Langsung ke konten utama

Unboxing Preview Asus VivoBook Pro 14X OLED

Kali ini kita akan unboxing salah satu laptop terbaru Asus yakni VivoBook N7400P. Katanya sih ini model pertama dari Creator series. Seperti apa, yuk kita bongkar. Kabarnya, creator series ini akan jadi andalan Asus di tahun 2022 mendatang. Ia ditujukan untuk content creator pemula, sampai profesional.

Di dalam boksnya, ada laptopnya, yang katanya akan: Wow the World, dan ada juga tas ransel yang jadi bonusnya. Kardus laptopnya sendiri kecil, ringkas dan desainnya beda dengan seri VivoBook yang biasa.


Di salah satu sisinya ada label spesifikasi dan keterangan cara handling perangkat. Masih sama seperti yang sebelumnya. Kalau kita bongkar kardus laptopnya, di dalamnya, ada laptopnya dan tulisan environment gede banget. Mungkin Asus mau menunjukkan bahwa karton kemasan laptop ini merupakan karton daur ulang sehingga ramah lingkungan.



Nah, ini laptopnya. Kita dapat yang warna silver yang tampak mewah. Oke, kita singkirkan dulu laptopnya dan lihat kelengkapan penjualan.


Pertama, kartu garansi. Berikutnya, informasi soal MyAsus, tools penting banget dari Asus, buku panduan penggunaan, dan ini dia. Stiker yang berlimpah. Ya maklum lah, VivoBook ini kan ditujukan untuk Gen-Z yang BS seperti kita-kita ini. Butuh sticker!

Stikernya sendiri eksklusif didesain ASUS khusus untuk VivoBook seri ini karena stikernya sendiri beda dengan seri yang sebelumnya beredar. Berikutnya, charger. Bentuknya cukup besar seperti charger TUF Dash atau ZenBook Pro.

Dayanya 120 Watt, harusnya cukup untuk menjalankan GeForce RTX 3050 secara full load. Jack chargernya sendiri juga sama seperti ZenBook yang pakai GeForce GTX atau RTX. 20 volt 6 ampere, sama dengan 120 watt. Kabelnya, standar kabel power laptop consumer Asus. Kita ke laptopnya.

Asus mengklaim, laptop ini terbaik untuk para creator. Dan ini dia laptopnya. Wow. 

Dari sisi keyboard, Asus memberikan aksen kekinian ala gen Z di keyboard-nya. Ia hadir dengan prosesor Intel Core, GeForce RTX dan Pantone Validated. Ada juga Microsoft Office full version di dalam. Label stiker di kanan ini menjelaskan fitur unggulan laptop yang bersangkutan.


Dari sisi desain, laptopnya sendiri sangat ringan dan tipis, tapi punya kelengkapan yang banyak. Selain 2 port USB tadi, ada juga audio jack, microSD card, USB Type-C, HDMI dan USB 3.0 di sisi sebaliknya. Speaker output ada di bawah alias down firing.

O ya, tidak seperti seri VivoBook lainnya, VivoBook seri ini juga tidak menggunakan engsel ergolift, Jadi, biasa saja. Tapi tentunya ada bantalan karet di area balakang bagian bawah laptop untuk membentuk sudut saat pengguna sedang memakai laptop untuk kerja. Meski tidak ergolift, engselnya pun kuat dan dapat dibuka dengan satu tangan saja.

Begitu dibuka, Anda cukup menyentuh tombol power saja yang sekaligus berfungsi sebagai sensor fingerprint. Memanfaatkan Windows Helo, laptop langsung login ke Windows dalam satu detik saja, tanpa perlu mengetikkan PIN atau password.

Baca juga:


Berhubung untuk creator, laptop ini punya touchpad yang lebar dan punya fitur unggulan. Ya, kalau Anda swap dari ujung kanan atas ke arah tengah, akan muncul Asus soft dial di kiri touchpad.

Kalau lampu kita matikan, semua akan tampak lebih jelas. Laptop ini punya tiga tingkat kecerahan backlit keyboard. Ini sangat bermanfaat kalau creator yang bersangkutan bekerja dalam gelap atau sampai larut malam.


Fitur utama laptop ini ada di Asus Dial-nya. Kalau di desktop Windows, Asus dial ini bisa digunakan untuk mengatur brightness. Tapi kalau Anda punya software Adobe Creative Suite, tombol ini bisa punya fungsi lebih banyak.

Lalu, seperti apa keluaran suara speakernya? Silakan simak di video di bawah. Yang pasti menurut kami, untuk sebuah laptop tipis, suaranya oke dan cukup lantang. Lalu layar OLED-nya? Mantap! Oke, sekian unboxing dan impresi kami terhadap Asus VivoBook Pro 14X OLED N7400. Agar lebih jelas, silakan simak video berikut:


Postingan Populer

Review Asus ROG Zephyrus G14 GA403UU. Laptop Gaming Tipis Futuristis

Dalam dunia laptop gaming yang semakin kompetitif, Asus kembali mengukuhkan posisinya di industri laptop gaming tipis lewat seri ROG Zephyrus G14. Di pasaran, salah satu model laptop gaming tipis yang jadi andalan Asus adalah seri ROG Zephyrus G14 GA403UU. Laptop gaming tipis yang hadir pada kisaran tahun 2024 ini membawa kombinasi menarik antara performa tinggi, teknologi terkini, dan desain yang super portabel. Dengan layar OLED 3K yang memanjakan mata, GPU RTX 4050 yang efisien, serta dukungan AI dari prosesor Ryzen 7 8845HS, laptop ini ditujukan untuk gamer dan kreator yang menuntut performa dalam dimensi ringkas. Yang menjadi daya tarik utama dari G14 adalah bagaimana Asus berhasil meramu laptop 14 inci ini menjadi sebuah mesin bertenaga tanpa mengorbankan kenyamanan dan keindahan desain. Bobot hanya 1,5 kg, menjadikannya salah satu laptop gaming teringan di kelasnya. Di sisi lain, perangkat ini juga membawa berbagai fitur profesional seperti layar Pantone Validated dan Dolby Atmo...

