Langsung ke konten utama

Apa Itu Gas Air Mata, Berbahayakah Bagi Manusia?

Tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan 1 Oktober 2022 lalu akibat kerusuhan para supporter bola usai pertandingan laga Arema FC vs Persebaya menyebabkan 180 orang lebih meninggal dunia. Penyebab utama selain dari kerusuhan yang terjadi akibat suporter Arema yang masuk ke dalam lapangan adalah gas air mata.

Menurut beberapa keterangan yang dihimpun dari berbagai sumber di Twitter, setelah sejumlah penonton menyerbu masuk lapangan, gas air mata lalu ditembakkan. Bukan hanya ke lapangan saja, namun juga ke tribun penonton. 

Akhirnya, banyak penonton yang kemudian pingsan karena sesak napas. Pekatnya asap gas air mata membuat penonton lain panik dan berdesakan mencari jalan keluar.


Sayangnya, penonton yang tengah berupaya berlari menuju ke pintu keluar untuk mengambil napas, mereka berdesakan hingga saling dorong. Ada yang terjatuh hingga terinjak dan tertindih. Belum lagi, pintu keluar yang dituju ternyata dalam keadaan terkunci. Jadilah tragedi ini memakan banyak korban jiwa kebanyakan adalah anak-anak dibawah umur yang masih bersekolah.


Setelah kejadian yang memilukan itu, banyak yang bertanya-tanya. Apakah zat yang dikandung dalam gas air mata itu berbahaya? Maka dari itu, mari kita uraikan apa sih gas air mata itu dan apa efeknya untuk manusia.


Apa itu gas air mata?
Gas air mata adalah zat kimia yang biasanya digunakan untuk mengendalikan kerusuhan dan membubarkan massa. Bahan kimia yang sering dipakai pada gas air mata antara lain gas CS (2-klorobenzalmalononitril, C10H5ClN2), CN (kloroasetofenon, C8H7ClO), CR (dibenzoksazepin, C13H9NO), dan semprotan merica (gas OC, oleoresin capsicum). 

Terlepas dari namanya, gas air mata bukanlah gas. Zat yang hadir dalam gas air mata adalah bubuk bertekanan yang menciptakan kabut saat digunakan. 

Bentuk gas air mata yang paling umum digunakan adalah 2-chlorobenzalmalononitrile atau gas CS. Gas ini pertama kali ditemukan oleh dua ilmuwan Amerika pada tahun 1928 dan Angkatan Darat AS mengadopsinya untuk mengendalikan kerusuhan pada tahun 1959. 

Jenis gas air mata lainnya yang umum termasuk oleoresin capsicum (semprot merica), dibenzoxazepine (gas CR), dan chloroacetophenone (gas CN).

Sebuah tinjauan penelitian tahun 2013 menemukan bahwa komplikasi kesehatan yang signifikan secara klinis dari gas air mata jarang terjadi. Namun, masih ada perdebatan seputar penggunaannya yang dapat diterima.

Sejumlah pihak merasa diperlukan adanya lebih banyak penelitian untuk menilai keamanannya dengan lebih baik. Anak-anak dan orang-orang dengan komplikasi pernapasan mungkin berada pada risiko tinggi terkena komplikasi ketika terkena gas air mata.

Apa efek gas air mata bagi tubuh manusia?
Kontak dengan gas air mata menyebabkan iritasi pada sistem pernapasan, mata, dan kulit. Rasa sakit terjadi karena bahan kimia dalam gas air mata mengikat salah satu dari dua reseptor rasa sakit yang disebut TRPA1 dan TRPV1.

TRPA1 adalah reseptor rasa sakit yang sama dengan minyak dalam mustard, wasabi, dan lobak untuk memberi mereka rasa yang kuat. Gas CS dan zat CR dalam gas air mata ini lebih dari 10.000 kali lebih kuat daripada yang hadir dalam sayuran.

Kebanyakan orang pulih dari paparan gas air mata tanpa gejala yang signifikan. Sebuah studi 10 tahun yang dilakukan di University of California San Francisco meneliti 4.544 kasus semprotan merica. Para peneliti menemukan 1 dari 15 kemungkinan mengembangkan gejala parah setelah terpapar.


Baca juga:


Efek yang ditimbulkan dari paparan gas air mata

Gejala yang dapat dirasakan jika terpapar gas air mata jarak jauh yaitu gatal, mata merah, rasa terbakar pada mata, kebutaan sementara, pandangan kabur dan luka bakar kimia. Sedangkan untuk paparan jangka panjang atau paparan jarak dekat dapat menyebabkan kebutaan, pendarahan, kerusakan saraf, katarak dan erosi kornea.

