut, Asus ExpertBook PM3 PM3406CKA hadir dengan pendekatan yang berbeda. Bukan sekadar laptop bisnis berlabel “AI-ready”, tetapi sebuah platform kerja yang menawarkan sesuatu yang jarang ada di kelasnya. Dua slot SSD dan dua slot SO-DIMM.  Ini bukan gimmick marketing. Fasilitas tersebut adalah dasar dari konsep yang Asus sebut sebagai true future-proofing, atau cara memastikan laptop tetap relevan hingga 5 sampai 7 tahun ke depan. Artinya...

Review Asus Vivobook S14 M3407HA, Laptop AI Bertenaga dari AMD

Segmen laptop AI performa tinggi kini menjadi medan persaingan paling panas di industri komputasi portabel. Setelah era Qualcomm Snapdragon X Elite dan X Plus lalu Intel Core Ultra mencuri perhatian dengan integrasi NPU (Neural Processing Unit) di dalam prosesornya, AMD tidak tinggal diam.  Kehadiran prosesor Ryzen 7 260 dengan XDNA NPU hingga 16 TOPS menandai langkah strategis AMD dalam menghadirkan laptop cerdas yang tak hanya cepat, tapi juga hemat daya dan efisien dalam menjalankan beban kerja berbasis AI. Semuanya mentransformasi tugas-tugas yang biasanya dilakukan CPU, kini menjadi dikerjakan oleh NPU. Khususnya tugas berbasis AI. Laptop AI Asus Vivobook S14 M3407HA menjadi contoh nyata transformasi tersebut: menghadirkan kinerja tinggi, kemampuan AI lokal, dan efisiensi baterai yang sebelumnya sulit dicapai. Dengan fokus pada portabilitas dan ketahanan daya, Asus mencoba menghadirkan laptop yang bukan hanya untuk kerja kantoran, tapi juga untuk kreasi konten, komunikasi, dan...

Ayaneo Next II Akan Hadir dengan Layar 3:2 dan 165Hz

Ayaneo akhirnya membongkar salah satu misteri terbesar dari Next II, yakni aspek layarnya. Setelah mengumumkan perangkat ini tanpa detail lengkap, perusahaan kini mengonfirmasi bahwa handheld flagship tersebut akan mengusung panel OLED 9 inci dengan resolusi tak lazim, yakni 2400 × 1504. Ini berarti, Ayaneo merupakan yang pertama menghadirkan rasio layar 3:2 yang hampir tidak pernah dipakai pada perangkat gaming portabel. Di pasar handheld PC modern, mayoritas perangkat seperti GPD Win 5 serta Onexfly Apex ataupun Lenovo Legion Go 2 masih bertahan di resolusi 1920 × 1200 dengan rasio 16:10. Bahkan handheld Gaming PC lainnya seperti Asus ROG Xbox Ally series menggunakan rasio 16:9. Karena itu, rasio dan resolusi Next II terasa eksperimental.  Layarnya lebih tinggi dan sedikit kurang lebar dibanding kompetitornya, sesuatu yang bisa menghasilkan tampilan game yang lebih imersif, namun juga berpotensi menimbulkan masalah kompatibilitas UI pada beberapa judul-judul game lama. Tidak hany...