Teknologi Semikonduktor China Terhambat. Peluncuran Deepseek R2 Ditunda

Kasus DeepSeek dan Huawei Ascend menunjukkan bahwa ambisi Tiongkok untuk mandiri dalam teknologi semikonduktor AI masih menghadapi jalan terjal. Startup AI yang sempat naik daun dengan model R1 pada Januari lalu itu dipaksa menunda peluncuran penerusnya, R2, setelah gagal melatih model menggunakan chip Ascend buatan Huawei.  Upaya yang didorong langsung oleh regulator Beijing itu akhirnya berujung kompromi: training tetap memakai GPU Nvidia, sementara inference dijalankan di atas Ascend. Kegagalan ini bukan sekadar soal teknis, melainkan cermin dari kesenjangan mendasar antara ekosistem chip Tiongkok dan Nvidia. Training model AI berskala besar menuntut perangkat keras dengan kecepatan, reliabilitas, serta ekosistem perangkat lunak yang matang. Ascend terbukti masih rentan terhadap bug, kecepatan interkoneksi yang tidak stabil, dan software stack yang belum selevel CUDA milik Nvidia. Bahkan dengan dukungan langsung dari tim engineer Huawei di lokasi, DeepSeek tak berhasil menyelesa...

GitHub Milik Siapa? Kini Dikuasai Penuh Microsoft

GitHub, rumah terbesar bagi para pengembang perangkat lunak, tengah memasuki babak baru yang cukup signifikan. Thomas Dohmke, CEO yang selama ini dianggap sebagai jembatan antara komunitas open source dan Microsoft, resmi mundur untuk mengejar ambisinya untuo berwirausaha.  Kepergiannya menandai berakhirnya masa transisi GitHub sebagai entitas yang relatif mandiri di bawah Microsoft. Kini, platform berbagi kode tersebut sepenuhnya dipetakan ke dalam struktur raksasa perangkat lunak asal Redmond. Pengumuman restrukturisasi datang dari Jay Parikh, kepala Microsoft CoreAI, yang mengungkapkan GitHub akan dibagi ke dalam beberapa jalur pelaporan langsung ke eksekutif Microsoft. Julia Liuson, pemimpin divisi developer Microsoft, akan mengendalikan pendapatan, engineering, dan dukungan GitHub. Sementara itu, Mario Rodriguez, Chief Product Officer GitHub, akan melapor langsung kepada Asha Sharma, wakil presiden Microsoft AI Platform. Dengan skema ini, jelas arah GitHub semakin terkunci ke...

Review Laptop AMD, Lenovo Yoga 7 2-in-1 14AHP9

Perkembangan teknologi laptop dalam dua tahun terakhir bergerak pesat menuju era AI PC. Saat ini, perangkat tidak hanya mengandalkan kecepatan prosesor, tetapi juga kecerdasan komputasi yang terintegrasi.  Dengan akselerator AI dan fitur Copilot+ di Windows, pengguna bisa bekerja lebih cepat, berkreasi lebih leluasa, serta menikmati hiburan yang lebih imersif. Bagi pengguna profesional maupun kreator, kemampuan AI yang tertanam langsung di perangkat menjanjikan pengalaman komputasi yang semakin personal dan responsif. Salah satu contoh nyata dari tren AI PC adalah Lenovo Yoga 7 2-in-1 14AHP9. Perangkat tersebut memadukan desain fleksibel khas Yoga, panel OLED yang memanjakan mata, dan prosesor AMD Ryzen 7 8840HS yang sudah mengusung GPU Radeon 780M terintegrasi.  Dengan kombinasi keduanya, Yoga 7 bukan hanya menarik untuk pekerjaan kreatif dan multitasking, tetapi juga menjadi salah satu kandidat utama untuk laptop AI di segmen 2-in-1 premium. Desain Dari segi desain, Lenovo Y...

Sony Xperia: Bertahan demi Gengsi, Bukan Demi Pasar

Sony tampaknya masih enggan mengakui bahwa divisi ponsel pintarnya, Xperia, sudah lama kehilangan relevansi. Dalam laporan keuangan terbaru, CFO Sony, Lin Tao, bersikeras menyebut Xperia sebagai “bisnis yang sangat penting” bagi masa depan perusahaan.  Masalahnya, sulit menemukan data penjualan atau pangsa pasar yang mendukung klaim sang CFO tersebut. Realitasnya, Xperia juga sudah lama menjadi bayang-bayang dari kejayaan masa lalu. Seperti diketahui, Sony sudah lama menarik diri dari pasar AS, melemah di pasar Jepang, bahkan menghentikan produksi tahun ini. Rumor soal mundurnya Sony dari Eropa semakin memperkuat kesan bahwa Xperia kini hanya hidup di lingkaran penggemar fanatik yang semakin sedikit, serta dengan peluncuran produk yang jarang dan distribusi terbatas. Ucapan Lin Tao tentang “menghargai teknologi komunikasi” yang telah dikembangkan lama memang masuk akal. Teknologi kamera dan komponen Xperia sering kali dipakai di lini produk lain Sony, seperti kamera mirrorless atau...