Langsung ke konten utama

Solusi WFH, Aplikasi Pengingat Aktivitas Kerja, Toggl

Untuk sebagian orang, bekerja dari rumah atau work from home memang cenderung gampang-gampang susah. Khususnya dalam urusan membagi waktu. 

Bagi yang tidak terbiasa bekerja di rumah, mereka harus terpaksa beradaptasi untuk mengatur waktu sendiri. Tidak diatur oleh jam kantor yang fixed, misalnya jam 9 pagi sampai jam 12, lalu istirahat dan mulai lagi dari jam 13 sampai jam 18.


Apalagi terkadang, gangguan bisa saja terjadi. Mulai dari kebablasan tidur, bermain media sosial, main game, atau malah melakukan pekerjaan rumah lainnya. Nah, kendala seperti ini ternyata bisa diatasi dengan bantuan aplikasi manajemen waktu.

Contohnya adalah aplikasi seperti Toggl. Aplikasi buatan Toggl OÜ yang bermarkas di Estonia ini, bisa membantu meningkatkan produktivitas meski bekerja dari rumah.


Sebenarnya, cara kerja Toggl juga sangat sederhana. Aplikasi tersebut berkinerja layaknya sebuah timer.

Saat mulai mengerjakan sebuah tugas, pengguna bisa menekan tombol mulai dan berhenti saat sedang istirahat atau mengerjakan projek lain. Apabila pengguna lupa menekan tombol mulai saat bekerja, akan ada notifikasi yang muncul sebagai pengingat.

Nantinya, Toggl akan memberikan laporan berapa waktu yang Anda habiskan untuk menyelesaikan masing-masing tugas, termasuk berapa waktu yang dihabiskan untuk istirahat.

Jenis pekerjaan juga bisa disesuaikan apakah pekerjaan yang dibayar atau pekerjaan yang bersifat pribadi dan tidak menghasilkan upah. Seperti projek membaca buku, pengembangan diri, atau sebagainya.


Baca juga:

Dari laporan aplikasi ini, pengguna bisa melacak, berapa lama waktu yang dihabiskan untuk bekerja dan berapa lama waktu yang dihabiskan untuk "me time". Dengan demikian, data tersebut bisa digunakan untuk mengevaluasi diri agar bisa mengatur waktu lebih rapi agar alur kerja tidak berantakan. Sehingga, durasi waktu kerja dan pribadi bisa seimbang. 

Menurut informasi dari halaman website resmi Toggl, aplikasi ini sendiri tersedia dalam versi gratis ataupun berbayar.

Kalau Anda ingin mendapat laporan dan fitur yang lebih lengkap, Anda harus merogoh kocek sebesar 9 dollar AS atau sekitar Rp145.000 per bulan. Ada pula versi Premium yang akan mengenakan biaya sebesar 18 dollar AS atau sekitar Rp290.000 per bulan.

Keuntungannya, pengguna yang berlangganan Premium bisa mendapat laporan dalam bentuk PDF dan dapat melacak waktu kerja untuk setiap anggota tim.


Aplikasi Toggl tersedia di versi mobile, baik Android dan iOS. Ada pula versi desktop, baik platform MacOS ataupun Windows.

Gimana guys, tertarik untuk mencoba supaya WFH kita lancar dan kerjaan cepat kelar?

Postingan Populer

Review Asus Vivobook 14 A1407QA. Laptop Copilot+ PC Paling Murah!

Perkembangan kecerdasan buatan dalam komputasi semakin pesat. Dan tren yang berkembang saat ini dalam industri laptop adalah hadirnya Copilot+ PC besutan Microsoft, yang terus membenahi Windows 11 dengan fitur-fitur AI terbarunya. Sebagai gambaran, teknologi ini memungkinkan laptop untuk menjalankan berbagai tugas berbasis AI secara lokal, tanpa harus selalu bergantung pada cloud alias terhubung ke Internet. Nah, salah satu syarat utama agar laptop mampu mengadopsi tren ini dengan baik adalah kehadiran Neural Processing Unit (NPU) yang kuat, dengan kemampuan setidaknya 45 TOPS untuk menangani berbagai skenario pemrosesan AI. Seperti diketahui, laptop masa depan diharapkan tidak hanya mengandalkan CPU dan GPU untuk menangani komputasi berat, tetapi juga memanfaatkan NPU untuk meningkatkan efisiensi daya dan performa dalam tugas berbasis kecerdasan buatan. Di pasaran, Asus baru-baru ini menghadirkan seri Vivobook 14 A1407QA yang hadir dengan prosesor Qualcomm Snapdragon X. Prosesor terse...

Laptop OLED Paling Ringan di Dunia, Kini Hadir di Indonesia!

