Langsung ke konten utama

Kadar Polusi Udara 'Aman' Ternyata Tetap Berbahaya untuk Perkembangan Otak

Polusi udara merupakan salah satu masalah yang hadir khususnya di kota-kota besar. Kabut polusi seringkali melingkupi udara disekitar kota karena limbah pabrik dan kendaraan bermotor.

Tak hanya itu, polusi udara juga diketahui berkontribusi terhadap penyakit. Itulah sebabnya regulator seperti Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) di USA atau Kementerian Lingkungan Hidup di Indonesia menetapkan batas emisi polusi udara. 

Ibu kota Indonesia sendiri yaitu Jakarta memiliki kualitas udara yang buruk. Bahkan beberapa kali akhir-akhir ini, Jakarta menjadi kota dengan kualitas udara terburuk di dunia dengan indeks kualitas udara 193.


Jika polusi udara yang sangat buruk akan memengaruhi kesehatan maka tempat yang memiliki polusi udara yang rendah dan tergolong 'aman' akan lebih aman. Seharusnya seperti itu, namun ternyata kenyataannya tidak begitu sobat Tekno. 

Banyak bukti yang menunjukan bahwa lokasi yang juga memiliki kadar polusi udara rendah masih bisa meningkatkan risiko masalah kesehatan, salah satunya adalah masalah perkembangan otak.

Sekarang, penelitian dari Keck School of Medicine of USC telah menunjukkan bahwa dalam tingkat polutan tertentu yang dianggap aman oleh standar EPA di US ternyata berkaitan dengan perubahan fungsi otak dari waktu ke waktu.

Studi tersebut, yang baru saja diterbitkan dalam jurnal Environment International, menggunakan data pemindaian otak dari lebih dari 9.000 peserta dalam studi Adolescent Brain Cognitive Development (ABCD), studi kesehatan otak kaum muda terbesar yang pernah ada. Anak-anak yang terpapar lebih banyak polutan menunjukkan perubahan konektivitas antara berbagai wilayah otak. Di beberapa daerah, mereka memiliki lebih banyak koneksi dari biasanya dna yang lainnya lebih sedikit.

Seperti yang sudah diketahui dalam pengetahuan umum saat ini, komunikasi antar bagian otak membantu kita bernavigasi hampir setiap saat, mulai dari cara kita menerima informasi tentang lingkungan sekitar hingga cara kita berpikir dan merasakan. Banyak dari hubungan kritis dalam otak tersebut berkembang antara usia 9 dan 12 tahun dan dapat memengaruhi apakah anak-anak akan mengalami perkembangan kognitif dan emosional yang normal atau atipikal.

Untuk mengeksplorasi hubungan antara polusi udara dan perkembangan otak, Herting, Cotter, dan rekan mereka menganalisis pemindaian MRI fungsional dari 9.497 peserta dalam studi ABCD. Pemindaian otak dasar dikumpulkan dari anak-anak, usia 9 hingga 10 tahun, dan subset anak-anak memiliki pemindaian tindak lanjut yang dikumpulkan dua tahun kemudian, memungkinkan peneliti untuk mengamati bagaimana konektivitas otak berubah seiring waktu. Secara khusus, mereka menganalisis jaringan otak salience, frontoparietal dan default-mode, serta amigdala dan hippocampus yang merupakan daerah kunci otak yang diketahui terlibat dalam emosi, pembelajaran, memori, dan fungsi kompleks lainnya.

Selanjutnya, para peneliti menggunakan standar EPA dan data lainnya untuk memetakan kualitas udara di setiap tempat tinggal anak, termasuk tingkat partikel halus (PM2.5), nitrogen dioksida (NO2), dan ozon di permukaan tanah (O3). Mereka kemudian menggunakan alat statistik canggih untuk menyelidiki bagaimana tingkat polusi udara berhubungan dengan perubahan konektivitas otak dari waktu ke waktu. Dengan kata lain: apakah otak anak akan berkembang secara berbeda ketika terpapar lebih banyak polusi?

