Langsung ke konten utama

Review Xiaomi Redmi Note 6 Pro, Mending Mana?

Tak main-main memang Xiaomi, produsen asal negeri Tiongkok yang satu ini untuk menggerogoti pangsa pasar smartphone produsen terbesar di dunia yakni Apple dan Samsung. Salah satu caranya adalah terus membanjiri pasar dengan me-launching produk-produk baru tiada henti, dan tentunya dibanderol dengan harga murah.

Termasuk di Indonesia, pendekatan yang mereka lakukan ternyata berhasil. Perlahan tapi pasti, Xiaomi berhasil naik kasta alias pangsa pasar dengan merebut hati pengguna produsen-produsen smartphone lain, termasuk Samsung yang sampai saat ini memang masih belum berhasil mereka singkirkan.


Namun demikian, popularitas Xiaomi dan jumlah penggunanya pun sudah mulai mengalahkan saudara sebangsa dan setanah air mereka. Mulai dari Oppo, Vivo, bahkan sampai menyingkirkan Lenovo dari peta persaingan smartphone di Indonesia. Huawei dan adiknya, Honor, pun masih sanggup mereka atasi dengan produk-produk yang alternatif yang memikat.

Salah satu varian smartphone Xiaomi yang belum terlalu lama ini beredar, tepatnya pada 6 November silam yakni seri Redmi Note 6 Pro mungkin yang agak melenceng dari kebiasaan mereka. Produk ini memang menawarkan teknologi pertama di seri Redmi yakni dual camera di depan dan belakang, serta dukungan (AI) pada kamera utamanya. Tetapi, sisanya, tidak terlalu memikat. Kenapa? Mari kita bahas.


Pertama-tama, dan yang utama, smartphone ini menggunakan prosesor Qualcomm Snapdragon 636. Tidak ada yang salah dengan prosesor ini. Ia menawarkan performa yang cukup kencang untuk nyaris seluruh aplikasi apapun yang ada di Google Playstore. Tetapi, prosesor ini sama persis dengan yang dipakai oleh saudara pendahulunya yakni Redmi Note 5 Pro.

Pun demikian dengan spesifikasi sisanya, desain dan kapasitas baterai. Tidak berubah. Namun demikian, tidak ada salahnya kita bahas. Karena toh, smartphone ini masih tersedia di pasaran Indonesia dan statusnya pun bukan hape ghoib.

Desain
Secara fisik, ia tidak jauh berbeda dengan varian redmi note sebelumnya. Ia memakai konektivitas micro USB, baterai 4.000mAh, body metal dengan setup dual camera di belakang. Output speaker di bagian bawah, dan ada jack audio 3,5mm di bagian atas. Bodinyapun relatif tipis. Tapi ya, tidak jauh berbeda dengan model sebelumnya.


Di bagian depan, ia tampak serupa dengan smartphone Android kekinian dengan full view display dan menggunakan notch yang, lebar bener. Di sana ada setup dual camera yang berguna untuk selfie, juga ada speaker output. Di bagian sisi atas, terdapat audio jack untuk yang biasa menikmati alunan musik dengan headset.


Di bagian belakang, terdapat pula dual camera. Kamera utama punya resolusi 12 megapixel dengan f/1.9 serta teknologi dual pixel PDAF untuk kecepatan fokus. Ini yang keren, kamera tersebut menggunakan sensor Sony IMX 486 dan dilengkapi fitur AI untuk memastikan hasil jepretan foto punya warna-warna yang ciamik dalam berbagai kondisi.

Untuk mendukung kedalaman gambar atau efek bokeh, tersedia kamera tambahan yang punya resolusi 5MP untuk depth sensor. Tak lupa LED flash disediakan untuk membantu pencahayaan saat memotret di malam hari ataupun di ruangan gelap.


