Langsung ke konten utama

Dampak Negatif Mencuci Baju. Merusak Spesies Laut!

Mencuci pakaian adalah kegiatan yang sudah menjadi keseharian umat manusia di belahan Bumi manapun. Siapa sangka ternyata kegiatan yang kita anggap biasa ini bisa mencemari lingkungan. Bukan hanya karena detergen yang digunakan tetapi pakaiannya juga.

Ternyata, serat mikroskopis yang muncul selama siklus pencucian dan hanyut bersama air cucian ke sungai dan akhirnya ke laut dapat menyebabkan kerusakan pada insang, hati, hingga DNA spesies laut. 



Para ilmuwan di University of Plymouth memaparkan kerang Mediterania (Mytilus galloprovincialis), yang ditemukan di berbagai lokasi di seluruh dunia bereaksi terhadap jumlah serat pengering yang berbeda.

Mereka menunjukkan bahwa peningkatan jumlah serat mengakibatkan kelainan yang signifikan di dalam insang kerang. Khususnya yang menyebabkan kerusakan jaringan, termasuk deformitas, pembengkakan yang luas, dan hilangnya silia. 

Pada jaringan hati, adanya serat menyebabkan atrofi atau kelainan bentuk. Kelainan ini pada akhirnya menyebabkan hilangnya definisi pada tubulus pencernaan kerang.



Peningkatan konsentrasi serat juga menyebabkan penurunan kemampuan kerang untuk menyaring partikel makanan dari air laut dan peningkatan yang signifikan dalam pemecahan untaian DNA dalam sel darah. Para ilmuwan mengatakan, penyebab pasti dari efek tersebut tidak sepenuhnya jelas, tetapi kemungkinan besar muncul dari serat itu sendiri dan bahan kimia yang ada di dalamnya.

Para peneliti mengatakan, temuan itu tidak mungkin hanya berlaku untuk serat, karena propertinya konsisten dengan tekstil dan serat lain yang umumnya ditemukan di air limbah dan di seluruh lingkungan laut. 

Hasil studi yang dilakukan oleh para akademisi di Sekolah Ilmu Biologi dan Kelautan dan Sekolah Geografi, Ilmu Bumi dan Lingkungan University of Plymouth, Inggris ini sendiri sudah diterbitkan dalam jurnal Chemosphere.

Dr. Andrew Turner, adalah Profesor Asosiasi Ilmu Lingkungan yang merupakan penulis senior studi tersebut. Sebelumnya, ia telah melakukan penelitian yang menyoroti bahan kimia termasuk brom, besi, dan seng yang ditemukan di dalam serat.

"Pencucian pakaian dan tekstil lainnya adalah salah satu sumber mikrofiber sintetik yang paling signifikan di lingkungan. Namun, meskipun keberadaannya diketahui di berbagai spesies, hanya ada sedikit penelitian yang melihat secara rinci dampaknya," kata Turner. 



Baca juga:


Studi ini menunjukkan untuk pertama kalinya bahaya apa yang dapat ditimbulkan dari mencuci baju, dan sangat menarik untuk mempertimbangkan bahwa bukan hanya serat itu sendiri yang menimbulkan masalah. Masalah lainnya adalah campuran bahan kimia yang lebih berbahaya yang terkandung dalam limbah.

Awadhesh Jha, seorang Profesor Toksikologi Genetik dan Ekotoksikologi yang juga tergabung dalam tim peneliti tersebut menambahkan, spesies Mytilus biasanya digunakan untuk memantau kualitas air di daerah pesisir. Dan kerusakan yang terjadi pada mereka yang ditunjukkan dalam penelitian ini menjadi perhatian yang signifikan. 

"Mengingat kesamaan genetik Mytilus dengan spesies lain dan fakta bahwa mereka ditemukan di seluruh dunia, kita juga dapat mengasumsikan efek ini akan direplikasi pada spesies kerang dan laut lainnya," sebut Jha.



Kerusakan DNA dan penurunan kemampuan filter akan berdampak potensial pada kesehatan organisme dan ekosistem. Hal ini sangat penting saat kita melihat masa depan untuk meningkatkan ketergantungan kita pada akuakultur sebagai sumber makanan global.

Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah, mencuci pakaian akan melepaskan ribuan partikel mikroplastik ke lingkungan. Dan perangkat penyaring yang dipasang pada mesin cuci ternyata hanya dapat mengurangi serat yang dihasilkan dalam proses pencucian hingga 80%.

Postingan Populer

Review Asus Vivobook 14 A1405VA. Laptop Kerja Rp9 Jutaan

Dunia kerja yang semakin dinamis menuntut perangkat yang tidak hanya portabel, tetapi juga andal, aman, dan mampu mengakomodasi berbagai kebutuhan multitasking. Tren laptop kerja kini tak lagi sekadar berfokus pada bodi yang tipis dan ringan, tetapi juga memperhatikan aspek performa. Mulai dari prosesor kencang, kapasitas RAM besar dan upgradable, semua kini menjadi faktor esensial. Tak lupa juga dengan kehadiran fitur-fitur penunjang produktivitas seperti layar rasio 16:10, port konektivitas lengkap, dan sistem keamanan biometrik. Selain itu, laptop kerja modern dituntut memiliki daya tahan fisik yang tangguh. Standar militer seperti MIL-STD 810H kini menjadi nilai tambah penting, terutama bagi para profesional muda yang sering berpindah tempat kerja atau bekerja dalam kondisi lingkungan yang tidak selalu ideal. Terakhir, dukungan sistem operasi terkini dan paket software produktivitas seperti Microsoft Office Home & Student juga kini menjadi bagian dari “value” yang dicari oleh p...

