Langsung ke konten utama

Sony Siapkan Sensor 200 MP, Tantang Samsung di Pasar Kamera Smartphone

Samsung telah sukses dengan sensor ISOCELL HP9 200 MP yang digunakan dalam kamera periskop telefoto pada beberapa smartphone flagship, termasuk vivo X100 Ultra, X200 Pro, Xiaomi 15 Ultra, dan yang akan datang, vivo X200 Ultra. Selain itu, sensor ISOCELL HP2 200 MP juga telah menjadi andalan kamera utama pada Samsung Galaxy S25 Ultra.

Namun, persaingan dalam industri sensor kamera smartphone tampaknya semakin memanas. Sebuah rumor dari China mengungkapkan bahwa Sony sedang mengembangkan sensor 200 MP miliknya sendiri. Sensor ini dirancang untuk digunakan sebagai kamera utama pada smartphone flagship yang akan meluncur di akhir tahun ini, yang kemungkinan besar ditenagai oleh chipset MediaTek Dimensity 9500 atau Snapdragon 8 Elite 2.

Salah satu keunggulan utama sensor buatan Sony ini adalah ukurannya yang lebih besar dibandingkan sensor Samsung ISOCELL HP2, yang memiliki ukuran 1/1.3 inci. Dengan ukuran sensor yang lebih besar, secara teori, sensor Sony ini akan mampu menangkap lebih banyak cahaya, sehingga berpotensi menghasilkan kualitas gambar yang lebih baik, terutama dalam kondisi pencahayaan rendah.



Sayangnya, hingga kini belum ada detail lebih lanjut mengenai spesifikasi sensor ini, seperti teknologi pixel binning yang digunakan, ukuran piksel individual, atau kemampuan perekaman videonya. Meski demikian, kehadiran sensor baru dari Sony ini tentu menjadi kabar baik bagi industri smartphone. Dengan adanya persaingan yang lebih ketat antara Sony dan Samsung, produsen perangkat akan memiliki lebih banyak pilihan sensor berkualitas tinggi, yang pada akhirnya akan menguntungkan konsumen.

Sony sendiri dikenal memiliki rekam jejak yang kuat dalam industri sensor kamera, dengan berbagai produk unggulan yang digunakan oleh merek-merek besar seperti Apple, Google, dan Xiaomi. Jika sensor 200 MP terbaru ini mampu bersaing dengan ISOCELL HP9 atau bahkan melampauinya, bukan tidak mungkin kita akan melihat pergeseran preferensi di antara para produsen smartphone dalam memilih pemasok sensor kamera mereka.

Hingga saat ini, belum ada informasi resmi dari Sony mengenai jadwal peluncuran atau perangkat mana yang pertama kali akan menggunakan sensor ini. Namun, melihat tren perkembangan teknologi kamera smartphone, besar kemungkinan bahwa sensor ini akan debut pada salah satu flagship dari merek besar dalam beberapa bulan mendatang.

Persaingan antara Sony dan Samsung di segmen sensor 200 MP ini tentu menarik untuk disimak. Dengan inovasi yang terus berkembang, kita dapat mengharapkan peningkatan kualitas fotografi pada smartphone flagship di masa depan. Konsumen pun akan semakin diuntungkan dengan pilihan perangkat yang semakin beragam dan berkualitas tinggi.

Postingan Populer

Laptop Gaming Murah dengan GeForce RTX 5000 Series, Beredar!

Asus kembali menghadirkan inovasi terbarunya di lini laptop gaming melalui Asus Gaming V16. Seperti diketahui, Asus gaming merupakan lini laptop gaming murah yang memadukan performa AI modern, grafis bertenaga, efisiensi daya tinggi, serta ketahanan fisik berstandar militer.  Produk ini menyasar tak hanya bagi para gamer dan profesional yang membutuhkan kinerja optimal dalam paket yang portabel dan andal, tapi juga pengguna umum yang membutuhkan laptop kencang, namun dalam wujud yang standar, tidak menyolok seperti laptop gaming mahal. Ditenagai oleh prosesor Intel® Core™ 5 atau 7 generasi terbaru, Asus Gaming V16 menawarkan performa komputasi tinggi untuk berbagai kebutuhan, mulai dari gaming AAA, multitasking berat, hingga pemrosesan berbasis AI. Chip grafis NVIDIA® GeForce RTX™ 5060 menjadi jantung pengolahan visual, menghadirkan teknologi ray tracing dan DLSS 3.5 yang memberikan pengalaman gaming lebih realistis, dengan frame rate yang stabil dan visual yang imersif. Layar WUXG...

