Langsung ke konten utama

Huawei Siapkan Laptop 16 Inci dengan Intel Core 12th Gen

Kabar gembira bagi para Huaweians. Dalam waktu dekat, Huawei CBG Indonesia akan segera memasarkan laptop mutakhir mereka yang diperkuat oleh prosesor Intel terbaru Generasi ke-12 di Indonesia. Dan prosesor yang digunakan pun merupakan prosesor performance H-series.

Adalah Huawei MateBook D16, model laptop yang akan dirilis tersebut. Laptop ini tersedia dalam dua varian prosesor, yakni versi dengan Intel Core i5-12450H dan Intel Core i7-12700H.


Kabarnya, Huawei MateBook D16 akan dijual melalui program pre-order pada tanggal 27 Juli sampai 5 Agustus 2022 mendatang secara online ataupun offline. Yang menarik, sebelum kedua laptop tersebut bisa resmi dipesan, mereka sudah membocorkan spesifikasi lengkap dari laptop tersebut.



Ya, selain akan didukung prosesor terbaru dari Intel Generasi ke-12, dapur pacu laptop ini juga akan dipadukan dengan grafis terintegrasi yakni Intel Iris Xe. Menurut pengalaman kami, chip grafis ini menawarkan performa yang cukup memadai untuk bekerja, multimedia sampai casual gaming.


Tak hanya itu, laptop juga akan dibekali dengan RAM LPDDR4 berkapasitas sebesar 16GB. Untuk storage, Huawei memasangkan SSD PCle NVMe dengan kapasitas 512GB. Adapun untuk memasok energi, tersedia baterai berkapasitas 60Whr di dalamnya.

Untuk layar, display berukuran 16 inci yang digunakan merupakan layar dengan panel jenis IPS serta mendukung resolusi FullHD+ 1.920 x 1.200 piksel. Ia punya tingkat kecerahan 300 nits, color gamut di 100% sRGB, berfitur DC dimming dan Flicker Free, serta sertifikasi TUV Rheinland Low Blue Light.

Yang menarik, berbeda dari laptop seri sebelumnya, kali ini Huawei menyematkan kamera di atas layar bukan lagi di antara tombol keyboard.

Kamera pada bagian atas layar laptop pun berkualitas tinggi. Menggunakan resolusi 1080p dengan dukungan Artificial Intelligence (Al) Camera sehingga memungkinkan tampilan dan suara di dalam video konferensi menghasilkan kualitas yang baik.

Untuk mengetik, laptop tersebut menawarkan keyboard dengan travel distance sejauh 1,5mm dan menyediakan tombol numeric pad di sisi kanan keyboard. Terdapat pula tombol pemindai sidik jari untuk masuk dengan cepat tanpa mengetik kata sandi ke dalam sistem operasi Windows 11 Home.


Baca juga:


Di atas numeric pad juga tersedia empat tombol fungsi khusus berupa tombol kalkulator, search, camera switch, dan return to home screen.

Untuk konektivitas, Huawei MateBook D16 menyediakan konektivitas WiFi 6, Bluetooth 5.1, USB-C, USB3.2 Gen1, USB2.0, HDMI, empat mikrofon, dua speaker, dan 3,5 mm headphone jack.


Menurut Edy Supartono, Training Director of Huawei  Device Indonesia, Huawei MateBook D16 menyasar segmen pengguna di kalangan profesional. Selain itu, laptop ini juga cocok digunakan oleh para content creator pemula.

Rencananya, akan ada dua varian warna yang bisa dipilih oleh pengguna, yakni Space Gray dan Mistic Silver. Namun untuk harganya, kita tunggu informasi resminya tanggal 27 Juli mendatang ya guys!

Postingan Populer

10 PC All in One Terbaik. Solusi Praktis untuk Rumah dan Kantor Modern

Dalam beberapa tahun terakhir, pasar perangkat komputer telah mengalami pergeseran signifikan. Penggunaan PC All in One (AIO) semakin populer, terutama di kalangan pengguna rumahan, pekerja remote yang work from home, pelajar di lab sekolah, hingga kantor kecil ataupun UMKM. Faktor utamanya adalah, ruang kerja makin terbatas, dan banyak orang mencari solusi komputer yang ringkas, mudah dipasang, dan tetap bertenaga. Dengan integrasi layar, CPU, penyimpanan, dan periferal dalam satu perangkat, tanpa banyak kabel, PC All in One menjanjikan tampilan meja yang bersih, setup cepat, dan mobilitas lebih mudah bila ruang berpindah. Desain ramping dan fungsional kian diminati seiring gaya hidup minimalis dan kebutuhan fleksibilitas ruang. Selain itu, kinerja perangkat AIO yang kini menggunakan CPU dan GPU modern sudah cukup untuk menunjang pekerjaan sehari-hari, belajar, bahkan kreativitas ringan. Tren ini menunjukkan bahwa Komputer All in One bukan lagi sekadar alternatif. Tetapi bisa jadi pil...