Di bagian bawah, tersedia port micro USB untuk charging dan transfer data. Speaker grill pun tersedia di sisi kiri dan kanan. Namun posisi speaker sendiri adanya di sisi kanan saja (kalau kita melihat bagian depan smartphone). Frame bagian bawah ini terbuat dari plastik, namun cover body bagian belakangnya tetap kokoh dengan material metal. Persis seperti Redmi Note 5 Pro.


Di sisi kiri smartphone, terdapat slot SIM tray yang ternyata hybrid. Pengguna harus pilih, mau dual SIM card, atau satu SIM card dan satu microSD.

Di dalam kemasan boks oranye khas Xiaomi, tersedia SIM ejector, manual, garansi dan softcase. Kabel micro USB juga pastinya ada, dan juga kepala charger yang punya output standar. Arusnya 5 volt 2 ampere.

Tersedia pula jelly case yang berwarna agak gelap. Dan saat kami coba memasangkannya ke body smartphone, jelly case tersebut langsung menempel dengan erat. Dan saat sudah menggunakan jelly case, Xiaomi Redmi Note 6 Pro ini rasanya menjadi lebih mantap digenggam. Body smartphone juga tetap tipis karena jelly case-nya tidak tebal sehingga smartphone dapat dengan mudah diselipkan ke kantong celana.

Kamera dan Fitur
Seperti biasa, yang paling menarik dari smartphone besutan Xiaomi adalah tersedianya fitur Infra Red blaster. Apa lagi kalau bukan untuk menyulap smartphone ini menjadi remote TV ataupun AC, atau perangkat elektronik rumah tangga lainnya.

Soalnya, seperti kita ketahui bersama, Xiaomi memang palugada. Apa lu mau, gua ada. Hebatnya, nggak cuma perkakas elektronik merek Xiaomi saja yang bisa diatur. Puluhan atau mungkin ratusan tipe barang elektronik dari berbagai merek juga bisa dikontrol oleh smartphone yang satu ini.


Cara penggunaannya pun mudah. Anda tinggal pilih jenis perangkat elektronik yang ingin dikontrol dari daftar beragam perangkat yang ada di sana. Mulai dari TV, set top box, AC, kipas angin, sampai kamera. Setelah itu, pilih merek perangkat elektronik tersebut lalu arahkan ke perangkat untuk dicoba. Pilih terus dari berbagai opsi sampai smartphone berhasil mengontrolnya dengan akurat.

Fitur lain yang menarik yang tersedia di MIUI Global versi 10.2 misalnya adalah Dual apps. Fitur ini memang sudah sejak lama tersedia di lini produk Xiaomi. Namun demikian, sangat menarik untuk disebut karena fitur ini sangat bermanfaat khususnya bagi mereka yang biasanya aktif berkomunikasi dengan lebih dari satu akun.


Misalnya, punya dua akun Facebook dan Facebook Messenger, dua akun WhatsApp, dua akun Line dan lain-lain. Fitur Dual apps akan memungkinkan Anda online dengan dua akun yang berbeda, bahkan bisa saling chat dengan satu sama lain, misalnya.

Baca juga:

Fitur lain yang tak kalah menarik adalah App lock. Anda yang tidak ingin anak Anda atau orang lain yang tidak berkepentingan menjalankan aplikasi tertentu pada smartphone tersebut, bisa Anda blokir. Hanya Anda atau yang tahu passowrd-nya saja yang bisa menjalankan aplikasi yang bersangkutan.

Terakhir, Anda yang tidak suka dengan notch yang terlalu kentara pada smartphone ini juga bisa memilih untuk mematikan notch tersebut. Sebagai informasi, notch sendiri menjadi perdebatan panas di kalangan pengguna. Banyak yang suka, namun tidak sedikit pula yang kesal dengan notch.

Kalau soal kamera? Redmi Note 6 Pro ini memiliki fungsi yang cukup lengkap pada aplikasi kameranya. Baik untuk mengambil foto ataupun merekam video. Mode portrait, square, panorama dan manual tersedia untuk foto. Adapun untuk video, tersedia opsi short video, time lapse ataupun slow motion. Untuk selfie pun, kini tersedia dua kamera untuk efek bokeh, tidak seperti versi terdahulu yan hanya satu kamera 20MP saja.


