Langsung ke konten utama

Spesifikasi Chipset Terbaru Qualcomm Snapdragon 8+ Gen1 dan Snapdragon 7 gen 1

Qualcomm mengumumkan peluncuran SoC flagship terbarunya yaitu Snapdragon 8+ Gen1 di China pada acara “Snapdragon Night”. Pembaruan Snapdragon "plus" ini merupakan versi flagship dari platform perangkat keras Snapdragon 8 Gen 1.

Menurut Qualcomm, dibanding Snapdragon 8 Gen 1, chip Snapdragon 8+ Gen 1 membawa banyak peningkatan. Khususnya dari aspek kinerja dan efisiensi daya.


Yang menarik, secara bersamaan, Qualcomm juga meluncurkan platform Snapdragon 7 Gen 1 baru. Sedikit berbeda dengan Snapdragon 8+ Gen 1, chip yang satu ini lebih ditujukan untuk pasar smartphone Premium.

Bisa dibilang Snapdragon 8+ Gen1  ini merupakan versi terbaru Snapdragon 8 Gen1yang dirilis pada November 2021 lalu. Peningkatan Snapdragon 8+ Gen1 pada dasarnya berasal dari pendekatan dua arah untuk pengembangan chip.


Pertama, Qualcomm menggunakan proses semikonduktor 4nm baru di TSMC, yang tentunya lebih baik dari 4nm milik Samsung. Kedua, platform akan diproduksi secara paralel sebagai bagian dari strategi diversifikasi manufaktur Qualcomm.

Tim desain fisik Qualcomm memiliki lebih banyak waktu untuk mengoptimalkan tata letak chip dan jalur data internal yang mungkin telah dimaksimalkan pada frekuensi yang lebih tinggi. Hasilnya, Snapdragon 8+ Gen 1 mencapai antara 6% dan 12% jam frekuensi lebih tinggi di berbagai unit.

Untuk konteksnya, desain chip mengacu pada bagaimana transistor dan kabel diletakkan secara fisik. Pada saat yang sama, logika keseluruhan desain tetap identik dengan versi aslinya. Singkatnya, jauh lebih baik sejak dibangun sampai diproduksi.

Peningkatan ini mengarah pada peningkatan kinerja. Qualcomm mengklaim peningkatan kinerja CPU 10%, peningkatan jam GPU 10%, dan efisiensi daya yang jauh lebih baik (kinerja per Watt): hingga 30%, kata Qualcomm.

Efisiensi daya Snapdragon 8+ Gen1 pun sangat menakjubkan. Menggunakan lebih sedikit daya untuk tugas yang sama, juga mengurangi panas dan meningkatkan kinerja yang berkelanjutan. 

Jadi saat digunakan untuk game/XR perangkat tidak tersendat karena penumpukan panas. Meski demikian, sistem pendingin handset juga mempengaruhi hal tersebut secara signifikan.

Snapdragon 8+ Gen 1 identik dengan Snapdragon 8 Gen 1. SoC ini mendukung RAM hingga 16GB LPDDR5 3200 MHz dan penyimpanan UFS 3.1. Ada pula dukungan resolusi layar hingga QHD+ 144Hz atau 4K pada 60Hz dan banyak lagi. 

Snapdragon 8+ Gen 1 mendapat ISP Spectra 18-bit triple yang sama, dan modem Snapdragon X65 5G memberi pengguna kecepatan transfer 10Gbps, sementara FastConnect 6900 menghadirkan dukungan Wi-Fi 6/6E.

Smartphone flagship pertama yang beruntung menggunakan Snapdragon 8+ Gen 1 adalah Asus ROG Phone 6 dan Realme GT 2 Master Explorer Edition. Sebagai perbandingan, Asus ROG Phone 5 generasi sebelumnya menggunakan chipset Snapdragon 888 dan Asus ROG Phone 5s mengusung Snapdragon 888 Plus.


