Langsung ke konten utama

Review Asus Vivobook 14 A1402, Laptop Kerja di Mana Saja

Yang namanya laptop kerja, tentu setiap kebutuhan pengguna akan berbeda-beda. Wajar saja, pekerjaan masing-masing pengguna pun berbeda-beda. Buat Anda yang sedang mencari laptop kerja, ada salah satu produk anyar Asus yang menarik untuk dilirik.

Adalah Asus Vivobook 14 A1402, laptop kerja yang mereka gadang-gadang bisa digunakan oleh siapa saja, kapan saja dan di mana saja. Kenapa bisa begitu? Kali ini kita akan bahas singkat alasan-alasannya.

Akan tetapi, sebelum membahas laptopnya, ada baiknya kalau kita lebih dulu merangkum apa saja sih yang disediakan Asus di laptop ini? Apa yang membedakannya dengan laptop mainstream Asus yang lainnya?


Desain
Pertama-tama, dari aspek desain. Laptop yang satu ini ditujukan untuk generasi muda. Dari segmen pengguna yang dituju, tentunya Asus harus menggunakan garis desain yang berbeda dengan laptop mainstream mereka lainnya. Contohnya seperti ini.

Tidak seperti seri laptop Asus khususnya Vivobook lainnya, cover depan laptop ini tidak menampilkan logo Asus ataupun logo Asus Vivobook secara tegas. Logo Asus Vivobook disembunyikan dalam litografi tersembunyi seperti artifak zaman prasejarah.

Masuk ke bagian dalam laptop, desain Vivobook 14 A1402 ini juga masih tetap beraroma gen-z. Bingkai layar menggunakan warna hitam di sekeliling, sama dengan warna tombol pada keyboard, sementara area palm rest dan sekeliling keyboard menggunakan warna yang sama dengan warna cover depan laptop.


Untuk menambah kuat aroma segmen anak muda yang dituju, bagian tombol Enter diberikan aksen garis serupa zebra cross. Adapun penutup fisik webcam menggunakan warna oranye. Intinya, warna laptop ini tidak kaku single color seperti model yang ditujukan untuk pengguna mainstream lainnya.

Dari sisi material, laptop yang satu ini memang belum menggunakan material aluminium yang premium, namun masih menggunakan polycarbonate. Namum demikian, finishing bodinya yang apik membuat laptop ini tetap tampil berkelas.

Terakhir, berhubung Vivobook 14 ditujukan untuk segmen pengguna yang paling aktif dan ceria, Asus menyediakan tiga opsi warna yang menarik untuk mereka. Mulai dari Quiet Blue yang menawan, Icelight Silver yang istimewa, atau Terra Cotta yang nyaman, sama seperti yang kita bahas kali ini.

Fitur
Dari sisi fitur, laptop ini menggunakan engsel 180 derajat yang membuatnya jauh lebih mudah saat Anda ingin berbagi penggunaan dengan orang di sekitar Anda. Pada laptop ini juga terdapat lampu latar keyboard yang membuatnya sangat cocok untuk bekerja di lingkungan yang redup.

Untuk keyboard, Asus menggunakan keyboard ASUS ErgoSense dengan ukuran tombol 19,05mm yang dirancang untuk memungkinkan pengalaman input yang memuaskan. Dengan pantulan dan gerakan optimal yang dihitung dengan presisi membuat pengalaman mengetik di laptop ini menjadi sangat nyaman.

Apalagi sisi tengah tombol juga cekung hingga sedalam 0,2mm untuk memastikan pengetikan yang lebih akurat.


Saat mengetik, tombol akan bergerak ke dalam hingga sejauh 1,4mm. Dan di bawah kuncinya, ada kubah karet yang dibuat oleh para ahli keyboard Asus. Fungsinya adalah untuk menjamin kekuatan ketik pengguna tetap stabil dan pengetikan dapat berlangsung dengan durasi yang lebih lama tetapi tetap nyaman.

Yang menarik, Anda juga tidak perlu khawatir saat berinteraksi dengan laptop ini. Di bagian cover keyboard dan area palm rest, Asus menyediakan lapisan Antibacterial Guard yang diklaim dapat menghambat pertumbuhan bakteri sampai 99 persen dalam 24 jam. Fitur ini memastikan permukaan laptop tetap bersih dan mengurangi penyebaran bakteri yang berpotensi berbahaya.

Baca juga:


Performa
Asus Vivobook 14 didesain untuk dijadikan sebagai teman sehari-hari penggunanya yang selalu siap untuk meringankan pekerjaan, baik itu kantor atau pribadi, presentasi atau bermain. Untuk beban kerja yang menuntut, prosesor Intel® Core™ generasi ke-12 secara signifikan lebih cepat daripada generasi sebelumnya.

Ditopang oleh memori cepat sebesar 16GB dan penyimpanan SSD cepat seluas 512GB, ada banyak pekerjaan yang bisa dituntaskan secara multitasking.

