Langsung ke konten utama

Selain Huawei, Honor Akan Masuk Daftar Hitam AS?

Honor telah lepas sebagai anak perusahaan Huawei dan telah dijual ke perusahaan Shenzhen Zhixin New Information Technology Co.Ltd di akhir tahun lalu. Meski sudah lepas dari Huawei, ternyata Honor belum bisa bernafas lega. Apa pasal?

Nah, kalau di atas adalah bedanya Huawei dengan Honor, kini keduanya punya kesamaan. Ya, layaknya Huawei, Honor pun kini dalam masalah. Mereka terancam masuk ke dalam perusahaan-perusahaan daftar hitam Amerika Serikat.


Sebelumnya, Honor telah menjadi entitas yang diakui oleh AS sejak Mei 2019. Namun pada 6 Agustus 2021 lalu, 14 anggota DPR AS dari Partai Republik dan meminta Dapartemen Perdagangan AS untuk menambah Honor Device Co. ke dalam hitam sama dengan Huawei.

Sebagai gambaran, entitas yang telah masuk ke dalam daftar hitam di AS ini dilarang untuk membeli suku cadang dan juga komponen yang berasal dari perusahaan AS atau menggunaan teknologi AS tanpa persetujuan pemerintah AS.


Terkait peraturan tersebut, untuk Honor, Dapartemen Perdagangan AS akan terus meninjau informasi yang tersedia untuk mengidentifikasi potensi penambahan ke daftar entitas yang masuk ke dalam daftar hitam.

Anggota parlemen yang mengajukan permintaan Honor untuk dimasukan ke dalam daftar hitam berpendapat bahwa pemisahan Honor sebenarnya adalah dalih untuk menghindari kebijakan kontrol eksport AS. 

Alasan Honor dimasukkan ke dalam daftar hitam sendiri adalah untuk menjaga teknologi dan perangkat lunak AS dari Partai Komunis China.


Baca juga:

Saat ini, baik Honor maupun Huawei belum menanggapi tuntutan anggota DPR dan Partai Republik tersebut. 

Seperti diketahui, Honor dijual oleh Huawei dengan harga 100 Miliar Yuan atau $15,2 Miliar. Adapun Huawei yang kini sudah menjadi entitas yang masuk ke dalam daftar hitam, dianggap sebagai ancaman keamanan nasional bagi pemerintah AS, meskipun pihak Huawei telah membantah pernyataan tersebut.


Imbas dari peraturan pemerintah AS tersebut telah membuat pendapatan Huawei turun, terlebih di pasar smartphone-nya yang anjlok sampai 29,4%. Kini Huawei memusatkan bisnisnya dibidang perangkat lunak atau software dan bisnis cloud miliknya.

Postingan Populer

Review Asus Vivobook 14 A1405VA. Laptop Kerja Rp9 Jutaan

Dunia kerja yang semakin dinamis menuntut perangkat yang tidak hanya portabel, tetapi juga andal, aman, dan mampu mengakomodasi berbagai kebutuhan multitasking. Tren laptop kerja kini tak lagi sekadar berfokus pada bodi yang tipis dan ringan, tetapi juga memperhatikan aspek performa. Mulai dari prosesor kencang, kapasitas RAM besar dan upgradable, semua kini menjadi faktor esensial. Tak lupa juga dengan kehadiran fitur-fitur penunjang produktivitas seperti layar rasio 16:10, port konektivitas lengkap, dan sistem keamanan biometrik. Selain itu, laptop kerja modern dituntut memiliki daya tahan fisik yang tangguh. Standar militer seperti MIL-STD 810H kini menjadi nilai tambah penting, terutama bagi para profesional muda yang sering berpindah tempat kerja atau bekerja dalam kondisi lingkungan yang tidak selalu ideal. Terakhir, dukungan sistem operasi terkini dan paket software produktivitas seperti Microsoft Office Home & Student juga kini menjadi bagian dari “value” yang dicari oleh p...