Review Asus Vivobook S14 M3407HA, Laptop AI Bertenaga dari AMD

Segmen laptop AI performa tinggi kini menjadi medan persaingan paling panas di industri komputasi portabel. Setelah era Qualcomm Snapdragon X Elite dan X Plus lalu Intel Core Ultra mencuri perhatian dengan integrasi NPU (Neural Processing Unit) di dalam prosesornya, AMD tidak tinggal diam.  Kehadiran prosesor Ryzen 7 260 dengan XDNA NPU hingga 16 TOPS menandai langkah strategis AMD dalam menghadirkan laptop cerdas yang tak hanya cepat, tapi juga hemat daya dan efisien dalam menjalankan beban kerja berbasis AI. Semuanya mentransformasi tugas-tugas yang biasanya dilakukan CPU, kini menjadi dikerjakan oleh NPU. Khususnya tugas berbasis AI. Laptop AI Asus Vivobook S14 M3407HA menjadi contoh nyata transformasi tersebut: menghadirkan kinerja tinggi, kemampuan AI lokal, dan efisiensi baterai yang sebelumnya sulit dicapai. Dengan fokus pada portabilitas dan ketahanan daya, Asus mencoba menghadirkan laptop yang bukan hanya untuk kerja kantoran, tapi juga untuk kreasi konten, komunikasi, dan...

Asus ExpertBook PM3 PM3406CKA. Laptop Bisnis untuk Jangka Panjang

Segmen laptop bisnis selama bertahun-tahun terjebak pada satu pola: performa tinggi di tahun pertama, dan tuntutan upgrade mahal pada tahun ketiga atau keempat. Di era PC AI saat ini, masalah tersebut semakin terasa. Alasannya, workload berbasis kecerdasan buatan saat ini membutuhkan ruang penyimpanan lebih besar, RAM lebih lega, dan perangkat yang bisa mengikuti dinamika operasional perusahaan. Sayangnya, sebagian besar laptop bisnis modern masih terjebak pada desain kaku, RAM solder, satu slot SSD, dan skalabilitas minim. Di tengah kondisi tersebut, Asus ExpertBook PM3 PM3406CKA hadir dengan pendekatan yang berbeda. Bukan sekadar laptop bisnis berlabel “AI-ready”, tetapi sebuah platform kerja yang menawarkan sesuatu yang jarang ada di kelasnya. Dua slot SSD dan dua slot SO-DIMM.  Ini bukan gimmick marketing. Fasilitas tersebut adalah dasar dari konsep yang Asus sebut sebagai true future-proofing, atau cara memastikan laptop tetap relevan hingga 5 sampai 7 tahun ke depan. Artinya...

Tak Hanya Dari Permukaan, Benua Juga Memisahkan Diri Dari Dalam

Penelitian terbaru dari University of Southampton mengungkap bahwa fragmen benua secara perlahan terkelupas dari dasar lempengnya, lalu terseret masuk ke dalam mantel laut. Seperti diketahui, mantel laut merupakan lapisan panas dan padat yang bergerak sangat lambat di bawah dasar samudra.  Material benua yang terbawa ini dapat memicu aktivitas vulkanik selama puluhan juta tahun. Temuan ini menjawab teka-teki lama, mengapa beberapa pulau vulkanik yang jauh dari batas lempeng tektonik justru memiliki jejak kimia khas benua, padahal lokasinya berada di tengah samudra luas. Studi internasional yang dipublikasikan di Nature Geoscience ini melibatkan peneliti dari Inggris, Jerman, Kanada, dan Wales. Sebagai gambaran, pulau-pulau kecil seperti Christmas Island diketahui mengandung unsur “kaya” yang biasanya berasal dari kerak benua. Selama bertahun-tahun, ilmuwan menduga bahwa unsur ini berasal dari sedimen samudra yang terseret ke mantel atau dari plume atau kolom batuan panas yang naik ...

Ayaneo Next II Akan Hadir dengan Layar 3:2 dan 165Hz

Ayaneo akhirnya membongkar salah satu misteri terbesar dari Next II, yakni aspek layarnya. Setelah mengumumkan perangkat ini tanpa detail lengkap, perusahaan kini mengonfirmasi bahwa handheld flagship tersebut akan mengusung panel OLED 9 inci dengan resolusi tak lazim, yakni 2400 × 1504. Ini berarti, Ayaneo merupakan yang pertama menghadirkan rasio layar 3:2 yang hampir tidak pernah dipakai pada perangkat gaming portabel. Di pasar handheld PC modern, mayoritas perangkat seperti GPD Win 5 serta Onexfly Apex ataupun Lenovo Legion Go 2 masih bertahan di resolusi 1920 × 1200 dengan rasio 16:10. Bahkan handheld Gaming PC lainnya seperti Asus ROG Xbox Ally series menggunakan rasio 16:9. Karena itu, rasio dan resolusi Next II terasa eksperimental.  Layarnya lebih tinggi dan sedikit kurang lebar dibanding kompetitornya, sesuatu yang bisa menghasilkan tampilan game yang lebih imersif, namun juga berpotensi menimbulkan masalah kompatibilitas UI pada beberapa judul-judul game lama. Tidak hany...