Langsung ke konten utama

Review Lenovo Legion 5 Pro Gen 7

Anda sedang mencari laptop gaming alternatif? Coba tengok laptop gaming besutan Lenovo yakni Legion 5 Pro 16. Laptop yang menurut kami kini sangat worth it untuk dibeli tersebut harganya sudah di bawah Rp19 juta.

Dengan harga tersebut, Anda dapat laptop gaming 16 inci resolusi WQXGA, prosesor Ryzen 7 6800H, VGA Nvidia GeForce RTX3060 dan RAM DDR5-4800 16GB yang bisa upgrade ke 32GB. Kalau kurang kencang, ada juga versi yang sama persis namun dengan RTX3070 di harga Rp23 jutaan. Tapi menurut kami, versi RTX3060 yang di bawah 19 juta ini sangat menarik.

Sebagai gambaran, Legion 5 Pro Gen 7 merupakan laptop gaming mid-high yang beradu dengan laptop gaming 16 inci lainnya seperti Asus ROG Zephyrus M16, HP Omen 16, Dell G16 ataupun Gigabyte Aero 16 yang semuanya merupakan laptop gaming andalan produsennya masing-masing. Mari kita bahas singat tentang laptop yang satu ini.


Desain
Sama seperti kebiasaan Lenovo, Legion 5 Pro Gen 7 ini tetap menggunakan desain casing yang sama persis seperti model sebelumnya. Langkah ini merupakan solusi tepat sehingga Lenovo bisa menghemat biaya produksi, sekaligus menunjukkan bahwa desain laptop mereka bisa bertahan untuk jangka panjang.

Ya, tidak seperti brand laptop lain yang setiap tahun mengganti desain laptopnya, strategi yang diambil Lenovo membuat harga laptopnya bisa jadi lebih kompetitif. Meski begitu, dari sisi jeroan, Lenovo tentu meningkatkan komponen yang terpasang di dalamnya. Untuk model ini yang generasi sebelumnya, mereka masih menggunakan Ryzen 7 5800H di dalamnya.

Berbeda dengan laptop gaming pada umumnya, Lenovo Legion 5 Pro ini tidak tampil terlalu heboh. Namun ini membuatnya cocok untuk para gamers yang lebih low profile high skills. Di bagian pantat laptop, tersedia sejumlah port utama, mulai dari power, USB type A, HDMI, USB type C dan LAN.

Tidak ada RGB lighting menghiasi sekeliling laptop, namun yang cukup unik, ada tombol untuk mematikan webcam Full HD di sisi kanan laptop. Tombol powernya pun ditempatkan di tengah, di atas area keyboard. Jadi Anda tidak akan salah pencet. Sayangnya, agar menghemat biaya, tombol power ini tidak mendukung fingerprint sensor.


Dari sisi bentuk, laptop ini bukanlah laptop gaming tertipis, namun ia juga tidak setebal laptop gaming lain seperti seri Asus ROG Strix G16 misalnya. Dari sisi bobot, beratnya sekitar 2,49Kg. Cukup berat, namun masih relatif wajar untuk sebuah laptop gaming.

Untuk menyejukkan laptop saat sedang bermain game, Lenovo memberikan ventilasi yang besar di bagian bawah laptop dan lubang pembuangan panas prosesor serta VGA di sisi kiri-kanan dan belakang. Model desain pendinginan tersebut merupakan salah satu yang terbaik untuk laptop gaming saat ini.

Fitur
Dari sisi keyboard, Legion 5 Pro mewarisi kenyamanan pengetikan standar keyboard Lenovo. Dan berhubung laptop ini merupakan laptop gaming, tentunya ia juga punya fitur backlit RGB. Sayangnya, ia belum per key RGB melainkan masih four-zone RGB lighting. Meski begitu, Anda tetap masih bisa melakukan pengaturan RGB tersebut lewat aplikasi Lenovo Vantage.

Menemani keyboard yang mantap dan tacktile, Lenovo juga memberikan touchpad yang lebih lega dibanding Legion 5 Pro generasi sebelumnya. Permukaan touchpad terasa smooth dan akurat. Namun demikian, kami agak kurang suka lokasi penempatannya yang terlalu ke kiri. Tapi ini tentu tidak masalah karena saat bermain game, kita pasti menggunakan mouse.