Untuk merekam foto, resolusi maksimal yang didukung adalah Full HD 1080p pada 30fps, baik saat image stabilization diaktifkan ataupun tidak. Cukup aneh sebenarnya, karena biasanya kalau EIS alias image stabilization tadi tidak aktif, semestinya kamera bisa merekam video dengan resolusi lebih tinggi.

Dari sisi foto, opsi HDR dan AI dapat digunakan di modus auto untuk menghasilkan foto yang lebih bagus. Untuk modus manual, opsi yang tersedia tidak banyak. Tetapi sudah lebih dari cukup. Sensor Sony IMX 486 yang memperkuat kamera utama smartphone ini merupakan jaminan foto-foto berkualitas. Nggak percaya? Lihat saja galeri foto-foto berikut.











Secara keseluruhan, hasil fotonya ciamik. Cakep. Foto-foto di kondisi pencahayaan cukup, baik indoor ataupun outdoor, hasilnya sangat tajam. Berkat fitur AI, warna-warna yang didapat pun lebih indah dan dramatis.

Foto-foto low-light dan juga malam hari, pun demikian. Dengan modus auto saja, hasilnya sudah lebih dari cukup untuk mengabadikan momen-momen berharga yang kita temui sehari-hari. Sedikit noise yang muncul di foto-foto low light dan malam hari, tentunya wajar dan masih dalam taraf acceptable.

Spesifikasi dan Performa
Lalu, apakah Xiaomi Redmi Note 6 Pro ini punya performa hebat? Kuat untuk main game? Pastinya. Seperti Anda ketahui, prosesor Qualcomm Snapdragon 636 merupakan prosesor yang kencang dan hemat energi. Memang tidak sekencang Snapdragon 660, tapi performanya sudah lebih dari cukup untuk bermain sebagian besar game yang ada di Playstore.

Berikut spesifikasi lengkap Xiaomi Redmi Note 6 Pro yang kami kutip dari GSMArena:


Dari sisi spesifikasi, tidak ada yang salah dengan Redmi Note 6 Pro. Kalau saja Xiaomi tidak merilis Redmi Note 5 Pro dengan spesifikasi identik. Agak sulit soalnya untuk tidak membandingkan Redmi Note 6 Pro ini dengan varian pendahulunya, mengingat selisih umurnya yang hanya sekitar satu semester saja.

Tetapi itu bukan alasan. Sebagai contoh, Zenfone Max Pro M2 pun berselisih sekitar satu semester dengan Zenfone Max Pro M1, tetapi peningkatan yang dihadirkan sangat luar biasa signifikan. Artinya, semua tergantung pada kemauan sang produsennya sendiri untuk memberikan yang terbaik pada penggunanya, dalam hal ini, Xiaomi kepada kita-kita Mi Fans.

Kembali ke Redmi Note 6 Pro, mari kita lakukan pengukuran performa dengan beberapa software benchmark standar. Berikut ini skor yang kami dapat:



Dari skor benchmark yang didapat, smartphone ini punya performa sekelas Xiaomi Redmi Note 5 Pro atau Asus Zenfone Max Pro M1. Masih cukup tertinggal dibanding Realme 2 Pro atau Zenfone Max Pro M2 yang sudah menggunakan prosesor Qualcomm Snapdragon 660 meskipun kecepatannya hanya yang versi 1,8GHz saja.

Dari sisi baterai, baterai smartphone ini mampu bertahan hingga nyaris 13 jam jika dalam kondisi full load. Dalam kondisi penggunaan standar, tentunya masa aktif satu hari penuh, bukan tak mungkin.

Lalu, bagaimana performanya saat bermain game? Smartphone ini sudah sangat oke untuk memainkan game-game yang ada di Google Playstore. Contohnya seperti Arena of Valor. Di game ini, Anda bisa mengatur semua setting menjadi rata kanan dan game dapat dimainkan dengan mulus.


