Langsung ke konten utama

Cara Membuat Suara Spotify Jadi Lebih Merdu

Setiap orang memiliki selera musik yang berbeda. Beberapa orang lebih suka musik dengan dentuman bass yang keras dan yang lainnya menyukai musik dansa elektronik.

Di sisi lain, ada juga orang yang menyukai suara vokal yang jernih dan nada gitar yang terdengar seperti gemerlap. Meski begitu, kualitas musik yang baik adalah fitur yang semua orang cari.


Jika kamu mencoba untuk mendengarkan musik yang lebih baik kualitasnya di Spotify, selain perangkat keras, ada proses yang sangat sederhana. Caranya sangat mudah dan dapat kamu lakukan dalam hitungan detik dalam aplikasi ini. Bagaima cara membuat suara Spotify jadi lebih merdu? Berikut ini langkahnya:


Langkah-langkah mudah di bawah ini bisa Anda coba untuk membuat kualitas musik di Spotify Anda menjadi lebih merdu. Baik di Spotify untuk PC ataupun Spotify untuk smartphone.


Spotify Desktop:
- Buka Spotify
- Buka Preferensi
- Di bawah 'Kualitas Musik', klik Kualitas streaming
- Pilih preferensi Anda

Spotify Smartphone:
- Buka Spotify
- Ketuk Beranda
- Klik Pengaturan
- Di bawah Kualitas Audio, pilih kualitas pilihan Anda

Opsi di atas bisa dilakukan untuk mengubah kualitas musik yang sedang diputar. Mengubah kualitas streaming pada Spotify tidak diragukan lagi akan berdampak pada kualitas suaranya.

Namun selain itu ada cara lain yang juga dapat Anda lakukan untuk membuat musik terdengar menjadi lebih baik, yaitu dengan cara menyesuaikan equalizer.

Apa itu equalizer?
Equalizer pada dasarnya adalah filter audio yang dapat mengisolasi atau meningkatkan frekuensi tertentu. Fitur ini dapat membuat kamu dapat mengubah suara dari musik yang keluar menjadi selera Anda.

Suara pada dasarnya adalah frekuensi dan dengan menambahkan filter, memotong, menurunkan, atau meningkatkan frekuensi tertentu. Dan itu akan mengubah bagaimana musik yang sedang diputar akan terdengar.


Sebagai contoh, misalnya jika Anda ingin meningkatkan bass dalam sebuah lagu, Anda dapat melakukannya dengan menyesuaikan equalizer dengan menaikkan frekuensi yang lebih rendah.

Atau, jika sebuah lagu terdengar terlalu bass, kamu dapat mencoba menurunkan frekuensi yang lebih rendah dan meningkatkan mid atau high untuk menyeimbangkannya. 

Alasan mengapa Anda perlu melakukan penyesuaian ini adalah karena terkadang headphone atau speaker yang Anda gunakan mungkin lebih condong ke salah satu spektrum saja. Dan dengan menggunakan equalizer, Anda dapat membantu menyeimbangkan suara yang keluar.

Baca juga:

Cara menyesuaikan equalizer di Spotify:

  • Buka Spotify di smartphone
  • Klik Beranda
  • Klik Pengaturan
  • Untuk iOS, ketuk Playback > Equalizer dan aktifkan. Sedangkan untuk Android  fitur ini ada di bawah Kualitas Musik, kemudian klik Equalizer
  • Pilih preset atau seret titik untuk melakukan penyesuaian secara manual



Jika Anda mendengarkan Spotify dan kualitasnya tidak sebagus yang diinginkan, kemungkinan besar hal itu disebabkan oleh peralatan audio yang Anda gunakan. 

Di Spotify versi Gratis dan Premium, kamu memiliki opsi untuk memilih kualitasnya. Namun, dengan Spotify Free, opsi kualitas "Tinggi" hanya mencapai 160kbit/dtk. Sedangkan jika berlangganan secara Premium, kamu dapat memilih  kualitas suara "Sangat Tinggi" pada 320kbit/dtk.

Postingan Populer

Review Asus ROG Zephyrus G14 GA403UU. Laptop Gaming Tipis Futuristis

Dalam dunia laptop gaming yang semakin kompetitif, Asus kembali mengukuhkan posisinya di industri laptop gaming tipis lewat seri ROG Zephyrus G14. Di pasaran, salah satu model laptop gaming tipis yang jadi andalan Asus adalah seri ROG Zephyrus G14 GA403UU. Laptop gaming tipis yang hadir pada kisaran tahun 2024 ini membawa kombinasi menarik antara performa tinggi, teknologi terkini, dan desain yang super portabel. Dengan layar OLED 3K yang memanjakan mata, GPU RTX 4050 yang efisien, serta dukungan AI dari prosesor Ryzen 7 8845HS, laptop ini ditujukan untuk gamer dan kreator yang menuntut performa dalam dimensi ringkas. Yang menjadi daya tarik utama dari G14 adalah bagaimana Asus berhasil meramu laptop 14 inci ini menjadi sebuah mesin bertenaga tanpa mengorbankan kenyamanan dan keindahan desain. Bobot hanya 1,5 kg, menjadikannya salah satu laptop gaming teringan di kelasnya. Di sisi lain, perangkat ini juga membawa berbagai fitur profesional seperti layar Pantone Validated dan Dolby Atmo...