Untuk menjaga suhu prosesor tetap sejuk, Asus memasangkan pendinginan yang disebut dengan Aerodynamic IceBlades for accelerated cooling. Pendinginan model baru ini memberikan pembuangan panas yang luar biasa melalui dua pipa panas yang ditingkatkan dan kipas IceBlades baru yang secara efisien mempercepat perpindahan panas.


Penggunaan kipas dan impeller IceBlades 87 bilah terbuat dari polimer kristal cair membuatnya lebih ringan dan lebih tipis daripada kipas biasa. Setiap bilah kipas IceBlades memiliki desain aerodinamis melengkung 3D, memungkinkan kipas mencapai laju aliran yang lebih baik dan kebisingan yang lebih rendah.

Selain itu, kipas IceBlades juga menggunakan bantalan dinamika fluida, yang dapat menghasilkan pengurangan getaran yang lebih baik dan kebisingan yang lebih rendah jika dibandingkan dengan kipas biasa.

Berikut ini spesifikasi Asus Vivobook 14 A1402 yang kali ini akan kita ukur performanya:


Dengan spesifikasi yang mumpuni untuk sebuah daily driver, berikut ini performa yang ditawarkan dalam pengujian menggunakan beberapa aplikasi benchmark umum:



Untuk kemampuan processing, laptop yang satu ini sudah diperkuat prosesor Intel Core i5-1235U yang total memiliki 10 core dengan 12 thread. Performa multi-core procesor ini lebih tinggi dibandingkan dengan Core i7-1165G7 yang hanya punya 4 core dengan 8 thread atau bahkan Core i9-9880H yang punya 8 core dan 16 thread.

Artinya, untuk ukuran performa multitasking, laptop mainstream yang satu ini sudah sangat memadai untuk menemani penggunanya beraktivitas selama beberapa tahun ke depan.


Laptop ini memang tidak terlalu mantap untuk menjalankan aplikasi 3D termasuk game, apalagi kalau game-game 3D level AAA.



Meski demikian, kalau digunakan untuk memainkan game-game casual, khususnya dengan resolusi “rata kiri” saja, laptop ini masih bisa menjalankannya dengan baik.


Dari sisi penyimpanan, meski bukan yang paling cepat, namun Asus Vivobook 14 A1402 sudah menggunakan storage berbasis SSD. Kecepatan bacanya mencapai lebih dari 2Gbps dan tulisnya di atas 1GBps. Ini tentunya sudah merupakan standar minimal untuk laptop masa kini.


Terakhir, dari sisi baterai, laptop ini juga menawarkan masa aktif baterai yang relatif standar. Dari simulasi PCMark, ia bisa menjalankan aplikasi office dan internet secara non stop selama hampir 7 jam. Kalau aktivitas Anda tidak terlalu ekstrim, kemungkinan masa aktif 8-9 jam masih bisa didapat oleh laptop ini sebelum baterainya kehabisan energi.

Kesimpulan
Laptop ini kami rekomendasikan untuk Anda, generasi muda yang membutuhkan perangkat kerja dengan mobilitas tinggi, desain kekinian yang tidak membosankan dan juga performa yang memadai.

Saran kami, upgrade RAM-nya yang 8GB menjadi 16 atau 24GB agar laptop lebih leluasa untuk menjalankan aplikasi secara multitasking. Alternatifnya, pilih saja versi yang sudah menggunakan 16GB RAM.

Postingan Populer

Savefrom, Online Video Downloader Terbaik?

Savefrom, Online Video Downloader Terbaik - Bagi Anda yang suka nonton video dari media sosial, mungkin Anda kadang lebih memilih untuk menontonnya secara offline. Hal ini bukan tanpa alasan, karena memang menonton video secara online akan lebih menguras kuota. Apalagi jika budget Anda sedang menipis, atau kuota sudah mau habis, pastinya solusi terbaik adalah dengan men-download dulu videonya. Dengan men-download videonya, Anda bisa melihat ulang videonya kapan pun tanpa harus mengkhawatirkan kehabisan kuota. Nah, salah satu layanan online video downloader yang bisa Anda pilih adalah Savefrom. Kira-kira, apa saja keunggulan dan kekurangan layanan yang satu ini? Yuk, simak informasinya di bawah:   Review dan Cara Download dari Savefrom: Savefrom merupakan sebuah layanan online gratis yang bisa digunakan untuk mengunduh video maupun musik secara gratis. Savefrom disebut juga sebagai pengunduh video tertua sekaligus terpopuler yang bisa digunakan dengan mudah dan bebas. Beberap...