Selain menyebabkan mata sakit, gas air mata juga dapat menimbulkan gejala kerusakan pernapasan dan gastrointestinal. Menghirup gas air mata dapat menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Orang dengan kondisi pernapasan yang sudah ada seperti ashtma dan bronkitis sebelumnya memiliki risiko lebih tinggi mengalami gejala parah seperti gagal napas.

Gejala pernapasan dan gastrointestinal meliputi tersedak, terbakar dan gatal pada hidung dan tenggorokan, kesulitan bernapas, batuk, mengeluarkan air liur, sesak, mual dan muntah, diare dan gagal nafas. Dalam kasus yang parah, paparan gas air mata konsentrasi tinggi atau paparan di ruang tertutup atau untuk jangka waktu yang lama dapat menyebabkan kematian.

Ketika gas air mata bersentuhan dengan kulit yang terbuka, dapat menyebabkan iritasi dan rasa sakit. Iritasi dapat berlangsung selama berhari-hari dalam kasus yang parah. Bahkan bisa menyebabkan luka bakar kimia pada kulit. 

Menurut Physicians for Human Rights, paparan gas air mata yang berkepanjangan atau berulang dapat menyebabkan gejala gangguan stres pasca-trauma (PTSD).

Paparan gas air mata dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung atau tekanan darah. Pada orang dengan kondisi jantung yang sudah memiliki riwayat penyakit atau penyakit penyerta, gas air mata dapat menyebabkan serangan jantung atau kematian.

Cara mengatasi efek gas air mata
Tidak ada obat penawar untuk gas air mata, jadi pengobatan bergantung pada mengelola gejala individu. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, Anda harus segera menjauh dari sumber gas air mata setelah terpapar dan mencari udara segar.


Uap dari gas air mata mengendap di tanah, jadi sebaiknya mencari tempat yang tinggi jika memungkinkan.

Saat terkena mata, bilaslah mata dengan air yang mengalir. Ganti pakaian yang digunakan dan kalau paparan sudah parah, lebih baik pakaian yang terkontaminasi dibuang saja. Kamudian mandi dengan air dan sabun mengalir.

Komplikasi gas air mata bisa semakin buruk karena terlebih jika lama terpapar. Meminimalkan jumlah waktu saat bersentuhan dengan gas dengan menjauh secepat mungkin dapat meminimalkan risiko mengembangkan efek samping yang lebih parah.

Tutupi mata, mulut, hidung, dan kulit dari papara gas air mata sebaik mungkin. Mengenakan syal atau bandana di hidung dan mulut dapat membantu mencegah sebagian gas memasuki saluran udara dan paru-paru.

Postingan Populer

Review Asus ROG Zephyrus G14 GA403UU. Laptop Gaming Tipis Futuristis

Dalam dunia laptop gaming yang semakin kompetitif, Asus kembali mengukuhkan posisinya di industri laptop gaming tipis lewat seri ROG Zephyrus G14. Di pasaran, salah satu model laptop gaming tipis yang jadi andalan Asus adalah seri ROG Zephyrus G14 GA403UU. Laptop gaming tipis yang hadir pada kisaran tahun 2024 ini membawa kombinasi menarik antara performa tinggi, teknologi terkini, dan desain yang super portabel. Dengan layar OLED 3K yang memanjakan mata, GPU RTX 4050 yang efisien, serta dukungan AI dari prosesor Ryzen 7 8845HS, laptop ini ditujukan untuk gamer dan kreator yang menuntut performa dalam dimensi ringkas. Yang menjadi daya tarik utama dari G14 adalah bagaimana Asus berhasil meramu laptop 14 inci ini menjadi sebuah mesin bertenaga tanpa mengorbankan kenyamanan dan keindahan desain. Bobot hanya 1,5 kg, menjadikannya salah satu laptop gaming teringan di kelasnya. Di sisi lain, perangkat ini juga membawa berbagai fitur profesional seperti layar Pantone Validated dan Dolby Atmo...