Sony Xperia: Bertahan demi Gengsi, Bukan Demi Pasar

Sony tampaknya masih enggan mengakui bahwa divisi ponsel pintarnya, Xperia, sudah lama kehilangan relevansi. Dalam laporan keuangan terbaru, CFO Sony, Lin Tao, bersikeras menyebut Xperia sebagai “bisnis yang sangat penting” bagi masa depan perusahaan.  Masalahnya, sulit menemukan data penjualan atau pangsa pasar yang mendukung klaim sang CFO tersebut. Realitasnya, Xperia juga sudah lama menjadi bayang-bayang dari kejayaan masa lalu. Seperti diketahui, Sony sudah lama menarik diri dari pasar AS, melemah di pasar Jepang, bahkan menghentikan produksi tahun ini. Rumor soal mundurnya Sony dari Eropa semakin memperkuat kesan bahwa Xperia kini hanya hidup di lingkaran penggemar fanatik yang semakin sedikit, serta dengan peluncuran produk yang jarang dan distribusi terbatas. Ucapan Lin Tao tentang “menghargai teknologi komunikasi” yang telah dikembangkan lama memang masuk akal. Teknologi kamera dan komponen Xperia sering kali dipakai di lini produk lain Sony, seperti kamera mirrorless atau...

Oxmiq Labs Siap Guncang Dominasi GPU Nvidia

Raja Koduri, mantan arsitek GPU di AMD dan Intel, kembali ke panggung lewat startup barunya, Oxmiq Labs, dengan ambisi mengguncang dominasi Nvidia di pasar AI. Misinya? Merombak total ekosistem GPU yang ada saat ini. Caranya adalah lewat pendekatan "Software First" yang menjanjikan kompatibilitas aplikasi CUDA berbasis Python di berbagai hardware. Yang menarik, semua rencananya akan dapat dilakukan tanpa modifikasi kode. Oxmiq membawa arsitektur baru bernama OXCORE, yang memadukan unit scalar, vector, dan tensor, serta desain chiplet OXQUILT yang memungkinkan produsen merakit komponen komputasi layaknya Lego. Strategi ini diklaim bisa memangkas biaya R&D dan mempercepat pengembangan dari perangkat kecil hingga data center. Mitra besar seperti Tenstorrent dan MediaTek sudah masuk ke daftar pendukung awal. Namun, di balik jargon futuristis seperti “Atoms to Agents”, ada tantangan besar: membangun ekosistem dan perangkat lunak yang cukup matang untuk menandingi CUDA yang sud...

Nvidia Siapkan RTX 50 SUPER untuk Libur Akhir Tahun

Rumor panas dari TweakTown menyebutkan bahwa Nvidia tengah menyiapkan kartu grafis RTX 50 SUPER untuk rilis akhir 2025. Targetnya jelas: menggaet momentum belanja liburan dan memancing gelombang upgrade PC menjelang tahun baru.  Langkah ini terasa seperti strategi klasik Nvidia. Masuk dengan produk “baru” di momen konsumen sedang lapar teknologi. Namun, mari kita jujur: label “SUPER” jarang berarti lompatan besar. Berdasarkan bocoran, RTX 5080 SUPER akan membawa 24GB VRAM, sedangkan RTX 5070 Ti SUPER menawarkan 18GB VRAM. Angka yang impresif di brosur, tapi tetap saja, ini lebih ke pamer kapasitas memori daripada revolusi arsitektur. Tidak ada kabar soal peningkatan signifikan pada performa inti Blackwell, sehingga besar kemungkinan ini hanya penyegaran kosmetik dengan sedikit bumbu marketing. Nvidia sendiri sedang berada di posisi aneh. Peluncuran awal RTX 50 series tidak sepenuhnya sukses, dengan stok melimpah di kelas atas yang sulit terserap pasar. SUPER refresh ini bisa jadi c...

GPT-5 Resmi Meluncur. Fitur, Kelebihan, dan Hype di Balik AI Terbaru OpenAI

OpenAI akhirnya merilis GPT-5, penerus GPT-4 yang sudah ditunggu peluncurannya selama lebih dari dua tahun terakhir. Dalam pengumumannya, CEO Sam Altman menyebutnya sebagai “peningkatan besar” menuju visi AGI (Artificial General Intelligence).  Perusahaan senilai US$300 miliar ini mengklaim GPT-5 unggul di sains, matematika, dan coding, meski pengguna gratis akan cepat merasakan batasan kuota. Sorotan utamanya ada pada fitur “vibe coding”, konsep software-on-demand yang memungkinkan pengguna melempar prompt dan langsung mendapatkan kode jadi. Secara teknis, GPT-5 memang mencetak poin penting: mengalahkan model Anthropic di SWE-bench Verified, standar industri untuk mengukur kemampuan coding AI. Beberapa pemain besar mulai tergoda, seperti CEO Anysphere, Michael Truell, yang menyebut GPT-5 “remarkably intelligent”. Jika adopsi ini meluas, pendapatan tahunan OpenAI yang kini di angka US$12 miliar bisa melonjak ke US$20 miliar pada 2025.  Namun demikian, lembaga riset Gartner men...