Layar OLED untuk Gaming Akan Makin Hebat

LG Display kembali menunjukkan dominasinya sebagai pionir teknologi layar global. Perusahaan asal Korea Selatan ini mengumumkan keberhasilan produksi massal panel monitor OLED tercanggih di dunia dengan mengandalkan teknologi milik sendiri. Ya, lewat teknologi yang disebut sebagai Primary RGB Tandem, LG Display mengemas kombinasi luar biasa. Kecerahan hingga 1.500 nits, refresh rate 280Hz, dan respons waktu secepat 0,03ms. Tiga elemen utama dalam kualitas gambar monitor gaming OLED. Teknologi Primary RGB Tandem merupakan terobosan generasi keempat OLED dari LG. Alih-alih menggunakan satu lapisan RGB, teknologi ini menumpuk empat lapisan warna primer merah, hijau, dan biru secara independen. Hasilnya adalah kecerahan puncak tertinggi untuk OLED ukuran 27 inci, mencapai 1.500 nits (APL 1,5%), sambil mempertahankan akurasi warna hingga 99,5%. Capaian ini sangat ideal, tidak hanya untuk gamer, tapi juga untuk profesional kreatif di bidang produksi film dan color grading. Tidak berhenti di ...

Blue Screen of Death (BSOD) Akan Hilang dari Windows!

Setelah hampir empat dekade menjadi simbol frustrasi pengguna Windows, layar biru legendaris alias Blue Screen of Death (BSOD) akhirnya akan dipensiunkan. Ya, Microsoft mengonfirmasi bahwa penghapusan BSOD akan mulai akhir musim panas 2025. Tapi jangan gembira dulu. BSOD akan tetap muncul. Meski begitu, Windows 11 akan menghadirkan versi baru dari layar error ini. Dengan latar belakang hitam dan tampilan yang lebih sederhana, dan nanti akan dijuluki Black Screen of Death. Perubahan ini bukan sekadar kosmetik. Microsoft menghapus ikon wajah sedih dan kode QR yang biasanya tampil di BSOD, menggantinya dengan satu kode stop yang menjelaskan penyebab crash, seperti driver bermasalah atau komponen spesifik. Desain ramping ini pertama kali diuji di Windows Insider dan meniru tampilan layar progres sistem saat pembaruan berlangsung. Tujuannya jelas: membuat pesan error lebih mudah dipahami, tidak hanya oleh profesional IT, tapi juga oleh pengguna biasa. Menurut David Weston, Wakil Presiden Ke...

Peneliti Temukan Cara Aman Ambil Emas dari Elektronik Bekas

Sebuah terobosan penting dalam dunia pertambangan dan daur ulang limbah elektronik datang dari Australia. Tim peneliti dari Flinders University berhasil mengembangkan metode baru untuk mengekstraksi emas yang jauh lebih aman dan ramah lingkungan dibanding metode konvensional yang selama ini mengandalkan bahan kimia beracun seperti merkuri dan sianida. Emas adalah logam mulia bernilai tinggi yang digunakan luas di berbagai sektor, dari perhiasan dan investasi hingga elektronik, kedokteran, dan industri kedirgantaraan. Namun, metode ekstraksi tradisionalnya sering kali membawa dampak besar terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.  Merkuri, misalnya, masih banyak digunakan oleh penambang skala kecil di berbagai belahan dunia, meskipun sudah diketahui menyebabkan keracunan akut dan kerusakan ekosistem. Masalah ini semakin mendesak dengan melonjaknya limbah elektronik global. Pada tahun 2022, dunia menghasilkan sekitar 62 juta ton e-waste, sebagian besar mengandung logam berharga sep...

Review Advan AI Gen. Laptop AI Murah yang Menjanjikan

Pasar laptop di Indonesia saat ini tengah menyaksikan datangnya gelombang besar masuknya perangkat berlabel AI. Kondisi tersebut sejalan dengan tren di pasar global, terkait komputasi yang mulai mengintegrasikan kecerdasan buatan ke dalam sistem operasi maupun aplikasi kreatif.  Mulai dari brand global ternama hingga pemain lokal, semuanya berlomba menghadirkan laptop AI, khususnya yang dilengkapi dengan kemampuan AI terintegrasi. Dan yang paling diincar adalah segmen produktivitas dan kreator konten.  Dalam konteks ini, Advan, salah satu produsen lokal yang selama ini dikenal lewat perangkat terjangkau, mencoba masuk ke kategori baru yang lebih premium. Tentunya juga menyasar segmen laptop AI performa tinggi, melalui produk terbarunya, Advan AI Gen.  Dengan jargon “The Fastest, Strongest, Professional AI Notebook”, laptop AI ini mencoba menggaet kalangan profesional muda, content creator, dan bahkan gamer kasual lewat kombinasi spesifikasi mentereng dan desain ringkas....