Langsung ke konten utama

Cara Baru Mengetahui Online Shop Instagram Palsu

Modus penipuan online shop semakin banyak dilakukan dengan berbagai cara yang baru dan lebih cerdik. Banyak pembeli yang menjadi korban, terlebih lagi di aplikasi Instagram. 

Aplikasi sosial media seperti Instagram memang menjanjikan untuk meraup banyak pemirsa yang bisa menjadi pelanggan bagi para pelapak. Apalagi melihat popularitas platform tersebut untuk berjualan berbagai macam barang.


Sayangnya, masalah berikutnya muncul jika kita menggunakan Instagram sebagai tempat jual beli. Pembeli maupun penjual harus menggunakan website, e-commerce atau transfer secara langsung. Apa masalahnya?

Dengan kata lain, Instagram hanya menjadi sebagai media promosi saja. Tidak ada jaminan barang benar-benar dikirim oleh penjual dan uang kita bisa kembali atau tidak dikirimkan ke penjual seperti kalau kita bertransaksi di platform e-commerce.


Seringkali korban yang sudah mentransfer sejumlah uang tidak menerima sama sekali barang yang dibelinya. Kalaupun diterima, barangnya tidak sesuai dengan yang dijanjikan dan kita tidak bisa komplain karena kerap akun Instagram yang menjualnya pun sudah lenyap.

Penipuan semacam ini banyak dilakukan dan korbannya bisa siapa saja dan di mana saja. Untuk  mengetahui ciri-ciri Online Shop Instagram Palsu, begini caranya:

1. Follower dan Jumlah Like Tidak Sebanding

Followers di Instagram bisa saja dibeli, mungkin untuk menunjukan bahwa akun tersebut sudah terkenal. Sebenarnya hal ini sah-sah saja, namun untuk online shop patut dicurigai. Followers palsu ini dapat dilihat dari jumlah like yang tidak sebanding dengan jumlah followers.

2. Tidak Mau Melakukan Pembayaran Melalui E-Commerce

Biasanya Online Shop di Instagram yang benar-benar menjual barangnya dengan serius akan memberikan opsi pembayaran dengan menggunakan E-Commerse seperti Tokopedia, Shopee, Lazada dll jika kita memintanya.

Namun jika penjual bersikeras tidak mau melakukan pembayaran dengan pihak ketiga atau aplikasi E-Commerce, hal ini patut dicurigai. Pembayaran melalui E-Commerce terbilang lebih aman karena paketmu dengan mudah di track.

3. Foto Feed Hasil Curian

Foto Feed olshop palsu di Instagram biasanya mengunakan foto dari olshop lain. Meskipun sulit untuk melihat foto tersebut curian atau bukan, salah satu caranya adalah dari stories yang diupload penjual.

Jika stories hanya menggunakan foto saja dan sama dengan yang ada di Feed, calon pembeli harus curiga, karena artinya foto hanya satu dan tidak ada referensi lain produk tersebut. Penjual di Instagram khususnya biasanya memperlihatkan detail barang dengan berbagai sudut yang berbeda bahkan mereka menggunakan video di storiesnya.


Baca juga:

4. Testimoni Mencurigakan

Testimoni biasanya dicantumkan di sorotan, testimoni palsu biasanya menggunakan kalimat yang berlebihan dan sangat detail mengenai produk. Biasanya kata-kata tersebut menggunakan pemilihan kata yang hampir sama dengan testimoni toko olshop lain.

5. Nomor Rekening Berubah-ubah

Jika pembayaran menggunakan transper bank, terkadang nomor rekening yang digunakan berubah-ubah. Untuk mengecek hal ini sebenarnya cukup ribet dan kamu harus memiliki dua nomor ponsel yang berbeda dengan selang waktu.


Misalnya kamu chat hari Senin dan kamu dikirim nomor rekening A, dengan nomor berbeda kamu chat lagi olshop tersebut di hari Sabtu misalnya dan tanyakan nomor rekeningnya. Jika berbeda kamu harus curiga.

6. Muncul Nama 'Penipu' di Aplikasi Get Contact

Cara ini merupakan cara yang paling mudah untuk dilakukan. Namun, kamu perlu menginstal aplikasi Get Contact terlebih dahulu di Play Store.Jika mencari nomor telepon penjual dan keluar nama penipu, kamu perlu curiga. Selain ada kata penipu, banyak nama kontak penjual yang disembunyikan di aplikasi Get Contact juga merupakan tanda bahwa nomor kontak penjual adalah nomor kontak penipu.

Bagaimana gusy? Masih berminat belanja lewat orang yang berjualan di Instagram? Perhatikan tanda-tanda di atas ya. Semoga Bermanfaat.

Postingan Populer

Review Asus ROG Zephyrus G14 GA403UU. Laptop Gaming Tipis Futuristis

Dalam dunia laptop gaming yang semakin kompetitif, Asus kembali mengukuhkan posisinya di industri laptop gaming tipis lewat seri ROG Zephyrus G14. Di pasaran, salah satu model laptop gaming tipis yang jadi andalan Asus adalah seri ROG Zephyrus G14 GA403UU. Laptop gaming tipis yang hadir pada kisaran tahun 2024 ini membawa kombinasi menarik antara performa tinggi, teknologi terkini, dan desain yang super portabel. Dengan layar OLED 3K yang memanjakan mata, GPU RTX 4050 yang efisien, serta dukungan AI dari prosesor Ryzen 7 8845HS, laptop ini ditujukan untuk gamer dan kreator yang menuntut performa dalam dimensi ringkas. Yang menjadi daya tarik utama dari G14 adalah bagaimana Asus berhasil meramu laptop 14 inci ini menjadi sebuah mesin bertenaga tanpa mengorbankan kenyamanan dan keindahan desain. Bobot hanya 1,5 kg, menjadikannya salah satu laptop gaming teringan di kelasnya. Di sisi lain, perangkat ini juga membawa berbagai fitur profesional seperti layar Pantone Validated dan Dolby Atmo...