Chip Google Tensor G5 Belum Lancar untuk Gaming

Google tampaknya masih belum belajar dari kesalahan lamanya. Pixel 10 Pro XL yang seharusnya menjadi etalase kecanggihan hardware dan AI andalannya, justru tampil seperti ponsel yang alergi terhadap gaming. Sebuah video yang beredar di X menunjukkan ponsel flagship senilai £1.000 itu terseok-seok memainkan Genshin Impact. Frame rate anjlok, tampilan berkedip, dan lag yang parah. Semua berpadu menjadi sebuah tontonan yang bahkan membuat ponsel keluaran lima tahun lalu terlihat lebih gagah. Biang keladinya? Tensor G5, chip buatan Google yang diproduksi oleh TSMC. Di atas kertas, ia adalah otak pintar yang mampu menjalankan berbagai fitur AI dan trik kamera dengan mulus. Namun begitu dia diminta mengeluarkan tenaga mentah untuk game berat, hasilnya justru seperti overheat dalam ujian fisika dasar. Pixel 10 Pro XL memang nyaman untuk urusan email, kamera, atau eksperimen AI kecil-kecilan. Tapi saat game sungguhan dijalankan, performanya langsung rontok. Ironisnya, Tensor G5 yang digadang-g...

Pegatron Akhirnya "Made in USA" Setelah Beli Pabrik di Texas

Pegatron akhirnya resmi mengibarkan bendera “Made in the USA”. Perusahaan manufaktur asal Taiwan yang sempat spin-off dari Pegasus, induk perusahaan Asus itu mengumumkan pembelian fasilitas pabrik dan lahan di Georgetown, Texas, sebagai bagian dari ekspansi besar untuk lini produksi dan operasionalnya di Amerika Serikat. Kesepakatan ini dijalankan melalui anak perusahaan Pegatron Technologies, yang mengakuisisi fasilitas di kawasan Blue Springs Business Park beserta lahan seluas 12,52 acre (sekitar 5 hektar). Pabrik tersebut memiliki luas lantai sekitar 168.784 kaki persegi dan dibeli dengan nilai sekitar US$3,07 juta. Langkah ini menjadi tonggak baru bagi Pegatron, yang selama ini lebih dikenal sebagai mitra manufaktur global untuk Apple dan sejumlah produsen perangkat elektronik ternama. Menurut laporan, fasilitas baru di Texas itu akan difungsikan terutama untuk produksi server dan perangkat elektronik otomotif, dengan fokus awal pada server enterprise. Analis industri memperkirakan...

Review Mouse Wireless Elecom EX-G M-XGL30DBSK

Dalam dunia kerja digital yang serba cepat, perangkat kecil seperti mouse sering kali jadi faktor penentu kenyamanan produktivitas. Elecom, brand periferal asal Jepang yang dikenal dengan inovasi ergonomisnya, menghadirkan Elecom M-XGL30DBSK. Mouse ini merupakan mouse nirkabel berukuran besar yang mengedepankan desain alami dan kenyamanan jangka panjang. Ia tersedia dalam dua varian warna, M-XGL30DBSKBU (biru) dan M-XGL30DBSKBK (hitam).  Kedua perangkat mouse tersebut merupakan bagian dari Elecom seri EX-G, yang membawa filosofi desain “ergonomic experience gripless”. Seperti apa mouse ini? Desain  Sebagai gambaran, fokus utama Elecom pada seri EX-G adalah mengurangi ketegangan tangan pengguna. Elecom mengklaim, dengan bekerja sama dengan ahli ortopedi, mereka merancang bentuk bodi mouse agar telapak tangan dapat “beristirahat” secara alami, tanpa harus menggenggam terlalu erat. Dari percobaan yang kami lakukan, hasilnya terasa nyata. Saat digunakan berjam-jam, otot pergelanga...

Windows 11 Siap Jadi “AI PC” Sesungguhnya

Microsoft kembali memoles Windows 11 dengan lapisan kecerdasan buatan yang lebih tebal. Dalam pembaruan terbaru, pengguna akan bisa memanggil asisten digital hanya dengan mengucapkan, “Hey Copilot.” Konsepnya mirip dengan “Hey Siri” di iPhone atau “Hey Google” di Android, tapi kini hadir langsung di desktop.  Di permukaannya, ini terlihat seperti langkah maju untuk membuat interaksi dengan PC lebih natural. Namun, di balik kemudahan tersebut, ada pertanyaan besar tentang seberapa jauh Microsoft ingin AI mengambil alih kendali pengalaman pengguna. Salah satu fitur paling menarik (dan mungkin paling kontroversial) adalah Copilot Vision. Dengan izin pengguna, Copilot bisa “melihat” seluruh layar. Mulai dari aplikasi yang terbuka, dokumen kerja, hingga tab browser, lalu memberikan jawaban atau analisis kontekstual. Misalnya, Copilot dapat meninjau presentasi PowerPoint atau memeriksa formula di Excel tanpa Anda perlu menjelaskan apa pun. Tidak seperti fitur Recall yang menuai kritik ka...