Yang menarik, Lenovo Legion 5 Pro dilengkapi dengan sangat banyak port di sekeliling body laptop. Di sisi kiri ada dua port USB Type-C 3.2. Di sisi kanan ada USB Type-A dan audio combo jack. Nah, di belakang ini yang paling mantap. Menemani power port, tersedia port USB 3.2 Gen 1, HDMI, USB-C dan juga RJ45. Uniknya, Lenovo pun memberikan informasi di bagian atasnya, sehingga Anda bisa mengetahui port apa yang ada di sana.

Dari sisi software, sama seperti laptop gaming pada umumnya, Legion 5 Pro punya tiga mode performa. Quiet, Balanced dan Performance. Kita bisa mengubah setting secara otomatis dengan tombol Fn+Q atau lewat software Lenovo Vantage.

Mode Quiet akan menurunkan otomatis CPU voltage untuk memaksimalkan masa aktif baterai. Balanced akan memilih mode secara otomatis tergantung kebutuhan load aplikasi yang dijalankan. Adapun Performance akan membuat voltase dan kecepatan putar kipas ke titik maksimal.



Tak hanya itu, lewat aplikasi tersebut kita juga bisa melakukan overclock atau meningkatkan performa laptop ini di atas performa standar yang ditawarkan oleh Lenovo secara default. Namun tentunya ini  sebaiknya Anda lakukan kalau Anda memahami risiko yang akan muncul.

Uniknya, Lenovo Legion 5 Pro juga punya fitur AI Engine Boost yang bisa meningkatkan performa grafis pada beberapa game. Misalnya CS:Go, Read Dead Redemption II dan juga GTA V. Untuk para pemain game-game tersebut, fitur ini tentu cukup bermanfaat.

Performa
Lenovo Legion 5 Pro Gen 7 diperkuat oleh AMD Ryzen 6000 series Rembrandt CPU. Ia sudah menggunakan arsitektur Zen 3+ yang dibuat dengan teknologi manfuaktur 6 nanometer milik TSMC. Secara head to head, prosesor ini berseteru dengan prosesor Intel 12th Gen CPU yang menawarkan performa serupa.

Sebelum kita membahas kinerja secara keseluruhan dalam aplikasi benchmark, berikut ini spesifikasi teknis Lenovo Legion 5 Pro Gen 7 yang kita coba kali ini:




Berikut ini hasil pengukuran kinerja yang kami lakukan menggunakan beberapa software benchmark umum dan juga game yang biasa kami mainkan:




Dari sisi kinerja CPU, AMD Ryzen 7 6800H merupakan prosesor mumpuni. Dengan 8 core 16 thread, ia menawarkan performa multi-core yang tinggi, jauh lebih cepat dengan Intel Core i9-9880H yang punya jumlah core sama, dan sedikit di bawah performa prosesor desktop Intel Core i9-11900K.

Performanya juga sedikit lebih cepat dibanding performa multi-core prosesor yang menjadi seterunya yakni Intel Core i7-12650H yang punya 10 core dengan 16 thread. Tapi tentunya, Core i7-12650H terdiri dari kombinasi 6 Performance dan 4 Efficient core.

Dari sisi performa, layar resolusi 2560x1600 yang ditawarkan membuat tampilan tampak indah dan tajam. Viewing angle juga luas dengan kontras dan tingkat kecerahan yang tinggi. Saturasi warna yang ditampilkan juga pas dan detail. 

Baca juga:


Panel 165Hz dengan 3 milidetik yang disediakan sebenarnya sudah cukup untuk sebagian besar game yang ada. Panel tersebut mendukung Nvidia G-Sync dan AMD FreeSync dan juga sudah masuk dalam standar VESA DisplayHDR 400. Buat pengguna yang ingin melakukan kustomisasi layar, terdapat software X-Rite Color Assistant.

Lalu, bagaimana dengan performa GPU?

Menggunakan software benchmark grafis, yakni 3Dmark Time Spy, Nvidia GeForce RTX 3060 6GB pada laptop ini mampu meraih skor 7826. Kombinasi Ryzen 7 6800H dan GeForce RTX 3060 di sini menawarkan performa yang tinggi, namun tampaknya tidak maksimal.

Pasalnya, menurut data 3Dmark Time Spy, kombinasi CPU dan GPU sama pada laptop Lenovo Legion Gaming 3 ada yang sanggup menawarkan performa hingga sekitar 30 persen lebih cepat. Meski begitu, dengan kondisi demikian, laptop ini sudah sanggup untuk menjalankan aplikasi 3D dengan lancar.


