Langsung ke konten utama

Beli Vivo, Bonus Paket Data 30GB Indosat

Ada kabar gembira bagi para penggemar smartphone Vivo. Usai masa pre-order yang diegelar sejak 12-19 September dan Super Selling Day yang digelar sehari sesudahnya sampai 30 September mendatang, produsen asal negeri Tiongkok tersebut menawarkan bundel program yang menarik.

Kini, Vivo V11 Pro dan seri tambahannya, V11 dapat ditemui dan dibeli langsung baik di official online store e-Commerce partner vivo, maupun offline Vivo Store, mitra ritel, dan gerai-gerai IM3 Ooredoo tertentu di seluruh Indonesia. Kabar gembiranya, setiap pembeli Vivo V11 Pro dan V11 akan mendapatkan bonus berupa backpack + paket bundling IM3 Ooredoo Simcard 30GB untuk akses Unlimited Streaming, YouTube, dan Social Media.


Demi mengantisipasi tingginya minat pengguna, Vivo juga memastikan kapasitas produksi kedua seri smartphone V-Series tersebut di pabriknya yang ada di Cikupa, Tangerang berjalan lancar. Vivo pun menjamin ketersediaan stok seri V11 Pro dan seri V11 untuk memenuhi pasar di seluruh wilayah Indonesia.



Sebagai informasi, pabrik Vivo di Tangerang tersebut menjadi basis produksi V-Series yang akan dipasarkan di tanah air dan juga untuk memenuhi pasar di kawasan Asia Tenggara.

Baca juga:

Hadir dalam dua pilihan warna yakni Nebula Purple dan Starry Black, varian warna baru paduan biru-ungu menjadi warna yang paling digemari saat ini baik untuk edisi V11 Pro maupun V11. Mengacu pada data hasil pemesanan saat Pre-Order dan penjualan selama Super Selling Day, Vivo V11 Pro warna Nebula Purple menjadi pilihan utama bagi konsumen perempuan di Indonesia.

Paduan warna tersebut mencerminkan sisi feminin dan sesuai dengan tren warna 2018, yakni Ultra Violet. Sebaliknya warna Starry Black lebih banyak diburu oleh konsumen laki-laki karena terlihat lebih maskulin dan mewah.

Sebagian besar konsumen menyebut Screen Touch ID sebagai fitur yang paling disenangi karena memudahkan mereka saat membuka kunci layar. Sementara itu, kalangan millennials justru menyukai layar Vivo V11 Pro yang ukurannya semakin luas sehingga lebih nyaman saat digunakan untuk bermain game. Fitur ini semakin menyenangkan dengan adanya AI Game Mode yang telah disempurnakan untuk membuat game tetap berjalan meskipun layar dalam keadaan terkunci.


Bagi konsumen penyuka fotografi, AI Camera disebut sebagai fitur yang bisa memenuhi tuntutan untuk menghasilkan foto tajam, foto bokeh, dan foto artistik layaknya profesional. Konsumen menilai banderol harga Vivo V11 Pro senilai Rp4.999.000,- masih terjangkau dan setimpal dengan fitur-fitur yang menyertainya. Begitu pula Vivo V11 yang dihargai Rp4.499.000,- cukup kompetitif untuk bersaing di pasar smartphone kelas mid-range di Indonesia.

Saat ini konsumen bisa mendapatkan keuntungan menarik seperti penawaran cicilan 0% di Vivo Store dan e-commerce partner (JD.id, Lazada, Shopee, AkuLaku, Tokopedia), serta gratis antar di e-commerce partner terpilih (syarat dan kenentuan berlaku).

Postingan Populer

Laptop Gaming Murah dengan GeForce RTX 5000 Series, Beredar!

Asus kembali menghadirkan inovasi terbarunya di lini laptop gaming melalui Asus Gaming V16. Seperti diketahui, Asus gaming merupakan lini laptop gaming murah yang memadukan performa AI modern, grafis bertenaga, efisiensi daya tinggi, serta ketahanan fisik berstandar militer.  Produk ini menyasar tak hanya bagi para gamer dan profesional yang membutuhkan kinerja optimal dalam paket yang portabel dan andal, tapi juga pengguna umum yang membutuhkan laptop kencang, namun dalam wujud yang standar, tidak menyolok seperti laptop gaming mahal. Ditenagai oleh prosesor Intel® Core™ 5 atau 7 generasi terbaru, Asus Gaming V16 menawarkan performa komputasi tinggi untuk berbagai kebutuhan, mulai dari gaming AAA, multitasking berat, hingga pemrosesan berbasis AI. Chip grafis NVIDIA® GeForce RTX™ 5060 menjadi jantung pengolahan visual, menghadirkan teknologi ray tracing dan DLSS 3.5 yang memberikan pengalaman gaming lebih realistis, dengan frame rate yang stabil dan visual yang imersif. Layar WUXG...