Layar OLED untuk Gaming Akan Makin Hebat

LG Display kembali menunjukkan dominasinya sebagai pionir teknologi layar global. Perusahaan asal Korea Selatan ini mengumumkan keberhasilan produksi massal panel monitor OLED tercanggih di dunia dengan mengandalkan teknologi milik sendiri. Ya, lewat teknologi yang disebut sebagai Primary RGB Tandem, LG Display mengemas kombinasi luar biasa. Kecerahan hingga 1.500 nits, refresh rate 280Hz, dan respons waktu secepat 0,03ms. Tiga elemen utama dalam kualitas gambar monitor gaming OLED. Teknologi Primary RGB Tandem merupakan terobosan generasi keempat OLED dari LG. Alih-alih menggunakan satu lapisan RGB, teknologi ini menumpuk empat lapisan warna primer merah, hijau, dan biru secara independen. Hasilnya adalah kecerahan puncak tertinggi untuk OLED ukuran 27 inci, mencapai 1.500 nits (APL 1,5%), sambil mempertahankan akurasi warna hingga 99,5%. Capaian ini sangat ideal, tidak hanya untuk gamer, tapi juga untuk profesional kreatif di bidang produksi film dan color grading. Tidak berhenti di ...

Peneliti Temukan Cara Aman Ambil Emas dari Elektronik Bekas

Sebuah terobosan penting dalam dunia pertambangan dan daur ulang limbah elektronik datang dari Australia. Tim peneliti dari Flinders University berhasil mengembangkan metode baru untuk mengekstraksi emas yang jauh lebih aman dan ramah lingkungan dibanding metode konvensional yang selama ini mengandalkan bahan kimia beracun seperti merkuri dan sianida. Emas adalah logam mulia bernilai tinggi yang digunakan luas di berbagai sektor, dari perhiasan dan investasi hingga elektronik, kedokteran, dan industri kedirgantaraan. Namun, metode ekstraksi tradisionalnya sering kali membawa dampak besar terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.  Merkuri, misalnya, masih banyak digunakan oleh penambang skala kecil di berbagai belahan dunia, meskipun sudah diketahui menyebabkan keracunan akut dan kerusakan ekosistem. Masalah ini semakin mendesak dengan melonjaknya limbah elektronik global. Pada tahun 2022, dunia menghasilkan sekitar 62 juta ton e-waste, sebagian besar mengandung logam berharga sep...

Review Advan AI Gen. Laptop AI Murah yang Menjanjikan

Pasar laptop di Indonesia saat ini tengah menyaksikan datangnya gelombang besar masuknya perangkat berlabel AI. Kondisi tersebut sejalan dengan tren di pasar global, terkait komputasi yang mulai mengintegrasikan kecerdasan buatan ke dalam sistem operasi maupun aplikasi kreatif.  Mulai dari brand global ternama hingga pemain lokal, semuanya berlomba menghadirkan laptop AI, khususnya yang dilengkapi dengan kemampuan AI terintegrasi. Dan yang paling diincar adalah segmen produktivitas dan kreator konten.  Dalam konteks ini, Advan, salah satu produsen lokal yang selama ini dikenal lewat perangkat terjangkau, mencoba masuk ke kategori baru yang lebih premium. Tentunya juga menyasar segmen laptop AI performa tinggi, melalui produk terbarunya, Advan AI Gen.  Dengan jargon “The Fastest, Strongest, Professional AI Notebook”, laptop AI ini mencoba menggaet kalangan profesional muda, content creator, dan bahkan gamer kasual lewat kombinasi spesifikasi mentereng dan desain ringkas....

Blue Screen of Death (BSOD) Akan Hilang dari Windows!

Setelah hampir empat dekade menjadi simbol frustrasi pengguna Windows, layar biru legendaris alias Blue Screen of Death (BSOD) akhirnya akan dipensiunkan. Ya, Microsoft mengonfirmasi bahwa penghapusan BSOD akan mulai akhir musim panas 2025. Tapi jangan gembira dulu. BSOD akan tetap muncul. Meski begitu, Windows 11 akan menghadirkan versi baru dari layar error ini. Dengan latar belakang hitam dan tampilan yang lebih sederhana, dan nanti akan dijuluki Black Screen of Death. Perubahan ini bukan sekadar kosmetik. Microsoft menghapus ikon wajah sedih dan kode QR yang biasanya tampil di BSOD, menggantinya dengan satu kode stop yang menjelaskan penyebab crash, seperti driver bermasalah atau komponen spesifik. Desain ramping ini pertama kali diuji di Windows Insider dan meniru tampilan layar progres sistem saat pembaruan berlangsung. Tujuannya jelas: membuat pesan error lebih mudah dipahami, tidak hanya oleh profesional IT, tapi juga oleh pengguna biasa. Menurut David Weston, Wakil Presiden Ke...