 

 
Saat menjalankan game, Lenovo Legion 5 Pro sanggup memainkan game-game 3D kelas berat dengan lancar di setting yang cukup tinggi. Berikut ini hasil yang kami dapat pada Shadow of the Tomb Raider:


Game Cyberpunk 2077 pun dapat dilahap dengan mudah di setting Ultra dengan resolusi yang diset di Full HD 1080p:


Game AAA lainnya seperti Horizon Zero Dawn juga bisa dimainkan dengan lancar pada resolusi native layar laptop yang di 2560x1600 dengan preset Favor Quality:


Demikian pula pada game Street Fighter terbaru yakni Street Fighter 6, dengan setting custom di resolusi 2560x1440, game juga masih bisa berjalan dengan mulus.

Yang menarik, Lenovo menempatkan sebuah storage berbasis SSD yang kencang di dalam laptop gaming ini. Kencangnya performa SSD tersebut membuat game dapat di-load dengan mudah dan cepat tanpa kita perlu menunggu lama. Terbukti dalam pengujian SSD yang juga berkapasitas lega yakni 1TB tersebut menarkan kecepatan baca hingga 6645MB/s dan kecepatan tulis hingga 4947MB/s.


Terakhir, dari sisi baterai. Menggunakan PCMark 10 battery test dengan skenario memutar video secara non stop, dengan setting brightness 50% dan terhubung ke internet via Wifi, laptop ini sanggup menjalankan tugasnya selama 2 jam lebih. Tidak istimewa, namun ini sangat wajar untuk ukuran sebuah laptop gaming resolusi tinggi.


Kesimpulan
Lenovo Legion 5 Pro Gen 7 merupakan salah satu laptop gaming yang menawarkan performa price performance terbaik di kelasnya. Memang ia tidak sekencang laptop lain dengan spesifikasi hardware sama persis.

Namun dengan fitur-fitur yang dimiliki seperti webcam Full HD lengkap dengan privacy shutter, port yang sangat banyak dan penempatan di bagian belakang laptop serta kustomisasi mudah lewat Lenovo Vantage, laptop ini sangat layak untuk dipertimbangkan. Tertarik? Anda bisa menebusnya di harga Rp18.999.000 di Tokopedia.

Postingan Populer

10 PC All in One Terbaik. Solusi Praktis untuk Rumah dan Kantor Modern

Dalam beberapa tahun terakhir, pasar perangkat komputer telah mengalami pergeseran signifikan. Penggunaan PC All in One (AIO) semakin populer, terutama di kalangan pengguna rumahan, pekerja remote yang work from home, pelajar di lab sekolah, hingga kantor kecil ataupun UMKM. Faktor utamanya adalah, ruang kerja makin terbatas, dan banyak orang mencari solusi komputer yang ringkas, mudah dipasang, dan tetap bertenaga. Dengan integrasi layar, CPU, penyimpanan, dan periferal dalam satu perangkat, tanpa banyak kabel, PC All in One menjanjikan tampilan meja yang bersih, setup cepat, dan mobilitas lebih mudah bila ruang berpindah. Desain ramping dan fungsional kian diminati seiring gaya hidup minimalis dan kebutuhan fleksibilitas ruang. Selain itu, kinerja perangkat AIO yang kini menggunakan CPU dan GPU modern sudah cukup untuk menunjang pekerjaan sehari-hari, belajar, bahkan kreativitas ringan. Tren ini menunjukkan bahwa Komputer All in One bukan lagi sekadar alternatif. Tetapi bisa jadi pil...

2026, Baterai Smartphone Brand Tiongkok Capai 10.000mAh

Laporan dari sumber rantai pasok Tiongkok mengungkap bahwa sejumlah produsen kini tengah menguji prototipe smartphone dengan baterai 10.000 mAh. Angka ini merupakan kapasitas yang jauh melampaui standar pasar saat ini di kisaran 4.500 sampai 5.500 mAh.  Unit-unit smartphone tersebut masih berada pada tahap rekayasa internal, difokuskan untuk mempelajari dampak bobot, manajemen panas, hingga perubahan struktur perangkat yang diperlukan agar baterai sebesar itu tetap layak dipakai sehari-hari.  Tak hanya itu, eksperimen yang dilakukan juga mencakup pengujian kimia baterai model stacking terbaru, sistem pendinginan yang lebih besar, dan layout internal yang dirombak. Belum ada merek yang mengonfirmasi proyek tersebut, tetapi jendela rilis yang dibidik disebut berada pada rentang akhir 2025 hingga 2026. Daya tarik baterai super-besar ini cukup jelas. Smartphone modern terus meningkat kebutuhan energinya, didorong oleh layar OLED 120-144 Hz, tingkat kecerahan yang makin ekstrem, d...

