Langsung ke konten utama

StormGain, Aplikasi Cloud Mining Lewat Hape

StormGain merupakan aplikasi cryptocurrency all-in-one yang sangat menarik. Di dalam aplikasi tersebut, Anda bisa membeli, menjual, menukar, hold, belajar crypto, bahkan sampai ke mining dengan mudah.

Yang menarik, StormGain (bisa di-download dari Google Playstore atau registrasi dulu di sini) merupakan aplikasi interest rate provider terkemuka bagi para trader crypto versi CoinMarketCap. Ia juga punya opsi crypto yang lumayan lengkap.


Crypto currency terkemuka, mulai dari Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Dogecoin (DOGE), Litecoin (LTC), Binance Coin (BNB), Ripple (XRP), Bitcoin Cash (BCH), Tether (USDT) tersedia di sini. Ia juga memungkinkan Anda untuk mendapatkan hingga 12% profit dari dana yang Anda miliki.

Trading crypto, buat pengguna awam juga merupakan hal yang tidak mudah. Namun dengan StormGain, semuanya menjadi mudah.


Jangan khawatir, di sini Anda juga bisa belajar menjadi trader profesional dengan menggunakan akun demo serta memanfaatkan fitur Cryptocurrency Trader Simulator. Di sini, Anda bisa berlatih trading dengan modal 50.000 USDT secara gratis.

Setelah mendaftar, Anda bisa menukar koin-koin crypto utama seperti Bitcoin (BTC), Bitcoin Cash (BCH), Binance Coin (BNB), Dogecoin (DOGE), Litecoin (LTC), Ripple (XRP) dan Tether (USDT) dengan biaya yang rendah dan cukup masuk akal.

Yang menarik, di dalam aplikasi ini juga ada signal trading crypto gratis yang dikembangkan oleh developernya dan cukup berguna untuk Anda melakukan transaksi jual, beli, menukar, hold dan lain-lain. Crypto yang didukung juga cukup lengkap. Mulai dari Bitcoin, Ethereum, Binance Coin, Dogecoin dan lain-lain.

Anda akan mendapatkan trading signal setiap beberapa jam lewat instruksi Stop Loss dan Take Profit dengan akurasi forecast hingga 70%. Lumayan bukan?

Faktor menarik berikutnya, semakin banyak Anda transaksi crypto di aplikasi ini, semakin banyak pula Anda akan mendapatkan bonus. Sebagai klien StormGain, Anda bisa ambil bagian dalam loyalty program, yang bisa memberikan bonus hingga 20 persen untuk deposit, dan profit hingga 12 persen untuk setiap crypto yang disimpan dalam wallet Anda.

Tak hanya itu, ada juga diskon lain hingga sebesar 20 persen dari komisi trading dan exchange Anda.


Baca juga:


Lalu, bagaimana caranya untuk mulai trading di aplikasi StormGain? Kalau Anda sudah cukup belajar dan merasa sudah waktunya untuk trading betulan, Anda bisa mulai membeli Bitcoin atau crypto lain dengan transfer bank, kartu kredit, atau transfer Bitcoin dari wallet lain.

Minimum transfer dari wallet Bitcoin lain adalah 0.00003 BTC atau sekitar Rp25 ribu rupiah. Jangan khawatir, aplikasi ini juga mendukung security protocol, two-factor authentication dan cold wallet storage.




Lalu, seberapa banyak Anda akan mendapatkan hasil mining? Screenshot di atas adalah hasil mining yang sudah didapat selama 12 jam setelah instalasi. Lumayan bukan?

Mau mulai mining juga? Langsung saja klik di bawah ini:

Postingan Populer

ASUS Vivobook 13 Slate OLED (T3300), Tablet Windows 11 yang Bisa Jadi Laptop

Saat ini, konten multimedia adalah segala-galanya. Berkurang sudah jumlah pengguna, khususnya di kalangan millenial apalagi gen-Z yang gemar membaca teks panjang-panjang. Mereka lebih senang menonton video. Apalagi untuk hiburan. Nah, Menikmati beragam bentuk hiburan digital tentu membutuhkan perangkat komputasi. Sayangnya, tidak semua perangkat komputasi dirancang agar penggunanya bisa menikmati hiburan digital secara optimal karena sebagian besar perangkat komputasi seperti laptop lebih condong dirancang untuk bekerja. Di sinilah ASUS Vivobook 13 Slate OLED (T3300) tampil berbeda dengan laptop pada umumnya karena ia dirancang khusus untuk menikmati hiburan digital. Vivobook 13 Slate OLED merupakan laptop detachable. Artinya bodi dan keyboard-nya bisa dilepas sehingga laptop ini dapat digunakan seperti tablet. Desain detachable membuat Vivobook 13 Slate OLED menjadi laptop yang sangat fleksibel dan cocok untuk target penggunaannya, yaitu menjadi portal hiburan bagi semua orang. ...