Asus resmi meluncurkan Zenbook A14 OLED (UX3407RA) — laptop Copilot+ PC OLED paling ringan di dunia dengan bobot di bawah 1 kg! Desainnya super tipis, ringan, dan ultra-strong berkat material eksklusif Ceraluminum™, yang 30% lebih ringan dan 3x lebih kuat dari aluminum biasa. Laptop ini tampil elegan dengan warna Zabriskie Beige dan ketangguhan bersertifikasi militer. Ditenagai Snapdragon® X Elite dengan NPU 45 TOPs, Zenbook A14 OLED siap mendukung berbagai fitur AI seperti Windows Studio Effect, Live Caption with Translation, dan banyak lagi. RAM 32GB dan SSD 512GB memastikan semua proses berjalan super cepat dan mulus. Baterai tahan seharian? Yes, please! Dengan kapasitas 70Wh, laptop ini siap menemani meeting, traveling, dan deadline tanpa perlu colokan. Performa tetap stabil di 30W, bahkan tanpa adaptor! Dilengkapi sistem pendingin ganda dan mode 0dB Whisper, kamu bisa kerja dengan tenang dan bebas suara bising. Fitur konektivitas seperti Windows Phone Link dan Snapdragon Seamless™...

Bocoran Qualcomm Snapdragon X Terbaru Mulai Beredar

Qualcomm dikabarkan tengah menyiapkan prosesor Snapdragon X generasi kedua untuk laptop dengan sistem operasi Windows. Dan bocoran performa awalnya mulai beredar di Internet. Ya, seorang blogger asal Tiongkok bernama Focused Digital mengungkapkan bahwa chip terbaru ini diperkirakan akan berjalan mulai 4,40 GHz, dengan peningkatan performa keseluruhan sekitar 18 hingga 22 persen. Yang menarik, klaim tersebut juga didukung sumber dari Korea Selatan yang memiliki koneksi ke analis keuangan lokal, meski belum ada bukti resmi. Sebagai perbandingan, Snapdragon X Elite generasi pertama (SC8380XP) yang diluncurkan pertengahan 2024, berjalan dengan base clock 3,0 hingga 3,80 GHz dan boost clock antara 4,0 hingga 4,30 GHz. Chip generasi terbaru yang diduga akan menggunakan kode SC8480XP tampaknya akan mengalami kenaikan clock speed, meskipun belum jelas apakah ada perubahan signifikan di sisi arsitektur. Chip generasi pertama ini dibangun dengan fabrikasi TSMC 4nm N4P, sementara belum ada inform...

Saingi Nvidia, Google Rilis Chip AI Super Kencang

Google resmi memperkenalkan Ironwood, chip AI generasi ketujuh yang dirancang khusus untuk menangani beban kerja inference — sekaligus menjadi ancaman serius bagi dominasi Nvidia di sektor AI. Chip ini diumumkan dalam konferensi cloud minggu ini, dan langsung mendapat sorotan berkat performa serta skalabilitasnya. Amin Vahdat, VP Google, menegaskan pentingnya chip ini. “Chip ini dibuat untuk menjalankan aplikasi AI, bukan hanya untuk melatihnya. Kebutuhan inference kini meningkat jauh lebih cepat,” ujarnya. Berbeda dengan chip Nvidia yang dipasarkan luas, Tensor Processing Unit (TPU) Google selama ini hanya digunakan secara internal dan untuk layanan cloud. Jika sebelumnya chip AI Google memisahkan tugas antara training dan inference, Ironwood kini menyatukan keduanya, dilengkapi kapasitas memori lebih besar untuk menopang model AI skala jumbo seperti Gemini. Ironwood menawarkan performa dua kali lipat per watt dibanding pendahulunya, Trillium, yang diluncurkan Mei 2024. Setiap chip Ir...

Rekrut Eksekutif Qualcomm, Xiaomi Siapkan Chip 3nm Perdana

Xiaomi makin serius membangun ekosistem chipset buatannya sendiri. Terbaru, raksasa teknologi asal Tiongkok tersebut membentuk Chip Platform Department di divisi mobile-nya dan menunjuk Qin Muyun, mantan Senior Director Qualcomm, sebagai kepala departemen tersebut. Menurut laporan Sina Technology, Qin akan langsung melapor ke General Manager Divisi Produk Xiaomi, Li Jun. Penunjukan ini terjadi di saat Xiaomi tengah bersiap merilis SoC 3nm pertama mereka, yang dirumorkan akan debut di Xiaomi 15S Pro. Qin sebelumnya dikenal berperan penting dalam strategi produk Qualcomm, dan kini dipercaya membangun arah pengembangan chipset Xiaomi dari nol. Langkah ini menandai babak baru setelah kegagalan Surge S1 di 2017 — SoC 28nm delapan core yang hanya hadir di Mi 5C, sebuah ponsel yang kini nyaris terlupakan. Meski begitu, saat itu Xiaomi sempat jadi brand keempat di dunia setelah Samsung, Apple, dan Huawei yang mampu meracik chipset sendiri. Sejak kegagalan itu, Xiaomi perlahan membangun portofo...