AMD Catat Rekor, 41 Persen Pangsa Pasar Server. Intel Kian Terdesak

Laporan terbaru dari Mercury Research untuk kuartal kedua 2025 menandai titik balik penting dalam persaingan chip server global. AMD berhasil merebut 41 persen pangsa pendapatan server, rekor tertinggi sepanjang sejarahnya, sekaligus memperdalam luka Intel yang terus kehilangan pijakan di segmen paling menguntungkan ini.  Lonjakan 7,2 poin dibanding tahun lalu dan kenaikan 1,5 poin dari kuartal sebelumnya menunjukkan tren yang konsisten: AMD semakin dominan, sementara Intel masih bergulat dengan keterlambatan manufaktur dan kehilangan kepercayaan pasar. Capaian AMD tidak terbatas pada server. Secara keseluruhan, pangsa pendapatan perusahaan mencapai 33 persen, naik 8,8 poin dibanding tahun sebelumnya. Di segmen klien, AMD juga mencatat pertumbuhan dengan pangsa 27,8 persen, didorong permintaan yang kuat dari sektor cloud maupun enterprise. Bahkan di pasar desktop, performa Ryzen tampak mengesankan. Pangsa pendapatan desktop AMD melonjak 20,5 poin dari tahun lalu dan hampir 5 poin d...

Teknologi Semikonduktor China Terhambat. Peluncuran Deepseek R2 Ditunda

Kasus DeepSeek dan Huawei Ascend menunjukkan bahwa ambisi Tiongkok untuk mandiri dalam teknologi semikonduktor AI masih menghadapi jalan terjal. Startup AI yang sempat naik daun dengan model R1 pada Januari lalu itu dipaksa menunda peluncuran penerusnya, R2, setelah gagal melatih model menggunakan chip Ascend buatan Huawei.  Upaya yang didorong langsung oleh regulator Beijing itu akhirnya berujung kompromi: training tetap memakai GPU Nvidia, sementara inference dijalankan di atas Ascend. Kegagalan ini bukan sekadar soal teknis, melainkan cermin dari kesenjangan mendasar antara ekosistem chip Tiongkok dan Nvidia. Training model AI berskala besar menuntut perangkat keras dengan kecepatan, reliabilitas, serta ekosistem perangkat lunak yang matang. Ascend terbukti masih rentan terhadap bug, kecepatan interkoneksi yang tidak stabil, dan software stack yang belum selevel CUDA milik Nvidia. Bahkan dengan dukungan langsung dari tim engineer Huawei di lokasi, DeepSeek tak berhasil menyelesa...

Monitor Gaming OLED Terbaik Samsung, Odyssey OLED G6 dan G7

Pasar monitor gaming kembali diguncang oleh Samsung dengan pengumuman trio terbaru dalam lini Odyssey. Sorotan utama jatuh pada Odyssey OLED G6 berukuran 27 inci, yang digadang sebagai monitor OLED gaming pertama di dunia dengan refresh rate 500Hz.  Angka ini terdengar berlebihan bagi sebagian orang, namun jelas menyasar segmen gamer kompetitif ekstrem yang menganggap refresh rate 240Hz atau 360Hz sudah tidak lagi cukup. Spesifikasi G6 memang tidak main-main. Monitor ini hadir dengan resolusi QHD, respons 0,03ms, kecerahan hingga 1.000 nits, serta sertifikasi VESA DisplayHDR True Black 500. Teknologi QD-OLED memastikan warna lebih kaya, sementara dukungan Nvidia G-SYNC dan AMD FreeSync Premium Pro membuat pengalaman gaming bebas tearing.  Samsung bahkan menambahkan lapisan “Glare Free” agar tetap nyaman digunakan di berbagai kondisi pencahayaan, serta teknologi OLED Safeguard+ untuk mengurangi risiko burn-in yang selama ini menjadi momok layar OLED. Dengan validasi Pantone, wa...

GitHub Milik Siapa? Kini Dikuasai Penuh Microsoft

GitHub, rumah terbesar bagi para pengembang perangkat lunak, tengah memasuki babak baru yang cukup signifikan. Thomas Dohmke, CEO yang selama ini dianggap sebagai jembatan antara komunitas open source dan Microsoft, resmi mundur untuk mengejar ambisinya untuo berwirausaha.  Kepergiannya menandai berakhirnya masa transisi GitHub sebagai entitas yang relatif mandiri di bawah Microsoft. Kini, platform berbagi kode tersebut sepenuhnya dipetakan ke dalam struktur raksasa perangkat lunak asal Redmond. Pengumuman restrukturisasi datang dari Jay Parikh, kepala Microsoft CoreAI, yang mengungkapkan GitHub akan dibagi ke dalam beberapa jalur pelaporan langsung ke eksekutif Microsoft. Julia Liuson, pemimpin divisi developer Microsoft, akan mengendalikan pendapatan, engineering, dan dukungan GitHub. Sementara itu, Mario Rodriguez, Chief Product Officer GitHub, akan melapor langsung kepada Asha Sharma, wakil presiden Microsoft AI Platform. Dengan skema ini, jelas arah GitHub semakin terkunci ke...