Taiwan mengguncang industri semikonduktor global dengan penangkapan dua mantan engineer Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) dan satu tersangka lainnya. Mereka diduga terlibat dalam pencurian teknologi manufaktur chip yang dilindungi sebagai “teknologi inti nasional”.
Kasus ini menandai pertama kalinya Undang-Undang Keamanan Nasional Taiwan digunakan untuk kebocoran rahasia dagang sejak diperketat tiga tahun lalu.
Laporan dari Financial Times menyebut, penyelidikan ini dimulai setelah sistem pemantauan internal TSMC mendeteksi potensi kebocoran. Kantor Tokyo Electron di Taiwan, perusahaan pembuat peralatan chip asal Jepang, juga ikut digeledah.
Dari pemeriksaan 25–28 Juli, tiga orang resmi ditahan dengan tuduhan serius melanggar hukum keamanan nasional. Salah satunya mantan engineer TSMC, dan satu lagi baru saja dipecat setelah kasus ini terungkap.
TSMC menegaskan, mekanisme pemantauan internal yang “komprehensif dan kuat” memungkinkan masalah ini diidentifikasi sejak dini. Perusahaan enggan memastikan apakah rahasia tersebut sudah jatuh ke pihak lain, mengingat investigasi masih berjalan.
Undang-undang yang direvisi kini melarang transfer teknologi chip di bawah 14 nanometer ke pihak asing atau negara yang dianggap bermusuhan. Langkah ini jelas diarahkan untuk mencegah kebocoran ke China, yang beberapa kali dituduh merekrut insinyur Taiwan demi mendapatkan teknologi manufaktur canggih. TSMC sendiri menargetkan produksi massal chip 2nm pada akhir tahun ini, menjadikan perlindungan teknologi sebagai prioritas mutlak.
Sejarah mencatat, TSMC tidak segan membawa eks-karyawan atau rival ke jalur hukum jika terbukti melanggar hak kekayaan intelektualnya. “Zero tolerance” kembali digaungkan, dengan janji menuntut pelaku hingga ke batas maksimal hukum.
Menariknya, media pro-Apple ikut berspekulasi bahwa teknologi yang dicuri berkaitan dengan prosesor Apple A20 untuk iPhone 18. Klaim ini dianggap mengada-ada, hanya berdasar fakta bahwa TSMC adalah pemasok tunggal chip Apple.
Nyatanya, di pasar teknologi, rahasia desain chip Nvidia atau proses manufaktur node tercanggih mungkin memiliki nilai jauh lebih tinggi daripada sekadar cetak biru prosesor smartphone yang akan usang dalam dua tahun.
Kasus ini menjadi peringatan keras: di tengah perlombaan teknologi global, keamanan informasi bukan lagi urusan internal perusahaan, melainkan bagian dari strategi pertahanan negara. Di dunia semikonduktor, satu kebocoran bisa berarti kehilangan keunggulan miliaran dolar, dan Taiwan jelas tak mau ambil risiko.