Sony Xperia: Bertahan demi Gengsi, Bukan Demi Pasar

Sony tampaknya masih enggan mengakui bahwa divisi ponsel pintarnya, Xperia, sudah lama kehilangan relevansi. Dalam laporan keuangan terbaru, CFO Sony, Lin Tao, bersikeras menyebut Xperia sebagai “bisnis yang sangat penting” bagi masa depan perusahaan.  Masalahnya, sulit menemukan data penjualan atau pangsa pasar yang mendukung klaim sang CFO tersebut. Realitasnya, Xperia juga sudah lama menjadi bayang-bayang dari kejayaan masa lalu. Seperti diketahui, Sony sudah lama menarik diri dari pasar AS, melemah di pasar Jepang, bahkan menghentikan produksi tahun ini. Rumor soal mundurnya Sony dari Eropa semakin memperkuat kesan bahwa Xperia kini hanya hidup di lingkaran penggemar fanatik yang semakin sedikit, serta dengan peluncuran produk yang jarang dan distribusi terbatas. Ucapan Lin Tao tentang “menghargai teknologi komunikasi” yang telah dikembangkan lama memang masuk akal. Teknologi kamera dan komponen Xperia sering kali dipakai di lini produk lain Sony, seperti kamera mirrorless atau...

Oxmiq Labs Siap Guncang Dominasi GPU Nvidia

Raja Koduri, mantan arsitek GPU di AMD dan Intel, kembali ke panggung lewat startup barunya, Oxmiq Labs, dengan ambisi mengguncang dominasi Nvidia di pasar AI. Misinya? Merombak total ekosistem GPU yang ada saat ini. Caranya adalah lewat pendekatan "Software First" yang menjanjikan kompatibilitas aplikasi CUDA berbasis Python di berbagai hardware. Yang menarik, semua rencananya akan dapat dilakukan tanpa modifikasi kode. Oxmiq membawa arsitektur baru bernama OXCORE, yang memadukan unit scalar, vector, dan tensor, serta desain chiplet OXQUILT yang memungkinkan produsen merakit komponen komputasi layaknya Lego. Strategi ini diklaim bisa memangkas biaya R&D dan mempercepat pengembangan dari perangkat kecil hingga data center. Mitra besar seperti Tenstorrent dan MediaTek sudah masuk ke daftar pendukung awal. Namun, di balik jargon futuristis seperti “Atoms to Agents”, ada tantangan besar: membangun ekosistem dan perangkat lunak yang cukup matang untuk menandingi CUDA yang sud...

Nvidia Siapkan RTX 50 SUPER untuk Libur Akhir Tahun

Rumor panas dari TweakTown menyebutkan bahwa Nvidia tengah menyiapkan kartu grafis RTX 50 SUPER untuk rilis akhir 2025. Targetnya jelas: menggaet momentum belanja liburan dan memancing gelombang upgrade PC menjelang tahun baru.  Langkah ini terasa seperti strategi klasik Nvidia. Masuk dengan produk “baru” di momen konsumen sedang lapar teknologi. Namun, mari kita jujur: label “SUPER” jarang berarti lompatan besar. Berdasarkan bocoran, RTX 5080 SUPER akan membawa 24GB VRAM, sedangkan RTX 5070 Ti SUPER menawarkan 18GB VRAM. Angka yang impresif di brosur, tapi tetap saja, ini lebih ke pamer kapasitas memori daripada revolusi arsitektur. Tidak ada kabar soal peningkatan signifikan pada performa inti Blackwell, sehingga besar kemungkinan ini hanya penyegaran kosmetik dengan sedikit bumbu marketing. Nvidia sendiri sedang berada di posisi aneh. Peluncuran awal RTX 50 series tidak sepenuhnya sukses, dengan stok melimpah di kelas atas yang sulit terserap pasar. SUPER refresh ini bisa jadi c...

GPT-5 Resmi Meluncur. Fitur, Kelebihan, dan Hype di Balik AI Terbaru OpenAI

OpenAI akhirnya merilis GPT-5, penerus GPT-4 yang sudah ditunggu peluncurannya selama lebih dari dua tahun terakhir. Dalam pengumumannya, CEO Sam Altman menyebutnya sebagai “peningkatan besar” menuju visi AGI (Artificial General Intelligence).  Perusahaan senilai US$300 miliar ini mengklaim GPT-5 unggul di sains, matematika, dan coding, meski pengguna gratis akan cepat merasakan batasan kuota. Sorotan utamanya ada pada fitur “vibe coding”, konsep software-on-demand yang memungkinkan pengguna melempar prompt dan langsung mendapatkan kode jadi. Secara teknis, GPT-5 memang mencetak poin penting: mengalahkan model Anthropic di SWE-bench Verified, standar industri untuk mengukur kemampuan coding AI. Beberapa pemain besar mulai tergoda, seperti CEO Anysphere, Michael Truell, yang menyebut GPT-5 “remarkably intelligent”. Jika adopsi ini meluas, pendapatan tahunan OpenAI yang kini di angka US$12 miliar bisa melonjak ke US$20 miliar pada 2025.  Namun demikian, lembaga riset Gartner men...