Langsung ke konten utama

Unboxing Asus VivoBook A416JA

Kali ini kita akan melihat laptop anyar yang dijual Asus di Indonesia yakni VivoBook A416JA. Laptop tersebut sudah menggunakan prosesor Core generasi ke-10 versi hemat, yakni Core-i3 dengan RAM 4GB dan SSD 512GB. Gak usah pake lama, yuk, kita unboxing laptopnya.

Dari sisi kemasan, VivoBook A416 ini sama seperti laptop mainstream Asus lainnya. Sedikit berbeda adalah di bagian dalamnya yang tampak lebih rapi dari biasanya karena ada karton penutup. Kalau kita buka, di bawahnya, tentunya ada laptop yang terbungkus kain.



Laptopnya yang kita dapatkan kali ini berwarna abu-abu dengan campuran material logam di atas dan plastik di bawah. Terdapat lubang pendinginan yang cukup besar di area bawah, dua speaker, dan output panas di sisinya.



Dari sisi desain, laptop ini tampak serupa dengan seri VivoBook seri terdahulu. Logonya pun masih logo Asus belum Asus VivoBook apalagi yang agak menggeser ke pinggir. Bedanya dengan yang dulu-dulu, ia sudah menggunakan Core 10th Gen dan yang menarik, sudah lengkap dengan Microsoft Office di dalamnya.



Touchpadnya cukup standar, smooth saat disentuh, namun sayangnya tidak ada fingerprint sensor di sana. Ini artinya, VivoBook A416 ini memang merupakan seri entry level untuk komputasi mendasar dan cukup dipakai untuk bekerja dan menyelesaikan tugas-tugas dengan aplikasi Office full version.



Di sisi kiri, ada port power, USB-C, pembuangan panas, port HDMI dan USB. Di sisi kanan, ada lampu indikator, slot microSD, audio, dua port USB dan Kensington Lock.

Yang menarik, ternyata Asus menyediakan dudukan dan juga kabel untuk ekspansi, pemasangan harddisk ataupun SSD SATA 2.5 inci dan juga sticker heatspreader.

Buku manual ada di kompartemen kiri. Dan ternyata, ada juga penjelasan tentang My Asus dan layanan premium untuk pengguna, dan juga panduan penggunaan.



Baca juga:


Di kompartemen kanan, ada charger yang ukurannya cukup mungil dengan output 19 volt 2,37 ampere atau 45 watt.



Oke, kembali ke laptopnya. Asus VivoBook A416 ini punya desain VivoBook klasik yang sederhana. Bezel kiri kanannya sudah tipis namun bagian atas cukup lebar untuk menampung webcam. Sayangnya, resolusi webcam-nya sendiri hanya VGA.

Untuk keyboard-nya sendiri, desainnya chiclet biasa, cukup empuk dan ini nih. Meski ia laptop mainstream ke bawah, tapi Asus sudah menyediakan backlit di bagian bawah tombol keyboard dengan tiga kecerahan.

Ya, laptop ini bukan laptop mahal, melainkan laptop terjangkau yang sangat cocok untuk digunakan para pelajar, mahasiswa ataupun karyawan. Produk ini juga baru bermunculan di Tokopedia, Blibli, Shopee dan lain-lain dengan harga Rp7,8 jutaan. 



Ya, tampaknya Asus menghadirkan laptop ini buat mereka yang bersiap menyambut 2021 dengan perangkat kerja terbaru demi mendongkrak produktivitas.

Seperti apa performanya? Lalu, apa saja yang bisa di-upgrade dari laptop ini? Simak artikel kita berikutnya ya guys. Kita mau coba-coba dulu laptopnya.

Postingan Populer

Laptop Gaming Murah dengan GeForce RTX 5000 Series, Beredar!

Asus kembali menghadirkan inovasi terbarunya di lini laptop gaming melalui Asus Gaming V16. Seperti diketahui, Asus gaming merupakan lini laptop gaming murah yang memadukan performa AI modern, grafis bertenaga, efisiensi daya tinggi, serta ketahanan fisik berstandar militer.  Produk ini menyasar tak hanya bagi para gamer dan profesional yang membutuhkan kinerja optimal dalam paket yang portabel dan andal, tapi juga pengguna umum yang membutuhkan laptop kencang, namun dalam wujud yang standar, tidak menyolok seperti laptop gaming mahal. Ditenagai oleh prosesor Intel® Core™ 5 atau 7 generasi terbaru, Asus Gaming V16 menawarkan performa komputasi tinggi untuk berbagai kebutuhan, mulai dari gaming AAA, multitasking berat, hingga pemrosesan berbasis AI. Chip grafis NVIDIA® GeForce RTX™ 5060 menjadi jantung pengolahan visual, menghadirkan teknologi ray tracing dan DLSS 3.5 yang memberikan pengalaman gaming lebih realistis, dengan frame rate yang stabil dan visual yang imersif. Layar WUXG...