Review Asus Vivobook S 15 OLED S5507. Titik Optimal Prosesor Qualcomm

Industri laptop sedang mengalami transformasi besar dengan semakin populernya prosesor berbasis ARM dalam perangkat berbasis Windows. Padahal, selama bertahun-tahun, arsitektur x86 yang dikembangkan oleh Intel dan AMD telah mendominasi pasar. Tetapi kini ARM hadir dengan keunggulan efisiensi daya yang lebih baik, kinerja yang semakin kompetitif, serta dukungan teknologi AI yang lebih canggih. Dengan konsumsi daya yang lebih rendah, laptop berbasis ARM menjanjikan daya tahan baterai yang lebih lama tanpa mengorbankan performa. Semua kelebihan di atas menjadikan platform baru tersebut sebagai pilihan menarik bagi pengguna yang menginginkan perangkat portabel dengan produktivitas tinggi. Apalagi, kedatangan prosesor seperti Qualcomm Snapdragon X Plus dan Snapdragon X Elite menjadi titik balik bagi laptop Windows yang mengadopsi arsitektur ARM.  Berkat optimalisasi perangkat lunak dan dukungan dari Microsoft, aplikasi Windows kini semakin kompatibel dengan ARM, memungkinkan pengalaman ...

China Siapkan Prosesor x86 Sendiri. Semua Berkat AMD

China kembali mengguncang industri chip silikon. Kali ini lewat penggabungan dua pemain penting dalam industri chip dan server: Hygon dan Sugon. Merger ini menjadi langkah besar dalam ambisi Beijing untuk menciptakan ekosistem superkomputasi yang sepenuhnya mandiri, dari desain CPU hingga produksi server. Bagi yang belum familiar, Hygon adalah nama yang muncul setelah AMD pada 2016 memutuskan untuk melisensikan desain CPU Zen dan teknologi x86-64 ke perusahaan bernama Tianjin Haiguang Advanced Technology Investment Co. Tujuannya jelas: memenuhi kebutuhan chip server di Tiongkok dengan solusi non-Intel yang tetap “legal” lewat lisensi. Hasil dari kolaborasi itu adalah prosesor Hygon Dhyana, yang meskipun tidak populer secara global, cukup mendapat tempat di kalangan raksasa teknologi Tiongkok seperti Tencent, berkat dorongan besar dari pemerintah Tiongkok terhadap penggunaan perangkat keras lokal. Di sisi lain, Sugon adalah produsen server dan superkomputer yang kerap menggunakan chip H...

Hell Is Us, Game Paling Berat, Bahkan RTX 4090 Pun Tak Cukup

Para pemilik GPU kelas atas seperti Nvidia RTX 50 dan 40 Series yang mencoba menjalankan demo Hell Is Us tercengang. Alih-alih menikmati adegan sinematik pembuka, banyak pemain justru mengalami crash sebelum cutscene selesai, meninggalkan pertanyaan besar: untuk apa semua kekuatan grafis ini? Dalam pembaruan terbaru di Steam, pengembang Rogue Factor menyarankan solusi sementara yang cukup ironis: turunkan semua pengaturan grafis dan nonaktifkan semua fitur upscaling seperti DLSS, XeSS, dan FSR. Ya, bahkan teknologi unggulan seperti DLSS 3.5 pun diminta dimatikan agar game bisa berjalan. “Harap turunkan semua pengaturan grafis dan nonaktifkan fitur upscaling seperti DLSS, XeSS, FSR, dll. dari menu utama sebelum memulai game,” tulis Rogue Factor dalam catatannya. Tom’s Hardware mengonfirmasi bahwa ini satu-satunya cara agar game bisa melewati bagian intro tanpa crash. Setelah berhasil mencapai karakter utama bernama RĂ©mi, pemain kemudian dipersilakan menaikkan kembali pengaturan grafis. ...

Asus Luncurkan Expert P Series untuk Dukung Kebutuhan Bisnis Modern

Asus Indonesia resmi meluncurkan lini produk komersial terbaru, Expert P Series, yang terdiri dari laptop ExpertBook P3405CVA, desktop ExpertCenter P500MV, dan All-in-One ExpertCenter P440VA. Ketiganya dirancang untuk menjawab kebutuhan transformasi digital di dunia bisnis, dengan daya tahan tinggi, performa stabil, fitur AI terintegrasi, serta keamanan kelas enterprise. “Expert P Series bukan sekadar perangkat kerja, tapi partner produktivitas yang ringan, tangguh, dan aman untuk berbagai skenario kerja hybrid,” ujar Yulianto Hasan, Director Commercial Products Asus Indonesia. Setiap perangkat sudah dilengkapi AI on-device, termasuk platform ExpertMeet untuk kolaborasi yang lebih efisien tanpa perlu aplikasi tambahan. Tren kerja hybrid dan adopsi teknologi AI menjadi latar belakang kehadiran lini ini. Menurut laporan Gallup, 60% karyawan memilih model hybrid, sementara survei McKinsey 2024 mencatat 78% organisasi telah menggunakan AI dalam operasional mereka. Asus menghadirkan solusi ...