Paparan yang lebih besar terhadap partikel halus dikaitkan dengan peningkatan relatif dalam konektivitas fungsional antar wilayah otak, sementara lebih banyak paparan terhadap nitrogen memprediksi penurunan relatif dalam konektivitas otak. Sedangkan paparan tingkat Ozon tanah yang lebih tinggi dikaitkan dengan koneksi yang lebih besar di dalam korteks otak, tetapi lebih sedikit koneksi antara korteks dan daerah lain di otak anak, seperti amigdala dan hippocampus.

Baca juga:


Untuk mengesampingkan faktor-faktor lain yang dapat menjelaskan perbedaan dalam perkembangan otak, para peneliti mengontrol jenis kelamin, ras/etnis, tingkat pendidikan orang tua, pendapatan rumah tangga, lokasi perkotaan versus pedesaan dan musiman, karena polusi udara bervariasi sepanjang musim dingin dan musim panas.

Temuan ini dapat mendorong regulator untuk mempertimbangkan kesehatan otak, selain kesehatan paru-paru dan kardiometabolik, saat mereka menetapkan atau menyesuaikan rekomendasi kualitas udara. 

Cotter, Herting dan rekan mereka bertujuan untuk melihat lebih dekat pada susunan kimia polutan untuk menentukan bagaimana dan mengapa mereka menyebabkan kerusakan pada otak, yang dapat membantu menyempurnakan regulasi lebih lanjut. Mereka juga berencana untuk terus menggunakan data dari studi ABCD untuk menganalisis kesehatan otak dari waktu ke waktu.

Selanjutnya, para peneliti ini juga akan meneruskan studi jangka panjang tentang risiko psikopatologi yang terus meningkat selama pertengahan hingga akhir masa remaja yang berkaitan dengan polusi udara serta bagaimana hal ini memengaruhi lintasan kesehatan mental orang di masa mendatang. 

Postingan Populer

Review Asus Vivobook 14 A1407QA. Laptop Copilot+ PC Paling Murah!

Perkembangan kecerdasan buatan dalam komputasi semakin pesat. Dan tren yang berkembang saat ini dalam industri laptop adalah hadirnya Copilot+ PC besutan Microsoft, yang terus membenahi Windows 11 dengan fitur-fitur AI terbarunya. Sebagai gambaran, teknologi ini memungkinkan laptop untuk menjalankan berbagai tugas berbasis AI secara lokal, tanpa harus selalu bergantung pada cloud alias terhubung ke Internet. Nah, salah satu syarat utama agar laptop mampu mengadopsi tren ini dengan baik adalah kehadiran Neural Processing Unit (NPU) yang kuat, dengan kemampuan setidaknya 45 TOPS untuk menangani berbagai skenario pemrosesan AI. Seperti diketahui, laptop masa depan diharapkan tidak hanya mengandalkan CPU dan GPU untuk menangani komputasi berat, tetapi juga memanfaatkan NPU untuk meningkatkan efisiensi daya dan performa dalam tugas berbasis kecerdasan buatan. Di pasaran, Asus baru-baru ini menghadirkan seri Vivobook 14 A1407QA yang hadir dengan prosesor Qualcomm Snapdragon X. Prosesor terse...

RRQ Arena Pertama di Indonesia, Hadir di Manado

Kota Manado menjadi lokasi pertama hadirnya RRQ Arena, ruang bermain modern persembahan tim esports kenamaan, RRQ. Berlokasi di Jalan Babe Palar No.75, Tj. Batu, Wanea, RRQ Arena bertujuan memberikan pengalaman esports premium bagi para gamers di luar Jakarta, sejalan dengan visi RRQ melalui program RRQ Keliling Kota (RKK). Fasilitas yang disediakan RRQ Arena Manado terbilang lengkap. Ada 22 unit PlayStation 5 yang bisa dimainkan kapan saja, didukung koneksi internet dedicated 100 Mbps dari Biznet untuk memastikan pengalaman bermain yang stabil dan bebas lag. Tidak hanya itu, tersedia juga mini arena pertandingan 5v5 bagi pecinta game mobile, memungkinkan para pengunjung mengadakan turnamen kecil hingga sesi mabar seru bersama teman. Pengunjung yang menunggu giliran bermain bisa bersantai di area kafe yang cozy, menjadikan RRQ Arena tempat ideal untuk berkumpul dan membangun komunitas. Dalam rangka grand opening, RRQ Arena menggratiskan seluruh biaya bermain selama masa pembukaan. Sete...

