Langsung ke konten utama

Ancaman Letusan Supervolcano di Indonesia Akan Selalu Ada

Pernahkah Anda mendengar istilah supervolcano? Sebagai informasi, supervolcano merupakan gunung berapi raksasa yang memiliki potensi letusan bermagnitudo 8.

Supervolcano, saat ia meletus, mampu menghasilkan lontaran vulkanis dengan ejekta sangat besar, bisa mencapai lebih dari 1.000 kilometer kubik.


Di seluruh dunia, ada cukup banyak supervolcano dan salah satunya ada di Indonesia, yakni gunung Toba yang pernah meletus dan bekas letusannya meninggalkan danau Toba. Dan ternyata, ada fakta yang cukup mengejutkan nih guys. Apa itu?

Baru-baru ini, sejumlah ilmuwan yang merupakan bagian dari tim peneliti internasional yang mempelajari supervolcano purba di Indonesia, menemukan gunung berapi tersebut tetap aktif.


Tak hanya aktif, gunung Toba akan tetap berbahaya selama ribuan tahun setelah letusan super. Temuan ini mendorong perlunya memikirkan kembali bagaimana peristiwa yang berpotensi bencana ini diprediksi.

Studi ini dipimpin oleh para peneliti dari Oregon State University dan ditulis bersama oleh para peneliti dari Universitas Heidelberg, Badan Geologi Indonesia, dan oleh Dr. Jack Gillespie dari Curtin's School of Earth and Planetary Sciences dan The Institute for Geoscience Research (TIGeR), lembaga penelitian ilmu bumi unggulan Curtin.

Associate Professor Martin Danišík, penulis utama dari John de Laeter Center Australia yang berbasis di Curtin University, mengatakan gunung berapi super atau supervolcano sering meletus beberapa kali dengan interval puluhan ribu tahun antara letusan besar. Tetapi tidak diketahui apa yang terjadi selama periode tidak aktif.

"Memperoleh pemahaman tentang periode tidak aktif yang panjang itu akan menentukan apa yang kita cari di supervolcano muda yang aktif untuk membantu kita memprediksi letusan di masa depan," kata  Danišík.

Letusan super adalah salah satu peristiwa paling dahsyat dalam sejarah Bumi. Letusan tersebut mengeluarkan magma dalam jumlah besar hampir seketika. 

Dampak letusan yang bersangkutan sangat signifikan terhadap iklim global hingga membuat Bumi mengalami 'musim dingin vulkanik', yang merupakan periode dingin yang tidak normal. Musim dingin ini dapat mengakibatkan kelaparan yang meluas dan gangguan populasi.

Mempelajari cara kerja supervolcano penting untuk memahami ancaman masa depan dari letusan super yang tak terhindarkan, misalnya yang terjadi sekitar 17.000 tahun sekali.

Danišík mengatakan, tim menyelidiki nasib magma yang tertinggal setelah letusan super Toba 75.000 tahun yang lalu, menggunakan mineral feldspar dan zirkon, yang berisi catatan waktu independen berdasarkan akumulasi gas argon dan helium sebagai kapsul waktu di batuan vulkanik.


Baca juga:


Dengan menggunakan data geokronologis, inferensi statistik, dan pemodelan termal ini, para peneliti menunjukkan bahwa magma terus mengalir keluar di dalam kaldera, atau depresi dalam yang diciptakan oleh letusan magma.

Magma akan terus mengalir selama 5.000 hingga 13.000 tahun setelah letusan super. Dan kemudian karapas dari magma sisa yang dipadatkan akan didorong ke atas seperti cangkang kura-kura raksasa.

Temuan ini menentang pengetahuan yang ada dan mempelajari letusan, yang biasanya melibatkan pencarian magma cair di bawah gunung berapi untuk menilai bahaya di masa depan. 

Manusia sekarang harus mempertimbangkan bahwa letusan dapat terjadi bahkan jika tidak ada magma cair yang ditemukan di bawah gunung berapi.

Di sisi lain, letusan super dapat berdampak secara regional dan global dan pemulihannya mungkin akan memakan waktu beberapa dekade atau bahkan berabad-abad.


Peneliti menunjukkan bahaya belum berakhir dengan letusan super dan ancaman bahaya lebih lanjut masih akan tetap ada selama ribuan tahun setelahnya.

"Mempelajari kapan dan bagaimana magma yang dapat meletus terakumulasi, dan dalam keadaan seperti apa magma sebelum dan sesudah letusan tersebut, sangat penting untuk memahami gunung berapi super," tutup Professor Danišík.

Postingan Populer

Savefrom, Online Video Downloader Terbaik?

Savefrom, Online Video Downloader Terbaik - Bagi Anda yang suka nonton video dari media sosial, mungkin Anda kadang lebih memilih untuk menontonnya secara offline. Hal ini bukan tanpa alasan, karena memang menonton video secara online akan lebih menguras kuota. Apalagi jika budget Anda sedang menipis, atau kuota sudah mau habis, pastinya solusi terbaik adalah dengan men-download dulu videonya. Dengan men-download videonya, Anda bisa melihat ulang videonya kapan pun tanpa harus mengkhawatirkan kehabisan kuota. Nah, salah satu layanan online video downloader yang bisa Anda pilih adalah Savefrom. Kira-kira, apa saja keunggulan dan kekurangan layanan yang satu ini? Yuk, simak informasinya di bawah:   Review dan Cara Download dari Savefrom: Savefrom merupakan sebuah layanan online gratis yang bisa digunakan untuk mengunduh video maupun musik secara gratis. Savefrom disebut juga sebagai pengunduh video tertua sekaligus terpopuler yang bisa digunakan dengan mudah dan bebas. Beberap...