Dicoba untuk bermain game lain, Real Racing 3 misalnya, performa smartphone ini juga sangat mumpuni. Sama sekali tidak ada lag, frame drop, atau masalah lain.


Temperatur juga relatif aman. Menurut CPU-Z, temperatur hanya mencapai sekitar 41-45 derajat Celsius setelah bermain sekitar satu atau dua game. Sedikit panas di bagian belakang, tetapi kalau Anda memasangkan casing, tidak akan terasa seperti setrikaan kok.


Kesimpulan
Kalau boleh ditarik kesimpulan, Xiaomi Redmi Note 6 Pro ini merupakan smartphone yang keren. Performa oke, baterai oke, kamera apalagi. Tetapi buat Anda yang sudah terlanjur punya Redmi Note 5 Pro, rasanya smartphone ini jadi nggak keren-keren amat. Mungkin inilah satu-satunya kelemahan Redmi Note 6 Pro dibanding pendahulunya yang fenomenal dan sempat jadi hape ghoib itu.

Beda ceritanya kalau saat ini Anda berada di posisi Redmi Note 4 yang berbasis Qualcomm Snapdragon 625. Pindah ke Redmi Note 6 Pro amat sangat kami rekomendasikan. Percayalah. Atau mau ke Redmi Note 7? Boleh. Mudah-mudahan di lain kesempatan bisa kita bahas juga di sini.




Postingan Populer

Review Asus Vivobook 14 A1407QA. Laptop Copilot+ PC Paling Murah!

Perkembangan kecerdasan buatan dalam komputasi semakin pesat. Dan tren yang berkembang saat ini dalam industri laptop adalah hadirnya Copilot+ PC besutan Microsoft, yang terus membenahi Windows 11 dengan fitur-fitur AI terbarunya. Sebagai gambaran, teknologi ini memungkinkan laptop untuk menjalankan berbagai tugas berbasis AI secara lokal, tanpa harus selalu bergantung pada cloud alias terhubung ke Internet. Nah, salah satu syarat utama agar laptop mampu mengadopsi tren ini dengan baik adalah kehadiran Neural Processing Unit (NPU) yang kuat, dengan kemampuan setidaknya 45 TOPS untuk menangani berbagai skenario pemrosesan AI. Seperti diketahui, laptop masa depan diharapkan tidak hanya mengandalkan CPU dan GPU untuk menangani komputasi berat, tetapi juga memanfaatkan NPU untuk meningkatkan efisiensi daya dan performa dalam tugas berbasis kecerdasan buatan. Di pasaran, Asus baru-baru ini menghadirkan seri Vivobook 14 A1407QA yang hadir dengan prosesor Qualcomm Snapdragon X. Prosesor terse...

Laptop OLED Paling Ringan di Dunia, Kini Hadir di Indonesia!

Asus resmi meluncurkan Zenbook A14 OLED (UX3407RA) — laptop Copilot+ PC OLED paling ringan di dunia dengan bobot di bawah 1 kg! Desainnya super tipis, ringan, dan ultra-strong berkat material eksklusif Ceraluminum™, yang 30% lebih ringan dan 3x lebih kuat dari aluminum biasa. Laptop ini tampil elegan dengan warna Zabriskie Beige dan ketangguhan bersertifikasi militer. Ditenagai Snapdragon® X Elite dengan NPU 45 TOPs, Zenbook A14 OLED siap mendukung berbagai fitur AI seperti Windows Studio Effect, Live Caption with Translation, dan banyak lagi. RAM 32GB dan SSD 512GB memastikan semua proses berjalan super cepat dan mulus. Baterai tahan seharian? Yes, please! Dengan kapasitas 70Wh, laptop ini siap menemani meeting, traveling, dan deadline tanpa perlu colokan. Performa tetap stabil di 30W, bahkan tanpa adaptor! Dilengkapi sistem pendingin ganda dan mode 0dB Whisper, kamu bisa kerja dengan tenang dan bebas suara bising. Fitur konektivitas seperti Windows Phone Link dan Snapdragon Seamless™...