Tips Cara Mempercepat Loading Windows 11

Windows 11 merupakan sistem operasi yang paling banyak digunakan di PC desktop ataupun laptop modern saat ini. Dibandingkan versi sebelumnya, sistem operasi ini sudah jauh lebih intuitif dan lengkap fiturnya. Bahkan dalam update terbaru, Microsoft sudah menambahkan berbagai fungsi AI untuk beberapa tools yang sudah lama mereka sediakan di dalamnya. Bahkan ke depan, Microsoft juga berjanji akan menambahkan banyak fitur terkait kecerdasan buatan di dalamnya. Nah, kalo Anda sudah menggunakan Windows 11 di laptop ataupun di PC desktop Anda dan sudah mulai lemot dibandingkan saat laptop tersebut baru Anda beli, berikut ini tips cara mempercepat loading Windows 11 Anda supaya segar seperti baru:   1. Uninstall Aplikasi yang Tidak Diperlukan Buka Settings > Apps > Installed apps. Cari aplikasi yang tidak Anda gunakan. Klik ikon tiga titik di sebelah aplikasi, pilih Uninstall. Dari Start Menu, klik kanan pada aplikasi yang ingin dihapus dan pilih Uninstall. 2. Bersihkan File Sampah C...

Rekrut Eksekutif Qualcomm, Xiaomi Siapkan Chip 3nm Perdana

Xiaomi makin serius membangun ekosistem chipset buatannya sendiri. Terbaru, raksasa teknologi asal Tiongkok tersebut membentuk Chip Platform Department di divisi mobile-nya dan menunjuk Qin Muyun, mantan Senior Director Qualcomm, sebagai kepala departemen tersebut. Menurut laporan Sina Technology, Qin akan langsung melapor ke General Manager Divisi Produk Xiaomi, Li Jun. Penunjukan ini terjadi di saat Xiaomi tengah bersiap merilis SoC 3nm pertama mereka, yang dirumorkan akan debut di Xiaomi 15S Pro. Qin sebelumnya dikenal berperan penting dalam strategi produk Qualcomm, dan kini dipercaya membangun arah pengembangan chipset Xiaomi dari nol. Langkah ini menandai babak baru setelah kegagalan Surge S1 di 2017 — SoC 28nm delapan core yang hanya hadir di Mi 5C, sebuah ponsel yang kini nyaris terlupakan. Meski begitu, saat itu Xiaomi sempat jadi brand keempat di dunia setelah Samsung, Apple, dan Huawei yang mampu meracik chipset sendiri. Sejak kegagalan itu, Xiaomi perlahan membangun portofo...

Laptop OLED Paling Ringan di Dunia, Kini Hadir di Indonesia!

Asus resmi meluncurkan Zenbook A14 OLED (UX3407RA) — laptop Copilot+ PC OLED paling ringan di dunia dengan bobot di bawah 1 kg! Desainnya super tipis, ringan, dan ultra-strong berkat material eksklusif Ceraluminum™, yang 30% lebih ringan dan 3x lebih kuat dari aluminum biasa. Laptop ini tampil elegan dengan warna Zabriskie Beige dan ketangguhan bersertifikasi militer. Ditenagai Snapdragon® X Elite dengan NPU 45 TOPs, Zenbook A14 OLED siap mendukung berbagai fitur AI seperti Windows Studio Effect, Live Caption with Translation, dan banyak lagi. RAM 32GB dan SSD 512GB memastikan semua proses berjalan super cepat dan mulus. Baterai tahan seharian? Yes, please! Dengan kapasitas 70Wh, laptop ini siap menemani meeting, traveling, dan deadline tanpa perlu colokan. Performa tetap stabil di 30W, bahkan tanpa adaptor! Dilengkapi sistem pendingin ganda dan mode 0dB Whisper, kamu bisa kerja dengan tenang dan bebas suara bising. Fitur konektivitas seperti Windows Phone Link dan Snapdragon Seamless™...