Selain kedua smartphone tersebut, Qualcomm juga mengatakan kalau Snapdragon 8+ Gen 1 ini juga akan dipakai merek smartphone lain seperti Black Shark, HONOR, iQOO, Lenovo, Motorola, Nubia, OnePlus, OPPO, OSOM, RedMagic, Redmi, Vivo, Xiaomi, dan ZTE.



Baca Juga


Snapdragon 7 gen 1

Satu lagi SoC yang dirilis Qualcomm yaitu Snapdragon 7 Gen 1. SoC ini membawa banyak fitur kelas atas ke titik harga yang lebih rendah, termasuk fitur gaming atau kamera yang sangat didambakan dan merupakan pembeda dari perspektif pemasaran OEM.


Sebagai contoh, Qualcomm mengatakan bahwa Snapdragon 7 Gen 1 dapat membuat 3D 20% lebih cepat dari pendahulunya, Snapdragon 778G. Selain itu, chip baru ini dapat mendukung pengambilan Kamera hingga 200MP vs. 66MP sebelumnya.

Qualcomm menyebutkan selama pengarahannya bahwa Frame Motion Engine-nya telah diintegrasikan ke dalam Snapdragon 7 Gen 1. Frame Motion Engine ini adalah fitur interpolasi bingkai perangkat keras yang dapat meningkatkan FPS game yang dirasakan tanpa meningkatkan komputasi grafis secara proporsional. Sangat bagus untuk menghemat masa pakai baterai smartphone.

Postingan Populer

Review Asus ROG Zephyrus G14 GA403UU. Laptop Gaming Tipis Futuristis

Dalam dunia laptop gaming yang semakin kompetitif, Asus kembali mengukuhkan posisinya di industri laptop gaming tipis lewat seri ROG Zephyrus G14. Di pasaran, salah satu model laptop gaming tipis yang jadi andalan Asus adalah seri ROG Zephyrus G14 GA403UU. Laptop gaming tipis yang hadir pada kisaran tahun 2024 ini membawa kombinasi menarik antara performa tinggi, teknologi terkini, dan desain yang super portabel. Dengan layar OLED 3K yang memanjakan mata, GPU RTX 4050 yang efisien, serta dukungan AI dari prosesor Ryzen 7 8845HS, laptop ini ditujukan untuk gamer dan kreator yang menuntut performa dalam dimensi ringkas. Yang menjadi daya tarik utama dari G14 adalah bagaimana Asus berhasil meramu laptop 14 inci ini menjadi sebuah mesin bertenaga tanpa mengorbankan kenyamanan dan keindahan desain. Bobot hanya 1,5 kg, menjadikannya salah satu laptop gaming teringan di kelasnya. Di sisi lain, perangkat ini juga membawa berbagai fitur profesional seperti layar Pantone Validated dan Dolby Atmo...

AMD Catat Rekor, 41 Persen Pangsa Pasar Server. Intel Kian Terdesak

Laporan terbaru dari Mercury Research untuk kuartal kedua 2025 menandai titik balik penting dalam persaingan chip server global. AMD berhasil merebut 41 persen pangsa pendapatan server, rekor tertinggi sepanjang sejarahnya, sekaligus memperdalam luka Intel yang terus kehilangan pijakan di segmen paling menguntungkan ini.  Lonjakan 7,2 poin dibanding tahun lalu dan kenaikan 1,5 poin dari kuartal sebelumnya menunjukkan tren yang konsisten: AMD semakin dominan, sementara Intel masih bergulat dengan keterlambatan manufaktur dan kehilangan kepercayaan pasar. Capaian AMD tidak terbatas pada server. Secara keseluruhan, pangsa pendapatan perusahaan mencapai 33 persen, naik 8,8 poin dibanding tahun sebelumnya. Di segmen klien, AMD juga mencatat pertumbuhan dengan pangsa 27,8 persen, didorong permintaan yang kuat dari sektor cloud maupun enterprise. Bahkan di pasar desktop, performa Ryzen tampak mengesankan. Pangsa pendapatan desktop AMD melonjak 20,5 poin dari tahun lalu dan hampir 5 poin d...