Review Asus Vivobook S14 M3407HA, Laptop AI Bertenaga dari AMD

Segmen laptop AI performa tinggi kini menjadi medan persaingan paling panas di industri komputasi portabel. Setelah era Qualcomm Snapdragon X Elite dan X Plus lalu Intel Core Ultra mencuri perhatian dengan integrasi NPU (Neural Processing Unit) di dalam prosesornya, AMD tidak tinggal diam.  Kehadiran prosesor Ryzen 7 260 dengan XDNA NPU hingga 16 TOPS menandai langkah strategis AMD dalam menghadirkan laptop cerdas yang tak hanya cepat, tapi juga hemat daya dan efisien dalam menjalankan beban kerja berbasis AI. Semuanya mentransformasi tugas-tugas yang biasanya dilakukan CPU, kini menjadi dikerjakan oleh NPU. Khususnya tugas berbasis AI. Laptop AI Asus Vivobook S14 M3407HA menjadi contoh nyata transformasi tersebut: menghadirkan kinerja tinggi, kemampuan AI lokal, dan efisiensi baterai yang sebelumnya sulit dicapai. Dengan fokus pada portabilitas dan ketahanan daya, Asus mencoba menghadirkan laptop yang bukan hanya untuk kerja kantoran, tapi juga untuk kreasi konten, komunikasi, dan...

Beli PC All in One 24 Inci, Dapat 27 Inci. Caranya?

Pasar PC All in One di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan positif dalam dua tahun terakhir. Pergeseran pola kerja menuju hybrid, meningkatnya kebutuhan perangkat ringkas di rumah, serta meningkatnya konsumsi konten digital membuat Komputer All in One semakin populer.  Banyak pengguna kini mengutamakan perangkat dengan desain minimalis, footprint kecil, namun tetap bertenaga untuk multitasking, meeting online, editing ringan, hingga hiburan seperti streaming film atau musik. Ditambah lagi, rumah modern cenderung menghindari perangkat berukuran besar, sehingga PC desktop konvensional mulai kalah pamor dibandingkan AIO yang lebih rapi dan mudah ditempatkan di ruang kerja maupun ruang keluarga. Salah satu pilihan menarik di kategori ini adalah Asus AIO V440 touchscreen, yang kini hadir dengan promo upgrade superhemat. Bagi pengguna yang membutuhkan layar lebih besar dan pengalaman visual lebih nyaman, Asus memberikan penawaran istimewa. Cukup tambah Rp1.000.000, kamu bisa melakuka...

Tembus 35 Juta Kopi, Sequel Cyberpunk 2077 Siap Diproduksi

CD Projekt Red kembali mencatat tonggak bersejarah. Cyberpunk 2077 resmi menembus 35 juta unit terjual di seluruh dunia. Angka ini menegaskan bahwa game yang sempat bermasalah di masa awal peluncurannya kini justru menikmati performa jangka panjang yang solid, terutama setelah rangkaian pembaruan besar dan hadirnya ekspansi Phantom Liberty.  Bersamaan dengan kabar tersebut, CDPR mengonfirmasi bahwa fokus pengembangan kini telah bergeser sepenuhnya ke Project Orion, nama sandi untuk sekuel Cyberpunk 2077 yang sudah memasuki tahap produksi awal. Studio kini mulai merekrut talenta baru di kantor mereka yang tersebar di Eropa dan Amerika Utara, seiring restrukturisasi internal yang dirancang untuk mendukung beberapa proyek besar secara paralel. Walau belum memiliki target rilis, CDPR memastikan bahwa tahap awal Project Orion mencakup pembangunan fondasi teknologi baru, pembuatan tool internal, serta penyatuan pipeline pengembangan antara tim Boston, Vancouver, dan Polandia. Kesuksesan ...