Bocoran Qualcomm Snapdragon X Terbaru Mulai Beredar

Qualcomm dikabarkan tengah menyiapkan prosesor Snapdragon X generasi kedua untuk laptop dengan sistem operasi Windows. Dan bocoran performa awalnya mulai beredar di Internet. Ya, seorang blogger asal Tiongkok bernama Focused Digital mengungkapkan bahwa chip terbaru ini diperkirakan akan berjalan mulai 4,40 GHz, dengan peningkatan performa keseluruhan sekitar 18 hingga 22 persen. Yang menarik, klaim tersebut juga didukung sumber dari Korea Selatan yang memiliki koneksi ke analis keuangan lokal, meski belum ada bukti resmi. Sebagai perbandingan, Snapdragon X Elite generasi pertama (SC8380XP) yang diluncurkan pertengahan 2024, berjalan dengan base clock 3,0 hingga 3,80 GHz dan boost clock antara 4,0 hingga 4,30 GHz. Chip generasi terbaru yang diduga akan menggunakan kode SC8480XP tampaknya akan mengalami kenaikan clock speed, meskipun belum jelas apakah ada perubahan signifikan di sisi arsitektur. Chip generasi pertama ini dibangun dengan fabrikasi TSMC 4nm N4P, sementara belum ada inform...

Saingi Nvidia, Google Rilis Chip AI Super Kencang

Google resmi memperkenalkan Ironwood, chip AI generasi ketujuh yang dirancang khusus untuk menangani beban kerja inference — sekaligus menjadi ancaman serius bagi dominasi Nvidia di sektor AI. Chip ini diumumkan dalam konferensi cloud minggu ini, dan langsung mendapat sorotan berkat performa serta skalabilitasnya. Amin Vahdat, VP Google, menegaskan pentingnya chip ini. “Chip ini dibuat untuk menjalankan aplikasi AI, bukan hanya untuk melatihnya. Kebutuhan inference kini meningkat jauh lebih cepat,” ujarnya. Berbeda dengan chip Nvidia yang dipasarkan luas, Tensor Processing Unit (TPU) Google selama ini hanya digunakan secara internal dan untuk layanan cloud. Jika sebelumnya chip AI Google memisahkan tugas antara training dan inference, Ironwood kini menyatukan keduanya, dilengkapi kapasitas memori lebih besar untuk menopang model AI skala jumbo seperti Gemini. Ironwood menawarkan performa dua kali lipat per watt dibanding pendahulunya, Trillium, yang diluncurkan Mei 2024. Setiap chip Ir...

Rekrut Eksekutif Qualcomm, Xiaomi Siapkan Chip 3nm Perdana

Xiaomi makin serius membangun ekosistem chipset buatannya sendiri. Terbaru, raksasa teknologi asal Tiongkok tersebut membentuk Chip Platform Department di divisi mobile-nya dan menunjuk Qin Muyun, mantan Senior Director Qualcomm, sebagai kepala departemen tersebut. Menurut laporan Sina Technology, Qin akan langsung melapor ke General Manager Divisi Produk Xiaomi, Li Jun. Penunjukan ini terjadi di saat Xiaomi tengah bersiap merilis SoC 3nm pertama mereka, yang dirumorkan akan debut di Xiaomi 15S Pro. Qin sebelumnya dikenal berperan penting dalam strategi produk Qualcomm, dan kini dipercaya membangun arah pengembangan chipset Xiaomi dari nol. Langkah ini menandai babak baru setelah kegagalan Surge S1 di 2017 — SoC 28nm delapan core yang hanya hadir di Mi 5C, sebuah ponsel yang kini nyaris terlupakan. Meski begitu, saat itu Xiaomi sempat jadi brand keempat di dunia setelah Samsung, Apple, dan Huawei yang mampu meracik chipset sendiri. Sejak kegagalan itu, Xiaomi perlahan membangun portofo...