Review Asus Vivobook S 15 OLED S5507. Titik Optimal Prosesor Qualcomm

Industri laptop sedang mengalami transformasi besar dengan semakin populernya prosesor berbasis ARM dalam perangkat berbasis Windows. Padahal, selama bertahun-tahun, arsitektur x86 yang dikembangkan oleh Intel dan AMD telah mendominasi pasar. Tetapi kini ARM hadir dengan keunggulan efisiensi daya yang lebih baik, kinerja yang semakin kompetitif, serta dukungan teknologi AI yang lebih canggih. Dengan konsumsi daya yang lebih rendah, laptop berbasis ARM menjanjikan daya tahan baterai yang lebih lama tanpa mengorbankan performa. Semua kelebihan di atas menjadikan platform baru tersebut sebagai pilihan menarik bagi pengguna yang menginginkan perangkat portabel dengan produktivitas tinggi. Apalagi, kedatangan prosesor seperti Qualcomm Snapdragon X Plus dan Snapdragon X Elite menjadi titik balik bagi laptop Windows yang mengadopsi arsitektur ARM.  Berkat optimalisasi perangkat lunak dan dukungan dari Microsoft, aplikasi Windows kini semakin kompatibel dengan ARM, memungkinkan pengalaman ...

China Siapkan Prosesor x86 Sendiri. Semua Berkat AMD

China kembali mengguncang industri chip silikon. Kali ini lewat penggabungan dua pemain penting dalam industri chip dan server: Hygon dan Sugon. Merger ini menjadi langkah besar dalam ambisi Beijing untuk menciptakan ekosistem superkomputasi yang sepenuhnya mandiri, dari desain CPU hingga produksi server. Bagi yang belum familiar, Hygon adalah nama yang muncul setelah AMD pada 2016 memutuskan untuk melisensikan desain CPU Zen dan teknologi x86-64 ke perusahaan bernama Tianjin Haiguang Advanced Technology Investment Co. Tujuannya jelas: memenuhi kebutuhan chip server di Tiongkok dengan solusi non-Intel yang tetap “legal” lewat lisensi. Hasil dari kolaborasi itu adalah prosesor Hygon Dhyana, yang meskipun tidak populer secara global, cukup mendapat tempat di kalangan raksasa teknologi Tiongkok seperti Tencent, berkat dorongan besar dari pemerintah Tiongkok terhadap penggunaan perangkat keras lokal. Di sisi lain, Sugon adalah produsen server dan superkomputer yang kerap menggunakan chip H...

Asus Luncurkan Expert P Series untuk Dukung Kebutuhan Bisnis Modern

Asus Indonesia resmi meluncurkan lini produk komersial terbaru, Expert P Series, yang terdiri dari laptop ExpertBook P3405CVA, desktop ExpertCenter P500MV, dan All-in-One ExpertCenter P440VA. Ketiganya dirancang untuk menjawab kebutuhan transformasi digital di dunia bisnis, dengan daya tahan tinggi, performa stabil, fitur AI terintegrasi, serta keamanan kelas enterprise. “Expert P Series bukan sekadar perangkat kerja, tapi partner produktivitas yang ringan, tangguh, dan aman untuk berbagai skenario kerja hybrid,” ujar Yulianto Hasan, Director Commercial Products Asus Indonesia. Setiap perangkat sudah dilengkapi AI on-device, termasuk platform ExpertMeet untuk kolaborasi yang lebih efisien tanpa perlu aplikasi tambahan. Tren kerja hybrid dan adopsi teknologi AI menjadi latar belakang kehadiran lini ini. Menurut laporan Gallup, 60% karyawan memilih model hybrid, sementara survei McKinsey 2024 mencatat 78% organisasi telah menggunakan AI dalam operasional mereka. Asus menghadirkan solusi ...

Hell Is Us, Game Paling Berat, Bahkan RTX 4090 Pun Tak Cukup

Para pemilik GPU kelas atas seperti Nvidia RTX 50 dan 40 Series yang mencoba menjalankan demo Hell Is Us tercengang. Alih-alih menikmati adegan sinematik pembuka, banyak pemain justru mengalami crash sebelum cutscene selesai, meninggalkan pertanyaan besar: untuk apa semua kekuatan grafis ini? Dalam pembaruan terbaru di Steam, pengembang Rogue Factor menyarankan solusi sementara yang cukup ironis: turunkan semua pengaturan grafis dan nonaktifkan semua fitur upscaling seperti DLSS, XeSS, dan FSR. Ya, bahkan teknologi unggulan seperti DLSS 3.5 pun diminta dimatikan agar game bisa berjalan. “Harap turunkan semua pengaturan grafis dan nonaktifkan fitur upscaling seperti DLSS, XeSS, FSR, dll. dari menu utama sebelum memulai game,” tulis Rogue Factor dalam catatannya. Tom’s Hardware mengonfirmasi bahwa ini satu-satunya cara agar game bisa melewati bagian intro tanpa crash. Setelah berhasil mencapai karakter utama bernama RĂ©mi, pemain kemudian dipersilakan menaikkan kembali pengaturan grafis. ...