Review Asus Vivobook S 15 OLED S5507. Titik Optimal Prosesor Qualcomm

Industri laptop sedang mengalami transformasi besar dengan semakin populernya prosesor berbasis ARM dalam perangkat berbasis Windows. Padahal, selama bertahun-tahun, arsitektur x86 yang dikembangkan oleh Intel dan AMD telah mendominasi pasar. Tetapi kini ARM hadir dengan keunggulan efisiensi daya yang lebih baik, kinerja yang semakin kompetitif, serta dukungan teknologi AI yang lebih canggih. Dengan konsumsi daya yang lebih rendah, laptop berbasis ARM menjanjikan daya tahan baterai yang lebih lama tanpa mengorbankan performa. Semua kelebihan di atas menjadikan platform baru tersebut sebagai pilihan menarik bagi pengguna yang menginginkan perangkat portabel dengan produktivitas tinggi. Apalagi, kedatangan prosesor seperti Qualcomm Snapdragon X Plus dan Snapdragon X Elite menjadi titik balik bagi laptop Windows yang mengadopsi arsitektur ARM.  Berkat optimalisasi perangkat lunak dan dukungan dari Microsoft, aplikasi Windows kini semakin kompatibel dengan ARM, memungkinkan pengalaman ...

China Siapkan Prosesor x86 Sendiri. Semua Berkat AMD

China kembali mengguncang industri chip silikon. Kali ini lewat penggabungan dua pemain penting dalam industri chip dan server: Hygon dan Sugon. Merger ini menjadi langkah besar dalam ambisi Beijing untuk menciptakan ekosistem superkomputasi yang sepenuhnya mandiri, dari desain CPU hingga produksi server. Bagi yang belum familiar, Hygon adalah nama yang muncul setelah AMD pada 2016 memutuskan untuk melisensikan desain CPU Zen dan teknologi x86-64 ke perusahaan bernama Tianjin Haiguang Advanced Technology Investment Co. Tujuannya jelas: memenuhi kebutuhan chip server di Tiongkok dengan solusi non-Intel yang tetap “legal” lewat lisensi. Hasil dari kolaborasi itu adalah prosesor Hygon Dhyana, yang meskipun tidak populer secara global, cukup mendapat tempat di kalangan raksasa teknologi Tiongkok seperti Tencent, berkat dorongan besar dari pemerintah Tiongkok terhadap penggunaan perangkat keras lokal. Di sisi lain, Sugon adalah produsen server dan superkomputer yang kerap menggunakan chip H...

Hell Is Us, Game Paling Berat, Bahkan RTX 4090 Pun Tak Cukup

Para pemilik GPU kelas atas seperti Nvidia RTX 50 dan 40 Series yang mencoba menjalankan demo Hell Is Us tercengang. Alih-alih menikmati adegan sinematik pembuka, banyak pemain justru mengalami crash sebelum cutscene selesai, meninggalkan pertanyaan besar: untuk apa semua kekuatan grafis ini? Dalam pembaruan terbaru di Steam, pengembang Rogue Factor menyarankan solusi sementara yang cukup ironis: turunkan semua pengaturan grafis dan nonaktifkan semua fitur upscaling seperti DLSS, XeSS, dan FSR. Ya, bahkan teknologi unggulan seperti DLSS 3.5 pun diminta dimatikan agar game bisa berjalan. “Harap turunkan semua pengaturan grafis dan nonaktifkan fitur upscaling seperti DLSS, XeSS, FSR, dll. dari menu utama sebelum memulai game,” tulis Rogue Factor dalam catatannya. Tom’s Hardware mengonfirmasi bahwa ini satu-satunya cara agar game bisa melewati bagian intro tanpa crash. Setelah berhasil mencapai karakter utama bernama RĂ©mi, pemain kemudian dipersilakan menaikkan kembali pengaturan grafis. ...

Asus Luncurkan Expert P Series untuk Dukung Kebutuhan Bisnis Modern

Asus Indonesia resmi meluncurkan lini produk komersial terbaru, Expert P Series, yang terdiri dari laptop ExpertBook P3405CVA, desktop ExpertCenter P500MV, dan All-in-One ExpertCenter P440VA. Ketiganya dirancang untuk menjawab kebutuhan transformasi digital di dunia bisnis, dengan daya tahan tinggi, performa stabil, fitur AI terintegrasi, serta keamanan kelas enterprise. “Expert P Series bukan sekadar perangkat kerja, tapi partner produktivitas yang ringan, tangguh, dan aman untuk berbagai skenario kerja hybrid,” ujar Yulianto Hasan, Director Commercial Products Asus Indonesia. Setiap perangkat sudah dilengkapi AI on-device, termasuk platform ExpertMeet untuk kolaborasi yang lebih efisien tanpa perlu aplikasi tambahan. Tren kerja hybrid dan adopsi teknologi AI menjadi latar belakang kehadiran lini ini. Menurut laporan Gallup, 60% karyawan memilih model hybrid, sementara survei McKinsey 2024 mencatat 78% organisasi telah menggunakan AI dalam operasional mereka. Asus menghadirkan solusi ...