Teknologi Semikonduktor China Terhambat. Peluncuran Deepseek R2 Ditunda

Kasus DeepSeek dan Huawei Ascend menunjukkan bahwa ambisi Tiongkok untuk mandiri dalam teknologi semikonduktor AI masih menghadapi jalan terjal. Startup AI yang sempat naik daun dengan model R1 pada Januari lalu itu dipaksa menunda peluncuran penerusnya, R2, setelah gagal melatih model menggunakan chip Ascend buatan Huawei.  Upaya yang didorong langsung oleh regulator Beijing itu akhirnya berujung kompromi: training tetap memakai GPU Nvidia, sementara inference dijalankan di atas Ascend. Kegagalan ini bukan sekadar soal teknis, melainkan cermin dari kesenjangan mendasar antara ekosistem chip Tiongkok dan Nvidia. Training model AI berskala besar menuntut perangkat keras dengan kecepatan, reliabilitas, serta ekosistem perangkat lunak yang matang. Ascend terbukti masih rentan terhadap bug, kecepatan interkoneksi yang tidak stabil, dan software stack yang belum selevel CUDA milik Nvidia. Bahkan dengan dukungan langsung dari tim engineer Huawei di lokasi, DeepSeek tak berhasil menyelesa...

Monitor Gaming OLED Terbaik Samsung, Odyssey OLED G6 dan G7

Pasar monitor gaming kembali diguncang oleh Samsung dengan pengumuman trio terbaru dalam lini Odyssey. Sorotan utama jatuh pada Odyssey OLED G6 berukuran 27 inci, yang digadang sebagai monitor OLED gaming pertama di dunia dengan refresh rate 500Hz.  Angka ini terdengar berlebihan bagi sebagian orang, namun jelas menyasar segmen gamer kompetitif ekstrem yang menganggap refresh rate 240Hz atau 360Hz sudah tidak lagi cukup. Spesifikasi G6 memang tidak main-main. Monitor ini hadir dengan resolusi QHD, respons 0,03ms, kecerahan hingga 1.000 nits, serta sertifikasi VESA DisplayHDR True Black 500. Teknologi QD-OLED memastikan warna lebih kaya, sementara dukungan Nvidia G-SYNC dan AMD FreeSync Premium Pro membuat pengalaman gaming bebas tearing.  Samsung bahkan menambahkan lapisan “Glare Free” agar tetap nyaman digunakan di berbagai kondisi pencahayaan, serta teknologi OLED Safeguard+ untuk mengurangi risiko burn-in yang selama ini menjadi momok layar OLED. Dengan validasi Pantone, wa...

GitHub Milik Siapa? Kini Dikuasai Penuh Microsoft

GitHub, rumah terbesar bagi para pengembang perangkat lunak, tengah memasuki babak baru yang cukup signifikan. Thomas Dohmke, CEO yang selama ini dianggap sebagai jembatan antara komunitas open source dan Microsoft, resmi mundur untuk mengejar ambisinya untuo berwirausaha.  Kepergiannya menandai berakhirnya masa transisi GitHub sebagai entitas yang relatif mandiri di bawah Microsoft. Kini, platform berbagi kode tersebut sepenuhnya dipetakan ke dalam struktur raksasa perangkat lunak asal Redmond. Pengumuman restrukturisasi datang dari Jay Parikh, kepala Microsoft CoreAI, yang mengungkapkan GitHub akan dibagi ke dalam beberapa jalur pelaporan langsung ke eksekutif Microsoft. Julia Liuson, pemimpin divisi developer Microsoft, akan mengendalikan pendapatan, engineering, dan dukungan GitHub. Sementara itu, Mario Rodriguez, Chief Product Officer GitHub, akan melapor langsung kepada Asha Sharma, wakil presiden Microsoft AI Platform. Dengan skema ini, jelas arah GitHub semakin terkunci ke...