Review Asus Vivobook S14 M3407HA, Laptop AI Bertenaga dari AMD

Segmen laptop AI performa tinggi kini menjadi medan persaingan paling panas di industri komputasi portabel. Setelah era Qualcomm Snapdragon X Elite dan X Plus lalu Intel Core Ultra mencuri perhatian dengan integrasi NPU (Neural Processing Unit) di dalam prosesornya, AMD tidak tinggal diam.  Kehadiran prosesor Ryzen 7 260 dengan XDNA NPU hingga 16 TOPS menandai langkah strategis AMD dalam menghadirkan laptop cerdas yang tak hanya cepat, tapi juga hemat daya dan efisien dalam menjalankan beban kerja berbasis AI. Semuanya mentransformasi tugas-tugas yang biasanya dilakukan CPU, kini menjadi dikerjakan oleh NPU. Khususnya tugas berbasis AI. Laptop AI Asus Vivobook S14 M3407HA menjadi contoh nyata transformasi tersebut: menghadirkan kinerja tinggi, kemampuan AI lokal, dan efisiensi baterai yang sebelumnya sulit dicapai. Dengan fokus pada portabilitas dan ketahanan daya, Asus mencoba menghadirkan laptop yang bukan hanya untuk kerja kantoran, tapi juga untuk kreasi konten, komunikasi, dan...

Cara Lengkap Menonaktifkan Copilot di Windows 11 dan Microsoft Edge

Copilot kini menjadi bagian dari Windows 11 dan Microsoft Edge, hadir sebagai asisten AI yang muncul di taskbar maupun sidebar browser. Meski bermanfaat bagi sebagian pengguna, banyak yang ingin mematikannya karena alasan privasi, performa, atau sekadar ingin tampilan desktop yang lebih rapi.  Artikel ini akan membahas tiga cara mudah untuk menonaktifkan Copilot. Baik lewat taskbar, Registry Editor, dan juga langsung mematikan Copilot di browser Edge. 1. Menonaktifkan Copilot dari Taskbar (Cara Paling Mudah) Jika Anda hanya ingin menghilangkan ikon Copilot dari taskbar tanpa mengubah konfigurasi sistem secara mendalam, langkah ini paling praktis. Klik kanan pada area kosong di taskbar. Pilih Taskbar settings (Pengaturan Bilah Tugas). Gulir ke bawah hingga menemukan opsi Copilot (Preview). Geser sakelar ke posisi Off (Mati). Setelah langkah ini, ikon Copilot langsung hilang dari taskbar dan tidak akan mengganggu tampilan desktop Anda lagi. Cara ini aman dan dapat dibalik kapan pun. ...

Bos Apple Segera Pensiun. Ini Daftar Kandidat Penggantinya!

Tim Cook baru saja memasuki usia 65 tahun pada 1 November lalu. Bersama dengan ulang tahun tersebut, kembali muncul spekulasi mengenai siapa yang akan menggantikannya sebagai CEO di perusahaan yang sangat terkenal tersebut.  Meski Cook belum memberikan sinyal pensiun, laporan Mark Gurman dari Bloomberg menyebutkan bahwa Apple sudah menyiapkan strategi transisi kepemimpinan secara diam-diam. Semuanya tentu bertujuan untuk memastikan pergantian berlangsung mulus ketika waktunya tiba. Cook menggantikan Steve Jobs pada 2011, masa yang penuh ketidakpastian bagi Apple. Namun di bawah kepemimpinannya, Apple memasuki era paling menguntungkan dalam sejarah perusahaan. Menurut Stocktwits, saham Apple telah melonjak sekitar 1.800% sejak Cook mengambil alih.  Bila Jobs membangun fondasi inovasi, seperti iPhone, maka Cook memperluas ekosistem Apple dengan layanan dan perangkat baru. Apple Pay, integrasi Beats, AirPods, Apple Watch serta ekspansi ke industri hiburan melalui Apple TV+ dengan...

Review Asus Vivobook S14 S3407VA, Laptop untuk Kerja Berdesain Modern

Segmen laptop 10 jutaan sampai 12 jutaan yang merupakan segmen premium mainstream telah berkembang menjadi zona paling kompetitif dalam industri PC saat ini. Pengguna profesional dan mahasiswa semakin mencari perangkat yang menawarkan build quality mendekati ultrabook high-end, namun tanpa perlu merogoh kocek hingga Rp15–25 juta.  Faktor desain, konsumsi daya efisien, serta peningkatan performa generasi terbaru membuat kelas ini semakin digemari sebagai “sweet spot” laptop kerja modern. Asus sendiri bukan pemain baru di segmen ini. Lini Asus Vivobook S sudah lama diposisikan sebagai solusi premium terjangkau, memadukan estetika elegan dengan performa yang cukup agresif. Tahun ini, Asus memperbarui identitas lini tersebut melalui Asus Vivobook S14 S3407VA . Model yang dipasarkan di kisaran harga Rp11 jutaan tersebut membawa prosesor Intel Core generasi terbaru (Core 5-210H), peningkatan kapasitas penyimpanan, dan fitur-fitur produktivitas yang lebih matang. Dengan dua opsi warna, Ma...