Review Asus ROG Zephyrus G14 GA403UU. Laptop Gaming Tipis Futuristis

Dalam dunia laptop gaming yang semakin kompetitif, Asus kembali mengukuhkan posisinya di industri laptop gaming tipis lewat seri ROG Zephyrus G14. Di pasaran, salah satu model laptop gaming tipis yang jadi andalan Asus adalah seri ROG Zephyrus G14 GA403UU. Laptop gaming tipis yang hadir pada kisaran tahun 2024 ini membawa kombinasi menarik antara performa tinggi, teknologi terkini, dan desain yang super portabel. Dengan layar OLED 3K yang memanjakan mata, GPU RTX 4050 yang efisien, serta dukungan AI dari prosesor Ryzen 7 8845HS, laptop ini ditujukan untuk gamer dan kreator yang menuntut performa dalam dimensi ringkas. Yang menjadi daya tarik utama dari G14 adalah bagaimana Asus berhasil meramu laptop 14 inci ini menjadi sebuah mesin bertenaga tanpa mengorbankan kenyamanan dan keindahan desain. Bobot hanya 1,5 kg, menjadikannya salah satu laptop gaming teringan di kelasnya. Di sisi lain, perangkat ini juga membawa berbagai fitur profesional seperti layar Pantone Validated dan Dolby Atmo...

Oxmiq Labs Siap Guncang Dominasi GPU Nvidia

Raja Koduri, mantan arsitek GPU di AMD dan Intel, kembali ke panggung lewat startup barunya, Oxmiq Labs, dengan ambisi mengguncang dominasi Nvidia di pasar AI. Misinya? Merombak total ekosistem GPU yang ada saat ini. Caranya adalah lewat pendekatan "Software First" yang menjanjikan kompatibilitas aplikasi CUDA berbasis Python di berbagai hardware. Yang menarik, semua rencananya akan dapat dilakukan tanpa modifikasi kode. Oxmiq membawa arsitektur baru bernama OXCORE, yang memadukan unit scalar, vector, dan tensor, serta desain chiplet OXQUILT yang memungkinkan produsen merakit komponen komputasi layaknya Lego. Strategi ini diklaim bisa memangkas biaya R&D dan mempercepat pengembangan dari perangkat kecil hingga data center. Mitra besar seperti Tenstorrent dan MediaTek sudah masuk ke daftar pendukung awal. Namun, di balik jargon futuristis seperti “Atoms to Agents”, ada tantangan besar: membangun ekosistem dan perangkat lunak yang cukup matang untuk menandingi CUDA yang sud...

Sony Xperia: Bertahan demi Gengsi, Bukan Demi Pasar

Sony tampaknya masih enggan mengakui bahwa divisi ponsel pintarnya, Xperia, sudah lama kehilangan relevansi. Dalam laporan keuangan terbaru, CFO Sony, Lin Tao, bersikeras menyebut Xperia sebagai “bisnis yang sangat penting” bagi masa depan perusahaan.  Masalahnya, sulit menemukan data penjualan atau pangsa pasar yang mendukung klaim sang CFO tersebut. Realitasnya, Xperia juga sudah lama menjadi bayang-bayang dari kejayaan masa lalu. Seperti diketahui, Sony sudah lama menarik diri dari pasar AS, melemah di pasar Jepang, bahkan menghentikan produksi tahun ini. Rumor soal mundurnya Sony dari Eropa semakin memperkuat kesan bahwa Xperia kini hanya hidup di lingkaran penggemar fanatik yang semakin sedikit, serta dengan peluncuran produk yang jarang dan distribusi terbatas. Ucapan Lin Tao tentang “menghargai teknologi komunikasi” yang telah dikembangkan lama memang masuk akal. Teknologi kamera dan komponen Xperia sering kali dipakai di lini produk lain Sony, seperti kamera mirrorless atau...

GPT-5 Resmi Meluncur. Fitur, Kelebihan, dan Hype di Balik AI Terbaru OpenAI

OpenAI akhirnya merilis GPT-5, penerus GPT-4 yang sudah ditunggu peluncurannya selama lebih dari dua tahun terakhir. Dalam pengumumannya, CEO Sam Altman menyebutnya sebagai “peningkatan besar” menuju visi AGI (Artificial General Intelligence).  Perusahaan senilai US$300 miliar ini mengklaim GPT-5 unggul di sains, matematika, dan coding, meski pengguna gratis akan cepat merasakan batasan kuota. Sorotan utamanya ada pada fitur “vibe coding”, konsep software-on-demand yang memungkinkan pengguna melempar prompt dan langsung mendapatkan kode jadi. Secara teknis, GPT-5 memang mencetak poin penting: mengalahkan model Anthropic di SWE-bench Verified, standar industri untuk mengukur kemampuan coding AI. Beberapa pemain besar mulai tergoda, seperti CEO Anysphere, Michael Truell, yang menyebut GPT-5 “remarkably intelligent”. Jika adopsi ini meluas, pendapatan tahunan OpenAI yang kini di angka US$12 miliar bisa melonjak ke US$20 miliar pada 2025.  Namun demikian, lembaga riset Gartner men...